Lihat Foto KOMPAS.com - Isra Miraj adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang mengisahkan perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW. Tahukah kamu apa itu Isra Miraj? Isra MirajDikutip dari The Story of Prophet Muhammad Night Journey (Isra Miraj) from Earth to Heaven in Islam (2016) karya Muham Dragon Sakura, Isra Miraj adalah dua perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam pada 621. Isra Miraj digambarkan sebagai perjalanan fisik dan spiritual (rohani) yang bersumber dari kitab suci umat Islam Al Quran surat Al Isra dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Melansir Huffpost, Isra Miraj adalah perjalanan malam Nabi Muhammad dari Mekah ke masjid terjauh yaitu Masjid Aqsa di Yerusalem, lalu naik ke surga, dimurnikan dan diberi perintah bagi umat Islam untuk sholat lima kali sehari. Pada kalender Islam, Isra Miraj secara umum diperingati pada hari ke-27 bulan Rajab. Isra Miraj terdiri dari dua bagian perjalanan utama yaitu perjalanan ke masjid terjauh (Isra) dan ke surga (Miraj). Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia IsraIsra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan mengendarai hewan buraq dari Masjid Suci Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem di mana ia memimpin para nabi lainnya untuk beribadah. Masjid Al Aqsa dianggap sebagai masjid terjauh yang merupakan kawasan suci besar yang kadang-kadang disebut Haram Al Sharif atau Noble Sanctuary. Tempat kudus tersebut terdiri dari beberapa masjid termasuk bangunan masjid berkubah batu berlapis emas dan bangunan berkubah perak. Nama Masjid Al Aqsa digunakan untuk menggambarkan seluruh situs. Melansir Birmingham Mail, perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Isra Miraj disebutkan menaiki hewan buraq yang bisa terbang. Buraq digambarkan memiliki kepala seorang wanita, tubuh kuda, mempunyai sayap dan ekor burung merak. Baca juga: Pengaruh Islam di Indonesia Suara.com - Peringatan Isra Miraj 27 Rajab 1443 Hijriah akan bertepatan pada Senin, 28 Februari 2022 mendatang. Lantas apa pengertian Isra Miraj menurut bahasa dan istilah? Simak ulasannya berikut ini. Isra Miraj adalah perjalanan satu malam Nabi Muhammad SAW yang ditemani oleh Malaikat Jibril dari Masjidil Haram, Mekkah menuju ke Masjidil Aqsa, Yerusalem lalu naik ke Sidratul Muntaha atau langit ketujuh untuk mendapatkan perintah sholat lima waktu oleh Allah SWT. Sebenarnya pengertian Isra Miraj menurut bahasa dan istilah per katanya itu berbeda. Pengertian Isra Miraj Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa berbeda namun terjadi dalam waktu bersamaan sehingga disebut sebagai Isra Miraj. Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Yerusalem. Dalam bahasa Arab, Isra berasal dari kata sara yang berarti “perjalanan di malam hari”. Sementara Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju Sidratul Muntaha atau langit ketujuh. Kata Miraj dalam bahasa Arab artinya “tangga, untuk mengangkat, dan atau naik”. Baca Juga: Amalan Malam Isra Miraj yang perlu Anda Ketahui, Lengkap dengan Doa yang Dibaca Dikisahkan Nabi Muhammad SAW bertemu para nabi pada masing-masing tingkatan langit seperti Nabi Adam AS, Nabi Idris AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yahya AS, dan Nabi Isa AS. Sidratul Muntaha menjadi tujuan akhir perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW untuk menerima perintah sholat lima waktu dari Allah SWT. Secara bahasa, Sidratul Muntaha memiliki arti “pohon bidara” yang merupakan akhir dari langit atau surga ketujuh. Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan mengenai Sidratul Muntaha berdasarkan hadist dari Asma binti Abu Bakar ra, "Orang yang naik kuda baru bisa melintasi bayang-bayangnya selama seratus tahun atau seratus penunggang kuda, bisa dinaungi bayang-bayangnya, di sana ada laron dari emas, buahnya seperti kendi besar." (HR. Turmudzi 2541 dan beliau menilai: Hasan Shahih). Peristiwa Isra Miraj ini telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut. “Sub-nalla asr bi'abdih lailam minal-masjidil-armi ilal-masjidil-aqalla brakn aulah linuriyah min ytin, innah huwas-sam'ul-bar.” Baca Juga: Teks Ceramah Isra Miraj Singkat, Memetik Hikmah dari Perjalanan Rasulullah Artinya: “Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Al-Isra: 1) Isra Mikraj (bahasa Arab: الإسراء والمعراج, translit. al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj) adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah beliau mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.[1] Beberapa penggambaran tentang kejadian ini dapat dilihat di surah ke-17 di Al-Qur'an, yaitu Surah Al-Isra.[2] Menurut tradisi, perjalanan ini dikaitkan dengan Lailat al-Mi'raj, sebagai salah satu tanggal paling penting dalam kalender Islam.[3] Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi[4] dan mayoritas ulama,[5] Isra Mikraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun, Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri[6] menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab, dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mikraj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mikraj. Riwayat tentang perjalanan malam nabi dan diangkatnya dia ke langit untuk bertemu langsung dengan Allah dan menerima perintah kewajiban salat di lima waktu terdapat dalam Kitab Hadis Sahih milik Imam Muslim: [7]
Sering kali masyarakat menggabungkan Isra Mikraj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mikraj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad "diberangkatkan" oleh Allah. dari Masjidilharam hingga Masjidilaqsa. Lalu dalam Mikraj Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratulmuntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, dia mendapat perintah langsung dari Allah. untuk menunaikan salat lima waktu. Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratulmuntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah ﷺ sedih. Lailat al-Mi'raj (bahasa Arab: لیلة المعراج, Lailätu 'l-Mi‘rāğ), juga dikenal sebagai Shab-e-Mi'raj (bahasa Persia: شب معراج, Šab-e Mi'râj) di Iran, Pakistan, India dan Bangladesh, dan Miraç Kandili dalam bahasa Turki, adalah sebuah perayaan yang dilangsungkan saat Isra dan Mikraj. Beberapa Muslim merayakannya dengan melakukan salat tahajud di malam hari, dan di beberapa negara mayoritas Muslim, dengan menghias kota dengan lampu dan lilin. Umat Islam berkumpul di masjid dan salat berjemaah serta mendengarkan khotbah mengenai Isra dan Mikraj.[8][9] Masjid Al-Aqsa dipercaya sebagai tempat di mana Nabi Muhammad naik ke surga. Tanggal pasti mengenai kejadian ini tidak jelas, tetapi tetap dirayakan karena terjadi sebelum hijrah dan setelah kunjungan nabi ke Taif. Beberapa orang menganggapnya telah terjadi hanya setahun sebelum hijrah, pada 27 Rajab; tetapi tanggal ini tidak selalu diterima. Tanggal ini akan sama dengan 26 Februari 621 di kalender Julian dan 8 Maret 620 jika terjadi setahun sebelumnya. Dalam tradisi Syiah di Iran, 27 Rajab merupakan hari pemanggilan pertama Nabi Muhammad, disebut Mab'as. Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya dianggap sebagai tempat tersuci ketiga di dunia bagi umat Muslim.[10][11]
|