Apakah mata minus bisa normal kembali

Para penderita rabun jauh terkadang merasa kelelahan jika harus memakai kacamata terus menerus. Tapi, ternyata ada terapi mata minus yang bisa bantu ringankan kondisi rabun jauh yang diderita seseorang, lho!

Terapi mata minus bisa dilakukan dengan pengobatan oleh dokter mata, atau juga dengan cara-cara yang alami.

Bagi Moms dan Dads yang punya masalah rabun jauh, perlu sekali memahami informasi ini.

Baca Juga: 15 Makanan Penurun Darah Tinggi, Ada Buah Kiwi dan Sayur Bayam!

Mengenal Kondisi Mata Minus atau Rabun Jauh

Rabun jauh (miopi) atau lebih dikenal dengan mata minus merupakan gangguan penglihatan yang cukup umum.

Kondisi ini menyebabkan seseorang dapat melihat objek di dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh terlihat kabur.

Mengutip American Optometric Association, mata minus terjadi ketika bentuk mata menyebabkan sinar cahaya membengkok (membias) secara tidak benar, dan memfokuskan gambar di depan retina, padahal seharusnya tepat di retina.

Rabun jauh dapat berkembang secara bertahap atau cukup cepat. Kondisi ini juga seringkali memburuk selama masa kanak-kanak dan remaja.

Kasus rabun jauh cenderung terjadi dalam keluarga. Hal ini telah dijelaskan oleh dr. Dian Farikha, Sp.M, Dokter Spesialis Mata RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Jakarta Selatan.

"Miopia dapat diturunkan. Jika orang tua miopia, maka anaknya memiliki kemungkinan mengalami miopia juga.

Meningkatnya aktivitas melihat atau membaca dekat dan kurangnya aktivitas luar ruangan pada anak, diduga dapat memicu terjadinya miopia pada sebagian orang," terangnya.

Menurut dr. Dian, rabun jauh juga dapat terjadi hanya pada satu mata. Kelainan refraksi antara kedua bola mata dapat berbeda.

Misalnya kelainan refraksi hanya terdapat pada satu mata dan mata sebelahnya normal.

Atau terdapat kelainan refraksi pada kedua mata, namun jenis dan besarnya kelainan refraksi antara kedua mata tersebut berbeda.

Pemeriksaan mata dasar dapat memastikan apakah Moms mengalami rabun jauh.

Untuk mengatasi keburaman pun, Moms bisa menggunakan kacamata, lensa kontak, operasi refraksi, atau melakukan terapi mata minus sesuai anjuran medis.

Baca Juga: Ciri-ciri dan Cara Mengurangi Mata Minus

Rabun Jauh Bisa Memicu Astigmatisme (Mata Silinder)

Apakah mata minus bisa normal kembali

Foto: rabun jauh memicu mata silinder (theschreibertimes.com)

Foto: Orami Photo Stock

Selain itu, banyak juga kasus mata minus yang terjadi dengan mata silinder atau astigmatisme.

Mata silinder sendiri mengacu pada kondisi mata yang mengalami penglihatan kabur dan berbayang akibat bentuk kornea atau lensa mata tidak mampu cembung sempurna.

Pengidap mata silinder juga kerap mengeluhkan beberapa gejala lain seperti sakit kepala, mata tegang, dan lelah setelah membaca atau menggunakan gadget.

Namun, untungnya terapi mata minus dan silinder tak jauh berbeda sehingga kondisi ini bisa diatasi.

Meski banyak jenis terapi mata minus dan silinder, akan tetapi Moms tak boleh sembarangan memilih. Terapi yang tepat dapat menghindarkan pengidapnya dari komplikasi mata minus.

Sebaliknya, terapi mata minus yang tidak sesuai anjuran dokter malah bisa membahayakan mata.

Baca Juga: Cara Mengobati Sakit Mata pada Anak, Yuk Simak!

Jenis Terapi Mata Minus dan Silinder

Apakah mata minus bisa normal kembali

Foto: Terapi Mata Minus dan Silinder (medicalnewstoday.com)

Foto: Orami Photo Stock

Untungnya, ada banyak pilihan terapi mata minus sesuai anjuran medis atau bahkan terapi mata minus pada orang dewasa maupun anak yang bisa dilakukan.

Terapi mata minus berikut ini juga biasanya dipilih oleh mereka yang merasa tidak nyaman menggunakan kacamata atau lensa kontak yang harus dipakai setiap hari.

Menurut dr. Dian, ada beberapa jenis terapi mata minus dan silinder yang bisa Moms pertimbangkan, antara lain:

1. Orthokeratology atau Terapi Refraktif Kornea

Terapi mata minus yang satu ini tidak ditempuh melalui pembedahan, namun pengidapnya harus memakai lensa kontak khusus.

Lensa khusus ini dibuat untuk memperbaiki lengkungan kornea mata dengan cara menekan kornea secara bertahap.

Berkat metode ini, cahaya kemudian bisa jatuh tepat di retina dan pengidapnya bisa melihat benda yang terletak jauh dengan lebih jelas.

Untuk menggunakannya, lensa kontak ini akan digunakan pada malam hari dan dipakai seperti layaknya lensa kontak biasa.

Metode ini selain bisa menjadi terapi untuk mengatasi mata minus dan silinder tetapi juga bisa membantu mencegahnya.

Namun, jangan lupa lakukan konsultasi dengan dokter spesialis mata terlebih dahulu, ya.

2. Laser Mata

Apakah mata minus bisa normal kembali

Foto: terapi mata minus - laser mata (colibriwp.com)

Foto: Orami Photo Stock

Terapi mata minus sesuai anjuran medis satu ini memiliki prinsip memperbaiki bentuk kornea mata menggunakan sinar laser.

Kornea mata tersusun dari 2 lapisan, yakni lapisan dalam (stroma) dan lapisan luar (epitel).

Mata minus bisa disebabkan oleh bentuk kornea mata yang terlalu cembung.

Berkat terapi laser, kornea mata bisa dibuat lebih pipih, sehingga cahaya dapat jatuh tepat pada retina.

Ada tiga jenis operasi laser mata yang bisa dilakukan berdasarkan caranya dalam memperbaiki kornea, yakni:

  • PRK (Photorefractive Keratectomy)

Tindakan laser satu ini dilakukan dengan cara mengangkat lapisan luar atau epitel kornea. Kemudian, lapisan dalam atau stroma kornea akan dikikis menggunakan sinar laser.

Dengan cara ini, maka kornea bisa menjadi lebih pipih, sehingga dapat mengatasi mata minus.

Lapisan epitel kemudian bisa tumbuh dengan sendirinya seiring waktu dan akan menyesuaikan bentuknya dengan bentuk stroma kornea yang sudah diperbaiki berkat bantuan sinar laser.

  • LASEK (Laser Epithelial Keratomileusis)

LASEK juga memiliki prinsip yang mirip dengan PRK, yakni dengan mengangkat lapisan epitel kornea, kemudian memipihkan lapisan stroma kornea menggunakan sinar laser.

Namun, bedanya dengan metode PRK adalah lapisan epitel yang diangkat dari kornea mata tidak dibuang, tetapi ditempelkan kembali di tempat semula.

  • LASIK (Laser In Situ Keratomileusis)

LASIK bisa dilakukan dengan cara membuat irisan tipis pada lapisan epitel dan lapisan stroma, tanpa perlu melepasnya dari kornea mata.

Kemudian, lapisan stroma akan diperbaiki menggunakan sinar laser, dan irisan tipis tersebut ditempelkan kembali ke tempatnya semula.

Dengan terapi laser, umumnya minus bisa berkurang, sehingga ukuran kacamata atau lensa kontak dapat berkurang atau bahkan pengidapnya tak perlu menggunakannya lagi.

Baca Juga: 9 Obat Tetes Mata Anak secara Alami dan Cara Menggunakannya

3. Implan Lensa

Mengutip Web MD, ini adalah jenis terapi mata minus yang bisa dikatakan cukup baru.

Lensa intraokular yang ditanamkan atau diimplan ke dalam bola mata bisa memfokuskan cahaya tepat pada retina, alhasil penglihatan bisa jadi lebih jelas.

Sama dengan terapi refraktif kornea dan laser, terapi mata minus jenis ini cukup aman.

Namun, implan lensa sayangnya masih tergolong jarang, terbatas, dan umumnya diutamakan bagi pengidap rabun jauh yang sudah sangat parah.

Cara Memperlambat atau Menghentikan Perkembangan Rabun Jauh

Peneliti dan praktisi klinis hingga kini terus mencari cara yang lebih efektif untuk menghentikan rabun jauh menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.

Beberapa pilihan ini juga biasanya menjadi terapi mata minus untuk anak yang baik karena bisa mencegah mereka mengalami gejala yang makin buruk.

Mengutip Mayo Clinic, beberapa terapi mata minus yang paling menjanjikan hingga saat ini antara lain:

4. Obat Topikal Atropin

Apakah mata minus bisa normal kembali

Foto: obat tetes mata untuk mengurangi progresivitas rabun jauh

Foto: Orami Photo Stock

Tetes atropin topikal biasanya digunakan untuk melebarkan pupil mata, sering kali sebagai bagian dari pemeriksaan mata atau sebelum dan sesudah operasi mata.

Obat tetes mata atropin dalam berbagai dosis juga bisa membantu memperlambat perkembangan rabun jauh.

Namun sayangnya mekanisme pasti untuk efek dari obat ini masih belum diketahui.

Baca Juga: 4 Penyebab Mata Anak Sering Berkedip, Sudah Tahu?

5. Lensa Kontak Fokus Ganda

Apakah mata minus bisa normal kembali

Foto: cara mengurangi progresivitas rabun jauh - menggunakan lensa kontak (myalpinevision.com)

Foto: Orami Photo Stock

Jenis baru dari lensa kontak, yakni lensa kontak fokus ganda telah terbukti memperlambat perkembangan rabun jauh pada anak-anak berusia antara 8 dan 12 tahun.

Moms mungkin bisa memilih cara ini untuk mengatasi rabun jauh pada anak.

Baca Juga: Tak Usah Bingung, Ini Obat Tetes Mata untuk Mata Kering dan Mata Merah

Terapi Mata Minus Secara Alami Melalui Perubahan Gaya Hidup

Apakah mata minus bisa normal kembali

Foto: Terapi Mata Minus Secara Alami Melalui Perubahan Gaya Hidup

Foto: Orami Photo Stock

Sayangnya hingga saat ini belum ditemukan metode terbaik untuk mencegah mata minus.

Selain terapi mata minus menurut dokter, ada juga terapi mata minus yang bisa dilakukan secara alami.

Moms mungkin bisa memperlambat perkembangannya dengan mengikuti beberapa tips berikut ini:

6. Perbanyak Waktu di Luar Ruangan

Salah satu terapi mata minus pada anak yang tepat adalah membiarkannya menghabiskan waktu di luar rumah hingga masa remaja dan awal masa dewasa.

Cara ini diyakini bisa menurunkan risiko rabun jauh seumur hidup.

Para peneliti berpikir paparan sinar ultraviolet matahari (UV) dapat mengubah struktur molekul sklera dan kornea serta membantu mempertahankan bentuk normalnya.

"Anak yang banyak meluangkan waktu di dalam ruangan mengerjakan aktivitas melihat dekat (komputer, bermain video games, membaca) lebih besar kemungkinannya mengalami mata minus (miopia atau rabun jauh) dibandingkan dengan anak yang banyak meluangkan waktu di luar ruangan," jelas dr. Dian.

Oleh karena itu, pada anak-anak dianjurkan untuk banyak meluangkan waktu (11 - 14 jam seminggu) untuk melakukan aktivitas di luar ruangan dan membatasi screen time komputer atau perangkat digital.

Dengan menyeimbangkan screen time dan waktu beraktivitas di luar ruangan, diharapkan dapat memperlambat progresivitas miopia pada anak.

7. Periksakan Mata

Lakukan ini secara teratur bahkan meski Moms memiliki penglihatan yang masih baik.

8. Kendalikan Kondisi Penyakit

Kondisi tertentu, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, dapat memengaruhi penglihatan.

Oleh karena itu, lakukan perawatan untuk kondisi medis yang Moms alami agar terhindar dari masalah gangguan mata.

9. Lindungi Mata dari Sinar Matahari

Meski lebih banyak waktu di luar ruangan baik dilakukan sebagai terapi mata minus pada anak, namun Moms tetap perlu mengenakan kacamata hitam yang dapat menghalangi radiasi ultraviolet.

10. Hindari Cedera Mata

Kenakan kacamata pelindung saat melakukan hal-hal tertentu, seperti berolahraga, memotong rumput, mengecat atau menggunakan produk lain dengan asap beracun.

11. Konsumsi Makanan Sehat

Cobalah makan banyak sayuran berdaun hijau, sayuran dan buah-buahan lainnya.

Mata akan mendapat manfaat jika Moms juga memasukkan ikan yang tinggi kandungan asam lemak omega-3, seperti tuna dan salmon ke dalam makanan harian.

12. Jangan Merokok

Sama seperti merokok tidak baik untuk bagian tubuh lainnya, merokok juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mata.

13. Gunakan Lensa Korektif yang Tepat

Lensa yang tepat mengoptimalkan penglihatan. Tes mata rutin juga akan memastikan bahwa resep kacamata benar.

Ada bukti bahwa memakai resep yang terlalu lemah (undercorrecting) dapat meningkatkan perkembangan rabun jauh.

14. Gunakan Pencahayaan yang Bagus

Naikkan atau tambahkan cahaya di ruangan dalam rumah untuk penglihatan yang lebih baik. Terutama ruangan untuk bekerja dan membaca.

15. Kurangi Kelelahan Mata

Berpaling dari komputer atau pekerjaan yang hampir tugasnya, termasuk membaca, setiap 20 menit, selama 20 detik, pada jarak 20 kaki (6 meter).

Baca Juga: 8 Manfaat Lavender yang Tak Terduga, Bisa Redakan Kecemasan!

Temui dokter segera jika Moms mengalami salah satu dari gejala gangguan mata, seperti kehilangan penglihatan mendadak pada satu mata dengan atau tanpa nyeri serta penglihatan kabur tiba-tiba serta penglihatan ganda.

Termasuk juga ketika melihat kilatan cahaya, bintik hitam, atau lingkaran cahaya di sekitar lampu. Pasalnya ini bisa menjadi gejala kondisi medis yang serius.

Apakah mata minus bisa kembali normal tanpa operasi?

Faktanya, mata minus memang tidak bisa disembuhkan secara total. Sebab, kondisi ini sebenarnya bukanlah penyakit, tetapi kelainan refraksi mata. Secara umum, rabun jauh terjadi ketika mata tidak bisa memfokuskan cahaya pada retina.

Apakah mata minus bisa sembuh total?

Rabun jauh atau mata minus sebenarnya tidak dapat disembuhkan total. Namun, jangan berkecil hati karena beberapa tindakan medis berikut dapat dilakukan untuk mengatasi mata minus. Terdapat beberapa metode yang terbukti dapat memperlambat perkembangan mata minus.

Bagaimana cara mengembalikan mata minus menjadi normal?

Kenali 7 Cara Mudah Mengobati Mata Minus Secara Alami Agar Tidak Bertambah.
Konsumsi Makanan Bervitamin dan Berserat Tinggi. ... .
2. Cara mengurangi mata minus dengan Relaksasi Mata. ... .
3. Jangan Terlalu Lama Menatap Layar. ... .
4. Lakukan Senam Mata untuk Mengurangi Mata Minus. ... .
Mengecek Kondisi Kesehatan Mata Secara Berkala..

Berapa biaya operasi mata minus?

Biaya operasi LASIK mata di Indonesia berkisar dari Rp10 Juta hingga Rp25 Juta per mata. Kisaran biaya ini ada yang sudah termasuk jasa konsultasi dokter dan obat-obatan, ada juga yang belum.