Apakah yang dilakukan khalifah Harun Ar Rasyid untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya?

Ma’had Aly – Harun Arrasyid adalah pemimpin atau khalifah kelima pada masa Dinasti Abbasiyah, selama ia memimpin Abbasiyah dia sangat disegani oleh masyarakat, karena akhlak dan kepribadian yang sangat mulia. Ia juga termasuk pemimpin yang sangat takwa, seorang yang berilmu dan dimuliakan. Ia juga sangat dekat dengan para ulama, penyair juga menyukai seni dan ilmu pengetahuan.

Pada masa kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid ia telah berhasil membawa negerinya ke masa kejayaan. Kota terpenting di Irak adalah Baghdad, kota ini dijadikan ibukota sekaligus pusat kota dijalankannya roda pemerintahan. Ketika al-Mu’tasim berkuasa kota Baghdad masih dijadikan ibukota Dinasti Abbasiyah.

Ketika Khalifah Harun ar-rasyid memimpin Dinasti Abbasiyah, ia menyempurnakan dan membangun kehebatan itu. Mulai dari bidang militer, banyaknya pasukan bala tentara yang gagah pemberani, membangun benteng istana yang kokoh, perdamaian, istana, bangunan yang megah, masjid, pasar, dan membangun perpustakaan yang besar. Seni budaya, puisi, kaligrafi hingga semua itu meraih puncaknya.

Pada masa kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid, dibangunnnya peradaban dunia yang dilakukan oleh umat Islam. Di masa kepemimpinannya itulah umat Islam memberi kontribusi besar terhadap dunia akan lahirnya modernitas seperti saat ini, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni budaya.

Pada masa pemerintahannya, berikut usaha-usaha yang ia lakukan:

  1. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni.
  2. Membangun gedung-gedung dan sarana-sara sosial.
  3. Memajukan bidang ekonomi dan industri.
  4. Memajukan bidang poltik, pertahanan dan ekspansi wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah.

Harun ar-Rasyid mempunyai sikap yang mulia terhadap masyarakat, ia ingin melihat rakyatnya sejahtera maka apa yang dibutuhkan rakyat dengan senang hati ia akan mencukupinya. Seperti kenyamanan, kedamaian dan keamanan yang ia berikan. Sehingga ia disegani dan dihormati rakyatnya, mulai dari para pedagang dan saudagar-saudagar kaya, kaum terpelajar maupun rakyat kecil.

Untuk meningkatkan kesejahteraan negara dan rakyatnya, Harun ar-Rasyid membangun sistem irigasi untuk memajukan pertanian, perdagangan juga perekonomian. Sektor-sektor ini mengalami kemajuan yang pesat sehingga kota Baghdad, ibu kota Dinasti Abbasiyah ini  terkenal di belahan dunia dan dijadikan pusat perdagangan terbesar di dunia. Pada masa itu, banyak terjadi jual beli dan pertukaran barang dari segala penjuru. Dengan itu, negara memperoleh keuntungan dan pendapatan dari kegiatan perdagangan tersebut.

Di Baghdad, mulailah dibangun sarana pendidikan, sarana beribadah serta gedung-gedung. Khalifah Harun ar-rasyid membiayai semua kegiatan pengembangan pendidikan dalam bidang penelitian dan penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab, dibangun pula istana megah bernama al-Khuldi.

Sistem pemerintah dan administrasi tersusun sangat jelas dan rapi, sistem dibuat dalam bentuk dewan dan kementerian. Kementerian kian menjadi jelas aktivitasnya, seorang menteri dibatasi masa jabatannya. Negara pun terkontrol dan adminitrasi dicatat rapi. Cabang-cabang terkoordinasi dengan baik di samping para ahli di bidangnya. Di bawah kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid, banyak target telah tercapai.

Apakah yang dilakukan khalifah Harun Ar Rasyid untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya?

  1. Bidang Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Harun Ar-Rasyid mengembangkan studi ilmiah, penerjemahan dan memperbesar departemen yang pernah dibangun oleh kakeknya, yakni al-Manshur. Para anggota istana dan menteri-menteri juga ikut andil dalam membangun dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga kota Baghdad mempunyai daya tarik yang kuat bagi kaum pelajar di seluruh penjuru dunia. Harun ar-Rasyid begitu masyhur ketika ia mendirikan Baitul Hikmah yakni suatu intitusi pemikiran yang cemerlang dan kebudayaan yang ketika itu telah membangun jalan kebangkitan ke arah Eropa.

Walaupun gerakan penerjemahan ini sudah pernah ada di masa Dinasti Umayyah, namun puncak dan kemajuan yang fenomenal terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah, di bawah kepemimpinan Harun ar-Rasyid.

Berikut berbagai kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Abbasiyah: Bidang Penerjemahan; Bangkitnya Intelektual: Ilmu Fiqih, Ilmu Naqli, Ilmu Tafsir, Ilmu Kalam, Ilmu Hadits, Ilmu Bahasa, Kedokteran, Filsafat, Matematika, Astronomi, Farmasi, Geografi, Sastra, dan Sejarah; Bidang Keagamaan; Bidang Ekonomi

Pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid, muncul beberapa penyair terkenal seperti Abu Nawas (145-198 H) yang memiliki nama asli Hasan bin Hani. Lalu Abu Tamam (wafat 232 H) yang bernama asli Habib bin Auwas atb-Tba’i. Pada masa itu terkenal sebuah buku yang berjudul Seribu Satu Malam (Alf Laylah wa Laylah) karya Abu Abdullah bin Abdus al-Jasyayari yang telah menduduki tempat paling atas di bidang kesastraan dunia. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Pada masa Daulah Umayyah bidang kesastraan ini sudah ada dan fungsinya sama untuk mencerdaskan bangsa, namun dalam bidang ini Abbasiyah lebih maju dan bertahan hingga kekhalifahan Abbasiyah berakhir.

  1. Hubungan dengan Luar Negeri

Harun ar-Rasyid juga bekerja sama dan membangun hubungan dengan luar negeri seperti Negara Timur dan Barat. Dialah khalifah yang pertama kali menerima para duta besar masuk di istananya. Seperti pengusaha Perancis yakni Charlemagne dan duta besar utusan dari Kaisar Cina.

Harun ar-Rasyid mendirikan banyak rumah sakit serta farmasi dan mendirikan lembaga pendidikan dokter, saat itu sudah ada 800 dokter yang ia kerjakan.

Referensi

Amin Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah

Hassan Ibrahim Hasan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: PT. Kota Kembang

Imam Fu’adi. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Teras

Yatim Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam Dirasah islamiyah II. Jakarta: Rajawali Pers

Oleh Andika Sucipto, Semester VI

Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24 Maret 809, di Thus, Khurasan.

Apakah yang dilakukan khalifah Harun Ar Rasyid untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya?
Harun ar-RasyidKhalifah BaghdadBerkuasa14 September 786 - 24 Maret 809
15 Rabiul awal 170 H - 3 Jumadal akhir 193 HPendahuluAbu Abdullah Musa bin Mahdi al-HadiPenerusMuhammad bin Harun al-AminAyahMuhammad bin Mansur al-MahdiIbuAl-Khayzuran

Harun Ar-Rasyid adalah khalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-Hadi adalah kalifah yang keempat. Ibunya Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.

Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmak dari Persia (Iran). Pada masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya ibn Khalid Al-Barmak.

Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.

Pada masa pemerintahannya dia:

  • Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
  • Membangun kota Baghdad yang terletak di antara sungai eufrat dan tigris dengan bangunan-bangunan megah.
  • Membangun tempat-tempat peribadatan.
  • Membangun sarana pendidikan, kesenian, kesehatan, dan perdagangan.
  • Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.
  • Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, masjid-masjid, dan istana. Pada masanya Ia memiliki seorang kadi (penasihat kerajaan) yang sangat cerdas yang dikenal dengan nama Abu Nawas menurut cerita rakyat irak ia suka menantang abu nawas dengan hal yang aneh kepada Abu Nawas bahkan di salah satu cerita rakyat ia pernah disuruh memindahkan istananya.

Setelah al Hadi meninggal pada tahun 786, naiklah saudaranya, Harun Al Rasyid. Pada zaman khalifah Harun Al Rasyid inilah, Kekhalifahan Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya, baik kekayaan negeri, wilayah administratif pemerintahan, hingga perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmuwan hidup makmur karena mereka mendapat pendanaan dari khalifah. Penduduk kota Baghdad menjadi ramai, karena perdagangan yang makmur.

Beliau tidak memerangi keturunan Ali bin Abi Thalib sebagaimana yang dilakukan para pendahulunya. Keturunan Ali yang hidup di Baghdad tidak lagi diintip dan dicurigai. Hanya seorang saja yang diperangi oleh beliau, yaitu Yahya ibnu Abdullah yang melarikan diri pada zaman al-Hadi dan mendirikan kekuasaan di negeri Dailam. Setelah jelas bahwa pasukan Yahya akan menjadi besar, beliau mengirimkan tentara di bawah panglima Fadhal ibnu Yahya ibnu Khalid al-Barmaky untuk berangkat ke sana. Karena Yahya merasa dirinya akan terdesak, dia memohon perdamaian. Permohonan itu dikabulkan. Dailam akhirnya bergabung dalam kekuasaan Baghdad. Sementara itu, saudara Yahya yang bernama Idris terus melanjutkan pelarian ke Mesir. Dari Mesir, diteruskannya perjalanan ke Magrib (Afrika Utara). Di sana, dia mendirikan Daulah Alawiyin (Adarisah).

Harun al-Rasyid berulang kali mengerahkan pasukannya menyerang negeri Romawi. Mereka banyak mendapat kemenangan. Banyak negeri Romawi yang membayar jizyah dan mengakui kekuasaan Abbasiyah. Karel Agung pun mengirimkan utusannya ke Baghdad untuk mendekati Harun al-Rasyid. Karel Agung mengetahui bahwa Harun Al Rasyid memiliki musuh besar, yaitu Raja Kordova, Bani Umayah di Andalusia. Karel hendak membangga diri di hadapan musuhnya, yakni Raja Naqfur (Raja Konstantinopel, Roma Timur), bahwa ia telah sanggup menarik hati Raja Baghdad.

Harun al-Rasyid meninggal dalam perjalanan memimpin angkatan di negeri Thus, pada tahun 809.[1] Harun al-Rasyid memiliki dua orang putra, yaitu Al Amin dan Al Ma'mun. Kekuasaan Abbasiyah diberikan kepada dua orang itu secara berganti-gantian. Hingga akhirnya, Al Amin tidak mau memberikan giliran memerintah kepada Al Ma'mun. Ia hanya mau memberikan giliran memerintah ke anaknya sendiri. Oleh sebab itu, Al Ma'mun menyatakan perang terhadap Al Amin. Al Amin kalah dalam peperangan dan dibunuh tentara Al Ma'mun yang datang menyerang Kota Baghdad di bawah pimpinan Panglima Thaher ibnu Husin pada tahun 813. Al Amin hanya memerintah selama 4 tahun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABBAS
pendiri Bani Abbasiyah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ibnu Abbas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ali

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Muhammad

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ibrahim

 

1. AS-SAFFAH
(k. 750-754)

 

 

 

 

 

2. AL-MANSUR
(k. 754-775

 

Musa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3. AL-MAHDI
(k. 775-785)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5. AR-RASYID
(k. 786-809)

 

4. AL-HADI
(k. 785-786

 

Ibrahim al-Mubarak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6. AL-AMIN
(k. 809-813)

 

7. AL-MA'MUN
(k. 813-833)

 

8. AL-MU'TASIM
(k. 833-842

 

al-Qasim

 

al-Mu'taman

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9. AL-WATSIQ
(k. 842-847)

 

 

 

 

 

10. AL-MUTAWAKKIL
(k. 847-861)

 

 

 

 

 

12. AL-MUSTA'IN
(k. 862-866)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

14. AL-MUHTADI
(k. 869-870)

 

13. AL-MU'TAZZ
(k. 866-869)

 

11. AL-MUNTASHIR
(k. 861-862)

 

al-Muwaffaq

 

15. AL-MU'TAMID
(k. 870-892)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

16. AL-MU'TADHID
(k. 892-902)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

17. AL-MUKTAFI
(k. 902-908)

 

 

 

 

 

18. AL-MUQTADIR
(k. 908-935)

 

 

 

 

 

19. AL-QAHIR
(k. 932-934)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

22. AL-MUSTAKFI
(k. 944-946)

 

20. AR-RADHI
(k. 934-940)

 

Ishaq

 

21. AL-MUTTAQI
(k. 940-944)

 

23. AL-MUTHI'
(k. 946-974)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

25. AL-QADIR
(k. 991-1031)

 

 

 

 

 

24. ATH-THA'I
(k. 974-991)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

26. AL-QA'IM
(k. 1031-1075)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

27. AL-MUQTADI
(k. 1075-1094)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

28. AL-MUSTAZHIR
(k. 1094-1118)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

29. AL-MUSTARSYID
(k. 1118-1135)

 

 

 

 

 

30. AL-MUQTAFI
(k. 1136-1160)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

30. AR-RASYID
(k. 1135-1136)

 

 

 

 

 

32. AL-MUSTANJID
(k. 1160-1170)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

33. AL-MUSTADHI'
(k. 1170-1180)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

34. AN-NASHIR
(k. 1180-1225)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

35. AZH-ZHAHIR
(k. 1225-1226)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. AL-MUSTANSHIR II
Berkuasa di Kairo

 

 

 

 

 

36. AL-MUSTANSHIR
(k. 1226-1242)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

37. AL-MUSTA'SHIM
(k. 1242-1258)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

[2] Catatan:

  • k. merupakan tahun kekuasaan
  • Angka, merupakan nomor urut seseorang menjadi khalifah.
  • Nama dengan huruf kapital merupakan khalifah yang berkuasa.

  1. ^ Prof. Dr. Hamka (2016) "Sejarah Umat Islam" Jakarta : Gema Insani
  2. ^ AS-SUYUTHI, Imam; TARIKH KHULAFA`, Sejarah Para Penguasa Islam. Jakarta: AL-KAUTSAR, 2006. ISBN 979-592-175-4

Didahului oleh:
Al-Mahdi
Khalifah Bani Abbasiyah
(786–803)
Diteruskan oleh:
Muhammad bin Harun al-Amin
 

Artikel bertopik biografi tokoh Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harun_Ar-Rasyid&oldid=20636239"