Apabila didasarkan pada kemampuan untuk mempengaruhi sistem sosial masyarakat, perubahan sosial budaya dapat dikategorikan menjadi dua bentuk umum, yaitu perubahan yang berpengaruh kecil dan perubahan yang berpengaruh besar. Show 1) Perubahan Berpengaruh KecilPerubahan berpengaruh kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur sosial budaya yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan gaya rambut. Perubahan gaya rambut tidak akan membawa pengaruh yang berarti bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan perubahan tersebut tidak mengakibatkan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan. 2) Perubahan Berpengaruh Besar
Perubahan yang berpengaruh besar adalah suatu perubahan yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Perubahan berpengaruh besar tampak jelas pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Perubahan ini mampu memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di sekitar wilayah industri. Selain itu, industrialisasi juga mempengaruhi hubungan kerja yang ada serta menggeser sistem stratifikasi masyarakat yang bersangkutan. tirto.id - Perubahan sosial adalah perubahan yang selalu terjadi pada individu maupun kelompok di dalam masyarakat dan bersifat cepat maupun lambat serta tidak dapat dihentikan. Perubahan sosial terjadi lantaran manusia sebagai makhluk sosial selalu berusaha menuju kepada kehidupan yang lebih baik. Menurut ahli Sosiologi Selo Soemarjan, perubahan sosial akan mempengaruhi beberapa sistem sosial dalam masyarakat yaitu nilai, sikap, hingga pola perilaku. Karena itu, perubahan sosial bisa memicu dampak luas di masyarakat. Adapun merujuk pendapat dari Emile Durkheim, pengertian perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi karena faktor-faktor ekologis dan demografis. Perubahan tersebut bisa menyebabkan beralihnya masyarakat tradisional dengan solidaritas mekanistik menuju masyarakat modern yang memiliki solidaritas organistik.
Baca juga:
Berdasarkan pendapat sosiolog Wiliam Ogburn, yang diterangkan dalam modul Sosiologi terbitan Kemendikbud (2016: 84-85), ruang lingkup perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan, baik yang bersifat materiil maupun immateriil. Namun, ia menekankan pada besarnya pengaruh unsur-unsur kebudayaan materiil terhadap yang immateriil. Mengingat perubahan sosial memiliki ruang lingkup yang luas, maka untuk memahami fenomena ini perlu mencermati ciri-cirinya. Secara umum, ada 4 ciri perubahan sosial, yakni:
Bentuk-bentuk Perubahan Sosial dan Contohnya
Dikutip dari ulasan berjudul “Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Kebudayaan" karya Baharuddin yang termuat dalam Jurnal Al-Hikmah terbitan IAIN Pontianak (Vol 9, No. 2, 2015), dari segi bentuknya, perubahan sosial setidaknya bisa dibedakan menjadi tiga macam kategori. Pertama, perubahan sosial dalam bentuk evolusi dan revolusi. Perubahan berbentuk evolusi ialah perubahan sosial yang terjadi secara tidak disengaja atau tanpa kehendak masyarakat dan bersifat lambat dalam rentan waktu yang relatif lama. Perubahan evolusi dipicu dengan adanya penyesuaian masyarakat terhadap kebutuhan pada waktu tertentu. Contoh perubahan evlousi adalah terjadinya modernisasi yang menyebabkan beralihnya sistem transportasi dan perbankan.
Baca juga:
Sedangkan, perubahan berbentuk revolusi jadi kebalikan dari perubahan evolusi, yaitu perubahan sosial yang terjadi secara cepat dengan jangka waktu yang relatif pendek dan tidak direncanakan. Perubahan revolusi sering menimbulkan konflik pada awal perubahannya. Adapun contoh dari perubahan revolusi, seperti proses kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Peristiwa tersebut merupakan perubahan revolusi yang mengubah semua tatanan negara. Kedua, perubahan sosial yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi karena adanya perencanaan oleh individu maupun kelompok yang berperan sebagai agen perubahan. Individu ataupun kelompok adalah pihak yang dipercaya oleh masyarakat. Adapun contoh dari perubahan tersebut seperti, disahkannya Peraturan Pemerintah No. 10 pada tahun 1963 mengenai pembatasan kaum lelaki (terutama pegawai negeri) untuk memiliki istri lebih dari satu.
Baca juga:
Sedangkan, perubahan yang tidak dikehendaki ialah perubahan yang terjadi di luar kemampuan (kendali) masyarakat. Perubahan jenis ini sering kali memicu konflik sosial di masyarakat. Adapun contohnya: Upaya mempersingkat upacara adat untuk mengurangi biaya dan waktu pelaksanaan. Ketiga, perubahan sosial kecil dan besar Perubahan kecil merupakan perubahan yang tidak menimbulkan pengaruh secara langsung kepada Lembaga Kemasyarakatan. Contoh perubahan skala kecil, seperti perubahan dalam model rambut, pakaian, dan sepatu. Sedangkan, perubahan besar merupakan perubahan yang menimbulkan pengaruh secara langsung kepada Lembaga kemasyarakatan. Contoh dari perubahan besar, seperti pergantian dari tenaga kerbau menjadi mesin traktor untuk membajak sawah. Dikutip dari buku “Sosiologi SMA untuk Kelas XII SMA dan MA" (2005:13), perubahan sosial besar bisa dibedakan menjadi perubahan struktural dan perubahan proses. Perubahan struktural merupakan perubahan masyarakat yang bersifat mendasar sehingga dapat mendorong kemunculan reorganisasi. Contohnya: Pengunaan alat-alat pertanian yang canggih. Sedangkan, perubahan proses merupakan kebalikan dari perubahan struktural. Perubahan proses tidak bersifat mendasar dan sekadar menjadi pelengkap kebijakan sebelumnya. Contoh perubahan proses seperti revisi kurikulum pendidikan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya.
Contoh Perubahan Sosial dalam Kehidupan Sehari-hariAda banyak contoh perubahan sosial yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sering kali tidak menyita perhatian besar dari mayoritas anggota masyarakat. Salah satu faktor utama yang memicu perubahan sosial di kehidupan sehari-hari adalah proses modernisasi. Berikut sejumlah contoh perubahan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang disebabkan adanya proses modernisasi. 1. Perubahan Kendaraan Masyarakat pada masa sekarang sudah menggantikan kendaraan mereka dari yang tradisional menjadi modern. masyarakat zaman dahulu menggunakan tenaga hewan seperti sapi dan kuda untuk menggerakan kendaraan tradisional mereka. Sekarang masyarakat sudah beralih kepada penggunaan kendaraan bermotor. 2. Perubahan Model Pakaian Masyarakat sudah sampai kepada tahap berpakaian yang mengikuti tren. Masyarakat zaman dulu cenderung menggunakan pakaian adat untuk berpakaian. Namun, sekarang penggunaan pakaian adat sudah mulai ditinggalkan kecuali dalam acara-acara adat. 3. Perubahan Bangunan Tempat Tinggal (Rumah) Rumah-rumah masyarakat sudah menggunakan bahan semen dan pasir mengikuti perkembangan zaman. Pada masa tradisonal, masyarakat membangun rumah mereka dengan corak adat dengan bahan yang sederhana dan anyaman bambu.
Baca juga:
4. Perubahan Alat Komunikasi Kentongan pernah menjadi salah satu sarana masyarakat tradisional untuk berkomunikasi secara jarak jauh. Kemudian, muncul surat dan pos-pos untuk berkirim kabar antarorang yang terpisah oleh jarak dan ruang. Sementara pada masa awal Abad 21, mayoritas orang berkomunikasi secara jarak jauh dengan smartphone dan internet. 5. Perubahan Permainan Anak-anak Permainan anak-anak seperti pertak umpet, laying-layang, dan kelerengan kini mulai ditinggalkan. Anak-anak bermain dengan game-game pada smartphone seperti PUBG Mobile, Mobile Legend, dan Free Fire. 6. Perubahan Sikap dan Cara Berperilaku Perkembangan informasi yang cepat membuat masyarakat menjadi lebih kritis dalam menyikapi masalah dari regional sampai nasional. Sebagai contoh, masyarakat sekarang dapat mengkritik pemerintah secara langsung maupun online. 7. Perubahan Bahasa Pengunaan bahasa yang bermacam-macam di masyarakat Indonesia mulai lazim pada masa ketika sarana pendidikan sudah semakin maju dan merata. Banyak orang di tanah air memakai berbagai bahasa sekaligus dalam komunikasi, seperti Inggris, Jepang, dan Cina, yang menyandingi bahasa Indonesia. Selain itu, berkembang bahasa gaul di masyarakat yang berkelindan dengan lestarinya bahasa daerah. Kondisi seperti ini tentu sulit ditemukan pada masa 1 abad silam.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
PERUBAHAN SOSIAL
atau
tulisan menarik lainnya
Syamsul Dwi Maarif
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|