Sistem koloid merupakan suatu sistem dispersi. Sistem ini merupakan campuran dari zat yang tidak dapat bercampur. Sistem ini terdiri dari dua fasa yaitu, fasa terdispersi dan medium pendispersi (Hiskia, 2001). Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Asap merupakan gerombolan atom karbon yang melayang di udara. Gerombolan atom-atom karbon yang berfasa padat sebagai fasa terdispersi dan udara tempat beradanya asap merupakan medium pendispersinya. Berdasarkan hal tersebut, maka asap merupakan salah satu contoh dari koloid jenis aerosol padat. Berbagai asap sebenarnya berupa partikel-partikel padat sangat halus yang tersebar di udara. Asap berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik, kendaraan bermotor dan sebagainya. Asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur oksida (SOx), dan nitrogen oksida (NOx). Pada saat kita membakar suatu benda, pasti api yang keluar akan diikuti oleh munculnya asap di sekitar api. Contohnya saat membakar sebuah kayu, maka zat arang yang terkandung dalam kayu tersebut akan bereaksi dengan oksigen di sekitarnya, hasil reaksi tersebut akan berubah menjadi karbon dioksida. Asap adalah efek samping yang tidak diharapkan dari api. Jika sebuah benda dibakar dan kadar oksigen di tempat tersebut mencukupi, maka pembakaran tersebut tidak akan mengeluarkan asap. Tapi jika pembakaran yang terjadi mengalami kekurangan kadar oksigen maka asap akan muncul sebagai produk samping pembakaran. Itulah sebab munculnya asap dari pembakaran. Dalam kehidupan sehari-hari, koloid juga berperan dalam mengurangi polusi udara. Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap Cottrel. Metode ini dikembangkan oleh Frederick Cottrel (1877-1948). Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya. Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000 volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya debu logam). Referensi: Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti Erwinda, Dila. Tanpa Tahun. Jenis-jenis Koloid, (Online), (http://dilaerwindachemstic.blogspot.com/p/jenis-jenis-koloid.html diakses pada 21 November 2014). tuliskan reaksi antara logam dan asam jika sebatang paku dimasukkan ke dalam larutan asam klorida yang menghasilkan gas hidrogen Senyawa berikut yang merupakan senyawa organik adalah Suatu larutan disebut sebagai penggantar listrik yang baik, jika larutan tersebut mengandung??? 26 Perhatikan persamaan reaksi berikut! HBr (aq) → H(aq) + Br(aq) a. b. NaOH(aq) → Na*(aq) + OH(aq) Tentukan asam basa menurut teori Arrhenius! 16 Bhanu membuat larutan garam dari 10 mL NH4Cl 0,16 mmol. Jika diketahui K, NH,OH = 105 dan Kw = 10-¹4, maka pH larutan tersebut adalah .... A. 5-log … tolong bantuu........ Suatu sel galvani tersusun atas elektrode tembaga (Cu) dan seng (Zn). Jika diketahui : Cu2+ +2e− ⇌Cu Eo =+0.34V Zn2+ +2e− ⇌Zn Eo =−0.76V Maka: a. Ten … Hitunglah nilai Eo, E, dan ∆o (dalam kilojoule) untuk reaksi berikut : Cu2+ (0,1 M) + Zn(s) Cu(s) + Zn2+ (1,0 M) Setarakan reaksi redoks berikut menggunakan metode setengah reaksi atau metode perubahan biloks (Nilai 10): a. Cr2O72-(aq) + Fe2+(aq) Cr3+(aq) + Fe3+( … sebanyak 50 mo larutan NaCL 0,1 dititrasi dengan 0,1 M larutan perak nitrat AgNO3,maka hitunglah konsentrasi cl-pada saat awal dan pada saat penambaha …
Lihat Foto KOMPAS.com – Fasa adalah bentuk suatu molekul misalnya air dalam suhu ruang memiliki fase cair, namun dalam suhu 0 derajat Celsius memiliki fase padat (es batu). Ketika sebatang rokok dinyalakan, pembakarannya akan menghasilkan asap rokok. Apakah fasa dari asap rokok? Mungkin akan banyak orang yang menjawab bahwa asap rokok adalah gas. Namun asap rokok bukanlah gas, melainkan aerosol padat atau salah satu jenis dari koloid. Hal tersebut karena asap rokok memiliki fase terdispersi padat dan mediumpendispersi gas. Namun apakah koloid itu sebenarnya? Koloid adalah campuran heterogen yang terbentuk dari suatu zat yang tersebar (terdispersi) ke dalam zat lainnya (pendispersi). Zat yang dilarutkan dalam koloid tidak larut layaknya dalam campuran homogen, namun tersebar menjadi partikel-partikel ke dalam zat pelarut atau pendispersinya. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, ukuran partikel koloid lebih besar dari atom tetapi terlalu kecil untuk dilihat mata yaitu sekitar 10^-7 cm hingga 10^-3 cm. Baca juga: Jenis-Jenis Zat Campuran Berdasarkan Sifatnya Jenis-jenis koloidDilansir dari Chemistry LibreTexts, berdasarkan fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya, koloid dibagikan menjadi empat yaitu aerosol, sol, emulsi, dan busa. Berikut penjelasannya: Aerosol padat adalah sistem koloid dengan fase zat terdispersinya padat, dengan medium pendispersinya yaitu gas. Contoh dari aerosol padat adalah debu, asap, dan asap rokok. Adapun aerosol cair adalah koloid dengan fase zat terdispersinya adalah cair, sedangkan fase zat pendispersinya adalah gas. Contoh aerosol cair adalah awan, kabut, dan semprotan. Sol adalah koloid dengan fase terdispersinya adalah padat, sedangkan fase zat pendispersinya adalah cair. Contoh sol adalah jeli, gelatin, dan darah. Ilustrasi gas buang mobil. Otosia.com
JATIM | 28 September 2020 19:15 Reporter : Rakha Fahreza Widyananda Merdeka.com - Koloid merupakan campuran dari zat heterogen (dua fase) di antara 2 zat atau bahkan lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid 9fase terdipersi atau yang dipecah akan tersebar secara merata di dalam zat lain. Adapun ukuran dari partikel koloid yang biasanya berukuran antara 1 sampai dengan 100 mm. Ukuran yang dimaksud bisa berupa diameter, panjang, lebar, dan tebal dari suatu partikel. Selain itu, koloid adalah suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari larutan, namun lebih kecil dari suspensi (campuran kasar). Koloid terdiri dari 2 bentuk, yakni fase terdispersi (zat yang didispersikan) dan medium pendispersi (medium yang digunakan untuk mendispersikan). Sebenarnya, koloid terdiri dari beberapa jenis yang bisa kita ketahui dan pelajari dengan seksama. Agar dapat menjadi bahan referensi, berikut ini kami telah rangkum untuk Anda 8 jenis-jenis koloid dan sifatnya yang dapat dipelajari, yang dilansir dari laman Matery Carageo: 2 dari 4 halaman
Pada sistem koloid, fase terdipersi dan medium pendispersi bisa berupa zat padat, zat cair, maupun gas. Namun, berdasarkan pada fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi beberapa. Seperti jenis-jenis koloid berikut ini: 1. Sol 2. Sol Padat 3. Aerosol Padat 4. Emulsi 5. Emulsi Padat 6. Aerosol Cair 7. Buih 8. Buih Padat 3 dari 4 halaman
1. Efek Tydall 2. Gerak Brown 3. Elekroforesis 4. Adsorpsi 4 dari 4 halaman
Setelah kita mengetahui apa saja jenis-jenis koloid beserta sifatnya, Anda juga harus mengetahui sebenarnya apa saja fungsi dari koloid ini. Koloid akan sangat berperan dalam kehidupan dan produk yang kita buat untuk keperluan orang banyak. Mungkin bagi sebagian orang, mereka tidak menyadari bahwa ada banyak hal yang mereka kerjakan ternyata juga ada kaitannya dengan koloid. Oleh sebab itu, kita sebaiknya juga mengerti apa saja fungsi dari koloid itu sendiri. Adapun beberapa fungsi dari koloid yang dapat Anda ketahui:
|