Apa yang bisa menyebabkan gagalnya sebuah pengendalian internal yang sudah dirancang dengan baik?

Jusup (2001:254-255) memaparkan bahwa keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap sistem pengendalian intern sebagai berikut : a. Kesalahan dalam pertimbangan. b. Kemacetan. c. Kolusi. d. Pelanggaran oleh manajemen. e. Biaya dan manfaat. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dijelaskan masing-masing komponen sebagai berikut: 1) Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen dan personel lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau tekanan lain. 2) Kemacetan. Kemacetan dalam pengendalian yang telah berjalan bisa terjadi karena petugas salah mengerti tentang instruksi, atau melakukan kesalahan karena kecorobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perpindahan personil sementara atau tetap, atau perubahan sistem atau prosedur bisa juga mengakibatkan kemacetan. 3) Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidak beresan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh sistem pengendalian intern yang dirancang. 4) Pelanggaran oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu. 5) Biaya dan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan struktur pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian intern. Karena adanya keterbatasan pengendalian internal, bahwa penerapan pengendalian internal bukan ditujukan untuk menghilangkan semua kemungkinan kecurangan dan kesalahan yang terjadi harus dapat diketahui dan diatasi secepatnya. Pengendalian internal tidak dapat dikatakan efektif meskipun disertai kehati-hatian dalam perancangan dan implementasinya, bahkan meskipun pegawai sistem dapat merancang sistem yang ideal efektivitas yang tergantung kepada kompetensi dan ketergantungan orang yang menggunakannya.

KEMAJUAN suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Keberhasilan dan efektifitas pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia dan pembiayaan. Di antara dua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia, bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadian. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari manusia menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit sosial) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Korupsi berasal dari bahasa latin corruption yaitu dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara harfiah, korupsi diartikan sebagai perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Artinya, dengan terjadinya kasus korupsi di suatu perusahaan yang ada di Indonesia khususnya, maka perusahaan tersebut belum melaksanakan pengendalian internal dengan baik. Untuk mengantisipasi kejadian ini perlu yang namanya sistem untuk mencegah kejadian-kejadian negatif yang terjadi didalam suatu perusahaan kedepannya. Perlu yang namanya “pengendalian internal”.

Pengendalian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jilid V berarti proses, cara, perbuatan mengendalikan, pengekangan. Sedangkan internal berarti  dalam atau di kalangan sendiri. Pengendalian internal perusahaan berarti suatu proses mengendalikan dalamnya perusahaan, bisa dari karyawan maupun sistem manajemen yang digunakan.

Pengendalian internal perusahaan adalah sistem manajemen yang digunakan untuk melihat sejauh mana efektivitas dan pengawasan terhadap ketidaksesuaian dalam mencari peluang perbaikan perusahaan. Pengendalian internal yang dimaksud adalah tidak adanya sistem internal audit, atau pengawasan pada sistem organisasi atau perusahaan. Hal itupun tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada komitmen yang baik dari dari masing-masing manajemen.

Sistem pengendalian internal perusahaan yang efektif merupakan unsur penting dalam pengelolaan perusahaan. Perusahaan yang efektif adalah perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan untuk meningkatkan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku menjamin tersedianya laporan keuangan dan laporan manajemen yang benar, lengkap, tepat waktu dan memenuhi efisiensi serta efektivitas dari kegiatan usaha perusahaan.

Tujuan Sistem Pengendalian Internal Perusahaan, antara lain:

  1. Kepatuhan: yaitu menjamin bahwa semua kegiatan usaha perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang oleh pemerintah maupun kebijakan dan prosedur internal yang ditetapkan oleh perusahaan.
  2. Informasi: yaitu menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
  3. Operasional: yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan aset dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi perusahaan dari risiko kerugian.

Salah satu pelanggaran pengendalian internal yang paling serius adalah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Kecurangan karyawan (employee fraud) adalah tindakan yang disengaja untuk menipu perusahaan demi keuntungan pribadi. Penipuan ini meliputi pencurian kecil-kecilan, seperti lebih catat beban perjalanan dinas dengan sengaja, hingga penggelapan uang miliaran rupiah melalui skema penipuan yang rumit.

Unsur-unsur pengendalian intern menurut para ahli yang perlu dirancang dan diterapkan oleh manajemen perusahaan, adalah:

  1. Lingkungan pengendalian
  2. Penilaian Resiko (risk assessment)
  3. Prosedur pengendalian
  4. Pengawasan
  5. Informasi dan komunikasi

Lima komponen tersebut membentuk semacam payung yang melindungi perusahaan yang melindungi perusahaan dari ancaman terhadap pengendalian.

Penilaian resiko, prosedur pengendalian, dan pengawasan merupakan bahan yang menjaga payung dari kebocoran. Informasi dan komunikasi menghubungkan payung dengan manajemen.

Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja, sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:

  1. Pelimpahan tanggung jawab.
  2. Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
  3. dan lain-lain.

Peran Penting Sistem Pengendalian Internal

  1. Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan kegiatan organisasi.
  2. Menciptakan pengawasan melekat, menutupi kelemahan dan keterbatasan personil, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan.
  3. Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit yang akan diterapkan.

Arti pentingnya Sistem Pengendalian Internal bagi manajemen dan auditor independen sudah lama diakui, dan pengakuan tersebut makin meluas dengan alasan:

  1. Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya perusahaan.
  2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian internal yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi.

 Sistem pengendalian internal perusahaan akan efektif dan efisien jika melibatkan pimpinan (Top Management). Komitmen adalah yang paling utama berjalannya sistem ini. Hal ini akan mempengaruhi beberapa hal, misal cara antar karyawan berinteraksi satu sama lain dan kepatuhan terhadap prosedur-prosedur yang dimiliki perusahaan. (BBR)

Penulis  : Valtin Virangga (CJ)

Editor   :  Kasmir

Sumber  :Babelreview

COSO 20139 menjelaskan mengenai keterbatasan keterbatasan pengendalian internal

This preview shows page 36 - 39 out of 69 pages.