Apa yang dimaksud dengan perawatan pencegahan

Pengertian Preventive Maintenance (PM). Pemeliharaan preventif sangat penting untuk mendukung fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “critical unit”. teknik perawatan ini dilakukan secara inspeksi terhadap asset peralatan untuk memprediksikan terhadap kerusakan/kegagalan yang akan terjadi. Berikut adalah Penjelasan mengenai Preventive Maintenance (PM).

Baca Juga : Seputar Pengertian Pemeliharaan (maintenance)

Apa yang dimaksud dengan perawatan pencegahan

Preventive Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, umumnya secara periodik, dimana sejumlah tugas pemeliharaan seperti inspeksi, perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan dan penyesuaian dilaksanakan.

Baca Juga : Pengertian corrective maintenance (CM)

Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan dan pencegahan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan mesin. Mesin akan mengalami nilai depresiasi (penurunan) apabila dipakai terus menerus. Oleh karena itu, dibutuhkannya inspeksi dan servis secara rutin maupun periodik. 

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan- kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi yang mendapatkan perawatan (preventive maintenance) akan terjamin kontinuitas kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat. 

  1. Memperkecil overhaul ( turun mesin ).
  2. Mengurangi kemungkinan reparasi berskala besar.
  3. Mengurangi biaya kerusakan / pergantian mesin.
  4. Memperkecil kemungkinan produk-produk yang rusak.
  5. Meminimalkan persediaan suku cadang.
  6. Memperkecil hilangnya gaji – gaji tambahan akibat penurunan mesin ( overhaul ).
  7. Menurunkan harga satuan dari produk pabrik.
  1. Routine maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin. Contohnya, yaitu pembersihan fasilitas atau peralatan, pelumasan (lubrication) atau pengecekan oli, pengecekan isi bahan bakarnya dan apakah termasuk dalam pemanasan (warming up) dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
  2. Periodic maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu.
  1. Memperpanjang umur produktif asset dengan mendeteksi bahwa sebuah asset memiliki titik kritis penggunaan (critical wear point) dan mungkin akan mengalami kerusakan.
  2. Melakukan inspeksi secara efektif dan menjaga supaya kondisi peralatan selalu dalam keadaan sehat.
  3. Mengeliminir kerusakan peralatan dan hasil produksi yang cacat serta meningkatkan ketahanan mesin dan kemampuan proses
  4. Mengurangi waktu yang terbuang pada kerusakan peralatan dengan membuat aktivitas pemeliharan peralatan
  5. Menjaga biaya produksi seminimum mungkin.
  1. Melakukan pencatatan dan pengelolaan data tentang perawatan, kegagalan, dan penggunaan peralatan (dasar analisis peralatan)
  2. Semua jenis kegiatan predictive. Termasuk inspeksi, melakukan pengukuran,inspeksi part untuk kualitas, analisis pelumas, temperature, getaran, kebisingan, pencatatan semua data dari kegiatan predictive untuk trend analysis
  3. Perbaikan minor (30 menit), dorongan yang besar kearah produktivitas
  4. Writing up setiap kondisi yang memerlukan perhatian khusus , yang berpotensial kearah kegagalan
  5. Penjadwalan dan pelaksanaan perbaikan yang dinstruksikan
  6. Menggunakan frekuensi dan severity kegagalan untuk meningkatkan PM task list
  7. Training dan upgrading kemampuan system PM.

Dikutip Dari Berbagai Sumber

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasional sebuah usaha bisnis tentunya memerlukan perawatan atau maintenance. Peralatan ini sudah bekerja dari sekian waktu. Perusahaan harus mementingkan perawatan dan pemeliharaan peralatan. Maintenance peralatan diadakan juga tentu untuk kepentingan perusahaan. Perusahaan tentu menginginkan produktivitas yang lebih. Jika peralatan tidak mendapat maintenance yang baik, nantinya alat-alat tersebut mengalami kerusakan dan justru akan menghambat produktivitas perusahaan.

Sebelumnya, mari terlebih dahulu mengenal maintenance. Maintenance yang dimaksud di sini adalah suatu kegiatan untuk merawat atau memelihara dan menjaga mesin/peralatan tetap pada kondisi yang baik supaya dapat digunakan untuk melakukan produksi sesuai yang direncanakan. 

Maintenance adalah kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan (retaining) dan mengembalikan (restoring) mesin ataupun peralatan kerja ke kondisi yang terbaik sehingga dapat melakukan produksi dengan optimal. Jika mesin/peralatan diminimalisir kerusakannya, tentu akan berpengaruh pada produktivitas, kualitas, efisiensi, yang dapat menguntungkan perusahaan.

Kegiatan maintenance di antaranya meliputi:

  • Pemeriksaan (checking)
  • Meminyaki (lubrication)
  • Perbaikan (repairing)
  • Penggantian suku cadang (spare part)
  •  

Dalam kegiatan maintenance terdapat beberapa jenis pula yang dikategorikan sesuai dengan waktu dan kondisinya, jenis- jenis maintenance (perawatan) ini di antaranya:

1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi kerusakan)

Breakdown maintenance ini adalah perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja, yang menyebabkan mesin tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhenti secara total di waktu yang mendadak. Sebaiknya, breakdown maintenance ini dihindari karena dapat mengakibatkan kerugian dari tidak beroperasinya peralatan/mesin ini. Jika peralatan tidak dapat digunakan tentu perusahaan juga tidak dapat produktif.

2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)

Preventive maintenance ini sering disebut dengan preventative maintenance ini adalah termasuk maintenance pencegahan, dilakukan ketika belum terjadi kerusakan. Biasanya dilakukan pengecekan secara berkala, dilakukan penjadwalan untuk pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala.

Preventive maintenance terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Periodic Maintenance (perawatan berkala)

Periodic maintenance biasanya adalah perawatan rutin yang terjadwal, yang biasa dilakukan adalah pembersihan mesin, inspeksi mesin, meminyaki mesin, dan juga penggantian suku cadang jika ada perlu diganti menghindari kerusakan mesin yang mendadak dan mengakibatkan mesin tidak dapat beroperasi. Periodic maintenance biasanya dilakukan dalam waktu harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan.

b. Predictive Maintenance (Perawatan Predictive)

Predictive maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan sebelum terjadinya kerusakan total. Predictive maintenance akan memeriksa melalui analisa trend perilaku mesin/ peralatan kerja. Dengan analisa trend ini dapat memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada mesin di komponen tertentu. predictive maintenance akan lebih melihat pada kondisi mesin.

3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)

Corrective maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan lalu memperbaiki sehingga mesin bisa digunakan kembali secara normal. Corrective maintenance biasanya dilakukan pada mesin- mesin yang beroperasi secara upnormal yaitu mesin yang masih bisa digunakan tetapi tidak optimal.

Perawatan mesin-mesin di atas tentu dilakukan demi kepentingan sebuah perusahaan untuk terus bisa produktif, namun selain itu memiliki tujuan diantaranya dapat memperpanjang usia mesin, atau peralatan kerja, berkurangnya downtime, menjaga keselamatan karyawan yang menggunakan, pencegahan kerusakan berat yang mengakibatkan biaya lebih tinggi. Dengan menjaga mesin tetap stabil perusahaan tentu akan lebih mendapatkan banyak benefit dan menghindari resiko-resiko yang tidak diinginkan.

Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Preventive maintenance merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengamatan secara berkala terhadap performansi sistem dan telah direncanakan terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu untuk memperpanjang kemampuan berfungsinya suatu peralatan. Perawatan ini bertujuan untuk mencegah kerusakan, menemukan penyebab kerusakan atau berkurangnya tingkat keandalan peralatan dan menemukan kerusakan tersembunyi.

Preventive Maintenance terbagi menjadi 4 kategori tugas, yaitu sebagai berikut:

1. Time Directed Maintenance

Time directed maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan berdasarkan variabel waktu. Kebijakan perawatan lain yang sesuai untuk diterapkan pada kegiatan ini adalah periodic maintenance dan on condition maintenance. Periodic maintenance (Hard time maintenance) merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan secara periodik atau terjadwal. Kegiatan yang dilakukan  adalah penggantian komponen secara terjadwal dengan interval waktu tertentu.

Faktor yang mempengaruhi periodic maintenance:

a.       Faktor ekonomi

Kebijakan penelitian dilakukan karena dihadapkan pada unit yang terhitung murah bila dibandingkan dengan resiko yang ditanggung dan biaya yang lebih besar bila komponen atau unit tersebut mengalami kerusakan apabila terjadi kelalaian.

b.      Faktor keamanan

Kebijakan penggantian tidak lagi berdasarkan nilai rupiah, tetapi dihadapkan pada keadaan apabila tidak dilakukan, maka nyawa manusia menjadi taruhannya karena berhubungan erat dengan keamanan dan keselamatan manusia.

On condition maintenance merupakan perawatan yang dilakukan berdasarkan kebijakan operator perawatan. Kegiatan yang dilakukan pada kondisi ini adalah cleaning, inspection dan lubrication.

2. Condition Based Maintenance

Condition Based Maintenance merupakan perawatan pencegahan yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang berlangsung dimana variabel waktu tidak diketahui secara tepat. Kebijakan yang sesuai dengan keadaan tersebut adalah predictive maintenance. Predictive maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilakukan dengan memeriksa dan memelihara pada saat perawatan sudah benar-benar memerlukan pemulihan ke tingkat semula. Hal ini dilakukan dengan memonitoring kondisi operasi peralatan berdasarkan data-data dan informasi.

3. Failure Finding

Failure finding merupakan suatu tindakan pencegahan yang dilakukan dengan cara memeriksa fungsi yang tersembunyi (hidden function) secara periodik untuk memastikan kapan suatu komponen akan mengalami kerusakan.

4. Run To Failure

Kegiatan ini disebut juga no schedule maintenance dimana kegiatan perawatan ini tidak melakukan usaha untuk mengantisipasi kerusakan. Suatu peralatan atau mesin dibiarkan bekerja hingga mengalami kerusakan kemudian dilakukan perawatan perbaikan. Kegiatan ini dilakukan jika tidak ada kegiatan pencegahan efektif yang dapat dilakukan, tindakan percegahan terlalu mahal atau dampak gagal tidak berpengaruh.