Asset indopremier 1 triliun facebook

Asset indopremier 1 triliun facebook
Asset indopremier 1 triliun facebook

Cetak Laba Rp 1,93 Triliun, BTPN Bukukan Pertumbuhan Kredit 10%

Wednesday, August 03, 2022       09:08 WIB


JAKARTA,investor.id - PT Bank Tbk () membukukan laba bersih Rp 1,93 triliun pada semester I-2022, tumbuh tipis 2% secara tahunan ( year on year /yoy). Pada saat sama, kredit perseroantumbuh 10% (yoy) menjadi Rp 149,25 triliun.
Plt Direktur Utama , Kaoru Furuya mengungkapkan, tiga tahun sejak penggabungan (merger), fokus perusahaan adalah mewujudkan aspirasi untuk mengembangkan bisnis melalui sinergi dan kolaborasi. Pertumbuhan dilakukan secara organik dan anorganik melalui pemanfaatan teknologi.
"Pencapaian sampai semester I-2022 ini adalah upaya perusahaan dalam pengembangan bisnis dengan turut menjaga kehati-hatian," ujar Kaoru pada v  irtual  m  edia  b  riefing paparan kinerja Bank semester I-2022 di Jakarta, Selasa (2/8).
Dia mengatakan, akan menjaga performa seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 5% yang merupakan angka normal sebelum Covid-19. Perusahaan berkomitmen mendukung berbagai sektor industri, baik yang telah mampu menunjukkan geliat pertumbuhan maupun dalam masa pemulihan.
"Poin utama dari pertumbuhan yang berkelanjutan adalah memberikan layanan yang berbeda pada masing-masing segmen. Kami mencoba memberikan solusi layanan pada tingkatan baru secara cross sell karena kami memiliki segmen koperasi, UMKM , dan ritel," papar Kaoru.
Sementara itu, Direktur Bank , Hanna Tantani menerangkan, pertumbuhan kredit sebesar 10% menjadi Rp 149,25 triliun turut mendorong total aset naik 11% menjadi Rp 195,46 triliun pada semester I-2022. akan menjaga pertumbuhan itu terjaga sampai akhir tahun.
"Tentunya kami akan tetap menjaga momentum kredit sampai akhir tahun. Jadi, sampai dengan first half , sudah tumbuh 10%, tentu saja ini momentum yang ingin kami pertahankan untuk selanjutnya di semester II-2022," tegas dia.
Hanna Tantani menjelaskan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7% (yoy) menjadi Rp 103,17 triliun pada semester I-2022. Giro dan tabungan () mencapai Rp 38,92 triliun, meningkat 38%. Sedangkan deposito susut 6% menjadi Rp 64,24 triliun. Dengan demikian, rasio perusahaan naik dari 29,3% menjadi 37,7%.
Dengan kinerja tersebut, menurut Hanna, perseroan mengantongi pendapatan bunga bersih ( net interest income /NII) sebesar Rp 5,72 triliun, tumbuh 3% (yoy) di semester I-2022, kendati margin bunga bersih ( net interest margin /NIM) turun 42 bps menjadi 6,34%.
Adapun beban operasional, kata dia, naik 2% (yoy) menjadi Rp 3,50 triliun. Begitu pula biaya kredit ( cost of credit /CoC) naik 6% menjadi Rp 740 miliar. Alhasil, laba bersih tumbuh 3% menjadi Rp 1,93 triliun pada semester I-2022.
Hanna Tantani mengemukakan, untuk mengoptimalkan perolehan laba pada sisa waktu tahun ini, tetap menjaga momentum pertumbuhan kredit agar NII dapat dicapai maksimal. Di samping itu, beban bunga akan dikelola lebih baik seiring indikasi peningkatan suku bunga.
"Upaya kami adalah dengan menyajikan fitur-fitur baru untuk mengundang dana masuk, sehingga tidak melulu menarik dana dengan membayar melalui interest expense . Jadi, itu strategi untuk menjaga NIM dan NII kami," ujar dia.
Hanna menambahkan, juga fokus menggenjot pendapatan berbasis komisi ( fee based income ) dengan terus memperkenalkan fitur baru pada aplikasi Jenius. Platform ini dipercaya bisa membawa fee based income lebih baik untuk juga mendukung pos pendapatan operasional hingga akhir tahun ini.
Perkembangan Jenius
Di sisi lain, Head of Digital Banking , Irwan Tisnabudi menuturkan, aplikasi Jenius terus menunjukkan kontribusinya kepada perseroan. Sampai semester I-2022, penyaluran kredit via Jenius melesat 148% menjadi sekitar Rp 600 miliar.
Dia mengakui, nilai itu relatif kecil dibandingkan outstanding kredit bank saat ini. Tapi ke depan, penyaluran kredit melalui Jenius akan lebih digencarkan, apalagi masa memiliki nasabah lebih selektif pun telah berlalu. Kini perusahaan juga berupaya menambah pengguna Jenius.
"Saat ini, jumlah nasabah jenius lebih dari 4 juta. Hingga Agustus, kami prediksi pertumbuhan nasabah baru hampir sama dengan 2021. Karena PPKM dilepas, banyak yang masuk lewat offline channel . Nasabah potensial Jenius memang banyak dari offline ," ungkap dia.
Irwan menjelaskan, dari sisi volume transaksi, Jenius mencatatkan perkembangan yang positif, meski realisasi jumlah transaksi sedikit di bawah ekspektasi. Volume transaksi Jenius meningkat sampai 15-20% hingga saat ini.

Sumber : Investor.id


berita terbaru

untuk pencarian, silahkan masukkan nama
saham, reksadana, atau kata bebas...