You're Reading a Free Preview Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above. Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above. Secara sederhana, salinan resep obat dokter adalah copy resep obat asli yang dibuat oleh apoteker dengan memuat informasi yang sama persis dengan resep asli. Salinan resep obat biasanya berisi informasi tentang apotek, pasien, nama dokter penulis resep. Tanggal penulisan resep, keterangan obat seperti detur dan ne detur. Karena memiliki informasi yang sama persis dengan resep obat asli. Tak jarang banyak yang mengira bahwa salinan resep bisa sembarangan digunakan untuk menebus obat. Padahal, tidak semua salinan resep obat bisa berfungsi demikian. Simak fungsi yang sebenarnya dari salinan resep obat agar Anda tidak salah dalam menggunakannya! Menebus obat yang memang diresepkan berulangPada beberapa kasus, salinan resep obat bisa dimanfaatkan untuk mengambil resep yang sama hanya jika ada keteranganiter yang terletak di sisi kiri atas. Namun bukan berarti pasien bisa menggunakannya secara berulang-ulang. Biasanya iter hanya digunakan untuk penebusan obat yang sama selama dua kali. Pada salinan resep obat akan tertulis iter 2X. Itu berarti pasien bisa menggunakan salinan tersebut untuk dua kali penebusan obat. Setelah melakukan pembelian dengan menggunakan resep obat yang asli. Keterangan iter ini ditulis oleh dokter yang membuat resep asli. Biasanya, resep yang ada keterangan iter adalah obat yang digunakan untuk penyembuhan jangka panjang sehingga pasien harus mengonsumsinya dalam jangka waktu tertentu. Apoteker bertugas untuk membuat kopi resep dengan mencantumkan iter. Dengan begitu, pasien bisa menggunakan salinan resep obat untuk mendapat obat yang sama ketika menggunakan resep obat asli. Menebus obat yang belum diambilApoteker biasanya menuliskan salinan resep obat asli dari dokter ketika pasien tersebut hanya mengambil separuh jatah obat yang seharusnys ditebus. Banyak faktor yang menyebabkan pasien hanya menebus separuh dari yang diresepkan. Biasanya karena obat terlalu mahal sehingga pasien belum mampu menebus semuanya. Di lain waktu ketika pasien sudah memiliki cukup uang, ia bisa menggunakan salinan resep untuk menebus sisa obat. Penggunaan salinan resep obat yang masih salahPada praktiknya, masih banyak orang yang salah dalam menggunakan salinan resep obat. Kebanyakan mengira bahwa salinan resep obat ini bisa digunakan untuk membeli obat yang sama ketika mengalami gejala sakit yang sama. Daripada pergi ke dokter dan harus mengeluarkan biaya jasa, lebih baik menggunakan salinan resep yang pernah diberikan untuk membeli obat. Ada juga yang beranggapan bahwa obat yang diresepkan bisa digunakan oleh semua umur dengan penyakit yang sama. Padahal, meski jenis penyakitnya sama dan mungkin juga obat yang diberikan sama. Tapi dosis untuk setiap umur dan jenis kelamin tentu berbeda. Beberapa obat juga berpotensi menimbulkan alergi pada sebagian orang. Itulah mengapa saat meresepkan obat dokter menanyakan apakah memiliki alergi. Software apotek VMedis untuk membantu pengelolaan apotekMengingat betapa riskannya penggunaan salinan resep obat jika tidak sesuai dengan prosedur, Anda sebagai pengelola apotek harus benar-benar melakukan pengawasan. Anda juga harus mengetahui riwayat pembelian konsumen karena bisa saja orang tersebut sudah pernah membeli dengan salinan resep yang sama. Urusan administrasi apotek terkadang sangat merepotkan sehingga pelayanan kepada konsumen kurang maksimal. Untuk itulah Anda bisa menggunakansoftware apotek VMedis yang akan membantu mengelolan stok obat dan keuangan apotek. VMedis akan membantu Anda mengetahui stok obat yang habis. Sehingga ketika ada konsumen yang mendapat resep dengan obat tersebut, apoteker bisa merekomendasikan obat generik lain yang tersedia. Dengan VMedis, operasional apotek menjadi lebih mudah. Anda sebagai pemilik juga akan memiliki banyak waktu untuk fokus pada pengembangan bisnis!
Halo pembaca blog yang berbahagia. Pada kesempatan kali ini, saya akan lanjut membahas tentang resep dan copy resep. Kencangkan sabuk pengaman dan selamat membaca . 🙂 Komponen ResepKomponen resep menurut fungsi bahan obatnya terbagi atas :
Corrigens dapat berupa :
Constituen, merupakan bahan tambahan yang dipakai sebagaibahan pengisi dan pemberi bentuk, untuk memperbesar volume obat. Contoh : laktosa pada serbuk minum, amylum dan talcum pada bedak tabur. Resep yang memerlukan penanganan segeraPada penanganan pasien yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat memberi tanda pada pojok kanan atas resepnya dengan kata-kata : cito (segera), Urgent (sangat penting), statim (penting), P.I.M (periculum in mora) artinya berbahaya bila ditunda. Urutan yang didahulukan adalah : Resep-resep dengan disertai salah satu tanda diatas, pembuatan sediaannya harus didahulukan dari resep-resep yang lainnya. Resep yang mengandung NarkotikaResep yang mengandung narkotika tidak boleh ada :
Resep yang dapat atau tidak dapat diulangDokter dapat menghendaki agar resepnya dapat diulang, apabila suatu resep dikehendaki untuk diulang maka pada resep tersebut ditulis kata “iter/iteratie” dan diikuti angka yang menunjukkan jumlah pengulangan dari resep tersebut. Sebagai contoh, pada resep tertulis Iter 3 x, hal tersebut berarti resep tersebut boleh diulang sebanyak 3 kali dan dilayani sebanyak 1 + 3 kali = 4 kali. Dokter dapat juga menghendaki agar resepnya tidak boleh diulang tanpa sepengetahuannya, maka dapat dituliskan pada resep tersebut dengan kata “n.i” = ne iterature (tidak boleh diulang) Resep yang dapat atau tidak dapat diulangDokter dapat menghendaki agar resepnya dapat diulang, apabila suatu resep dikehendaki untuk diulang maka pada resep tersebut ditulis kata “iter/iteratie” dan diikuti angka yang menunjukkan jumlah pengulangan dari resep tersebut. Sebagai contoh, pada resep tertulis Iter 3 x, hal tersebut berarti resep tersebut boleh diulang sebanyak 3 kali dan dilayani sebanyak 1 + 3 kali = 4 kali. Dokter dapat juga menghendaki agar resepnya tidak boleh diulang tanpa sepengetahuannya, maka dapat dituliskan pada resep tersebut dengan kata “n.i” = ne iterator (tidak boleh diulang) Tempat mengambil obat dengan resepApotek adalah tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan juga penyaluran obat kepada masyarakat, apotek ada dua macam yaitu : Apotek rumah sakit hanya melayani resep-resep dari dokter Rumah Sakit yang bersangkutan. Resep yang berasal dari dokter di Rumah Sakit, mencantumkan nama Rumah Sakit serta bagian pelayanan fungsional dari dokter yang menulis resep. Resep dokter pribadi tidak bisa dilayani di apotek Rumah Sakit. Apotek umum bisa melayani semua resep dokter, termasuk resep dari rumah sakit apabila apotek Rumah Sakit kebetulan tidak memiliki obat yang diminta. Pengelolaan resep yang telah dikerjakan
Singkatan bahasa latinBahasa yang digunakan dalam penulisan adalah Bahasa latin. Bahasa latin tidak hanya digunakan untuk menuliskan nama-nama obat tetapi juga untuk ketentuan-ketentuan mengenai pembuatan atau bentuk obat, termasuk petunjuk-petunjuk aturan pemakaian obat yang pada umumnya ditulis berupa singkatan. Untuk menghindari salah penafsiran membaca resep, sedapat mungkin menghindari singkatan dalam Bahasa Indonesia untuk obat dan aturan pakainya. Missal “obat batuk hitam” tidak ditulis o.b.h melainkan ditulis pot. nigra ct (Potio Nigra Contra Tussim). Alasan-alasan penggunaan Bahasa latin adalah sebagai berikut:
Salinan resep / copy resepCopy resep adalah salinan tertulis dari suatu resep yang ditulis oleh seorang apoteker untuk diberikan kepada pasien. Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum dan afscrift. Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli harus memuat pula :
Copy resep dapat dikeluarkan apabila :
Etiket obatSetiap sediaan obat racikan harus diberi etiket sebelum diserahkan kepada pasien. Akurasi suatu etiket sangat diutamakan sebagaimana pentingnya informasi aturan pakai sediaan yang disampaikan kepada pasien. Informasi yang tidak tepat akan menimbulkan kesalahan dalam penggunaan obat oleh pasien. Kesalahan penggunaan obat bisa merugikan dan membahayakan keselamatan pasien. Walaupun farmasis atau praktisi kesehatan selalu memberikan saran dan petunjuk kepada pasien saat penyerahan obat, pasien cenderung tidak akan mampu mengingat semua informasi tersebut secara verbal. Oleh Karena itu etiket merupakan pengingat utama tentang hal penting yang harus diketahui pasien. Informasi yang tercantum dalam etiket harus mudah dibaca, ringkas, memadai, mudah dimengerti dan akurat. Semua hal tersebut ditujukan agar obat bisa digunakan sesuai dengan aturan yang tepat, sehingga efek terapi bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Etiket obat dibedakan menjadi 2 jenis. Etiket untuk obat dalam (per oral) berwarna putih dan etiket untuk obat luar berwarna biru dengan ditambah keterangan “obat luar”. Obat oral atau obat dalam obat yang penggunaannya melalui rute atau jalur sistem pencernaan, apabila obat luar adalah yang digunakan secara topical atau yang digunakan dengan tidak melalui rute system pencernaan. Etiket obat yang ideal memuat beberapa informasi, yaitu :
Penempatan etiket yang baik adalah sebagai berikut :
Catatan : pasien dapat membuka wadah tanpa merusak etiket, pastikan etiket diletakkan pada posisi yang baik, lurus dan tidak miring. Pastikan wadah dalam keadaan bersih sebelum produk dikemas, bersihkan sisi luar wadah sebelum memasang etiket (botol, pot salep, dos bedak, pot krim). Hindari menuangkan sediaan cair ke dalam wadah yang telah diberi etiket untuk menghindari kerusakan etiket akibat terkena tetesan obat. Kemasan yang tidak bersih bisa menimbulkan lepasnya etiket yang tertempel pada kemasan, karena mungkin minyak-minyak yang tidak sengaja tertempel yang membuat etiket mudah terlepas Pastikan etiket telah aman sebelum menyerahkan obat ke pasien. Pastikan etiket tertempel dengan benar. Alasan utama etiket tidak menempel pada wadah sediaan karena kemungkinan wadah kotor atau berminyak. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi terlepasnya etiket yang akan membuat pasien kesulitan dalam menggunakan obat. Selain etiket, sediaan obat racikan dapat juga ditambahkan informasi berupa label. Label-label tersebut antara lain kocok dahulu, jangan dikocok (untuk sediaan saturasi), tidak boleh diulang tanpa resep dokter. |