tirto.id - Jenis kelamin dan gender seringkali salah dipersepsikan sebagai identitas yang sama, satu kesatuan. Padahal kedua istilah ini punya definisi berbeda. Agar tak salah memahami istilah jenis kelamin dan gender, berikut uraian lengkap di antara keduanya: Jenis Kelamin/Seks
Jenis kelamin atau seks mengacu pada perbedaan fisik antara orang-orang yang berjenis kelamin laki-laki, perempuan, atau interseks. Jenis kelamin disebut juga “seks natal" karena ditentukan sejak lahir berdasar karakteristik anatomis dan fisiologis. Selain perbedaan alat kelamin yakni penis dan vagina, jenis kelamin ditentukan dari susunan hormon dan kromosom. Misalnya perempuan saat lahir memiliki tingkat estrogen dan progesteron lebih tinggi serta dua salinan kromosom X. Sementara laki-laki punya kadar testosteron lebih banyak dan kromosomnya terdiri dari satu kromosom X dan satu Y. Seringnya jenis kelamin ini dilihat sebagai biner biologis. Namun pada praktiknya terkadang terdapat gangguan penentu jenis kelamin, misalnya penanda kromosom yang tidak jelas. Beberapa bayi laki-laki membawa dua atau tiga kromosom X, atau bayi perempuan yang lahir dengan kromosom Y.
Selain itu ada kasus kelahiran dengan alat kelamin atipikal karena perbedaan perkembangan alat kelamin. Ada sebuah kondisi kelainan bawaan yang membuat seseorang lahir dengan gabungan ciri kelamin laki-laki dan perempuan (kelamin ganda), baik secara fisik maupun genetik. Kondisi ini disebut dengan interseks. Contoh kasusnya adalah sindrom Klinefelter. Gender Definisi gender mencakup cara seorang mengidentifikasi peran, perilaku, ekspresi, dan identitas mereka. Jika persepsi usang menggambarkan sifat maskulin menempel pada laki-laki, sementara feminin pada perempuan, maka identitas gender melebur keduanya. Ekspresi gender, ketika seseorang mengekspresikan dirinya, baik dalam berperilaku atau berpakaian dapat berbeda dengan jenis kelamin mereka. Seseorang yang mengidentifikasikan diri dengan jenis kelamin saat lahir disebut “cisgender." Tidak seperti jenis kelamin yang dibawa sejak lahir, gender adalah spektrum luas, orang bisa saja mengidentifikasi gendernya berbeda dengan jenis kelaminnya. Misal ketika orang mengidentifikasi diri sebagai transgender, seorang laki-laki bisa memandang dirinya sebagai perempuan, atau sebaliknya. Jika jenis kelamin bersifat mutlak, maka gender dapat berubah seiring berjalannya waktu. Kebanyakan seseorang mulai menemukan perbedaan gender ketika remaja atau menjelang dewasa. Sementara orang yang bukan cisgender dan tidak mengidentifikasi diri dalam biner gender -- laki-laki atau perempuan. Mereka dapat mengidentifikasi sebagai non-biner, genderfluid, atau genderqueer, gender netral.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
GENDER
atau
tulisan menarik lainnya
Aditya Widya Putri
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Perlu diingat, bahwa antara gender dan jenis kelamin itu berbeda. Sebagian orang sering menyamakan antara gender dengan jenis kelamin, bahkan mengartikan gender adalah jenis kelamin. Gender bukanlah jenis kelamin. Pada saat masih di sekolah menengah atas, sering kali diberi pemahaman tentang istilah gender yang sama dengan Jenis kelamin atau seks. Itu sebabnya pemahaman itu terus melekat dalam pemikiran bahwa gender itu adalah jenis kelamin.
Setiap belajar ilmu sosial, atau saat masih duduk di sekolah menengah atas (SMA) istilah gender ini akan sering muncul dalam pembelajaran. Tapi istilah gender akan disamakan dengan jenis kelamin atau mengartikan gender adalah jenis kelamin. Padahal sebenarnya antara gender dan jenis kelamin memiliki pengertian yang jauh berbeda. Baiklah, pertama kita akan menjelaskan tentang gender. Gender secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial ataupun budaya. Gender merupakan sebuah konstruksi yang memang dibangun sedemikian rupa oleh masyarakat setempat. Selanjutnya, gender lebih menekankan pada perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal peran, perilaku, emosional maupun karakteristik yang berkembang dalam masyarakat. Pengertian gender secara sederhana juga sudah dijelaskan oleh seorang ahli sosiologi yaitu Elaine Showalter, yang mana dia mendefinisikan gender sebagai perbedaan laki-laki dan perempuan di lihat dari konstruksi sosial dan budaya. Yang dimaksud dengan konstruksi adalah yang dibuat oleh manusia itu sendiri dan dia bukan kodrat yang sifatnya tidak dapat berubah. Contoh dari gender, misalnya: laki-laki adalah sosok yang dianggap kuat, perkasa, serta pantang menangis. Sedangkan perempuan adalah sosok yang lemah lembut, emosional, feminim dan sebagainya. Padahal, gender ini sifatnya dinamis yaitu bisa berubah atau dapat dirubah oleh siapapun dan di manapun. 2. Jenis kelamin Jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, manusia jenis laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakun, dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan memiliki alat untuk melahirkan, memiliki vagina, dan mempunyai alat untuk menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada laki-laki dan perempuan. Hal ini tidak dapat berubah dan merupakan ketentuan biologis atau disebut sebagai ketentuan Tuhan atau kodrat. Jenis kelamin bersifat tetap dan tidak dapat dipertukarkan, karena itu murni pemberian Tuhan yang didapatkan oleh seseorang sejak dia dilahirkan. Kesimpulan dari penjelasan di atas yaitu, gender berbeda dengan jenis kelamin. Gender adalah budaya, adat istiadat yang dikonstruksi manusia itu sendiri yang sifatnya dapat berubah (dinamis) dari waktu ke waktu. Sedangkan jenis kelamin (seks) adalah pemberian Tuhan (kodrat) yang sifatnya tidak dapat berubah dan tidak dapat diubah. Baiklah, mungkin penjelasan singkat di atas dapat kita pahami dan tidak lagi menyamakan antara gender dan jenis kelamin dan tidak lagi menyamakannya. Karena di dalam konsep gender, perempuan adalah sosok yang lemah yang tidak berdaya dari segi kekuatan fisik di bandingkan dengan laki-laki. Dan dalam konsep gender, karena perempuan dianggap lemah maka posisi perempuan akan ditempatkan pada sektor domestik, sedangkan laki-laki di sektor publik. Maka dari sinilah nantinya akan melahirkan ketidakadilan gender. Untuk pembahasan tentang ketidakadilan gender akan kita bahas dalam tulisan selanjutnya. Kapan Perbedaan Gender Menjadi Masalah?
Dalam keseharian, kata gender sering membuat resisten dan penolakan dari lingkungan sekeliling. Hal tersebut dikarenakan berbagai hal. Di antaranya, karena gender dianggap melawan kodrat dan menentang lingkungan sekeliling, dan menentang kehendak Ilahi. Hal ini menyebabkan seakan-akan gender menciptakan dikotomi antara laki-laki dan perempuan, dan dipandang seakan-akan gender adalah perlawanan perempuan terhadap laki-laki. Apakah memang perbedaan peran gender sedemikian parahnya, sehingga menyebabkan yang mendengarnya ngeri? Seperti yang disebutkan dalam tulisan sebelumnya, guna memahami gender perlu dimengerti perbedaan gender dengan kelamin dan kodrat. Gender bukanlah perbedaan jenis kelamin melainkan perbedaan fungsi dan peran sosial yang dibentuk oleh masyarakat sekitar terhadap perempuan dan laki-laki yang melahirkan pembagian Peran dan Fungsi sosial yang berbeda. Pembagian peran dan fungsi sosial tersebut berdasarkan apa yang dianggap pantas dan tidak pantas dilakukan oleh perempuan dan laki-laki, yang diatur menurut nilai-nilai, norma, adat istiadat dan kebiasaan dalam masyarakat. Oleh karenanya gender bukanlah kodrat, karena dapat dipertukarkan antara tempat satu dengan tempat lainnya, dan antara perempuan dan laki-laki. Gender tercipta melalui proses sosial budaya yang panjang pada suatu masyarakat dan dapat berbeda dari suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Sosialisasi gender telah dimulai dari bayi dan terus-menerus diperkuat selama masa hidup seseorang. Contoh:
Gender berubah dari waktu ke waktu, dan dari generasi ke generasi lainnya, contoh:
Apakah Gender Melawan Kodrat? Kodrat adalah segala sesuatu pemberian Yang Maha Kuasa yang tidak dapat diubah dan sifatnya permanen baik dari waktu ke waktu, lokasi satu dengan lainnya, dan dari generasi satu ke generasi lainnya. Jenis kelamin merupakan kodrat, karena sudah melekat dalam diri seseorang semenjak lahir, permanen, tidak dapat diubah secara alami dan tidak dapat dipertukarkan. Gender berbeda dengan kodrat, karena gender dapat dipertukarkan. Gender dapat berubah dan berbeda dari suatu masyarakat dan generasi ke masyarakat dan generasi lainnya dan merupakan bentukan masyarakat sehingga gender bukan kodrat.
Apakah Perbedaan Gender Menjadi Masalah? Perbedaan peran, fungsi dan tugas laki-laki dan perempuan tidak menjadi masalah selama tidak merugikan salah satu pihak. Ketidakadilan atau ketimpangan gender terjadi ketika seseorang diperlakukan tidak adil berdasarkan gender yang ia miliki. Ketika seseorang tidak memiliki peluang dan kesempatan hingga manfaat yang sama hanya karena perbedaan gender, di situlah telah terjadi ketimpangan gender. Ketidakadilan tidak hanya terjadi para perempuan, tapi juga terhadap laki-laki. Beberapa bentuk ketidakadilan gender, dan contohnya yakni: Pertama, subordinasi. Melihat salah satu peran lebih rendah daripada lainnya, sehingga tidak mendapatkan penghargaan dan dinilai sama besar dengan yang lainnya. Contoh:
Kedua, marjinalisasi. Peminggiran peran ekonomi perempuan dengan asumsi bahwa perempuan adalah pencari nafkah tambahan serta peminggiran peran politik perempuan dengan asumsi bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin. Contoh:
Ketiga, beban ganda. Perempuan yang bekerja dalam sektor publik di luar rumah tidak diiringi dengan berkurangnya beban dalam rumah tangga. Peran untuk mengerjakan tugas rumah tangga masih dianggap tanggung jawab perempuan. Contoh:
Keempat, pelabelan (stereotype). Pemberian label atau cap yang dikenakan kepada seseorang sehingga menimbulkan anggapan yang salah yang merugikan. Contoh:
Kelima, kekerasan. Dapat berbentuk fisik maupun non-fisik. Contohnya:
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas dapat dikatakan bahwa perbedaan gender tidak melawan kodrat, sehingga tidaklah benar bahwa gender menentang kehendak Ilahi. Ketimpangan yang terjadi jelas tidak ada kaitannya dengan konstruksi fisik (seks) yang dimiliki, melainkan semata-mata karena ketidakadilan dalam melihat peran dan fungsi sosial seseorang. [KMP 2] Artikel terkait soal "Gender" bisa dibaca di tautan berikut: Editor: Nina Firstavina (dibaca 33245) Page 2Bagi rekan pelaku dan pemerhati KOTAKU yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan KOTAKU ke Redaksi: Tulisan yang dikirim berformat document word (.doc) disertai foto dan keterangan foto. Foto sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, dikirimkan via email dan dilampirkan terpisah dari dokumen tulisan (tidak di dalam dokumen). Font tulisan Times New Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 layar atau maksimal 2.500 karakter (tanpa spasi). Atau, dapat langsung dikirim melalui web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sudah terdaftar sebagai member web KOTAKU. Selanjutnya, bila tulisan tersebut dianggap layak, maka tunggu tanggal tayangnya di web KOTAKU. Page 3Bagi rekan pelaku dan pemerhati KOTAKU yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan KOTAKU ke Redaksi: Tulisan yang dikirim berformat document word (.doc) disertai foto dan keterangan foto. Foto sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, dikirimkan via email dan dilampirkan terpisah dari dokumen tulisan (tidak di dalam dokumen). Font tulisan Times New Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 layar atau maksimal 2.500 karakter (tanpa spasi). Atau, dapat langsung dikirim melalui web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sudah terdaftar sebagai member web KOTAKU. Selanjutnya, bila tulisan tersebut dianggap layak, maka tunggu tanggal tayangnya di web KOTAKU. Page 4Bagi rekan pelaku dan pemerhati KOTAKU yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan KOTAKU ke Redaksi: Tulisan yang dikirim berformat document word (.doc) disertai foto dan keterangan foto. Foto sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, dikirimkan via email dan dilampirkan terpisah dari dokumen tulisan (tidak di dalam dokumen). Font tulisan Times New Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 layar atau maksimal 2.500 karakter (tanpa spasi). Atau, dapat langsung dikirim melalui web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sudah terdaftar sebagai member web KOTAKU. Selanjutnya, bila tulisan tersebut dianggap layak, maka tunggu tanggal tayangnya di web KOTAKU. Page 5Bagi rekan pelaku dan pemerhati KOTAKU yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan KOTAKU ke Redaksi: Tulisan yang dikirim berformat document word (.doc) disertai foto dan keterangan foto. Foto sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, dikirimkan via email dan dilampirkan terpisah dari dokumen tulisan (tidak di dalam dokumen). Font tulisan Times New Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 layar atau maksimal 2.500 karakter (tanpa spasi). Atau, dapat langsung dikirim melalui web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sudah terdaftar sebagai member web KOTAKU. Selanjutnya, bila tulisan tersebut dianggap layak, maka tunggu tanggal tayangnya di web KOTAKU. Page 6Total pengunjung hari ini: 3578, akses halaman: 4493,
|