Apa yang dimaksud dengan sistolik dan diastolik

KOMPAS.com - Tekanan darah merupakan salah satu indikator kesehatan seseorang. Tekanan darah tinggi menjadi masalah yang paling banyak terjadi dan menjadi penyebab kematian nomor satu bersama dengan penyakit kardiovaskular lainnya.

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah di pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi beberapa hal, seperti kecepatan denyut jantung, volume darah, kekentalan darah, elastisitas pembuluh darah, total darah yang keluar dari jantung, dan faktor stres.

Pembuluh darah, baik arteri maupun vena, memiliki sifat yang elastis. Pembuluh darah bisa meregang dan kembali ke bentuk semula.

Tekanan darah bisa diukur menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Hasilnya akan menunjukkan dua macam tekanan darah, yaitu sistol dan diastol. Nilai tekanan darah akan dicatat dengan satuan mmHg.

Jenis tekanan darah

Tekanan darah ada dua macam, yaitu sistole dan diastole. Tekanan sistole adalah tekanan pada arteri ketika jantung bagian ventrikel kiri menguncup. Pada waktu tersebut, jantung berelaksasi dan tekanan tersebut membawa darah keluar dari jantung ke seluruh tubuh, sehingga arteri meregang maksimal.

Denyut jantung yang meningkat akan langsung berpengaruh pada tekanan sistolik.
Tekanan yang kedua adalah tekanan diastole. Tekanan diastole adalah tekanan yang terjadi pada saat darah kembali mengisi jantung dan tidak ada darah yang mengalir ke pembuluh darah dari jantung.

Baca juga: Apakah Tekanan Darah Tinggi Dapat Terjadi pada Anak Muda?

Tekanan darah yang normal

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan sistole yang normal adalah 120 mmHg, sedangkan tekanan diastole yang normal adalah 80 mmHg.

Tekanan darah yang tidak normal, bisa terdiri dari dua kondisi, yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi dan tekanan darah rendah atau hipotensi.

Tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai kondisi pasien dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih secara konsisten. Sedangkan tekanan darah 130/80 mmHg merupakan fase prehipertensi atau dalam risiko hipertensi.

Sedangkan hipotensi adalah kondisi dengan tekanan darah 90/60 mmHg atau kurang secara konsisten. Kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala yang berarti untuk tekanan darah rendah.

Tahukah Anda gagal jantung sistolik dan diastolik merupakan 2 jenis penyakit gagal jantung sebelah kiri yang memerlukan penanganan serius? Gagal jantung sistolik dan diastolik bisa menghambat kerja otot jantung dalam memompa darah dan menyalurkannya ke seluruh tubuh. Maka dari itu, sebelum Anda mengalami kondisi tersebut, lebih baik mencegah dengan mengetahui beberapa penyebab gagal jantung sistolik dan diastolik, berikut diantaranya:

Gagal jantung sistolik

Gagal jantung sistolik biasanya terjadi ketika otot jantung kehilangan kemampuannya untuk berkontraksi. Kontraksi jantung berfungsi untuk memompa darah yang mengandung oksigen dan menyalurkannya ke seluruh tubuh. Pada kondisi normal, jantung memompa darah 55% dari jumlah yang diperlukan oleh tubuh, sedangkan jika jantung sebelah kiri mengalami gagal jantung sistolik hanya mampu memompa kurang dari 40% dari jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Kondisi seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab gagal jantung sistolik, karena mengakibatkan jantung Anda harus bekerja lebih cepat. Gagal jantung sistolik mengakibatkan jantung Anda harus bekerja lebih keras, untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh. Jika dibiarkan, lama kelamaan otot jantung menjadi lemah dan tidak mampu memompa darah secara normal lagi.

Penyakit arteri koroner merupakan salah satu penyebab gagal jantung sistolik, yang disebabkan oleh serangan jantung atau jantung koroner, karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah arteri yang membatasi jumlah aliran darah menuju jantung. 

Penyebab gagal jantung sistolik selanjutnya yaitu diabetes melitus karena tingginya kadar gula yang mengalir dalam darah, sehingga mengakibatkan pembuluh darah rusak dan memicu serangan jantung. Kerusakan ini disebabkan oleh penumpukan lemak dari kolesterol atau plak, yang  disebut dengan aterosklerosis. 

Gangguan katup jantung atau stenosis aorta merupakan gangguan pada katup jantung yang menyempit dan tidak terbuka sepenuhnya. Kondisi ini menyebabkan aliran darah menjadi terhambat dan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, karena katup yang menyempit. Gangguan katup jantung menyebabkan otot jantung melemah, sehingga terjadilah gagal jantung sistolik.

Mitral regurgitation terjadi karena adanya kelainan pada katup mitral jantung, sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran pada jantung sebelah kiri, karena katup mitral tidak bisa menutup dengan sempurna. Mitral regurgitation menyebabkan jumlah volume darah meningkat dan otot jantung melemah, sehingga memicu gagal jantung sistolik.

Selain serangan jantung, penyebab lain dari gagal jantung sistolik adalah kardiomiopati. Kondisi ini terjadi karena gangguan pada otot jantung, sehingga otot jantung melemah dan mempengaruhi kemampuan untuk memompa darah dengan baik dan benar.

Gagal jantung diastolik

Gagal jantung sistolik dan diastolik sama-sama melibatkan sisi kiri jantung, sehingga beberapa penyebab diantaranya memiliki kesamaan. Gagal jantung diastolik menyebabkan jantung tidak bisa memompa darah dalam jumlah yang cukup ke seluruh tubuh dan harus memompa dengan tekanan yang meningkat, sehingga jantung sulit terisi darah dan otot jantung mengalami kekakuan. Kondisi ini disebabkan oleh:

Kelainan yang terjadi pada perikardium atau lapisan yang mengelilingi jantung. Cairan yang terdapat pada pericardial space atau lapisan-lapisan perikardium dan perikardium yang menebal bisa membatasi kemampuan jantung untuk diisi oleh darah. 

Obesitas merupakan salah satu penyebab gagal jantung diastolik karena kelebihan berat badan membuat jantung harus bekerja lebih keras dalam memompa darah.

  1. Kardiomiopati hipertrofik

Penyebab gagal jantung selanjutnya ialah kardiomiopati yang disebabkan oleh masalah pada otot jantung, sehingga dinding ventrikel sebelah kiri menebal dan mencegah darah mengisi ventrikel tersebut. 

Itulah beberapa penyebab gagal jantung sistolik dan diastolik yang perlu Anda ketahui. Gagal jantung sistolik dan diastolik merupakan kondisi serius yang memerlukan perawatan berkelanjutan untuk mencegah komplikasi, sehingga perlu segera diobati  sebelum jantung melemah sangat parah. Segera konsultasikan dengan dokter secepat mungkin, jika Anda mengalami tanda-tanda gejala gagal jantung sistolik dan diastolik yang disebabkan oleh beberapa kondisi di atas, agar bisa segera diatasi.

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar informasi kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Apakah yang dimaksud sistolik?

Pengukuran darah yang dipompa melalui arteri saat ventrikel jantung memompa disebut dengan tekanan sistolik atau sistol. Lalu, pengukuran untuk periode istirahat disebut dengan tekanan diastolik atau diastol.

Apa yang dimaksud dengan diastole?

Diastole adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali atau pembuluh nadi mengempis kosong (Dhianingtyas, dkk, 2006). sistolik orang normal 120 mmHg. Menurut Ronny dkk (2009) tekanan diastole merupakan tekanan darah yang terukur yang terjadi pada saat jantung berelaksasi (diastol).

Berapa sistolik dan diastolik normal?

Angka tekanan darah normal untuk sistolik tidak lebih dari 120 mmHg dan diastolik di bawah 80 mmHg. Meski begitu, ukuran tekanan darah pada setiap orang dapat berbeda-beda tergantung pada usianya.

Apa perbedaan tekanan sistole sistolik dan tekanan diastole diastolik pada jantung?

Sistole merupakan fase denyut jantung pada waktu otot jantung berkontraksi. Sedangkan diastole merupakan fase jantung mengalami pengembangan(relaksasi) sehingga darah secara teratur akan tersedot ke dalam jantung. Contoh pengukuran tekanan darah menunjukkan angka 120 / 80 mmHg.