Argumen yang tepat dikemukakan oleh tim pro adalah

adjar.id – Apakah Adjarian pernah membuat teks untuk debat?

Debat merupakan kegiatan pertentangan dari sebuah topik argumentasi. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang memicu perdebatan, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

O iya, sebenarnya, debat tidak hanya asal beradu pendapat saja, lo. 

Di dalam melakukan perdebatan, kita tidak boleh berbicara dengan asal, setiap mengajukan pendapat kita dianjurkan untuk menyertai data dan menunggu kesempatan untuk berbicara.

Debat bertujuan untuk mengeksplorasi argumentasi pada setiap sudut pandang, supaya mampu dipahami secara persuasif.

Terdapat delapan unsur debat, yaitu mosi atau topik penyataan, definisi atau pembatasan topik, argumentasi, sanggahan, moderator, tim afirmasi atau pihak yang setuju, dan tim oposisi atau pihak yang mengelak, dan tim netral.

O iya, materi debat ini dipelajari dalam mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 10 SMA, lo.

Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan coba membuat satu teks debat dengan mosi atau topik pembelajaran tatap muka. Yuk, simak bersama!

“Dalam berdebat, pernyataan harus diungkapkan secara logis dan didukung data, tidak boleh berbicara dengan semena-mena, dan menunggu giliran berbicara.”

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Debat, Jenis, dan Ciri-Ciri Debat Bahasa Indonesia

Contoh Teks Debat dengan Mosi atau Topik Pembelajaran Tatap Muka

Mosi= Penetapan Pembelajaran Tatap Muka

Moderator= Ketetapan pemerintah sudah tersebar di mana-mana mengenai penerapan pembelajaran tatap muka lagi sekolah telah mengejutkan banyak pihak terutama orang tua siswa.

Ada yang mendukung dan menanggapi secara positif, dan ada juga komentar negatif yang menolak.

Hal tersebut tentunya membuat kita berpikir, apakah di saat masih adanya pandemi seperti ini, apakah sudah tepat menerapkan pembelajaran tatap muka untuk semua tingkat pendidikan?

Tim Afirmasi= Kami sebagai pihak yang afirmasi yang menyetujui keputusan pemerintah mengenai penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah beranggapan bahwa hal tersebut dinilai sebagai hal yang baik.

Adanya penerapan pembelajaran tatap muka dirasa mampu membuat siswa-siswa belajar secara optimal, tentu dengan diawasi langsung oleh guru pembimbing mata pelajarannya.

Hanya belajar dari rumah cenderung membuat siswa menjadi lebih malas dan sering bermain ponsel.

Pembelajaran dari rumah juga dirasa tidak efektif karena banyaknya siswa yang kurang memahami penjelasan guru dan mengandalkan internet.

Baca Juga: Contoh Teks Laporan Hasil Observasi dengan Tema Tumbuhan

Dengan diadakannya lagi pembelajaran tatap muka, kami yakin akan mengembalikan efektivitas kegiatan belajar mengajat, tentunya dengan pengawasan guru. Lagipula, 80% siswa sudah divaksin secara penuh.

Tim Oposisi= Menurut tim kami sebagai tim oposisi yang menolak ketetapan tersebut, penerapan pembelajaran tatap muka perlu dipikirkan secara matang.

Memang saat ini 80% siswa sudah divaksin, tetapi anak-anak khususnya jenjang SD dan SMP belum bisa mengontrol diri untuk menjaga jarak dengan teman.

Apalagi jika ada jam pelajaran kosong, jam istirahat, dan pulang sekolah, kegiatan siswa sudah di luar kendali guru.

Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan peningkatan penularan COVID-19, terlebih pada siswa yang memiliki penyakit komorbid bawaan.

Ditambah lagi, saat ini angka kasus baru COVID-19 sedang sangat meningkat akibat adanya varian omicron.

Tim Netral= Siswa memang masih sangat butuh bimbingan dari pihak sekolah maupun keluarga. Ilmu yang dipelajari di sekolahan memang menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi siswa.

Pembelajaran di sekolah memang sangat dibutuhkan karena lebih efektif dan mengajarkan banyak nilai moral bagi siswa.

Namun, saat ini kasus COVID-19 sedang meningkat, bahkan mencapai angka puluhan ribu per harinya.

Baca Juga: Contoh Teks Autobiografi tentang Diri Sendiri

Meskipun 80% siswa sudah divaksin, kita tetap perlu hati-hati sekali, terutama bagi siswa SD dan SMP.

Kesimpulan= Berdasarkan argumen yang telah dikemukakan oleh tim afirmasi, tim posisi, dan tim netral, kesimpulan yang bisa kita ambil dari penerapan pembelajaran tatap muka untuk semua tingkat pendidikan bisa mengoptimalkan belajar siswa.

Akan tetapi, perlu dipertimbangkan kembali jenjang pendidikannya. Untuk tingkat Pendidikan SD dan SMP, bisa diterapkan secara bergantian 50:50.

Sementara untuk jenjang SMA dan perguruan tinggi bisa diterapkan 30:70, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Perlu diadakan evaluasi setiap dua minggu sekali.

"Unsur-unsur debat terdiri dari  mosi atau topik penyataan, definisi atau pembatasan topik, argumentasi, sanggahan, moderator, tim afirmasi atau pihak yang setuju, dan tim oposisi atau pihak yang mengelak, dan tim netral."

Nah Adjarian, itulah contoh teks debat dengan mosi atau topik pembelajaran tatap muka yang wajib kita ketahui dan pelajari, ya. 

Sekarang, yuk, coba kerjakan soal berikut ini!

Pertanyaan
Buatlah teks debat lengkap dengan kedelapan unsurnya!
Petunjuk: Cek halaman 1-3.

Tonton video ini, yuk!

Pahamifren, kamu tentu pernah menonton acara debat di televisi kan Kalau diperhatikan, berbagai jenis-jenis debat di televisi selalu terlihat seru. Menurut kamu, ada nggak yang bisa dipelajari dari debat tersebut? Bagaimana sih struktur teks debat yang digunakan untuk mengutarakan argumen? 

Ternyata, banyak hal yang bisa kamu pelajari dari perdebatan lho. Nggak melulu soal adu argumen, lewat debat, kamu bisa menambah wawasan mengenai sebuah masalah dari dua sisi, yaitu sisi pro dan kontra. 

Sebenarnya, debat juga nggak bisa dilakukan asal-asalan. Saat mengutarakan pendapat dalam sebuah debat, kamu harus memperhatikan struktur teks debat, unsur-unsur debat, dan jenis-jenis debat yang harus kamu kuasai. Sehingga debat yang kamu lakukan lebih berkualitas, Pahamifren.

Argumen yang tepat dikemukakan oleh tim pro adalah

Teks Debat dan Jenis-Jenis Debat

Biar kamu semakin paham, yuk kita bahas satu per satu mengenai teks debat dan jenis-jenis debat. Baca artikel ini sampai selesai ya, Pahamifren.

Pengertian Debat

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “debat” berarti pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal, disertai saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Alasan-alasan tersebut bisa didukung oleh informasi, data, dan fakta yang berkaitan dengan materi debat.

Dari sebuah debat, kamu bisa mendapatkan sudut pandang baru yang sebelumnya tidak terpikirkan olehmu. Meskipun dalam sebuah debat kedua belah pihak tetap berupaya mempertahankan pendapatnya masing-masing, kedua belah pihak tersebut tetap akan mendapatkan wawasan baru mengenai hal yang diperdebatkan.

Pengertian Debat Menurut Para Ahli

Berikut merupakan beberapa pengertian debat menurut para ahli yang perlu kamu ketahui, antara lain:

  • G. Sukandi berpendapat bahwa debat pada hakekatnya saling adu argumentasi antarpribadi atau antarkelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan.
  • Henry Guntur Tarigan mengartikan debat sebagai kegiatan saling adu argumentasi antarpribadi atau antarkelompok manusia dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.
  • Asidi Dipodjojo memberi pengertian debat sebagai proses komunikasi lisan yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat. Setiap pihak yang berdebat akan menyatakan argumen, serta memberikan alasan dengan cara tertentu agar pihak lawan berdebat atau pihak lain yang mendengarkan perdebatan tersebut menjadi yakin dan berpihak kepadanya.

Jenis-Jenis Debat

Dalam pelaksanaannya, debat dibagi menjadi beberapa jenis. Adapun jenis-jenis debat adalah sebagai berikut:

Debat Parlemen atau Majelis (Parliamentary or Assembly Debating)

Sesuai dengan namanya, debat parlemen atau majelis terjadi di tatanan eksekutif, yudikatif, atau legislatif suatu negara. Debat ini biasanya membahas mengenai undang-undang, kebijakan, atau hal-hal yang berkaitan dengan ketatanegaraan.

Debat Pemeriksaan Ulangan (Cross-Examination Debating)

Debat pemeriksaan ulangan dilaksanakan untuk memeriksa ulang, dan mengetahui kebenaran pemeriksaan sebelumnya. Debat ini mengandung banyak pertanyaan yang saling berkaitan agar dapat mempertahankan posisi masing-masing tim. Jenis debat ini biasanya sering ditemukan dalam persidangan, yang terjadi antara jaksa dan pengacara.

Debat Formal, Konvensional, atau Debat Pendidikan (Formal, Conventional, or Educational Debating)

Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan adalah debat yang bertujuan memberikan kesempatan pada dua tim yang berseberangan untuk mengungkapkan beberapa argumen untuk menguatkan materi debat, atau justru argumen untuk melawan materi tersebut. Berbeda dengan kedua jenis debat sebelumnya, debat jenis ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kedua tim dalam mengutarakan argumen secara logis, jelas, dan terstruktur.

Argumen yang tepat dikemukakan oleh tim pro adalah

Selain itu, debat ini juga mengasah kemampuan untuk mendengarkan dan menerima pendapat yang berbeda. Apabila debat ini dilaksanakan dalam bahasa asing, masing-masing tim debat juga bisa melatih kemampuan berbahasa asing mereka melalui debat ini. Jenis debat inilah yang sering kamu lihat di acara televisi maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dan Fungsi Debat

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, debat dilakukan untuk mencapai kemenangan dari beradu argumen. Argumen yang paling logis, jelas, dan memiliki struktur teks debat yang baik, biasanya memenangkan perdebatan. Selain untuk mencapai kemenangan argumen, tujuan debat dilakukan juga untuk menguji kebenaran pemikiran mengenai suatu hal.

Selain tujuan, pelaksanaan debat juga memiliki beberapa fungsi, antara lain melatih kemampuan berbicara di depan umum, kemampuan beradu argumen, berpikir kritis, serta mampu menghormati pendapat yang berbeda.

Unsur-Unsur Debat

Debat dapat dilaksanakan dengan memerhatikan beberapa unsur penting. Unsur-unsur debat tersebut adalah sebagai berikut:

  • Mosi: Hal atau topik yang diperdebatkan.
  • Tim pro: Tim yang setuju pada topik yang diperdebatkan .
  • Tim kontra: Tim oposisi tim pro atau tim yang tidak setuju atau menentang topik yang diperdebatkan.
  • Tim netral: Tim yang memberikan dua sisi argumen, baik dukungan maupun sanggahan terhadap topik yang diperdebatkan.
  • Moderator: Orang yang memimpin dan memandu jalannya debat.
  • Notulen: Orang yang menulis jalannya perdebatan dan mengambil kesimpulan dari perdebatan tersebut.

Struktur Teks Debat

Sama seperti teks lainnya, teks debat juga memiliki struktur yang wajib kamu perhatikan. Struktur teks debat tersebut, meliputi:

  • Pengenalan: Bagian ini berisi perkenalan diri dari masing-masing tim debat.
  • Penyampaian argumen: Bagian ini berisi penyampaian argumen dari masing-masing tim mengenai mosi yang sudah ditentukan. Argumen harus didukung dengan data dan fakta.
  • Debat: Setelah masing-masing tim menyampaikan argumen, barulah mereka masuk ke bagian inti struktur teks debat, yaitu debat. Di bagian ini, setiap tim saling menyampaikan sanggahan mereka. Misalnya, tim pro menyanggah argumen tim kontra, atau sebaliknya, tim kontra menyanggah argumen tim pro. Dalam menyampaikan sanggahan, masing-masing tim harus menggunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung pihak tim lawan.
  • Kesimpulan: Bagian ini berisi kesimpulan dari setiap tim, kemudian diakhiri dengan kesimpulan hasil debat dari moderator.

Kaidah Kebahasaan Teks Debat

Selain memiliki struktur, teks debat juga memiliki kaidah kebahasaannya sendiri. Kaidah kebahasaan teks debat tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kalimat Kompleks: struktur teks debat biasanya menggunakan kalimat kompleks, yang memiliki lebih dari satu struktur atau lebih dari satu kata kerja.
  • Konjungsi: teks debat biasanya memanfaatkan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan kata-kata atau kalimat.
  • Kata Rujukan,:teks debat biasanya menggunakan kata rujukan yang berfungsi untuk menjelaskan pemilik atau pemberi informasi, data, dan fakta yang digunakan dalam argumentasi. Misalnya, dia, beliau, ini, itu, di sana, di sini, dan sebagainya. 

Contoh Teks Debat

Mosi

Dibukanya sekolah tatap muka pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2000/2021 di masa pandemi COVID-19.

Moderator

Pada tanggal 20 November 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengumumkan bahwa pemerintah sudah mencabut aturan larangan sekolah tatap muka di masa pandemi COVID-19.

Berdasarkan SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021, Mendikbud menjelaskan bahwa pemerintah akan mengizinkan sekolah tatap muka dan memberikan kewenangan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Bagaimana menurut kalian? Apakah Indonesia sudah siap membuka sekolah-sekolahnya dan menyelenggarakan sekolah tatap muka lagi?

Tim Pro

Kami sangat setuju pemerintah membuka kembali sekolah-sekolah dan menyelenggarakan sekolah tatap muka lagi karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kami nilai kurang efisien dalam proses belajar mengajar.

Apalagi, selama ini PJJ terbukti tidak dapat dilakukan di seluruh Indonesia. Masih banyak guru dan pelajar di desa yang tidak dapat menyelenggarakan PJJ karena kendala tidak memiliki peralatan yang memadai, seperti laptop atau smartphone.

Selain itu, internet di daerah-daerah masih belum stabil sehingga membuat para siswa di daerah semakin berpotensi mengalami ketertinggalan pendidikan.

Dampak-dampak negatif yang dikemukakan oleh Kemendikbud juga sangat beralasan. Oleh karena itu, kami mendukung dibukanya kembali sekolah-sekolah dan diadakannya kembali pembelajaran tatap muka.

Tim Kontra

Kami menolak dibukanya kembali sekolah-sekolah dan diadakannya kembali pembelajaran tatap muka. Dalam kondisi pandemi yang semakin memprihatinkan saat ini di Indonesia, lebih baik rencana pemerintah ini ditunda dulu.

Kami khawatir bila pemerintah masih bersikeras membuka sekolah dan mengadakan pembelajaran tatap muka, akan ada banyak klaster baru COVID-19.

Memang PJJ tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan di seluruh Indonesia, tapi kami pikir, kesehatan dan keselamatan masyarakat Indonesia jauh lebih penting dibandingkan memaksakan diri untuk membuka kembali sekolah-sekolah. Apalagi, data menunjukkan pada tanggal 8 Januari 2021, ada lonjakan kasus baru positif COVID-19 sampai 10.617 kasus. 

Tim Netral

Sebagai tim netral, kami bisa memahami masing-masing argumen dari tim pro dan tim kontra. Kami setuju PJJ yang tidak dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia membuat banyak siswa di daerah yang mengalami ketertinggalan, tapi kami juga setuju kalau dengan memaksakan dibukanya sekolah-sekolah pada masa pandemi yang semakin mengkhawatirkan ini dapat menimbulkan banyaknya klaster baru di sekolah-sekolah yang dipaksakan dibuka.

Sekalipun demikian, mungkin kita dapat menekan penyebaran dan penambahan kasus baru COVID-19 dengan mengetatkan protokol kesehatan di sekolah-sekolah yang akan dibuka kembali, serta mengikuti peraturan pemerintah mengenai penyelenggaraan pembelajaran tatap muka.

Adanya kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak sekolah, pihak rumah sakit, orang tua, dan masyarakat, tentu bisa membuat pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini berjalan optimal.

Argumen yang tepat dikemukakan oleh tim pro adalah

Namun, bila memang nantinya terbukti kebijakan pemerintah ini menimbulkan klaster-klaster COVID-19 baru di sekolah-sekolah yang dibuka kembali, sebaiknya pemerintah menghentikan kebijakan pembukaan kembali sekolah-sekolah ini dan kembali menerapkan PJJ.

Moderator

Baik, setelah mendengarkan argumen dari masing-masing tim, kita bisa menarik kesimpulan bahwa dibukanya sekolah tatap muka pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2000/2021 di masa pandemi COVID-19 bisa dilakukan dengan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak sekolah, pihak rumah sakit, dan masyarakat.

Pelaksanaan tersebut wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan mematuhi peraturan pemerintah mengenai penyelenggaraan sekolah tatap muka.

Namun, bila kebijakan sekolah tatap muka ini menimbulkan klaster-klaster baru, maka pemerintah harus menghentikan kebijakan pembukaan kembali sekolah-sekolah ini. Pemerintah harus berfokus pada penerapan PJJ yang jauh lebih baik dari sebelumnya, terutama untuk para guru dan siswa yang ada di daerah-daerah.

Itulah materi bahasa Indonesia kelas 10 mengenai sttruktur teks debat dan jenis-jenis debat. Buat kamu yang ingin mendapatkan akses materi pelajaran lainnya, kamu bisa mengunduh aplikasi belajar online Pahamify. Ada ratusan materi belajar berkonsep gamifikasi dari Pahamify, yang membuat belajar semakin seru dan tidak membosankan.

Khusus buat kamu yang lagi ngambis masuk PTN favorit, kamu bisa mencoba latihan soal UTBK melalui fitur Try Out Online Gratis Pahamify. Kamu juga bisa mengikuti Pahamify Accelerator Program biar lebih siap mengikuti UTBK SBMPTN 2021.

Tunggu apalagi? Download Pahamify sekarang juga dan manfaatkan seluruh fiturnya sebagai #TemanPersiapanUTBK terbaik!

Penulis: Salman Hakim Darwadi