Bagaimana cara menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari hari?

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terletak pada burung Garuda Pancasila. Foto: Pixabay

Frasa Bhinneka Tunggal Ika sudah bukan menjadi hal yang asing untuk didengar warga negara Indonesia. Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang telah ditetapkan sejak zaman di awal kemerdekaan.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tertulis pada bagian pita dan dicengkram oleh lambang negara, burung Garuda Pancasila. Merekam jejak sejarahnya lebih jauh, semboyan ini berasal dari zaman Majapahit yang diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular.

Sebenarnya, ungkapan Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan gambaran kehidupan keagamaan pada waktu itu. Penganut agama Hindu dan Buddha pada zaman itu hidup secara berdampingan serta menjunjung tinggi perdamaian.

Lalu apa sebenarnya arti Bhinneka Tunggal Ika? Apa fungsi, prinsip, dan penerapan semboyan negara tersebut dalam kehidupan sehari-hari? Simak penjelasan lengkap berikut ini yang dirangkum dalam beberapa sumber.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara yang harus dijunjung tinggi keberadaannya. Foto: Shutterstock

Arti Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan ini lahir dalam sidang-sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menjelang kemerdekaan Indonesia.

Berdasarkan buku Sejarah Hukum Indonesia karangan Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H (2020: 117), Mohammad Yamin merupakan tokoh pertama yang mengusulkan Bhinneka Tunggal Ika untuk digunakan sebagai semboyan negara kepada Ir. Soekarno, saat sidang BPUPKI berlangsung.

Mohammad Yakin meyakini bahwa karya Mpu Tantular tersebut sangat cocok dan sesuai untuk diimplementasikan dengan kehidupan Indonesia pada masa itu. Baik dari segi perbedaan agama, ideologi, suku, ras, etnik, maupun golongan.

Secara tersirat maupun tersurat, Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mengakui, mencintai, dan menghargai adanya keberagaman jauh sebelum adanya Indonesia itu sendiri.

Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu juga sesuai dengan keragaman bangsa Indonesia. Foto: Shutterstock

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Fungsi Bhinneka Tunggal Ika tersebut harus diimplementasikan secara sungguh-sungguh, baik dalam kehidupan bermasyarakat ataupun bernegara.

Tujuannya agar setiap putra-putri bangsa Indonesia saling menghargai antar masyarakat, baik dalam segi suku, ras, agama, bahasa, hingga keberagaman lainnya.

Hal ini memerlukan kesadaran diri dari setiap rakyat Indonesia untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, sehingga Indonesia tidak akan terpecah belah.

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika menjunjung tinggi keragaman antar umat agar hidup berdampingan secara damai. Foto: Pixabay

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika

Prinsip yang dianut dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah bangsa Indonesia yang hidup dan memiliki keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa harus hidup berdampingan dengan damai.

Keberagaman hendaknya jangan menjadi hambatan untuk terjadinya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dalam keberagaman antar umat manusia, sesama masyarakat Indonesia harus mampu mencari persamaan di dalam perbedaan tersebut sebagai titik temu.

Dengan begitu, masyarakat Indonesia dapat hidup tentram di dalam keberagaman tersebut karena adanya titik temu yang merupakan persamaan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Semboyan Bhinneka Tunggal dicengkram oleh lambang negara, Garuda Pancasila. Foto: Pixabay

Penerapan Bhinneka Tunggal Ika

Ada pun beberapa cara untuk menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari yang patut dicontoh. Berikut hal-hal yang dapat diimplementasikan dikutip berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika dalam Sketsa karya RM Antonius Benny Susetyo (2019: 09).

1. Menjunjung tinggi persatuan

Sesuai dengan sila ke-3 Pancasila, yaitu “Persatuan Indonesia”, maka penerapan Bhinneka Tunggal Ika harus terwujud dalam persatuan Indonesia di antara semua golongan masyarakat, apa pun suku, agama, ras, serta kepentingannya.

2. Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi/golongan

Dengan mendahulukan kepentingan bersama dalam segala hal, maka akan tercapai kesatuan pendapat dan pendirian atas terjadinya perbedaan yang timbul dari sudut pandang pribadi dan golongan itu sendiri.

3. Menghormati dan menegakkan sikap dan perilaku toleransi

Sekali pun tidak harus ikut merayakan hari besar keagamaan yang lain, yang merupakan hari libur nasional, tetapi pemeluk agama lain tidak boleh mengganggu mereka yang merayakan hari raya agamanya.

3. Menerima kemajemukan (pluralisme)

Indonesia merupakan negara yang memiliki sekitar 1340 suku bangsa (Data BPS tahun 2012). Setiap masyarakat Indonesia yang menempati wilayah Indonesia wajib menghormati suku, agama, budaya lain yang memiliki kepentingan berbeda-beda.

4. Melaksanakan musyawarah untuk mufakat

Indonesia merupakan negara demokrasi yang berarti menjunjung tinggi dan mengharuskan terlaksananya musyawarah untuk mencapai mufakat. Hal ini sesuai dengan bunyi sila ke-4 Pancasila, yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.”