Apakah tanaman bawang merah memerlukan banyak air?

Tanam Bawang Merah… Raih Untung yang Melimpah
Oleh Ir. H. Joangsah Dachlan MM

Bawang merah yang telah dikenal luas sebagai bumbu masak wajib dan utama bagi kuliner tradisional kita ternyata memiliki juga seabreg manfaat lain untuk kesehatan karena kandungan nutrisi dan vitaminnya. Manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dengan mengkonsumsi bawang merah diantaranya : meningkatkan imunitas, meningkatkan kesehatan jantung, mencegah kanker, menurunkan kadar gula darah, menjaga kesehatan pencernaan, menguatkan tulang, meningkatkan kesehatan otak, meredakan stres dan mengatasi radang tenggorokan. Karena manfaatnya terutama untuk meningkatan immunitas, di tengah era pandemi covid-19 yang sedang kita hadapi membuat kebutuhan akan bawang merah meningkat secara drastis.

Apakah tanaman bawang merah memerlukan banyak air?

Tanaman bawang merah (Allium cepa L.) diduga merupakan tanaman asli daratan Asia. Sebagian literatur menyebutkan bahwa tanaman ini berasal dari Asia Tengah terutama daerah Palestina dan India tetapi sebagian lagi memperkirakan bahwa asal muasal bawang merah berasal dari Asia Tenggara dan Mediterania.

Dari penelusuran tersebut, menarik juga untuk diketahui bahwa bawang merah tercatat pula sebagai salah satu tanaman tertua yang dibudidayakan manusia. Hal ini ditunjukkan pada zaman I dan II Dinasty (3.200 – 2.700) sebelum masehi dimana bangsa Mesir telah melukiskan bawang merah pada patung dan tugu-tugu mereka. Sedangkan di Israel tanaman bawang merah sudah dikenal pada tahun 1.500 tahun sebelum masehi. Sementara
pada catatan Yunani kuno, bawang merah telah dibudidayakan sekitar 4.000 tahun yang lalu. Di kawasan Eropa Timur, Eropa Barat dan Spanyol diperkirakan tanaman ini telah dibudidayakan 1.000 tahun yang lalu menyebar ke daratan Amerika. Dalam penyebaran selanjutnya, bawang merah ini berkembang hingga ke Timur Jauh dan Asia Selatan.

Bawang merah (allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang diprioritaskan oleh Dirjen Hortikultura, Kementan dalam pengembangan dan penanganannya selain cabai dan jeruk. Beberapa alasan penting menjadikan bawang merah sebagai komoditas prioritas :
1) kebutuhan bawang merah yang terus meningkat dimasa mendatang 
2) harga yang sangat fluktuatif dan menjadi salah satu komoditas penyumbang besar terhadap terjadinya inflasi 
3) disparitas harga antara produsen dan konsumen yang relatif besar 
4) usahatani bawang merah menjadi sumber pendapatan bagi banyak petani. Tingginya permintaan dan rendahnya produksi kita hingga tahun 2015 kita masih mengimpornya.

Dampak impor bawang merah masih selalu menghantui dan merugikan petani kita karena harga jualnya yang lebih murah. Pada tahun 2016, pemerintah melalui kementan telah menutup keran impor bawang merah. Kerja keras keras petani dan pemerintah telah memberikan hasil, mulai pada tahun 2017 kita telah swasembada bahkan menjadi negara pengekspor bawang merah ke beberapa negara tetanggga seperti Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina.

Pada Tahun 2018 Kementan mencatat bahwa realisasi produksi bawang nasional mencapai 1.5 juta ton dan mengekspor bawang merah sebanyak 15 ribu ton. Pada tahun 2019 produksi bawang merah kita telah meningkat mencapai 1.52 juta ton dan diharapkan terus meningkat dengan signifikan pada tahun-tahun mendatang melalui Program Gerakan Dorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura (Gedor Horti). Berdasarkan data FAO pada tahun 2018, negara tirai bamboo, China tercatat sebagai negara produsen bawang merah kering terbesar di dunia yakni sebanyak 24,699,576 ton, diikuti India menempati urutan kedua dengan jumlah produksi sebanyak 22,071,000 ton, sedangkan Amerika Serikat (USA) dengan jumlah produksi bawang kering sebanyak 3,284,420 ton menempati peringkat ketiga. Indonesia dengan produksinya sekitar 1.5 juta ton masih berada di peringkat ke 14.

Salah satu terobosan pemerintah yang memungkinkan tercapainya swasembada adalah dengan melakukan penataan sentra-sentra produksi bawang merah di sejumlah wilayah di tanah air, agar pasokan dan harga komoditas yang rentan mempengaruhi inflasi ini mampu untuk dijaga sepanjang tahun. Melalui program Gedor Horti ini juga didukung dengan bantuan anggaran perbaikan dan rehabilitasi infra-struktur, subsidi benih dan pupuk, pemasaran dan alsintan. Kalau selama ini pasokan nasional kita hanya bertumpu pada sentra produksi di pulau jawa seperti Brebes dan Probolinggo/Nganjuk yang biasanya panen pada bulan Juli – September. Maka dengan memacu produksi off-season di sejumlah wilayah di luar jawa yang biasanya melakukan penanaman di musim hujan seperti di solok (Sumbar), Bima (NTB ) dan Enrekang (Sulsel) dimaksudkan agar kita dapat berswasembada bawang merah sepanjang tahun.

Tingginya permintaan akan bawang merah dan semakin stabilnya harga komoditinya membuat petani bawang merah semakin tertantang untuk meningkatkan produksinya dan juga menarik petani lain untuk ikut menanam bawang merah. Selain tingginya modal yang dibutuhkan untuk usaha budidayanya yang dapat mencapai 100 juta/ha menuntut petani bawang merah harus memberikan perhatian khusus pada 3 (tiga) titik kritis dari rantai agribisnisnya yakni : ketersediaan benih unggul dan bermutu, teknik budidaya dan penanganan panen dan paska panen jika ingin usaha taninya sukses dan menguntungkan. 

Aspek teknik budidaya yang perlu untuk mendapat perhatian khusus yakni : penyiraman/irigasi, pemupukan dan pengendalian HPT. Benih selalu menjadi kunci utama dalam keberhasilan usaha tani. Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan benih yang digunakan : permintaan pasar, kesesuaian varietas, asal usul benih dan karakteristik benih. Kesesuaian varietas berdasarkan tinggi tempat, untuk dataran rendah : Bima, Kuning, Pikatan, Katuni, Pancasona, Mestes, Bauji, Biru Lacor, Rubaru dan Monjung. Sementara pilihan varietas untuk dataran tinggi : Maja, Semrani, Trisula dan Batu Ijo. Benih yang baik dapat benih dipilih dari umbi hasil pertanaman untuk konsumsi yakni umbiumbi yang berukuran kecil (4 -5 gr/umbi), tetapi pada umumnya benih yang digunakan oleh petani adalah umbi-umbi yang diambil dari pertanaman konsumsi tanpa melalui seleksi yang mana telah disimpan dalam waktu sekitar tiga bulan. Hal ini dilakukannya karena untuk membeli benih bermutu harganya jauh lebih mahal, sampai 4 – 5 kali dari harga bawang konsumsi. Dalam keadaan terpaksa petani menggunakan benih seadanya dengan ukuran sangat bervariasi dari berat 5 – 15 gr/umbi sehingga kebutuhan benihnya menjadi sekitar 0.6 – 1.4 ton/ha yang sangat memberatkan petani. Biaya benih dalam budidaya bawang merah dapat mencapai lebih 40 % dari biaya produksi.

Ketersediaan benih yang unggul dan bermutu selalu menjadi masalah pelik dalam budidaya bawang merah bukan saja karena harganya yang mahal tetapi karena ketersediaannya yang minim apalagi jika harga komoditinya di pasaran di level yang tinggi. Untuk mengatasi mahalnya harga benih bawang merah yang dari umbi, Balitsa, Kementan sudah sejak lama (2014) menyarankan petani untuk mengganti benih yang dari umbi ke biji (True Shallot Seed -TSS). Dengan demikian modal yang dikeluarkan akan lebih kecil dan produksi yang lebih tinggi, namun petani masih enggan untuk menanam benih dari biji (TSS) karena masa tanamnya menjadi lebih lama satu bulan juga masih perlu disemai dulu selama sebulan jadi lebih repot dan lebih lama menurutnya.

Dalam hal penyiraman, perlu untuk diperhatikan bahwa tanaman bawang merah memerlukan air yang banyak namun tidak tahan terhadap genangan. Pada tanaman yang berumur 0 – 10 HST, penyiraman dilakukan dua kali yakni pagi dan sore hari. Sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman cukup dilakukan sehari sekali, sebaiknya pada pagi hari. Penyiraman/irigasi dengan cara “leb” (memasukkan air kedalam bedengan ) yang umum dilakukan pada penanaman di areal persawahan dan sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 HST. Untuk lahan kering dapat dilakukan penyiraman dengan menggunakan alat gembor atau selang. Pemupukan adalah aspek penting dalam budidaya bawang merah. Tanaman bawang merah merupakan tanaman yang banyak membutuhkan hara, baik pada masa pertumbuhan vegetatif juga pada saat pembentukan, pembesaran dan pematangan umbi. Pemupukan yang dilakukan harus tepat : mutu, jumlah, jenis, harga, waktu tempat dan kombinasi. Selain untuk mencukupi hara yang dibutuhkan tanaman, pemupukan yang tepat penting untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan HPT. 

Dalam Budidaya bawang merah biasanya dilakukan pemupukan sebanyak tiga kali : pemupukan dasar, Susulan ke-1 (10 – 15 HST) dan susulan ke-2 (30-35 HST). Pemupukan dasar diberikan bersama ketikan pengolahan tanah atau sebelum dilakukan penanaman bibit. Pupuk disebar di atas bedengan lalu diaduk merata dengan tanah. Pupuk dasar biasanya digunakan pupuk kandang atau kompos tetapi beberapa petani masih menambahkan pupuk kimia. Pupuk susulan ke -1 bertujuan untuk memberikan cadangan makanan bagi umbi yang habis untuk pembentukan daun, batang akar. Jenis dan dosis pemumpukan sebaiknya mengacu pada rekomendasi Dinas Pertanian atau penyuluh pertanian setempat. Berbagai jenis pupuk telah tersedia di pasar dengan formula tungggal maupun majemuk dengan bebagai komposisi dan formulasi sesuai dengan kebutuhan.

Pengendalian Hama dan Penyakit (HPT) juga dapat menjadi faktor pembatas dalam produksi. Penyemprotan pestisida secara intesif dan masif dalam waktu yang lama seperti yang umum dilakukan oleh petani bawang kita selain hanya menambah biaya produksi malah memicu tejadinya resistensi yang ujung-ujungnya malah lebih menyusahkan petani sendiri. Hama penting yang menyerang tanaman bawang adalah ulat bawang (Spodoptera exigua), ulat grayak (Spodopera litura), Lalat penggorok daun (liriomyza sp.), Thrips (Thrips tabaci), orong-orong (Gryllotalpa spp.) dan ulat tanah (Agrotis ipsilon) . Sementara penyakit penting pada tanaman bawang merah diantaranya : bercak ungu (Alterania porri), antraknosa (Colletotrichum gloeosporiedes) dan layu fusarium (Fusarium oxysporum) dan bercak daun (cercospora duddiae). Prinsip pengendalian HPT adalah sebagai berikut yakni dilakukan secara intensif dan sedini mugkin dan berdasarkan dengan pemantauan ambang ekonomi. Tindakan Preventif yang dapat dilakukan dengan membuat tanaman sesehat mungkin melalui sanitasi yang baik dan pemupukan yang berimbang. Tidakan kuratif yang dapat dilakukan yakni penggunaan pestisida, eradikasi dan penggunaan kelambu. Dapat juga dilakukan penggunaan trap ME, pemasangan lampu di malam hari dan pemanfaatan tanaman refugia. Pengunaan pestisida hanya dilakukan sebagai anternatif terakhir dan dilakukan secara bijak dan benar dengan mengacu pada enam tepat : sasaran, mutu, jenis, waktu, dosis/konsentrasi dan penggunaan/alat. Gunakan hanya pestisida yang telah terdaftar/teruji pada tanaman bawang merah.

Panen dilakukan bila tanaman telah berumur sekitar 65 – 75 HST. Tanaman yang telah siap panen memiliki ciri-ciri: tampilan tanaman 60 – 90 % batang telah lemas dan daun menguning, umbi lapis terlihat padat berisi dan tersebut sebagian di permukaan tanah, warna kulit umbi mengkilat memerah. Penen sebaiknya dilakukan dengan mencabut tanaman berikut daunnya dan membersihkan tanah yang menempel atau terbawa pada umbi. Biarkan umbi beberapa jam pada bedengan kemudian diikat 1.0 – 1.5 kg/ikat. Umbi yang telah diikat dijemur dengan posisi daun berada di atas selama 5 – 7 hari. Setelah daun kering, ikatan diperbesar dengan menyatukan 3-4 ikatan kecil dengan menggunakan tali bambu. Selanjutnya ikatan dijemur kembali dengan posisi umbi diatas selama 2 – 3 hari. Bila telah kering, umbi siap disimpan di gudang atau di para-para atau dilakukan pengasapan agat tidak mudah busuk dan tahan untuk disimpan. Untuk penanganan paska panen, umbi dijemur hingga cukup kering selama 1- 2 minggu dibawah sinar matahari langsung. Pembalikan dilakukan setiap 2 – 3 hari hingga susut bobot umbi mencapai 25 – 40 %. Kemudian dilakukan pengelompokan sesuai ukuran umbi.

Semoga dengan pemahaman yang baik dari petani bawang kita tentang hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam rantai usaha taninya, mereka dapat beproduksi dengan baik dan meraih untung yang melimpah. Relakan petani untuk tetap bekerja di lahan, ikuti anjuran pemerintah untuk tetap dirumah. Mari kita perkuat immunitas kita dengan mengkonsumsi bawang merah. Petaniku
Cerdas…..Indonesiaku Jaya.

Apakah bawang merah butuh banyak air?

Tanaman bawang merah membutuhkan air yang cukup banyak selama pertumbuhan dan pembentukan umbi, terutama pada musim kemarau. Pada lahan bekas sawah, penyiraman dilakukan satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen.

Berapa kali sehari penyiraman bawang merah?

Penyiraman pada budidaya bawang merah hendaknya dilakukan sehari dua kali setiap pagi dan sore. Setidaknya hingga tanaman berumur 10 hari. Setelah itu, frekuensi penyiraman bisa dikurangi hingga satu hari sekali. Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman bawang merah berumur 2 minggu.

Cara apakah yang paling membuat bawang merah cepat tumbuh?

Cara Menanam Bawang Merah Agar Cepat Tumbuh dan Panen Banyak.
Siapkan Bawang Merah. Sebelum menanam bawang merah, tentu Bunda perlu menyiapkan bawangnya terlebih dahulu. ... .
Potong Bawang Merah. ... .
3. Ambil Gelas Plastik. ... .
4. Siapkan Media Tanam Cocopeat. ... .
Masukkan Bawang Merah. ... .
6. Siram Air. ... .
7. Pindahkan ke Wadah Lebih Besar..

Apakah tanaman bawang merah perlu sinar matahari?

Tanaman bawang merah peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi,serta cuaca berkabut. Tanaman ini membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran),suhu udara 25-32 0C,dan kelembaban nisbi 50-70%.