Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

LAPORAN FISIKA EKSPERIMEN

LAPORAN PENGARUH MEDAN MAGNET DAN MEDAN LISTIK 

(Pengaruh E dan B) 

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang                                                                                                             

Elektron merupakan salah satu penemuan penting yang dapat menjelaskan berbagai fenomena fisika, salah satunya adalah gejala kelistrikan dan kemagnetan. Pada awalnya elektron sangat sulit ditemukan, setelah melalui beberapa eksperimen, akhirnya seorang fisikawan yang benama Sir Joseph John Thomson (1856-1940) pada tahun 1897 membuktikan percobaan meyakinkan bahwa sinar katoda adalah pancaran berkas partikel bermuatan negatif. Dalam percobaannya, Thomson menemukan bahwa sinar katoda yang terdiri dari partikel-partikel negatif ini disebut dengan elektron. Katoda yang bermuatan negatif memancarkan elektron yang dipercepat oleh penarikan anoda yang bermuatan positif. Suatu elektron dengan kecepatan tinggi yang dipancarkan dari katoda pada sebuah tabung dalam keadaan vakum disebut dengan sinar katoda. Dengan menggunakan tegangan yang sangat tinggi sinar-sinar katoda ini akan dipercepat dan dikendalikan oleh medan magnet. Apabila elektron bergerak dengan arah tegak lurus terhadap arah medan magnet, maka elektron tersebut akan membelok sebagai busur lingkaran. Hal tersebut diakibatkan oleh timbulnya gaya magnetik. Pengukuran nilai muatan elektron (e) dapat dapat diketahui setelah percobaan yang dilakukan oleh J.J. Thompson tersebut, yaitu dengan menggunakan peralatan tabung sinar katoda yang dilengkapi dengan Medan listrik dan Medan magnet.

Dalam tabung osiloskop sinar katoda, didalamnya terdapat ruang yang sangat vakum. Bagian katoda dibuat memiliki temperatur yang tinggi dengan alat pemanas, sehingga elektron-elektron akan menguap dari permukaanya (ketikasifat emisi elektron belum dipahami betul, penguapan elektorn dinamakan sinar katoda). Berkas elektron yang yang terlepas akan melewati lubang kecil pada anaoda sehingga akan mengalami percepatan. Hal ini dijaga dengan membuat agar nilai tegangan pada anoda lebih tinggi dari pada katoda. Pada bagianantara katoda-anoda timbul medan listrik sehingga electron yang melewati lubang pada anoda bergerak dengan kecepatan konstan dari anoda menuju layar fluoresen. Ketika elektron menuju layar fluoresen, elektron akan melewati daerah dengan medan magnet, yang diatur berarah tegak lurus terhadap arah gerak elektron. Medan magnet ini dihasilkan olehdua pelat pendifleksi. Akibatnya elektron akan mengalami penyimpangan sehingga tidak tepat jatuh pada sumbu layar, tetapi akan jatuh pada jarak Y terhadap sumbu layar. Elektron yang diberikan potensial pemercepat (V) tentunya merupakan energi listrik dalam bentuk (eV), energi ini membuat elektron bergerak dengan kecepatan (v), sehingga dapat diberikan hubungan bahwa energi yang diberikan dalam bentuk eV akan diubah menjadi energi kinetik elektron. Setelah melewati anoda berkas elektron akan melewati daerah dengan medan magnet (B) yang tegak lurus terhadapnya. Akibatnya elektron akanmengalami penyimpangan akibat dari medan magnet (B) tersebut. Tentunya hal tersebut terjadi karena gaya yang dimiliki elektron akan dibelokkan oleh gaya magnet. Jika dibuat sebuat perangkat alat yang dapat membuat berkas elektron yang melewati medan magnet tegak lurus mempunyai lintasan berbentuk lingkaran maka gaya yang diakibatkan oleh gaya magnet tidak lain adalah gaya sentrifugal. Desain alat yang seperti ini dapat dibuat dengan menggunakan sepasang kumparan helmholtz dengan jarak antara kedua kumparannnya sama dengan jari-jari kumparan. Hubungan antara energi listrik yang diberikan (eV) dan energi kinetik elektron yang terpancar, gaya magnet dan gaya sentrifugal, dapat digunakan untuk mengukur perbandingan antara muatan elektron dan massa elektron (e/m).\

B. Tujuan Percobaan

     Adapun tujuan dari percobaaan ini adalah:

      1. Mengamati lintasan elektron (sinar katoda) dalam medan listrik dan medan magnet.

     2. Menentukan e/m atau muatan per satuan massa elektron.

     3. Kecepatan partikel dalam hal ini elektron. 


II. TINJAUAN PUSTAKA

A.     Sinar Katoda

Sinar katoda adalah pancaran berkas partikel bermuatan negatif yang diamati didalam tabung vakum, yaitu tabung kaca hempa udara yang dilengkapi oleh paling sedikit 2 elektroda logam yang diberi tegangan listrik katoda negatif dan anoda positif. Sinar katoda atau yang lebih di kenal dengan sinar elektron memiliki perannya masing-masing di dunia. Salah satunya adalah aplikasinya tidak hanya didunia pendidikan dan kesehatan namun juga di kehidupan sehari-hari. Contohnya pada mikroskop elektron yang penggunaannya memiliki revolusi lebih baik dari mikroskop cahaya. Tabung sinar katoda atau yang lebih sering disebut dengan (cathode ray tube) atau di singkat CRT. Tabung sinar katoda dijumpai dalam osiloskop dan alat yang serupa yang digunakan dalam tabung gambar tv dan layar peraga komputer. CRT bermula pada awal 1990-an. Tabung sinar katoda ini menggunakan sinar elektron, sebelum sifat dasar dari sinar dasar ini dimengerti, sinar ini dinamakan sinar katoda karena sinar itu keluar dari katoda (elektroda negatif)  dari sebuah tabung ruang hampa. Bagian dari tabung ini adalah sebuah ruang hampa yang sangat baik dengan tekanan sebesar 0,01 Pa (10-7 atom) atau lebih kecil.

Pada tekanan yang lebih besar, tumbukan elektron dengan molekul udara akan menghamburkan sinar elektron itu secara berlebihan. Katoda dinaikkan suhunya oleh pemanas dan elektron menguap dari permukaan katoda itu. Anoda yang mempercepat elektron itu dengan sebuah lubang kecil di pusatnya dipertahankan pada potensial positif  V1 yang tinggi yang orde nya sebesar 1 sampai 20 kv , relatif terhadap katoda. Selisih potensial itu menimbulkan sebuah medan listrik, yang diarahkan dari kanan ke kiri dalam daerah di antara katoda yang mempercepat elektron dan katoda.

B.     Fluoresensi dan Fosforesensi

Fosforensi adalah  pemancaran kembali sinar oleh molekul yang telah menyerap energi sinar dalam waktu yang relativ cukup lama. Jika penyinaran kemudian di hentikan, pemancaran kembali masih dapat berlangsung. Sedangkan Fluoresensi adalah pendaran sinar pada saat suatu zat dikenai cahaya. Hal ini karena sifat butir Kristal suatu zat jika mendapat rangsangan berupa cahaya akan langsung memancarkan cahayanya sendiri dan berhenti memancar jika rangsangan itu dihilangkan. Fluoresensi adalah suatu bentuk dari fotoluminesensi, seperti fosforesensi (Halliday, 1984).

C.    Medan magnet

Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet atau ruang yang masih memungkinkan adanya interaksi magnet. Keberadaan magnet dapat terlihat dengan perubahan kedudukan serbuk besi sebagaimana percobaan Oersted. Yang kemudian digambarkan menurut kaidah tangan kanan. Untuk medan magnet di sekitar arus listrik, ditemukan secara tidak sengaja oleh Hans Christian Oersted (1770-1851), ketika akan memberikan kuliah bagi mahasiswa. Oersted menemukan bahwa di sekitar kawat berarus listrik magnet jarum kompas akan bergerak (menyimpang). Penyimpangan magnet jarum kompas akan makin besar jika kuat arus listrik yang mengalir melalui kawat diperbesar. Arah penyimpangan jarum kompas bergantung arah arus listrik yang mengalir dalam kawat.

Gejala itu terjadi jika kawat dialiri arus listrik. Jika kawat tidak dialiri arus listrik, medan magnet  tidak terjadi sehingga magnet jarum kompas tidak bereaksi. Perubahan arah arus listrik ternyata juga memengaruhi perubahan arah penyimpangan jarum kompas. Perubahan jarum kompas menunjukkan perubahan arah medan magnet. Jika arah arus listrik mengalir sejajar dengan jarum kompas dari kutub selatan menuju kutub utara, kutub utara jarum kompas menyimpang berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Jika arah arus listrik mengalir sejajar dengan jarum kompas dari kutub utara menuju kutub selatan, kutub utara jarum kompas menyimpang searah dengan arah putaran jarum jam.

D.    Medan Listrik  

Medan listrik didefinisikan sebagai ruang disekitar suatu muatan sumber dimana muatan listrik lainnya dalam ruang ini mengalami gaya coulomb atau gaya listrik (gaya tarik menarik atau tolak menolak ). Benda bermuatan yang dihasilkan medan listrik kita namakan muatan sumber. Muatan lain yang kita taruh dalam medan listrik muatan sumber dinamakan muatan uji. Kuat medan listrik pada lokasi dimana muatan uji berada kita definisikan sebagai besar gaya coulomb ( gaya listrik) yang bekerja pada muatan uji dibagi dengan besar muatan uji itu sendiri. Medan Listrik dapat kita gambarkan dengan garis-garis khayal yang dinamakan garis-garis medan (atau garis-garis gaya listrik). Arah garis garis ini adalah keluar dari muatan positif, dan masuk ke muatan negatif. Makin jauh dari benda bermuatan listrik positif garis garis gaya listrik nya makin renggang hingga akhir nya tidak ada sama sekali. Dapat anda lihat pada gambar 1 bahwa garis-garis medan radial keluar menjauhi muatan positif dan radial kedalam mendekati muatan negatif

                                 Gambar 1. Kuat Medan Listrik

Kuat Medan Listrik adalah besaran yang menyatakan gaya coloumb per satuan muatan di suatu titik.


III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

     Adapun alat dan bahan yang akan dalam percobaan pengaruh E dan B pada sinar katoda         adalah:

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet


Gambar 2. Low Tension Power Supply

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

Gambar 3. Tabung Filament

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

   Gambar 4. High Voltage Power Supply Leybold 522 37

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

   Gambar 5. Power Supply

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

   Gambar 6. Kumparan

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

   Gambar 7. Amperemeter

  Gambar 8. Kabel Penghubung

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

   Gambar 9. Filamen

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

             Gambar 10. Katoda dan Anoda

B. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan yang akan dilakukan pada praktikum ini adalah:

a.      Pengaruh Medan Listrik E

1.  Menghubungkan tegangan 5 Volt  DC dari regulated low tension power supply ke filamen.Tanda + ke plus di belakang tabung dan tanda – ke – (katoda) juga di belakang tabung. Jangan menghidupkan alat terlebih dahulu.

2.  Menghubungkan tegangan tinggi (high voltage) dengan + ke anoda (yang ada di pertengahan tabung) dan – ke katoda yang ada di belakang tabung. Jadi ada dua kabel terhubung ke – di belakang tabung. Jangan menghidupkan alat terlebih dahulu dan kalau sudah dihidupkan hati-hati dengan tegangan tinggi, jangan menyentuh kabel, terutama kabel tegangan tinggi.

3.      Menghubungkan + high voltage power supply eks Leybold 522 37 ke bagian atas konduktor (ada di atas tabung) dan – ke bawah (ada di bawah tabung).

4.        Memeriksa sekali lagi hubungan kabel.

5.      Menghidupkan power supply (hanya 5 Volt) dan mengecek apakah lampu filament dalam tabung sudah menyala apa belum.Bila sudah menyala dapat melanjutkannya.

6.     Menghidupkan tegangan tinggi (high voltage) dan memulai dari tegangan paling rendah. Sambil menaikkan tegangan tinggi dengan pelan-pelan kemudian mengecek apakah berkas sinar katoda sudah kelihatan pada layar lapisan fosfor dalam tabung. Seharusnya berkas itu tepat melintas di tengah-tengah dengan satu garis lurus.

7.   Menghidupkan high voltage power supply eks Leybold 5622 37 dan memulai dengan tegangan paling rendah. Mencatat dan melukiskan bentuk lintasannya bila berkas elektron sudah mulai menyimpang.

8.     Melakukan dengan tegangan tinggi, UA yang berbeda dan selanjutnya mengamati bentuk lintasan elektron. Mengisi table hasil pengamatan.

b.      Pengaruh Medan Magnet B

1.      Menghubungkan tegangan 5 Volt DC dari regulated low tension power supply ke filament. Tanda (+) ke plus di belakang tabung dan tanda (–) ke (–) (katoda) juga di belakang tabung. Jangan menghidupkan alat terlebih dahulu.

2.  Menghubungkan tegangan tinggi (high voltage) dengan (+) ke Anoda yang ada di pertengahan  tabung dan (–) ke katoda yang ada di belakang tabung. Jadi ada dua kabel terhubung ke (–) di belakang tabung. Jangan menghidupkan alat dulu, dan jika sudah dihidupkan hati-hati dengan tegangan tinggi. Jangan menyentuh kabel terutama kabel tegangan tinggi.

3.    Menghubungkan sumber arus (low tension) ke lilitan untuk menghasilkan B. Memperhatikan arah arus sehingga dapat menentukan arah B yang dihasilakan kumparan.

4.    Memeriksa kembali hubungan kabel.

5.   Menghidupkan power supply (5 Volt) dan mengecek apakah lampu filament dalam tabung sudah menyala atau belum.Bila sudah menyala, kemudian dapat melanjutkan.

6.   Menghidupkan tegangan tinggi (high voltage) dan memulai dari tegangan paling rendah. Sambil menaikkan tegangan tinggi, pelan-pelan mengecek apakah berkas sinar katoda sudah kelihatan pada layar lapisan fospor dalam tabung. Seharusnya berkas itu tepat melintas di tengah-tengan dengan satu garis lurus.

7.        Menghidupkan sumber arus low tension dan memulai dari tegangan paling rendah.Bila berkas elektron sudah mulai menyimpang  kemudian mencatat dan melukiskan bentuk lintasannya. Melakukan pengukuran dengan kuat arus yang lain.

8.        Mengulangi langkah no. 6 dengan tegangan tinggi, UA yang berbeda  dan selanjutnya mengamati bentuk lintasan elektron.

9.        Mengisi tabel.

C. Sketsa Alat

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet
 

Gambar 11. sketsa alat 

IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh data pengamatan seperti Tabel di bawah ini:                                                                                                                        

Tabel 1.  Medan Listrik

Tegangan

Filamen (V)

Tegangan

 Anoda (kV)

Medan listrik pada

Plat konduktor(V)

Lukisan lintasan elektron

5

3

200

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

400

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

600

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

5

4

200

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

400

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

600

 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

Tabel 2. Medan Listrik

Tegangan

Filamen (V)

Tegangan

Anoda (Kv)

Kuat Arus

(Ampere)

Lukisan lintasan

Elektron

5

2,0

0,3

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet
 

2,2

0,4

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet
 

2,4

0,5

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet
 


 

B.      Hasil Perhitungan

Dari data pengamatan dilakukan perhitungan sehingga didapati nilai-nilai seperti dibawah ini:

Tabel 3.  Hasil Perhitungan Medan Magnet  dan Energi

Kuat arus

Medan Magnet (Tesla)

Energi (J)

0,3

10,08 x 10-4

321,21

0,4

13,44 x 10-4

571,05

0,5

16,8 x 10-4

892,26

0,6

20,16 x 10-4

1.284,6

0,7

23,52 x 10-4

1.745,86

C. Pembahasan

Sinar katoda adalah aliran elektron yang diamati dalam tabung vakum. Dinamakan sinar katoda karena sinar tersebut dipancarkan oleh elektroda negatif (katoda) dalam tabung vakum. Untuk melepaskan elektron ke dalam tabung, sinar tersebut harus terlebih dahulu harus terlepas dari atom katoda. Tabung katoda (tabung Crookes) menggunakan potensial listrik yang tinggi antara anoda dan katoda untuk mengionisasi gas sisa dalam tabung. Medan listrik mempercepat ion-ion dilepaskan elektron ketika mereka bertabrakan dengan katoda. Tabung vakum modern menggunakan emisi termionik, di mana katoda terbuat dari kawat filamen tipis yang dipanaskan oleh arus listrik yang terpisah melewatinya. Peningkatan gerak panas acak dari atom filamen menumbuk elektron dari atom pada permukaan filamen dan ke dalam ruang tabung. Karena elektron memiliki muatan negatif, mereka ditolak oleh katoda dan tertarik ke anoda. Mereka melakukan perjalanan di garis lurus melalui tabung kosong. Tegangan yang diberikan antara elektroda mempercepat ini rendah partikel massa untuk kecepatan tinggi.

Sinar katoda tidak terlihat, tapi kehadiran mereka pertama kali terdeteksi pada tabung vakum awal ketika mereka memukul dinding kaca tabung, menarik atom dari kaca dan menyebabkan mereka untuk memancarkan cahaya-cahaya yang disebut fluoresensi. Para peneliti melihat bahwa benda-benda ditempatkan dalam tabung di depan katoda bisa membentuk bayangan di dinding bercahaya, dan menyadari bahwa sesuatu harus bepergian dalam garis lurus dari katoda. Setelah elektron mencapai anoda, mereka melakukan perjalanan melalui kawat anoda ke catu daya dan kembali ke katoda, sehingga sinar katoda membawa arus listrik melalui tabung.

Tabung sinar katoda adalah suatu tabung yang di dalamnya dibuat hampa udara yang dalam pembuatannnya dengan memanfaatkan teknik pemvakuman Geisler. Tabung ini terdapat dua elektroda sehingga ketika beda potensial yang cukup tinggi di berikan pada kedua elektroda tabung tersebut maka elektron akan terlepas dari elektroda yang kemudian karena adanya beda potensial maka elektron tersebut dapat bergerak dari katoda menuju anoda. Elektron tunggal yang bergerak dalam vakum diistilahkan sebagai elektron bebas. Elektron-elektron dalam logam juga berperilaku seolah-olah bebas. Ketika elektron bebas bergerak dalam vakum ataupun dalam logam, ia akan menghasilkan aliran muatan yang disebut sebagai arus listrik. Arus listrik ini kemudian akan menghasilkan medan magnetik. Sebaliknya, arus dapat diciptakan pula dengan mengubah medan magnetik. Interaksi ini dinyatakan secara matematis menggunakan persamaan Maxwell. Pergerakan elektron di ruang vakum ini dapat teramati ketika elektron menabrak bahan flouresens. Yaitu suatu bahan berfosfor yang dapat memancarkan cahaya tampak ketika ditabrak dengan elektron.

Pelucutan Gas adalah peristiwa mengalirnya muatan-muatan listrik di dalam tabung lucutan gas pada tekanan yang sangat kecil. Sebuah tabung lucutan adalah tabung yang berisi udara, didalam tabung berisi elektroda elektroda, yang biasanya disebut anoda dan katoda. Udara dalam tabung ini tidak dapat mengalirkan arus listrik walaupun ujung-ujung elektroda tersebut dihubungkan dengan induktor Ruhmkorf.

Keadaan akan berubah jika udara dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan udara menjadi kecil dan letak-letak molekul udara manjadi renggang. Pada tekanan 4 cm Hg dalam tabung memancarkan cahaya merah-ungu. Cahaya ini akan menghilang sejalan dengan semakin kecilnya tekanan. Pada tekanan 0,02 mm Hg udara dalam tabung tidak lagi memancarkan cahaya namun kaca dimuka katoda berpendar kehijauan. Crookes berpendapat bahwa dari katoda dipancarkan sinar yang tidak tampak yang disebut Sinar katoda. Sinar katoda dapat di pelajari karena bersifat memendarkan kaca. Sinar Katoda adalah arus elektron dengan kecepatan tinggi yang keluar dari katoda.
Sifat sinar Katoda:

1. Memiliki Energi.

2. Memendarkan kaca.

3. Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.

4. Jika ditembakkan pada logam menghasilkan sinar X.

5. Bergerak cepat menurut garis lurus dan keluar tegak lurus dari Katoda.

Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan medan magnet menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif. Terjadinya pembelokkan sinar katoda yaitu mula-mula sinar katoda yang bermuatan negatif karena terdiri atas elektron membentuk garis lurus pada tabung filamen. Ketika diberi tegangan pada tabung low pass tension dimana yang berperan sebagai polaritas yang negatif di tancapkan pada salah satu kutub tabung filamen dan  kutub lainnya berperan sebagai kutub positif. Maka ketika low pass tension di tancapkan di kutub bawah filamen sinar katoda akan berbelok ke atas hal in terjadi karena sinar katoda yang bermuatan negatif akan menjauhi kutub yang bernilai negatif dan akan mendekati kutub positif. Dan hal ini juga akan terjadi jika pada tabung filamen di kutub atas diberi low pass tension yang bermuatan negatif maka sinar katoda akan berbelok ke bawah.

Aplikasi yang menggunakan sinar katoda seperti:

1. Osiloskop

Osiloskop disebut juga Chatode Ray Osciloscope (CRO), atau tabung sinar katoda. Bagian-bagian osiloskop meliputi:

a.         Senapan elektron, yang terdiri dari katoda dengan heaternya, anoda, kisi kontrol, dan anoda pemfokus;

b.        Keping pembelok vertikal dan horisontal

c.         Layar fluoresen;

d.        Seluruh komponen tersebut berada di dalam tabung ruang hampa bertekanan sekitar 0,01 Pa atau 0,0000001 atm.

 agar dapat menahan perbedaan tekanan udara dalam tabung dengan udara luar, maka dinding tabung dibuat sangat tebal.

2.    Tabung Televisi

Prinsip kerja tabung televisi mirip dengan tabung sinar katoda. Perbedaannya terletak pada keping pembeloknya. Pembelok berkas elektron pada tabung televisi adalah medan magnet. Suatu kumparan diletakkan di sekitar tabung sinar katoda, biasanya disebut dengan spul. Pada TV berwarna digunakan tiga senapan elektron dengan tiga jenis fosfor yang masing-masing menghasilkan warna merah, biru, dan hijau. Celah di antara senapan elektron dan layar berlapis fosfor menjamin bahwa berkas elektron dari senapan mengenai fosfor dengan tepat. Warna merah, biru, dan hijau adalah warna dasar atau warna primer, yang jika digabungkan dengan perbandingannya intensitas yang tepat akan menghasilkan berbagai warna.

3.    Sinar X

Sinar-X adalah foton berenergi sangat tinggi. Sinar-X dapat terjadi jika elektron berenergi tinggi menumbuk suatu target dan mengalami perlambatan. Hilangnya energi elektron menghasilkan sinar-X. Oleh karena itu, tabung TV, sebagaimana tabung sinar katoda, dapat menghasilkan sinar-X.

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet

Pada Gambar di atas merupakan grafik hubungan antara UA dan B2, dimana data UA meliputi 321,21 J pada saat tegangan anode 2 Kv, 571,05 J pada saat tegangan anode 2,2 Kv, 892,26 J pada saat tegangan anode 2,4 Kv, 1.284,6 J pada saat tegangan anode 2,6 Kv dan 1.745,86 J pada saat tegangan anode 2,8 Kv. Dan dimana data B2 meliputi 101,6064 x 10-8 pada saat besar kuat arus 0,3 A, 180,6336 x 10-8 pada saat besar kuat arus 0,4 A, 282,24 x 10-8 pada saat besar kuat arus 0,5 A, 406,4256 x 10-8 pada saat besar kuat arus 0,6 A dan  553,1904 x 10-8 pada saat besar kuat arus 0,7 A. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara UA dan B2 berbanding lurus

Untuk perhitungan yang telah dilakukan maka di dapatilah nilai energi (UA) dan medan magnet (B) pada tegangan dan kuat arus pada nilai tertentu. Dimana UA  yang diperoleh 321,21 J pada saat tegangan anode 2 Kv dan kuat arus sebesar 0,3 A, 571,05 J pada saat tegangan anode 2,2 Kv dan kuat arus sebesar 0,4, 892,26 J pada saat tegangan anode 2,4 Kv dan kuat arus sebesar 0,5, 1.284,6 J pada saat tegangan anode 2,6 Kv dan kuat arus sebesar 0,6 dan 1.745,86 J pada saat tegangan anode 2,8 Kv dan kuat arus sebesar 0,7 A. Dan dimana nilai B  yang diperoleh  pada saat tegangan anode 2 Kv dan kuat arus sebesar 0,3 A adalah 10,08 x 10-4 T , pada saat tegangan anode 2,2 Kv dan kuat arus sebesar 0,4 adalah 13,44 x 10-4  T, pada saat tegangan anode 2,4 Kv dan kuat arus sebesar 0,5 adalah 16,8 x 10-4 T, pada saat tegangan anode 2,6 Kv dan kuat arus sebesar 0,6 adalah 20,16 x 10-4 T dan pada saat tegangan anode 2,8 Kv dan kuat arus sebesar 0,7 A adalah 23,52 x 10-4 T.


Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet
Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet
V. KESIMPULAN

 Dari percobaan yang telah dilakuklan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sinar katoda (lintasan electron) dipengarui oleh medan listrik E dan medan magnet B sehingga mengalami pembelokan.

2. Besarnya tegangan dan arus listrik mempengaruhi bentuk dari lintasan elektron.

3. e/m adalah muatan elementer per massa dari sebuah elektron.

4. Medan listrik mempengaruhi sinar katoda yang bermuatan negatif karena terjadi gaya tarik menarik dan tolak menolak.

5. Nilai dari jari-jari ditentukan oleh besar kecilnya tegangan yang diubah-ubah (Ua) dan medan magnet (B). Pada Ua, semakin besar nilai Ua maka semakin kecil nilai jari-jari nya, dan sebaliknya. Pada medan magnet, semakin besar medan magnet maka semakin kecil jari-jari, dan sebaliknya.

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet
DAFTAR PUSTAKA

  Bueche, Frederick J. 2006. Fisika Universitas, Edisi Ke-Sepuluh. Jakarta: Erlangga.

Hal: 133.

Giancoli, C Douglas. 1999. Fisika Dasa I. Jakarta: Erlangga. Hal: 102.

Halliday, David. 1984. Fisika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hal: 83.

   Zemansky,  Zears. 1986.  Fisika Untuk Universitas 1. Bandung: Bina Cipta. Hal: 82

 


Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet
 

Apakah penyebab dari sinar berbelok menjauhi medan magnet





Page 2