Apabila ada fathatain pada huruf akhir kata yang diikuti oleh alif dan diwakafkan disebut

Cara Membaca Akhir Kata Yang Diwaqafkan

Kalau kita ingin waqaf di akhir suatu kata, maka ada perbedaan cara baca akhir kata tersebut. Intinya huruf terakhir dari kata yang dibaca waqaf harus disukunkan, namun ada beberapa tambahan selain disukunkan.

Apabila ada fathatain pada huruf akhir kata yang diikuti oleh alif dan diwakafkan disebut
Waqaf

Berikut pemaparannya:

1.      Kata yang huruf terakhirnya sukun

Apabila kita mewaqafkan kata yang huruf terakhirnya sukun, maka cara bacanya tetap atau tidak ada perubahan. Contoh:

لَمْ يُوْلَدْ - كُوِّرَتْ

2.     Kata yang huruf terakhirnya berharakat

Jika huruf terakhir berharakat baik itu harakat tunggal atau tanwin selain tanwin fathah, maka cara bacanya dengan mensukunkan huruf terakhirnya. Contoh:

أَحَدٌ أَحَدْ

وَرُسُلِهِ وَرُسُلِهْ

3.     Kata yang huruf terakhirnya berharakat tanwin fathah

Kalau ada kata yang berakhiran tanwin fathah atau fathatain dan dibaca waqaf selain ta’ marbuthah, maka cara bacanya dengan mengganti tanwin fathah dengan fathah saja dan dibaca panjang 2 harakat. Contoh:

حَكِيْمًا حَكِيْمَا

يُسْرًا يُسْرَا

4.     Kata yang huruf terakhirnya berharakat dan sebelumnya huruf sukun

Huruf terakhirnya disukunkan namun tidak dengan suara penuh dan lidah tetap pada mahkrajnya. Contoh:

وَالْفَجْرِ وَالْفَجْرْ

كَالْعِهْنِ كَالْعِهْنْ

5.     Kata yang huruf terakhirnya berharakat dan sebelumnya huruf mad

Disukunkan huruf terakhirnya dan dibaca panjang dengan ukuran 2-6 harakat. Contoh:

يُنْفِقُوْنَ يُنْفِقُوْنْ

بِالْعِبَادِ بِالْعِبَادْ

6.     Kata yang huruf terakhirnya berharakat dan sebelumnya huruf lin

Huruf lin adalah wau sukun dan ya’ sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Nah cara bacanya disukunkan huruf akhirnya dan dibaca panjang dengan ukuran 2-6 harakat. Contoh:

مِنْ خَوْفٍ مِنْ خَوْفْ

وَالصَّيْفِ وَالصَّيْفْ

7.     Kata yang huruf terakhirnya alif atau alif layyinah (Alif berbentuk Ya’)

Kalau ada kata berakhiran alif atau alif layyinah (alif berbentuk ya’) dan harakat sebelumnya fathah dan diwaqafkan, maka dibaca panjang 2 harakat.

وَالضُّحَى – آمَنَّا

8.     Kata yang berakhiran ta’ marbuthah

Ta’ marbuthahnya disukunkan dan bunyinya berubah menjadi (ه). Contoh:

رَاضِيَةً رَاضِيَهْ

اَلْقَارِعَةُ اَلْقَارِعَهْ

9.     Kata yang huruf terakhirnya bertasydid

Huruf terakhirnya disukunkan namun tasydidnya tidak dihilangkan. Contoh:

بِالْحَقِّ بِالْحَقّ

مِنْهُنَّ مِنْهُنّ

Itulah cara membaca kata yang diwaqafkan dengan berbagai bentuk. Semoga bermanfaat.

Pendidikan Agama Islam

Kelas 8 Semester 2

sesuai kurikulum KTSP 2006

Hukum Bacaan Mad Dan Waqaf

Jika kita membaca Alquran tanpa tanda tanya atau koma atau titik apa yang akan terjadi

contoh:

SiapagurukarakterterbaikMukminyangberakhlakbaikRasulullahSAWbersabda Orang Mukminyangpalings sempurnaaimannyaadalahMukminyangpalingbaikakhlaknya HR AbuHurairah

Sudah pasti kita akan kesulitan membaca dan memahaminya jangankan yang membaca yang mendengarnya pun pasti protes “baca apaaan sih?”. Namun, jika membaca, sesuai dengan gaya, sesuai dengan ketentuan, seperti ada tanda baca, setiap kata dengan sepasi, dan smua ketetapan dan ketentuan yang dapat digunakan kita pasti akan dengan mudah memahaminya.

Contoh tulisan yang sama dengan ketentuan tamda baca:

Siapa guru karakter terbaik? Mukmin yang berakhlak baik. Rasulullah SAW bersabda, “Orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah Mukmin yang paling baik akhlaknya.” (HR Abu Hurairah). 

Lebih mudah bukan untuk memahaminya.

Sama seperti diatas Al Qur’an diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS lengkap dengan kesempurnaan, gaya bahasa yang tinggi, kesusatraan yang berkualitas, sampai saat ini tidak ada yang dapat menandingi manusia yang mampu menandingi kesempuranaan Al Qur’an.

Karena memang Al qur’an adalah mukzizat Allah yang tidak akan ada satu pun kumpulan yang sanggup menandinginya. Nah oleh sebab itu membacanya pun harus sesuai aturan. Hubungi firman Allah.

QS s 73 ayat 4

atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (tartil).

(QS Al-Muzzammil [73] Ayat: 4)

Membaca Al-Qur’an dengan tartil, atau dibuka-tanah bukan hanya membaca dengan berlahan tanah karena pengertian tartil lebih lengkap di ungkapkan oleh Dr. H. Ahmad Fathoni, LC. MA dalam bukunya Metode Maisuro halaman-1:

Perintah membaca Al Qur’an dengan tartil bukan dengan cara “tartil” akan tetapi dengan “Tartil yang sebenar-benar berkualitas” . Masih dalam bukunya: Menurut Ali bin Abi Thalib di sini memiliki arti “membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Quran dan bacaan hal ihwal waqafnya”. Dengan demikian, maksud “tartil yang optimal: adalah melafazkan ayat-ayat Al-Qur’an sebagus dan semaksimal mungkin.

Sekarang jelas bagi kita membaca Al Qur’an dengan tingkat tartil yang optimal atau sesuai dengan hukum tajwid dan tahsinnya menjadi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan.

Dalam cuplikan Klip Blog kali ini tajwid yang saya coba sampaikan adalah mengnai Hukum Mad dan Waqaf.

  1. Hukum Mad dan Macam macamnya

Menurut Bahasa Madonversi Panjang. Sementara Dalam Pengertian Ilmu Tajwid Mad Adalah Memanjangkan Bunyi Huruf Hijaiyah Karena Adanya Pertemuan Antara Huruf Hijaiyah Yang Berharakat Huruf Mad Ada Tiga Yaitu Alif, Wau, Dan Ya ‘ .

Contoh:

Contoh:

حَا سِدٍ غَاسَقٍ أَفْوَاجًاً

Contoh:

يُو لَدُ صُدُ و رُ يَدْ خُالو ن

Contoh:

عليمُ قَدِ يْرُ فِيهِ

Macam – Macam Mad:

Mad asli: Memanjangkan bacaan karena ada huruf mad dan tidak ada alasan yang mengubah keasliannya.

Cara Membaca Mad asli panjangnya 1 alif atau 2 harakat.

قَالُوْا, قِيْلاَ, قُوْلُوْا

Mad far’i adalah mad yang panjangnya lebih dari pada mad tabi’i dengan ada beberapa sebab, yaitu jika huruf Mad Tabii bertemu dengan huruf hamzah, sukun (mati), waqaf dan bertasydid.

Fungsinya untuk membaca panjangnya sesuatu bacaan.

Macam Macam Mad Far’i:

Mad far’i terbagi menjadi 13 macam, yaitu:

Mad Wajib Muttasil adalah keputusan mad asli / tabii yang diikuti oleh huruf hamzah, dalam satu kata. Qadar (Ukuran) madnya dua setengah alif atau 5 harakat. Dan 6 harakat  berhenti.

مِنْ مَآءٍ, خَيْرُالنِّسَآءِ, وَهُمْ نَآئِمُوْنَ

Ja’iz artinya boleh. Munfasil artinya terpisah.
Mad ja’iz munfasil mendapat persetujuan mad asli / tabii bertemu dengan huruf hamzah pada dua kata. Huruf mad pada akhir kata yang pertama dan hamzah pada kata kedua yang diterima. Hamzah ini adalah kata awal yang kedua.

Hukum atau cara membacanya ada tiga macam, yaitu:
Cepat, yaitu satu alif atau dua harakat.
o Sederhana, yaitu dua alif atau empat harakat.
o Ketika bertajwid betul, yaitu dua setengah alif atau lima harakat

يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ قُوْاأَنْفُسَكُمْ اَمَنُوْا

Arid artinya baru. Lissukun artinya karena sukun (mati).
Mad Arid lissukun adalah gila asli yang diiringi huruf hidup dalam satu kalimat, tetapi dibaca mati karena di waqafkan.

Hukum atau cara membacanya ada tiga macam, yaitu:

o Tul (panjang) yaitu 3 alif atau 6 harakat.
o Tawassut (sedang) yaitu 2 alif atau 4 harakat.
o Qasar (pendek) yaitu 1 alif atau 2 harakat.
Keterangan:
Bila tidak di waqafkan tetap mad asli atau mad tabi’i.

, يَنْظُرُوْنَ, تَعْلَمُوْنَ

Badal berarti ganti. Badal  terhimpunanya huruf mad Mau hamzah dalam satu suku kata.

Hukum atau cara membacanya yaitu:
o 1 alif atau 2 harakat

آَدَمُ, آَمَنُوْا, اِيْمَانًا

Saya ingin mengubah. Mad iwad sedang mencoba Fathatain pada bacaan waqaf (bacaan berhenti) di akhir kalimat.

Hukum atau cara membacanya adalah 1 alif atau 2 harakat.

لِبَاسَا , عِوَاجَا

Musaqqal artinya diberatkan. Mad lazim musaqqal kalimi bertemu ada Mad tabi’i bertemu dengan huruf bertasydid dalam satu kata.

Hukum atau Cara membacanya adalah:
3 alif atau 6 harakat.

وَلاَالضَّآلِّيْنَ, اَلصَّآخَّهْ, اَلطَّآمَّهْ

  1. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi / Kalimi

Lazim artinya harus. Mukhaffafentukan diringankan. Kilmi artinya kata. Jadi, mad lazim mukhaffaf kalimi ada huruf mad yang diiringi atau diminta oleh huruf mati.

Hukum atau cara membacanya adalah:

o 3 alif atau 6 harakat.

آلآنَ

  1. Mad Lazim Harfi Musyba Mutsaqal

yaitu mad yang terjadi pada huruf-huruf tunggal pada permulaan surah-surah dalam Al-Qur’an yang dapat dibaca menjadi tiga huruf dengan huruf mad sebagai huruf kedua, sedang huruf tiga mati. Dikatakan Mad lazim karena mesti dibaca panjang. Dinamakan harfi karena mad itu terjadi pada huruf, bukan pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mutsaqqal, karena berat dibatalkannya.

Hurufnya ada kebebasan, yaitu:

[عَـسَـلُـكُـمْنَـقَـصَ] = ك ل س ع ص ق ن

Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif.

Contoh:

يس

آلم

  1. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi

Mad Lazim mukhaffaf harfi adalah mad (panjang) dengan satu alif atau dua harakat kompilasi membaca huruf Ha, Ya, Tho, Hamzah, Ra. Yang ada di awal surah-surah Al-Qur’an tertentu.

ح: حم
DIBACA: HÄMÏM
ي: يس
DIBACA: YÄSÏN
ط: طه
DIBACA: THÖHÄ
ه: طه
DIBACA: THÖHÄ
ر: الر
DIBACA: ALIF LÄMRÖ

Berarti lembut. Mad Lin adalah wau mati atau ya mati sesedah ​​huruf berbaris fathah dan diiringi sebuah huruf hidup.
Mad Lin ini terjadi saat dikeluarkan (waqaf). Jika tidak berhenti, Lin tidak jadi marah.
Membunyikan wau atau ya kompilasi matinya seperti itu tidak boleh di keraskan dengan mengeluarkan suara membantah, tapi setuju dengan dilunakan begitu rupa sesuai dengan yang dibicarakan dengan hukum
atau cara membacanya:

o Boleh 1 alif atau 2 harakat

o Boleh 2 alif atau 4 harakat

o Boleh 3 alif atau 6 harakat

الْخَوْفِ مِنَ, الْقَوْمِمِنَ, الْعَيْنِ رَأْيَ

Silah berarti bergabung. Mad silah adalah mad yang berlaku pada ha dhamir (kata ganti). Khususnya pada hu dan hi yang berarti “dia”. Letaknya selalu di akhir kalimat.
Mad silah terbagi menjadi 2 macam, yaitu:

o Mad silah qasirah

Tampak mad silah yang pendek
Yang dimainkan adalah mad yang terjadi bersambungnya “ha dhamir” dengan huruf hidup.
Hukum atau cara membacanya adalah:
1 alif dan 2 harakat

o Mad silah tawilah

Mungkin mad silah yang panjang.
Yang dimakasud adalah mad yang terjadi jika “ha dhamir” ada huruf Hamzah yang hidup.

Hukum atau cara membacanya sebagai:
o 2 hingga 5 harakat.

Dimana akhirnya Mad, ada yang menunggu di tasydidan, ukuran panjangnya mad parqu adalah tiga alip {enam harkat}. membahas diempat tempat

آلذَّكَرَيْنِ قُلْ

اَذِنَ لَكُمْ قُلْءَآللهُ

Tamkin artinya penetapan. Mad tamkin Madyang terdiri dari 2 huruf “ya” yang bertemu dalam satu kalimat, sedangkan yang pertama berbaris kasrah dan bertasydid, dan yang kedua mati (sukun). Dibaca panjang 6 harokat.

عِتِيِّيْنَ, عِلِيِّيْنَ, حُيِّيْتُمْ, نَبِيِّيْنَ

Di Bawah adalah presentasi Hukum Bacaan Waqaf

hukum-mad

  1. Hukum Bacaan Waqaf
  2. Pengertian Waqaf

Waqaf dari sudut bahasa berhenti atau tahan, manakala dari sudut istilah tajwid dipindahkan bacaan sementara dengan suara di akhir perkuatan untuk memudahkan dengan maksud ingin menyambungkan kembali bacaan.

  1. Macam – macam dan Tanda – tanda Waqaf.

Cara Membaca Waqaf

  1. Akhir kata suku dimatikan dalam bacaan yang diterbitkan berhubung fathah, kasrah, dhammah, kasratain atau dhammatain [ََ

Contoh:

       سَقَرْ☼ = سَقَرَ ☼ نُذُرْ ☼ = نُذُرِ ☼ اَحْسَنْ ☼ = اَحْسَنُ ☼ تَخَوُّفْ = ☼ تَخَوُّفٍ ☼ اَشِرْ ☼ = اَسِرٌ☼

2. Akhir suku kata dimatikan [ـْ] dalam bacaan mengumpulkan berharakat: Fathah, kasrah atau dammah yang sebelumnya ada Alif [ا ـَ ـِ ـُ] seperti:

selesai selesai selesai dibaca الحسا ب

خطاياي dibaca خطاياي اياي dibaca اياي☼

  • Fathah sebelumnya ada Wa [ وْ  ـَ] seperti:

☼  يُنْصَرُوْنَ  dibaca ☼  يُنْصَرُوْنْ

  • Fathah, kasrah atau dhammah sebelumnya ada Ya ‘mati, [ يْ ـُ ـِ ـَ], seperti:

☼  اَلْحَلِيْمَ  ☼  اَلْحَلِيْمِ  ☼  اَلْحَلِيْمُ  dibaca ☼  اَلْحَلِيْمْ

  • Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Ya’mati, [يْ ـٌ ـٍ]

seperti:

☼  حَلِيْمٌ  ☼  حَلِيْمٍ  dibaca ☼  حَلِيْمْ

  • Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Waw mati [وْ ـٌ ـٍ]

seperti:

☼  غَفُوْرٌ  ☼  غَفُوْرٍ  dibaca = ☼  غَفُوْرْ

              3.  Akhir suku kata berharakat fathatain dan dilanjutkannya ada huruf Alif [ـً ا] dibaca fathah [ـَ ا],

seperti:

☼  حَكِيْمًا  dibaca = ☼  حَكِيْمَا

  • atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathatainn [ءً] dibaca fathah [ءَ],

seperti:

☼  مَاءً  dibaca = ☼  مَائَا

  • atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat fathatain [ـً ى] dibaca fathah [ـَ ى],

seperti:

☼  مُسَمًّى  dibaca = ☼  مُسَمَّى

            4.  Kalimat yang akhirnya ” YAA ” () maka waqafnya dengan mematikannya.
Contoh:

هُدًى dibaca هُدَى                     

مُسَمًّى         dibaca مُسَمَّى 

5. Akhir kata suku terdiri dari Ta ‘Marbuthah [ـة ـ ة] dimatikan dan bunyinya berubah menjadi bunyi Ha’ [ـهْ ـ هْ],

                      seperti:

حَامِيَهْ☼ dibaca = حَامِيَةٌ ☼ ـ بَرَرَهْ dibaca = ☼ بَرَرَةٍ ☼

                   6. Akhir kata suku bertasydid dimatikan tanpa fungsi tasydidnya, seperti:

َّ مِنْـهُنَّ dibaca ☼ ـ مِنْـهُنّْ ☼خلَقَهُنَّ dibaca ☼ خَلَقَهُنّْ

                   7.  Waqaf Isyarah

Waqaf isyarah atau waqaf Rom adalah: mewaqafkan suatu kalimat yang huruf terakhir hidup dan huruf sebelumnya mati, di sebut waqaf isyarah karena kompilasi kita membacanya kita hanya berisyarah saja.

Contoh:

شَهْرٍ          diwaqafkan        شَهْرْ

فِى اْلاَرْضِ     diwaqafkan              فِى اْلاَرْضْ

Terimakasih semoga Bermanfaat