Apakah di Wonosobo ada kereta api?

BANJARNEGARAKU.COM - Jalur moda transportasi kereta api di Indonesia sangat banyak, salah satunya rute Purwokerto-Wonosobo yang telah lama tidak aktif.

Adanya wacana reaktivasi atau pengaktifan kembali Jalur Kereta Api Rute Purwokerto-Wonosobo menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat.

Wacana itu kembali bergulir dan menarik untuk ditelisik kembali apa dan bagaimana kondisi Jalur Kereta Api Rute Purwokerto-Wonosobo yang pernah menjadi salah satu pilihan moda transportasi pada masa jayanya, sebelum kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya.

Baca Juga: Tingkatkan Kemampuan Desa Tangguh Bencana, Desa Klopogodo Adakan Pelatihan Kebencanaan Bersama TRC

Pada artikel kali ini membahas tentang Mengenal Jalur Kereta Api Rute Purwokerto-Wonosobo sebagaimana melansir laman heritage.kai.id, berikut ini ulasan selengkapnya.

Pembangunan jalur kereta api rute Purwokerto-Wonosobo mulai di bangun secara bertahap pada periode tahun 1893-1917 oleh perusahaan kereta api swasta SDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappij).

Usulan pembangunan jalur ini disampaikan oleh pabrik-pabrik gula yang ada di daerah Banyumas.

Baca Juga: Waspada! BMKG Sebut Akan Ada Potensi Gempa 8,7 Magnitudo di Sepanjang Selatan Pulau Jawa, Berpotensi Tsunami

Posisi jalur kereta api rute Purwokerto-Wonosobo tidak jauh dari pabrik-pabrik gula yang ada di Banyumas karena dari pabrik-pabrik gula inilah nantinya pengangkutan barang rutin akan dilakukan.

Dahulu pada 1893 sampai 1917 secara bertahap dibangun jalur kereta api dari Purwokerto ke Wonosobo. Jalur tersebut tetap eksis sampai 1978. Wacana pengaktifan kembali jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo menyeruak, tapi sampai saat ini hanya wacana.

Pembangunan jalur kereta Purwokerto-Wonosobo di masa Belanda untuk mengakomodasi beberapa hal. Salah satunya adalah untuk mempermudah distribusi hasil pabrik gula. Apalagi jalur ini memang melewati beberapa pabrik gula.

Selain itu, jalur ini juga untuk mobilitas manusia melalui kereta. Bagi Wonosobo, jalur ini bermanfaat untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan daerah pegunungan di Wonosobo.

Jalur Purwokerto-Wonosobo ini memiliki panjang 92,1 Km. Jalur ini melewati Sokaraja, Banjarsari, Klampok, Banjarnegara, Wonosobo. Namun, pada akhirnya jalur kereta api ini tak lagi beroperasi pada 1978.

Salah satu alasan tidak beroperasinya kereta api Purwokerto-Wonosobo adalah kalah bersaing dengan moda transportasi darat lainnya. Sejak saat itu, sarana jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo terbengkalai.

Jika pergi dari Purwokerto ke Wonosobo dengan bus atau kendaraan lain, maka sisa-sisa rel itu masih terlihat. Namun, Lebih banyak yang tertutup. Ada rel yang tertutup aspal, ada juga yang sudah tertutup karena areanya dibangun rumah oleh penduduk.

Lalu, gengsi kereta api belakangan memang menanjak. Khususnya sejak PT KAI dipimpin Ignasius Jonan. Kereta api menjadi moda transportasi yang disenangi karena kebersihan dan kenyamanan.

Nah, di tengah euphoria itu, pada 2015 lalu kalau tidak salah, wacana pengaktifan kembali jalur kereta Purwokerto-Wonosobo menyeruak. Pihak pemerintah pusat dan PT KAI seingat saya termasuk yang beberapa kali mengungkapkan wacana itu. Bahkan, beberapa kepala daerah terkait sangat mendukung kembali diaktifkannya jalur kereta ini.

Tentu saja memang tidak mudah untuk kembali mengaktifkan jalur ini. Apalagi jika masih memakai jalur lama. Sebab, rel kereta sudah banyak yang tak terlihat. Bahkan, jalur lama pun melewati daerah padat dan ramai.

Seperti dipahami, jika kereta melewati jalur yang padat, maka akan sangat menyulitkan. Apalagi jika jalur itu ada di tengah jalan. Pernah ada wacana yang berkembang jika akan dibuat jalur baru. Sehingga, tidak memakai jalur lama.

Namun, wacana itu belum menjadi kenyataan. Bahkan, sampai beberapa kepala daerah pendukung sudah tak lagi menjadi kepala daerah. Wacana pengaktifan kembali kereta Purwokerto-Wonosobo terus muncul dan tenggelam.

Dalam tiga tahun sebelum 2021 yakni 2018, 2019, 2020, berita soal wacana pengaktifan kembali kereta Purwokerto-Wonosobo timbul tenggelam. Namun, ya hanya sekadar wacana. Saya sendiri berpikir, jika memang banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya kereta Purwokerto-Wonosobo, maka disegerakanlah pembangunannya. Sehingga tak hanya terus menjadi wacana.

Namun, jika memang manfaatnya tak terlalu luar biasa atau hanya ingin beromantisme, maka tutup saja rapat-rapat wacana itu. Barangkali pendanaannya bisa untuk hal lain yang jauh lebih bermanfaat.

Wacana pembukaan atau pengaktifan kembali jalur kereta Purwokerto-Wonosobo sempat menyeruak. Belakangan, wacana itu tak mencuat gaungnya. Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun memberi kabar ke serayunews.com


Purwokerto, Serayunews.com

Ketika dihubungi Humas Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Supandi memberikan jawabannya.

“Nanti saya cari tahu dulu, perlu koordinasi lagi,” ujar Supandi saat dihubungi via telepon, Senin (31/1/2022).

Beberapa saat kemudian, Supandi memberikan kabar melalui pesan singkat.

“Saya sudah cek ke BTP (balai teknik perkeretaapian) Jawa Bagian Tengah. Untuk jalur tersebut belum ada program pembangunan,” ujar Supandi.

Jawaban Ditjen Perkeretaapian ini menjelaskan bahwa wacana pengaktifan kembali jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo belum terealisasi. Setidaknya sampai saat ini, wacana tersebut masih terbatas wacana.

Perlu diketahui, pada 1893 sampai 1917 dibangun jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo. Jalur tersebut eksis sampai 1978. Jalur Purwokerto-Wonosobo ini memiliki panjang 92,1 Km. Jalur ini melewati Sokaraja, Banjarsari, Klampok, Banjarnegara, Wonosobo.

Penutupan jalur Purwokerto-Wonosobo kala itu karena kereta api tersebut kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya.

Kemudian, pada tahun 2015 lalu  wacana pengaktifan kembali jalur kereta Purwokerto-Wonosobo menyeruak. Pihak pemerintah pusat dan PT KAI termasuk yang beberapa kali mengungkapkan wacana itu. Bahkan, beberapa kepala daerah terkait sangat mendukung kembali diaktifkannya jalur kereta ini.

Wacana yang berkembang kala itu adalah dibuat jalur baru kereta api. Sebab, jalur lama ada di daerah keramaian. Namun, sampai saat ini, wacana pembangunan atau pengaktifan kembali kereta jurusan Purwokerto-Wonosobo belum terealisasi.

Apakah di Wonosobo ada stasiun kereta api?

Stasiun Wonosobo (WS) merupakan stasiun kereta api nonaktif kelas III/kecil yang terletak di Jalan Raden Kolonel Karjono, Wonosobo, Wonosobo.

Ke Dieng naik kereta turun di mana?

Untuk menuju Dieng dengan menggunakan kereta api sobat Gunung bisa turun di Statiun dekat dengan Kabupaten Wonosobo diantaranya adalah: Statiun Kutoarjo.

Apakah di Banjarnegara ada stasiun?

Stasiun Banjarnegara (BA) merupakan stasiun kereta api nonaktif kelas III/kecil yang terletak di Semarang, Banjarnegara, Banjarnegara. Stasiun yang terletak pada ketinggian +291 meter ini termasuk dalam Wilayah Aset V Purwokerto.

Kenapa kereta api hanya ada di Jawa?

karena pulau-pulau lainnya belum dikembangkan sarana tranportasi kereta api sebab faktor jumlah penduduk yang masih sedikit dan keadaan alam atau medan yang terlalu berat.