Apa masalah yang menyimpang tentang sosial budaya di indonesia

tirto.id - Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perilaku setiap individu yang dianggap menyimpang tersebut seringkali dinyatakan sebagai pelanggaran dari aturan, nilai, dan norma dalam masyarakat.

Perilaku yang dianggap menyimpang sangat beragam, kadang-kadang adalah sebuah mode atau kebiasaan baru.

Di masa lalu, berpegangan tangan saat berpacaran dianggap sudah melakukan penyimpangan. Kini, hal itu dipandang biasa. Reaksi terhadap jenis penyimpangan yang sama pun dapat berbeda-beda bentuknya, dari hanya sekadar gunjingan sampai pada hukuman, demikian seperti dilansir courses.lumenlearning.

Contoh tersebut membuktikan apa yang dipandang sebagai sebuah kejahatan saat ini, belum tentu akan tetap dianggap sebagai kejahatan di masa mendatang. Sebab, generasi selanjutnya yang akan mendefinisikan penyimpangan sesuai dengan perkembangan di masyarakat.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt dalam buku Sosiologi, Jilid 1, tidak ada

satu pun penyimpangan yang berdiri sendiri. Status penyimpangan sangat ditentukan oleh definisi penyimpangan yang dibuat oleh kelompok.

Penyimpangan sosial terjadi apabila:

  • Terdapat kesepakatan yang meluas (widespread consensus) di masyarakat dalam bidang norma. Kesepakatan yang meluas ini, secara relatif dapat memudahkan seseorang atau sekelompok orang untuk mengidentifikasi penyimpangan.
  • Secara khusus menimbulkan sanksi negatif, seperti gosip atau gunjingan, dan tindakan hukum.
  • Pemberian hukuman akan memperkuat pemahaman tentang tindakan atau perilaku menyimpang pada kelompok yang terikat oleh seperangkat norma umum.

Education.uiowa menyebutkan sosiolog berusaha untuk memahami bagaimana dan mengapa penyimpangan terjadi dalam masyarakat. Akhirnya, mengembangkan teori yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan dalam skala luas terjadi.

Bentuk penyimpangan sosial:

  • Anomie: penyimpangan sosial disebabkan oleh anomie, atau perasaan bahwa tujuan masyarakat atau sarana untuk mencapainya tertutup bagi orang tersebut (dia tidak merasa diterima).
  • Pengendalian: penyimpangan terjadi karena sosialisasi yang tidak tepat, yang mengakibatkan dalam kurangnya pengendalian diri orang tersebut.
  • Asosiasi diferensial: Orang menjadi pelaku penyimpangan sosial akibat pergaulan dengan orang lain yang bertindak menyimpang.
  • Pelabelan: perilaku menyimpang tergantung pada siapa yang mendefinisikannya, dan orang-orangnya dalam masyarakat mendefinisikan penyimpangan berdasarkan orang yang berkuasa.

Keluarga menjadi pengendali sosial terdepan dalam masyarakat, mereka berperan menjaga dan menyelamatkan individu dan kelompok dari penyimpangan. Dengan semakin kompleksnya masyarakat, fungsi pengendalian ini meluas ke pihak lain di luar keluarga, misalnya institusi agama, pendidikan, pekerjaan, dan politik atau pemerintah yang melakukan pengendalian sosial formal dan informal terhadap anggota masyarakat.

Reaksi masyarakat terhadap masing-masing orang yang dianggap menyimpang akan memberikan konsekuensi yang berbeda-beda. Masalah sosial atau penyimpangan yang dipandang membutuhkan pertimbangan khusus dan mendapat reaksi masyarakat. Akhirnya, harus mendapatkan proses penanganan yang lebih formal dan seragam dengan bantuan institusi hukum.

Dampak penyimpangan sosial bagi masyarakat:

  • Menciptakan norma dan memberi tahu anggota masyarakat tertentu bagaimana berperilaku yang dapat diterima.
  • Mayoritas kelompok bersatu memandang pelaku penyimpangan sosial sebagai `penyakit`. Akibatnya, pelaku kerap kali dikucilkan.
  • Terdapat parameter sosial yang menciptakan batasan antara populasi dalam berbagai kelompok.
  • Pelaku penyimpangan sosial mulai berkelompok, meningkatkan solidaritas dalam komunitas karena identitas mereka yang terstigmatisasi.
  • Berpotensi menyebabkan gangguan sosial. Namun, ketika penyimpangan sosial dianggap lebih umum, masyarakat secara bertahap akan menyesuaikan diri.

Baca juga:

  • Mengenal Teori Perubahan Sosial Menurut Tokoh Sosiologi
  • Apa Itu Integrasi Sosial & Faktor-Faktor yang Memengaruhinya?
  • Apa Saja Syarat Terjadinya Interaksi Sosial, Menurut Sosiologi?

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Desika Pemita
(tirto.id - dsk/ale)


Penulis: Desika Pemita
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Desika Pemita

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

tirto.id - Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tak bisa begitu saja lepas dari norma ataupun peraturan yang berlaku di masyarakat. Namun, tidak selamanya berbagai norma dan aturan di masyarakat akan ditaati oleh setiap individu. Jika saja, seluruh anggota masyarakat mentaati norma dan aturan tersebut, tentu kehidupan akan selalu aman dan damai.

Fenoma ketidakpatuhan individu-individu dalam suatu masyarakat terhadap norma dan aturan yang berlaku bisa ditemukan di semua tempat.

Gejala sosial ini kerap dianggap sebagai perilaku menyimpang. Disebut juga penyimpangan sosial, tema ini menjadi perhatian dalam studi sosiologi dan antropologi.

Mengutip pendapat Profesor Robert M. Z. Lawang, perilaku menyimpang juga dapat didefinisikan sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial, serta menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem untuk memperbaiki perilaku tersebut.

Definisi perilaku menyimpang lainnya bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Merujuk pada buku Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (2004: 83-84), Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menulis Sociology of Deviant Behavior, menjelaskan bahwa pengertian perilaku menyimpang dapat dipahami setidaknya dari empat sudut pandang.

Baca juga:

  • Penyebab Perilaku Menyimpang dan Contoh Bentuknya: Studi Sosiologi
  • Mengenal 4 Teori Penyimpangan Sosial & Penyebab Perilaku Menyimpang

Pertama, secara statistikal, definisi perilaku menyimpang adalah segala perilaku yang bertolak dari suatu tindakan yang bukan sebagaimana umumnya, atau jarang dilakukan.

Kedua, secara absolut, pengertian perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai bentuk penyimpangan oleh mayoritas anggota suatu masyarakat.

Ketiga, menurut para kaum reaktivis, perilaku menyimpang dipahami sebagai gejala sosial yang terjadi akibat reaksi dari masyarakat atau agen kontrol sosial terhadap tindakan yang dilakukan seseorang.

Keempat, secara normatif, perilaku menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang melanggar norma-norma sosial yang ada di suatu masyarakat.

Macam-macam Bentuk Perilaku Menyimpang & Contohnya

Bentuk perilaku menyimpang juga beragam. Berdasarkan sifatnya, bentuk perilaku menyimpang dibagi menjadi dua, yakni penyimpangan yang berdampak positif terhadap sistem masyarakat, dan sebaliknya, penyimpangan berakibat negatif atau buruk terhadap sistem sosial.

Selain itu, bentuk perilaku menyimpang pun bisa dirumuskan menjadi tiga, dari segi jumlah pelakunya. Ketiganya ialah: penyimpangan yang dilakukan seorang individu tanpa camur tangan orang lain; penyimpangan yang dilakukan bersama-sama oleh suatu kelompok; dan penyimpangan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi rapi yang mematuhi norma-norma berbeda dari masyarakat umum.

Baca juga:

  • Mengenal Teori-teori Konflik Sosial Menurut para Ahli Sosiologi
  • Apa Saja Faktor Penyebab Konflik Sosial dalam Masyarakat?
  • Macam-macam Konflik Sosial dan Contohnya di Masyarakat

Adapun macam-macam bentuk penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang beragam. Dalam Modul Antropologi yang dilansir Kemendikbud, dijelaskan bahwa macam-macam bentuk perilaku menyimpang adalah sebagai berikut.

1. Penyimpangan primer

Merupakan penyimpangan yang bersifat sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang.

2. Penyimpangan sekunder

Perilaku yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang.

3. Penyimpangan individu

Penyimpangan yang dilakukan individu dengan melakukan tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku.

Contoh bentuk perilaku menyimpang ini: anak yang durhaka kepada orang tuanya, seseorang yang berbua asusila, pejabat/pegawai yang melakukan korupsi; penggunaan obat terlarang, mabuk-mabukan, menipu, dan sebagainya.

4. Penyimpangan kelompok

Penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan menyimpang dari norma yang berlaku.

Contoh bentuk penyimpangan jenis ini: perkelahian antargang atau antarkelompok siswa, perampokan, pemberontakan sekelompok rakyat terhadap pemerintahnya, aktivitas perdagangan obat-obat terlarang, prostitusi, penonton sepak bola atau musik yang mengamuk, dan sebagainya.

5. Penyimpangan situasional

Penyimpangan yang disebabkan pengaruh bermacam kekuatan social diluar individu serta memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang.

Contoh bentuk perilaku menyimpang ini: tindakan pencurian akibat kondisi ekonomi yang mendesak atau kemiskinan.

6. Penyimpangan sistemik

Sistem tingkah laku yang disertai organisasi social khusus, status social, peranan, nilai, norma serta moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Contoh bentuk perilaku menyimpang ini: perdagangan obat-obat terlarang yang dilakukan oleh sindikat kelas kakap.

7. Penyimpangan seksual

Bentuk perilaku yang digunakan untuk mendapat kepuasan melalui penyimpangan seksual. Contoh bentuk perilaku menyimpang jenis ini adalah:

  • Ekshibisionisme
  • Voyeurisme
  • Frotteurisme
  • Pedofilia
  • Sadomasokisme
  • Fetishisme
  • Skatologiatelepon
  • Transvestisme
  • Satiriasis
  • Perilaku seksual kompulsif
  • Incest.

Baca juga artikel terkait PERILAKU MENYIMPANG atau tulisan menarik lainnya Endah Murniaseh
(tirto.id - end/add)


Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Endah Murniaseh

Subscribe for updates Unsubscribe from updates