Apa yang akan terjadi jika kamu malas menyikat gigi sebelum tidur?

Halodoc, Jakarta - Gingivitis, atau yang lebih umum dikenal dengan radang gusi merupakan peradangan pada gusi yang ditandai dengan merahnya gusi dan area di sekitarnya. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh adanya plak yang dapat terbentuk karena sisa makanan yang menempel pada gigi. Jika dibiarkan, radang gusi akan berkembang dan menimbulkan komplikasi, seperti infeksi serius yang merusak gigi dan tulang gigi.

Baca juga: Peradangan pada Gusi Bisa Berakibat Infeksi

Jika hal tersebut terjadi, bukan hal yang tidak mungkin jika gigi menjadi mudah tanggal. Hal yang perlu diperhatikan adalah, jarang sikat gigi sebabkan gingivitis. Pasalnya, plak yang terjadi akibat menumpuknya sisa makanan di permukaan gigi akan membentuk koloni bakteri di dalam mulut. Plak sendiri dapat dihilangkan dengan rutin menyikat gigi.

Sebelum mengeras, plak memiliki konsistensi yang lunak. Jika plak dibiarkan menumpuk dan mengeras, plak tidak hanya menyebabkan gusi meradang, tapi juga dapat menyebabkan gigi berlubang. Ternyata, bukan hanya plak yang menjadi penyebab dari radang gusi, ketahui penyebab dan faktor pemicunya berikut!

  • Tartar

Tartar merupakan kondisi yang dikenal dengan karang gigi. Tartar sendiri terbentuk saat mengerasnya plak sisa makanan dalam mulut dalam waktu 10 hari. Tartar sendiri dapat ditemukan di antara celah gigi atau di antara gusi dan gigi, yang sulit dijangkau oleh sikat gigi. Jika sudah terjadi, pergi ke dokter gigi merupakan langkah yang tepat, karena tartar tidak dapat dihilangkan hanya dengan rutin menyikat gigi.

  • Iritasi

Jika jarang sikat gigi bisa sebabkan radang gusi karena menumpuknya plak, terlalu sering menyikat gigi dengan pasta gigi yang tidak cocok juga dapat menjadi pemicu dari radang gusi. Iritasi sendiri merupakan reaksi alergi yang ditimbulkan mulut ketika tidak cocok terhadap bahan dari pasta gigi. Ketika iritasi muncul, mulut akan berwarna kemerahan, atau mengalami pembengkakan pada area gusi yang terkena.

Baca juga: 6 Jenis Infeksi Gigi dan Akibatnya yang Perlu Diketahui

  • Melakukan Perawatan Gigi

Kawat gigi bukan hanya berfungsi untuk merapikan gigi saja, tapi juga jadi salah satu trend yang dipakai muda mudi zaman sekarang. Beberapa dari mereka bahkan rela memasang kawat gigi di tempat yang tidak seharusnya. Akibatnya, mereka bisa saja mengidap radang gusi karena bahan-bahan pada kawat gigi yang tidak cocok di mulut. Apalagi, mereka tidak ditangani langsung oleh ahlinya. Jika sudah terjadi, lama-kelamaan gigi akan terinfeksi dan menyebabkannya luka atau bengkak. 

Sebaiknya percayakan kesehatan gigi dan mulut pada ahlinya. Jangan sembarangan, karena organ mulut merupakan salah satu organ vital yang wajib dijaga kesehatannya. Untuk memeriksakan kondisi gigi dan gusi, kamu dapat mengunjungi rumah sakit terdekat setiap enam bulan sekali. Jika kamu mengalami gusi berdarah, gusi bengkak, atau radang gusi, pemeriksaan awal disarankan untuk mencegah terjadinya periodontitis.

Radang Gusi, Penyakit Umum yang Perlu Diwaspadai

Gingivitis merupakan penyakit umum yang dapat dialami siapa saja. Meski begitu, seseorang yang tidak menjaga kesehatan gigi dan mulutnya berisiko lebih tinggi mengidap kondisi ini. Berikut beberapa gejala gingivitis yang wajib kamu waspadai sejak dini:

  • Gusi membengkak dan kemerahan.

  • Gusi terasa lunak jika disentuh.

  • Gusi terasa kendur dan bergeser dari tempatnya.

  • Gusi mudah berdarah.

  • Gusi berubah menjadi merah kehitaman.

  • Bau mulut.

  • Gusi terasa nyeri ketika mengunyah, menggigit, bahkan berbicara.

Baca juga: Peduli Gigi Sehat, Ini Bedanya Radang Gusi dan Infeksi Gusi

Jika tidak segera ditangani, gingivitis akan berkembang menjadi periodontitis, yaitu infeksi gusi yang menyerang ke jaringan lunak dan tulang penyangga gigi. Bukan hanya menyebabkan gigi goyang dan tanggal saja, periodontitis dapat menyebabkan gangguan pada jantung dan paru-paru jika bakteri masuk ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, jaga selalu kesehatan gigi dan mulutmu, ya!

Apa yang akan terjadi jika kamu malas menyikat gigi sebelum tidur?

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Gingivitis and Periodontal Disease (Gum Disease).

Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Gingivitis.

Medical News Today. Diakses pada 2020. Causes and Treatment of Gingivitis.

Apa yang terjadi jika tidak menyikat gigi sebelum tidur?

Dilansir dari sumber yang sama, Bestlife, lalai menggosok gigi di waktu malam sebelum tidur bisa berisiko mempercepat dan memperbanyak perkembangan bakteri di dalam mulut. Bakteri yang berkembang terlalu banyak di rongga mulut ini bisa menyebabkan infeksi oral seperti gigi busuk dan peradangan pada gusi.

Apa yang terjadi jika kita malas menggosok gigi?

Malas menyikat gigi tak cuma meningkatkan risiko perkembangbiakan bakteri penyebab bau mulut tak sedap. Kebiasaan buruk ini juga rentan menimbulkan plak dan karang gigi yang dapat membuat gusi jadi bengkak. Kondisi radang gusi yang terjadi akibat kebersihan rongga mulut kurang terjaga dikenal dengan sebutan gingivitis.

Haruskah gosok gigi sebelum tidur?

Sikat gigi sebelum tidur memang dianjurkan, karena gigi perlu dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang tertinggal dari kegiatan makan sepanjang hari dan plak. Namun pada pagi hari, menggosok gigi yang benar dilakukan pada waktu setelah sarapan pagi, bukan segera setelah bangun tidur3.

Mengapa kita harus menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur?

Yuk, biasakan diri Anda untuk menyikat gigi dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur. Selain untuk menyegarkan mulut, kegiatan menyikat gigi juga memicu regenerasi biofilm yang baik pada permukaan gigi sehingga gusi dan gigi menjadi sehat.