Selamat Malam Sahabat SITROTIS (Sistem Kontrol Otomatis) Blog. Bagaimana kabarnya? Semoga saja baik. Kapan lalu penulis sudah membahas tentang dasar PLC. Kalau membahas PLC kalau tanpa membahas pemrograman ladder sepertinya aneh banget ya. Maka dari itu penulis akan bahas dasar-dasar pemrograman ladder secara singkat dan gamblang.
Gambar 1. Tampilan Aplikasi Dan Program Ladder PLC Siemens (Sumber: dir indiamart) Untuk pembahasan lengkap tentang PLC bisa baca "Di Sini". Hardware yang di gunakan adalah PLC Siemens CPU1215C AC/DC/Relay .PLC Siemens CPU1215C merupakan salah satu tipe PLC Siemens seri CPU1200 yang merupakan lini low budget PLC dari Siemens. CPU1215C sendiri terbagi menjadi tiga varian berdasarkan jenis power supply yang dibutuhkan serta jenis masukan (input) dan keluaran (output) digitalnya. Ketiga varian CPU1215C sebagai berikut:
Gambar 2. PLC CPU1215C AC/DC/Relay Keterangan pada Gambar 2. nomor (1) menunjukkan power supply internal bertegangan 24 VDC yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan daya ke sensor. Sebagai tambahan kekebalan terhadap noise, hubungkan “M” dengan ground meskipun jika power supply ini tidak digunakan. Nomor (2) menunjukkan konfigurasi masukan digital PLC supaya bersifat sinking ataukah sourcing. Jika diinginkan masukan digital PLC tipe sinking maka hubungkan 1M dengan “-“ (atau M jika sumber daya yang dipakai adalah sumber daya internal) sedangkan untuk masukan tipe sourcing, hubungkan 1M dengan “+” (atau L+ jika sumber daya yang dipakai adalah sumber daya internal). Terminal-terminal (konektor) yang dimiliki oleh PLC CPU1215C AC/DC/Relay ditunjukkan oleh Tabel 1 di bawah ini.Tabel 1. Terminal-terminal PLC CPU1215C AC/DC/Relay
Berdasarkan pada Tabel 1. CPU1215C AC/DC/Relay memiliki masukan digital sebanyak 14 buah dan keluaran digital (relai) sebanyak 10 buah. Selain itu, PLC ini memiliki masukan dan keluaran analog sebanyak masing-masing dua buah. Pengalamatan (addressing) masukan dan keluaran tersebut dilakukan ketika diperlukan akses I/O oleh program. Berikut contoh pengalamatan masukan digital: %I 0.4
Berikut contoh pengalamatan keluaran digital: %Q 0.1
Gambar 3. Struktur blok modular PLC akan memproses OB1 terlebih dahulu sebagai program utama. Blok FB1 dipanggil dalam OB1 dan akan dikerjakan oleh PLC, kemudian menuju FC1 dan seterusnya. Setelah semua blok dikerjakan (satu siklus proses selesai dikerjakan), PLC kembali ke program awal pada blok OB1. Diagram tangga merupakan metode pemrograman PLC yang paling sering digunakan. Instruksi dapat dibagi menjadi bagian masukan yang menyatakan kondisi dan keluaran yang akan dieksekusi apabila kondisi terpenuhi. Pemrograman ini berbasis logika relai, cocok digunakan untuk persolan-persoalan kontrol diskrit yang kondisi masukan dan keluarannya hanya memiliki dua kondisi yaitu ON dan OFF, seperti pada sistem kontrol konveyor, lift, dan motor-motor industri. Pada perkembangannya, PLC yang ada sekarang sudah dilengkapi dengan masukan dan keluaran analog, biasanya berupa tegangan 0-10 V atau arus 4-20 mA. Diagram tangga adalah suatu diagram mirip anak tangga yang menggambarkan urutan kerja dari sistem kontrol. Diagram tangga menggunakan simbol standar untuk merepresentasikan elemen rangkaian dan fungsi dalam sistem kontrol. Diagram tangga terdiri dari dua garis vertikal. Antara kedua garis vertikal tersebut terdapat simbol-simbol switch contact normally open (NO), switch contact normally closed (NC), timer, counter, fungsi, dan keluaran (coil). Sebuah diagram tangga ditunjukkan oleh Gambar 4.
Gambar 4. Contoh Diagram Tangga Dalam menggambarkan diagram tangga, diterapkan konvensi-konvensi tertentu:
Banyak kontrol yang mengharuskan dilakukannya tindakan-tindakan pengontrolan ketika suatu kombinasi dari kondisi-kondisi tertentu terpenuhi. Hal tersebut dapat digambarkan dengan sebuah persamaan atau gerbang-gerbang logika. Gerbang-gerbang logika yang biasa digunakan, antara lain: Logika AND - Gerbang AND pada sebuah diagram tangga diperlihatkan pada Gambar 5. Untuk menghasilkan Output ON (logika 1) maka Input A dan Input B harus dalam keadaan ON.
Gambar 5. Diagram Tangga untuk Logika AND Logika OR - Sistem gerbang OR pada sebuah diagram tangga diperlihatkan pada Gambar 6. Untuk menghasilkan Output ON (logika 1) maka Input A atau Input B (atau keduanya) dalam keadaan ON.
Gambar 6. Diagram Tangga untuk Logika OR Logika NOT - Sistem gerbang NOT pada sebuah diagram tangga diperlihatkan pada Gambar 7. Output akan bernilai ON justru jika input A sedang tidak aktif (OFF atau logika 0). Masukan A disini dikatakan sebagai kontak normally closed (NC).
Gambar 7. Diagram Tangga untuk Logika NOT Logika NAND - Gambar 8. Memperlihatkan sebuah diagram tangga yang mengimplementasikan sebuah logika NAND.
Gambar 8. Diagram Tangga untuk Logika NAND Logika NOR - Gambar 9. memperlihatkan sebuah diagram tangga yang mengimplementasikan sebuah logika NOR.
Gambar 9. Diagram Tangga untuk Logika NOR Logika XOR – Sebuah logika OR menghasilkan output ketika salah satu atau kedua inputnya berada dalam kondisi 1. Akan tetapi, pada situasi-situasi tertentu, dibutuhkan sebuah logika yang dapat menghasilkan output ketika salah satu di antara kedua inputnya, tidak keduanya sekaligus, bernilai 1. Logika seperti ini disebut logika OR Eksklusif atau XOR. Salah satu cara untuk mendapatkan logika semacam ini adalah dengan menggabungkan logika-logika NOT, AND, dan OR seperti Gambar 10.
Gambar 10. Diagram Tangga untuk Logika XOR 5. Fungsi Latching (Pengunci)Seringkali terdapat situasi-situasi di mana output harus tetap berada dalam keadaan hidup meskipun input telah terputus. Istilah rangkaian latching (pengunci) dipergunakan untuk rangkaian-rangkaian yang mampu mempertahankan dirinya sendiri (self-maintaining), dalam artian bahwa setelah dihidupkan, rangkaian akan mempertahankan kondisi ini hingga input lainnya diterima.
Gambar 11. Instruksi Set dan Reset Pada postingan selanjutnya akan dibahas bagaimana cara menggunakan Software TIA portal. Untuk Membuat program Ladder. Selamat Di Baca. Semoga bermanfaat. |