Apakah kusta dapat dicegah dengan imunisasi?

Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day di tahun 2022 ini jatuh pada hari Minggu, tanggal 30 Januari. Hari Kusta Sedunia tak selalu diperingati pada tanggal yang sama, tapi tetap diperingati pada minggu terakhir bulan Januari.

Hari Kusta Sedunia diperingati dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit kusta, dan sebagai ajang untuk menyerukan diakhirinya stigma dan diskriminasi terkait orang yang menderita kusta.

Mengenal Penyakit Kusta

Kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri kusta (mycobacterium leprae) yang menular melalui pernafasan. Penyakit ini terutama mempengaruhi kulit, saraf perifer, mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata.

Bakteri tersebut dapat menyebabkan daerah yang terkena kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan dan rasa sakit. Gejala awalnya berbentuk mirip cedera, seperti luka terbuka dan luka bakar. Biasanya, kulit yang terkena berubah warna dan menjadi lebih terang atau lebih gelap, sering kering atau bersisik, atau kemerahan karena peradangan pada kulit.

Jika tidak diobati, kerusakan saraf dapat mengakibatkan kelumpuhan. Dalam kasus yang sangat lanjut, orang tersebut mungkin mengalami beberapa cedera karena kurangnya sensasi, dan mengakibatkan kecacatan.

Ulkus kornea dan kebutaan juga dapat terjadi jika saraf wajah terpengaruh. Tanda-tanda lain dari penyakit kusta lanjut mungkin termasuk hilangnya alis dan deformitas hidung akibat kerusakan pada septum hidung.

Di Indonesia sendiri, tercatat data dari Kementerian Kesehatan RI per tanggal 24 Januari 2022, mencatat bahwa jumlah kasus kusta tedaftar sebesar 13.487 kasus dengan penemuan kasus baru sebanyak 7.146 kasus.

Bahkan di tahun 2021 lalu, tercatat sebanyak 6 provinsi dan 101 kabupaten/kota yang belum mencapai eliminasi kusta. Keenam provinsi tersebut yaitu Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Hal ini tentu harus menjadi perhatian publik dalam rangka mengeliminasinya.

Apakah Kusta Dapat Disembuhkan?

Ya, Kusta dapat disembuhkan. Asalkan selalu mengingat dua kunci utama dalam pengobatan penyakit ini, yaitu tidak terlambat memeriksakan diri ke dokter dan disiplin saat menjalani pengobatan. Dengan melakukan diagnosis dan pengobatan dini, kecacatan akibat penyakit kusta ini dapat dicegah.

Apakah kusta dapat dicegah dengan imunisasi?
People vector created by pch.vector

Selain harus minum obat secara teratur, orang dengan kusta juga harus memperhatikan asupan nutrisinya. Hal ini dilakukan untuk membantu mempercepat penyembuhan kusta. Sebagian besar (95%) manusia kebal terhadap kusta, hanya sebagian kecil yang ditulari (5%). Dari 5% yang tertular tersebut, sekitar 70% dapat sembuh sendiri dan hanya 30% yang menjadi sakit (Tata Laksana Program Kusta di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Peringatan Hari Kusta Sedunia 2022

Di tahun 2022 ini, Hari Kusta Sedunia mengambil tema “Bersatu untuk Martabat” atau United for Dignity. Peringatan Hari Kusta di tahun 2022 ini WHO mengajak untuk menyerukan persatuan dalam menghormati martabat orang yang mengalami kusta.

Sebabnya, Salah satu masalah yang menghambat upaya penanggulangan kusta adalah adanya stigma yang melekat pada penyakit kusta dan orang yang mengalami kusta bahkan keIuarganya. Sehingga menghambat upaya orang yang pernah terkena kusta dan keluarganya untuk menikmati kehidupan sosial yang wajar seperti individu lainnya.

DaIam kehidupan sehari-hari, perlakuan diskriminatif dapat terjadi dalam hal kesempatan mencari lapangan pekerjaan, beribadah di rumah-rumah ibadah, menggunakan kendaraan umum, mendapatkan pasangan hidup, dan lain-lain.

Keadaan ini berdampak negatif secara psikologis bagi mereka, yang mengakibatkan selfstigma, frustrasi, bahkan upaya bunuh diri. Dari sisi penanggulangan penyakit, stigma kusta dapat menyebabkan seseorang yang sudah terkena kusta enggan berobat karena takut keadaannya diketahui oleh masyarakat sekitarnya.

Hal ini tentu saja akan mengakibatkan berlanjutnya mata rantai penularan kusta, timbulnya kecacatan pada yang bersangkutan, sehingga terjadilah lingkâran yang tak terselesaikan.

Pada hari kusta sedunia tahun 2022 ini disampaikan pesan kunci “Bersatu untuk Martabat”:

  • Bersama-sama kita bisa mengangkat setiap suara dan menghormati pengalaman orang yang pernah mengalami kusta.
  • Orang yang mengalami kusta menghadapi tantangan kesejahteraan mental karena stigma, diskriminasi, dan isolasi.
  • Orang yang mengalami kusta berhak atas kehidupan yang bermartabat bebas dari stigma dan diskriminasi terkait penyakit.

“Mari kita lawan stigma yang dihadapi penderita kusta, sembuhkan masyarakat dari penyakit diskriminasi dan berhenti mengulangi kesalahan masa lalu”

Dalam rangka menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun 2022, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengajak Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota beserta perangkat kerjanya, Organisasi Masyarakat Sipil, Organisasi Keagamaan, Tim Penggerak PKK, Organisasi Profesi Kesehatan dan Lembaga-Lembaga Swadaya Masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional.

Apakah Bulan Imunisasi Anak Nasional?

Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah kegiatan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela dan pemberian imunisasi pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.

Mengapa dilakukan Bulan Imunisasi Anak Nasional?

Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah banyak. Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita lihat dari adanya peningkatan jumlah kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) dan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I seperti Campak, Rubela, dan Difteri di beberapa wilayah.

 Apakah bahaya apabila anak tidak lengkap imunisasinya?

Anak yang tidak lengkap imunisasinya akan lebih rentan terkena penyakit Campak, Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio.

Siapa saja anak yang akan diimunisasi saat Bulan Imunisasi Anak Nasional?

Sasaran pelaksanaan BIAN adalah sebagai berikut:

a. Sasaran imunisasi tambahan Campak-Rubela adalah: • Di Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sasarannya adalah anak usia 9 (sembilan) bulan sampai dengan kurang dari 15 (lima belas) tahun; • Di Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, seluruh provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua sasarannya adalah anak usia 9 (sembilan) bulan sampai dengan kurang dari 12 (dua belas) tahun; • Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sasarannya adalah anak usia 9 (sembilan) bulan sampai dengan 59 (lima puluh sembilan) bulan.

b. Sasaran Imunisasi Kejar adalah anak usia 12 (dua belas) bulan sampai dengan 59 (lima puluh sembilan) bulan di seluruh provinsi, yang tidak atau belum lengkap mendapatkan imunisasi OPV, imunisasi IPV, dan imunisasi DPT-HB-Hib. Provinsi Bali dan DIY tidak melaksanakan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela, namun tetap melaksanakan Imunisasi Kejar.

Bagi anak usia 9-11 bulan yang belum mendapatkan imunisasi rutin campak-rubela dosis pertama maka dosis imunisasi tambahan campak-rubela saat BIAN dicatat sebagai cakupan imunisasi dasar lengkap dan BIAN.

Bagi anak usia 18-24 bulan yang telah mendapatkan 1 dosis imunisasi rutin campak-rubela maka hasil layanan saat BIAN dicatat sebagai cakupan imunisasi lanjutan baduta (imunisasi campak-rubela dosis kedua) dan BIAN.

Bagi anak usia 18-24 bulan yang telah mendapatkan 3 dosis imunisasi rutin DPT-HB-Hib maka hasil layanan saat BIAN dicatat sebagai cakupan imunisasi lanjutan baduta (imunisasi imunisasi DPT-HB-Hib dosis keempat) dan BIAN

Bagi anak (yang akan memasuki kelas 1 sekolah dasar) di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua yang mendapatkan imunisasi tambahan campak-rubela saat BIAN, maka hasil layanan saat BIAN dicatat sebagai cakupan BIAS campak-rubela bulan Agustus dan BIAN.

Pada daerah yang telah memberikan imunisasi campakrubela sebagai respons KLB (Outbreak Response Immunization) sejak bulan Januari tahun 2022, maka hasil layanan ORI dicatat juga sebagai hasil layanan imunisasi tambahan campak-rubela pada BIAN.

Apakah penyakit kusta bisa dicegah dengan imunisasi?

Meskipun dalam tubuh seseorang terdapat bakteri penyebab kusta, dengan kekebalan tubuh yang baik, penyakit kusta dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan gejala. Pada orang yang sehat, pemberian imunisasi BCG dapat membantu melindungi seseorang untuk tidak terkena kusta.

Apa saja penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi?

Imunisasi pilihan mencakup vaksinasi untuk mencegah berbagai penyakit di bawah ini..
Pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus..
Diare yang disebabkan oleh rotavirus..
Influenza..
Cacar air (varisela)..
Gondongan (mumps)..
Campak Jerman (rubela)..
Demam tifoid..
Hepatitis A..

Penyakit apa yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi BCG?

Manfaat utama vaksin BCG adalah mengurangi hingga mencegah risiko terjangkit kuman penyebab tuberkulosis. Penyakit tuberkulosis yang parah, salah satunya meningitis tuberkulosis, juga bisa dicegah hingga 70 persen.

Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi hepatitis B?

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain kanker hati dengan vaksin Hepatitis B (HB), tuberkulosis dengan vaksin BCG, polio dengan vaksin Polio, campak rubella dengan vaksin MR, difteri, tetanus, dan pertusis dengan vaksin DTP. Penyakit lainnya adalah Hemophilus Influenzae Tipe B (HiB).