Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?

Siti Faizah , 1301405013 (2011) Bentuk Kerjasama Antara Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Mata Pelajaran Dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Semarang tahun pelajaran 2009/2010. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?

Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?

PDF (Bentuk Kerjasama Antara Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Mata Pelajaran Dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Semarang tahun pelajaran 2009/2010) - Published Version
Download (927kB) | Preview

Abstract

Permasalahan yang kerap muncul dalam proses belajar mengajar adalah masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar tidak hanya bersifat instruksional, namun sering juga bersifat non-instruksional, maka penanganannya memerlukan kerjasama antara guru mata pelajaran dan guru pembimbing sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 22 Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, yaitu memilih suatu kejadian atau gejala mengenai kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran dalam membantu mengatasi kesulitan belajar. Subyek penelitian yang digunakan adalah guru pembimbing dan guru mata pelajaran di SMP Negeri 22 Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah tiga subyek, dua diantaranya adalah guru BK dan seorang guru mata pelajaran. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam. Uji keabsahan data yaitu menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini adalah bentuk kerjasama antara guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam membantu mengatasi kesulitan belajar siswa sudah cukup terjalin namun belum secara keseluruhan, kerjasama yang terjalin lebih pada saling memberikan data siswa dari guru BK maupun dari guru mata pelajaran baik berupa data tertulis maupun informasi verbal mengenai nilai, perilaku serta permasalahan lain yang dialami siswa. Kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran dalam membantu mengatasi kesulitan belajar terjalin bilamana dihadapkan pada permasalahan siswa yang tidak dapat diselesaikan oleh guru BK dengan siswa saja atau antara guru mata pelajaran dengan siswa saja, sehingga perlu melibatkan pihak lain seperti guru mata pelajaran, wali kelas dan orang tua. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bentuk kerjasama antara guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam membantu mengatasi kesulitan belajar siswa tidak selalu terjalin, hal ini tergantung pada permasalahan yang dihadapi siswa dan frekuensinya pun lebih banyak pada tahap pengumpulan data siswa. Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah hendaknya guru BK lebih aktif dalam mengadakan kerjasama dan komunikasi secara terbuka dengan guru mata pelajaran sehingga menghasilkan upaya bantuan yang efektif.

Actions (login required)

Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
View Item

AM, J., Wibowo, A., & Widiastuti, H. (2020). KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Counseling Milenial (CM), 1(1), 24-31. Retrieved from https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/konselor/article/view/55


Page 2

AM, J., Wibowo, A., & Widiastuti, H. (2020). KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Counseling Milenial (CM), 1(1), 24-31. Retrieved from https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/konselor/article/view/55

Pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan binbingan dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini didukung oleh manajemen pelayanan yang baik pula guna tercapainya peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan demikaian perluya kerja sama antara guru BK dengan semua ersonil sekolah. Tujuannya agar pemberian layanan kepada siswa dapat terlaksana dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan siswa terutama dalam membantu meningkatkan tugas perkembangan siswa. Siswa yang mendapat pelayanan dengan baik akan melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik. Oleh karena itu kontribusi guru BK dan personil sekolah lainnya sangat berpengaruh terhadap siswa di sekolah.

To read the file of this research,
you can request a copy directly from the author.

ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.

ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.

Conference Paper

Full-text available

February 2016

  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Ahmad Fauzi
  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Duran Corebima Aloysius

ABSTRAK Hukum pewarisan Mendel merupakan hukum yang dijabarkan oleh Gregor Johan Mendel dan dipelajari dalam materi pewarisan sifat. Laporan terdahulu melaporkan bahwa pewarisan Mendel merupakan salah satu materi yang cukup sulit dipelajari oleh peserta didik. Kegiatan praktikum yang bertujuan untuk memperlihatkan keberadaan hukum Mendel di dunia nyata dapat digunakan sebagai alternatif cara agar ... [Show full abstract] materi pola pewarisan sifat menjadi lebih mudah dipelajari oleh peserta didik. Drosophila melanogaster merupakan organisme model yang dapat digunakan sebagai media dalam mempelajari pola pewarisan sifat bagi para siswa. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa melalui persilangan berbagai strain D. melanogaster, pola pewarisan Mendel dapat teramati. Prosedur persilangan, data hasil penelitian, serta teknik analisis yang dilakukan dapat digunakan sebagai dasar dalam memanfaatkan D. melanogaster dalam kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini, persilangan strain N x e, N x bse, dan testcross N x bcl secara berturut-turut digunakan untuk memperlihatkan pola pewarisan Mendel I, Mendel II, dan menunjukkan pemisahan dan pilihan bebas tidak terjadi pada tingkat gen, melainkan kromosom. Hasil anakan F2 pada persilangan N x e memenuhi rasio 3:1, hasil anakan F2 pada persilangan N x bse memenuhi rasio 9:3:3:1, sedangkan hasil testcross N x bcl memperlihatkan peristiwa pilihan bebas terjadi pada tingkat kromosom. Kata kunci: Drosophila melanogaster, hukum Mendel I, hukum Mendel II, pewarisan sifat PENDAHULUAN Hukum pemisahan dan hukum pilihan bebas merupakan hukum yang dirumuskan oleh G. J. Mendel pada tahun 1865 (Corebima, 2013). Secara garis besar, hukum pemisahan Mendel menjelaskan terkait keberadaan sepasang faktor yang mengendalikan setiap karakter akan memisah pada waktu pembentukan gamet. Pada hukum pilihan bebas, Mendel menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menentukan karakter-karakter yang berbeda diwariskan secara bebas satu sama lain (Klug, dkk., 2012; Snustad dan Simmons, 2012; Corebima, 2013). Istilah faktor yang dijelaskan oleh Mendel tersebut dikemudian hari dikenal dengan istilah gen. Hukum pewarisan Mendel merupakan salah satu materi yang dipelajari peserta didik, baik di tingkat sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Pada tingkatan SMA, kajian terkait Hukum Mendel dipelajari peserta didik saat duduk di bangku kelas XII, tepatnya saat memasuki KD 3.9 dan 4.10. Pada tingkatan perguruan tinggi, kajian terkait Hukum Mendel dipelajari mahasiswa jurusan biologi ketika mereka menempuh perkuliahan Genetika. Sebagian siswa SMA merasa bahwa materi pewarisan sifat merupakan materi yang cukup sulit. Hal tersebut terungkap dari wawancara yang telah dilakukan terhadap siswa-siswa SMAN kelas XII di Kabupaten Malang. Sampel siswa tersebut menyatakan bahwa genetika dan pewarisan sifat merupakan materi yang cukup sulit. Bahkan 70% sampel mengatakan bahwa materi genetika dan pewarisan sifat merupakan materi tersulit di dalam mata pelajaran biologi. Hasil wawancara tersebut sesuai dengan laporan Cimer (2011) yang melaporkan bahwa hukum pewarisan Mendel merupakan salah satu materi berkategori sulit dipelajari oleh peserta didik. Genetika berkembang melalui penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan. Persilangan dilakukan para peneliti terdahulu sebagai usaha untuk mengungkap berbagai pola pewarisan sifat. Dari fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa persilangan merupakan ciri kegiatan inkuiri dari berbagai ilmuwan yang turut mengembangkan konsep genetika yang dipelajari di bangku sekolah saat ini. Berkaitan dengan hal tersebut, satu solusi yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kesulitan siswa dalam memahami materi pewarisan sifat adalah dengan memfasilitasi siswa untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang telah dilakukan oleh para peneliti tersebut. Pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang menurut Srisawasdi (2012) sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran sains.

View full-text

January 2018 · Jurnal Teknologi Pendidikan

p>Penelitian ini beranjak dari fenomena yang terjadi di kelas bahwa rendahnya pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran geografi tentang litosfer. Oleh karena itu seorang guru perlu mempertimbangkan strategi pembelajaran Teams Games Tournament sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui model pembelajaran ... [Show full abstract] Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Lithosfer di kelas X IPS SMA Negeri 3 Bogor semester genap tahun pelajaran 2016-2017.(2)Untuk mendeskripsikan proses peningkatan hasil belajar peserta didik tentang Lithosfer pada mata pelajaran geografi sebelum dan sesudah menggunakan model Teams Games Tournament di kelas X IPS SMA Negeri 3 Bogor semester genap tahun pelajaran 2016-2017.(3)Untuk mengukur berapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik tentang Lithosfer pada mata pelajaran geografi setelah menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament di kelas X IPS SMA Negeri 3 semester genapl tahun pelajaran 2016-2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament dapat menjadi variasi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga terbukti meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas x IPS SMA Negeri 3 Kota Bogor. Sebelum menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament hasil belajar peserta didik hanya mencapai nilai rata-rata 70,00 kemudian terjadi peningkatan setelah menggunakan Teams Games Tournament menjadi 76 pada siklus 1 dan 86 pada siklus 2 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Teams Games Tournament yang disesuaikan dengan materi pembelajaran dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan sehingga terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar penggunaan model Teams Games Tournament disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran geografi di sekolah-sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bogor.</p

Read more

December 2016 · Satya Widya

  • Ana Setyowati
  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Ismanto Bambang

p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan persepsi siswa terhadap profesionalitas guru ekonomi dan keberadaan fasilitas belajar dengan motivasi belajar di SMA Kartika III-1 Banyubiru Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Pengumpulan data penelitian ini dengan kuesioner. Penarikan sampel menggunakan teknik proportioned random sampling . Analisis data menggunakan alat analisis korelasi ganda ... [Show full abstract] dengan alat bantu SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan hasil perhitungan koefisien korelasi ganda sebesar 0,789 pada katagori tinggi. sehingga terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap profesionalitas guru ekonomi (X1) dan keberadaan fasilitas belajar (X2) di SMA Kartika III-1 Banyubiru. Hubungan persepsi siswa dengan profesionalitas Guru Ekonomi (X1) menunjukkan koefisien korelasi positif 0,765. Fasilitas belajar (X2) menunjukkan koefisien korelasi positif sebesar: 0,745. Penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan pertimbangan bagi guru ekonomi untuk mampu membangun persepsi siswa dengan cara membangun profesionalitas guru, serta bagi kepala sekolah untuk memperhatikan keberadaan fasilitas belajar yang menunjang kegiatan dan motivasi belajar siswa.</p

Read more

Article

Full-text available

November 2018

  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Nathasa Pramudita Irianti
  • Elita Mega

Informasi artikel ABSTRAK Kata kunci: Pemahaman siswa, prinsip progressive differentiation, prinsip integrative reconciliation. Penelitianini bertujuan untukmengetahui apakah Prinsip Progressive Differentiation dan Integrative Reconciliationdapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari (1) Perencanaan, (2) ... [Show full abstract] Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan Refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Panjura Malang. Data yang diperoleh dari penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Prinsip Progressive Differentiation dan Integrative Reconciliation yang dilakukan dapatmeningkatkanpemahaman siswa yang dapat dilihat dari prestasi belajar yang mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II sebesar 20 %. Pendahuluan Matematika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan struktur dan aturan sistematik. Matematika sekolah, yang biasa didapatkan siswa menurut Soedjadi (2000) merupakan bagian dari matematika yang dipilih dan berorientasi untuk kepentingan pendidikan. Tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah sendiri menurut Suherman (2001) adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan, serta dapat berpikir logis dan rasional. Hal senada juga diungkapkan oleh Crawford (2001) pembelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan di sekolah, bukan hanya sekedar untuk memenuhi kompetensi yang ditetapkan, tetapi juga membangun pemahaman yang mendalam mengenai konsep yang dipelajari. Slavin (2000) mengatakan bahwa pembelajaran yang bermakna adalah pemrosesan mental dari informasi baru yang terhubung dengan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki. Slavin juga menjelaskan bahwa guru dapat membantu siswa mempelajari informasi dalam suatu cara yang dapat digunakan seperti layaknya menjadi bermakna bagi mereka.Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Matematika di SMA Panjura Malang, diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas XI tidak memenuhi ketuntasan belajar minimal sekolah dikarenakan kesulitan siswa dalam memahami materi yang cenderung hanya dihafal oleh peserta didik tanpa mereka pahami. Berdasarkan observasi peneliti, ternyata salah satu penyebab siswa tidak memahami materi adalah metode pembelajaran yang digunakan guru yaitu ceramah dan latihan soal saja. Sehingga mengindikasikan bahwa dalam pembelajaran matematika, peserta didik hanya menghafal materi dan rumus tanpa memahami konsep. Hal ini sangatlah bertentangan dengan pembelajaran bermakna yang seharusnya dialami oleh siswa.

View full-text

April 2019 · Diklat Review Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan

Teknologi digital menghadirkan ruang komunikasi dan media informasi yang tidak lagi terbatas oleh waktu dan jarak. Media sosial yang memungkinkan siapa saja untuk berpendapat. Hoax menjadi perbincangan hangat di media massa maupun media sosial belakangan ini karena dianggap meresahkan publik. Penggunaan smartphone dikalangan pelajar SMA/SMK sudah tidak dapat terhindarkan lagi dan terus meningkat, ... [Show full abstract] setiap waktu dapat menggunakan smartphone untuk membuka media sosial sehingga mendapatkan informasi dengan mudah. Pengetahuan siswa maupun Guru di SMA Muhamadiyah 4 Purbalingga terkait etika bermedia sosial internet masih terbatas sehingga tidak memberikan pengetahuan mengenai etika bermedia sosial. Upaya untuk mensosialisasikan etika bermedia sosial agar bisa membentengi Siswa-siswi SMA Muhamadiyah 4 Purbalingga dari berita Hoak yang beredar di internet/media sosial dan diharapkan dapat memutus berita hoax tersebar dan juga memberikan pemahaman agar para siswa tidak mudah percaya dengan berita yang ada di media sosial. Setelah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Etika Bermedia Sosial Untuk Menyikapi Berita Hoax Siswa mengetahui etika menggunakan media sosial untuk menyikapi berita Hoax.

Read more

December 2016 · SIMBIOSA

  • Reza Fitriyani
  • Fenny Agustina
  • Dahrul Aman Harahap

Latar belakang dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berupa Magic Card dengan materi sistem reproduksi manusia untuk kelas XI SMA dan mengetahui kelayakan media Magic Card sebagai media pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga fase, yaitu analisis kebutuhan, desain ... [Show full abstract] serta pengembangan dan implementasi. Instrumen penilaian dibuat dalam bentuk angket yang diberikan pada ahli materi, ahli media dan peserta didik dengan memperhatikan penilaian dari aspek bahasa, materi, penyajian, grafis dan ketertarikan peserta didik. Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menginterpretasikan jumlah rerata skor menggunakan rumus konversi skala lima agar diketahui kelayakan media. Berdasarkan hasil analisis data validasi oleh ahli materi mendapatkan skor sebesar 4,74 dengan kategori sangat baik. Hasil analisis data validasi oleh ahli media mendapatkan skor sebesar 4,42 dengan kategori sangat baik. Hasil analisis data validasi oleh peserta didik mendapatkan skor sebesar 4,38 dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan penilaian terhadap media Magic Card materi sistem reproduksi manusia kelas XI SMA mendapatkan skor 4,51 dengan nilai A dan kategori sangat baik. Berdasarkan hal tersebut maka media yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran.

Read more

Article

Full-text available

January 2016 · Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora

  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Dharmadi Made-Agus

Penelitian ini bertujuan untuk penyempurnaan dan mensosialisasikan buku pedoman yang telah dikembangkan sebelumnya, melalu uji pakar dan uji praktisi, yang terdiri dari pakar olahraga, pakar kesehatan dan pakar buku pedoman. Sedangkan uji praktisi dilakukan oleh guru-guru di jenjang SD, SMP dan SMA dengan minimal memiliki kualifikasi Master. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ... [Show full abstract] metode pengembangan menurut Gall and Gall (2003:570), teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan teknik kuesioner kepada para pakar dan praktisi melalui form penilaian, sedangkan analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan buku pedoman keselamatan olahraga sebagai panduan ataupun petujuk praktis terhadap upaya pencegahan terhadap resiko kecelakaan dalam pembelajaran penjasorkes sangat penting bagi guru/pelatih dan siswa. Buku pedoman diharapkan dapat dikembangkan segera dan dicetak dalam bentuk buku ataupun booklet yang mudah digunakan, sehingga diharapkan nantinya dapat menunjang penampilan siswa/atlet dalam proses belajar/berlatihnya, disamping itu pula, pengembangan buku pedoman keselamatan olahraga memiliki asas manfaat yang baik berdasarkan hasil sosialisasi kepada siswa-siswa yang akan menggunakan buku pedoman tersebut. Dari kesimpulan ini, dapat disarankan agar buku yang telah di uji pakar maupun praktisi ini dapat dicetak dan sebarkan kepada guru/dosen, pelatih, siswa/mahasiswa dan juga masayarakat umum untuk dimanfaatkan sebagai buku utama dalam pencegahan aktifitas berolahraga.

View full-text

Article

Full-text available

December 2018 · Journal Psikogenesis

  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Linda Primana
  • Amanda Kristanti Permadi

Berdasarkan Kurikulum 2013, peserta didik SMA diberikan kesempatan untuk memilih peminatannya di kelas X. Dengan demikian sebelum peserta didik lulus SMP, mereka diharapkan sudah memiliki wawasan tentang nilai-nilai dari suatu pekerjaan (work values) sebagai dasar pertimbangannya dalam merencanakan karier masa depannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran work values terhadap ... [Show full abstract] adaptabilitas karier peserta didik kelas IX. Work values diukur dengan menggunakan The Work Values Scale (Ye, 2015) dan adaptabilitas karier diukur dengan menggunakan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) (Savickas Porfeli, 2012). Partisipan penelitian ini adalah 569 peserta didik kelas IX SMP di Depok, Jawa Barat. Hasil olah data statistik Pearson Correlation menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara work values dan adaptabilitas karier. Work values memberikan kontribusi sebesar 21% (R2) terhadap variasi adaptabilitas karier. Penelitian ini memberikan masukan tentang pentingnya wawasan peserta didik mengenai work values atau nilai suatu pekerjaan dimulai sejak mereka berada di SMP, agar mereka dapat dengan percaya diri menentukan pilihan peminatannya di SMA.

View full-text

Article

Full-text available

November 2018

  • Suchiwaty Yusza
  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Firman - Firman

Abstrak Kohesi sosial merupakan kesatuan serta hubungan yang terjadi antara individu, termasuk siswa sekolah menengah. Kohesi sosial yang rendah ditunjukkan ada rasa saling bermusuhan, agresif, serta rasa kesenangan atas kegagalan orang lain atau kelompok lain. Masalah yang sering dialami siswa adalah tidak mampu menjalin kerjasama, tidak mempercayai kemampuan temannya sendiri dan terjadinya ... [Show full abstract] persaingan. Layanan bimbingan kelompok di sekolah masih belum berhasil menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan kohesi sosial. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan efektifitas bimbingan kelompok menggunakan permainan simulasi dalam meningkatkan kohesi sosial siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi eksperimen. Subjek penelitian siswa SMA Dewantara sebanyak 14 orang, masing-masing 7 orang kelompok eksperimen dan 7 orang kelompok kontrol. Pengumpulan data dengan kuesioner menggunakan skala Likert, serta data dianalisis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bimbingan kelompok menggunakan permainan simulai efektif untuk meningkatkan kohesi sosial siswa sekolah menengah. PENDAHULUAN Kohesi sosial merupakan kemampuan suatu kelompok untuk menyatu agar individu tetap tinggal di dalamnya dan ikut aktif berperan dalam kelompok agar semua anggota kelompok teta kompak (Arthur & Emily, 2010). Tingkatan kohesi sosial dapat ditujukan oleh hubungan individu dengan anggota kelompok. Anggota kelompok dapat mempelajari bagaimana perilaku yang kompak terhadap kelompok sosial dengan memiliki rasa kekompakan secara keseluruhan antara setiap anggotanya. Kohesi sosial sebagai daya saling ketertarikan antar anggota kelompok yang berkeinginan untuk tetap tinggal dalam kelompok

View full-text

December 2017 · Jurnal Manajemen Pendidikan

  • Dede Muharamsyah
  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Soewarto Hardhienata
  • M Entang

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bahasa Arab terutama keterampilan al-Kalam dan al-Kitabah dengan menerapkan model pembelajaran STAD dan TPS. Subject penelitian ini adalah siswa kelas X.3 SMA Terpadu Al-Ma'shum Mardiyah Cianjuryang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 11 ... [Show full abstract] siswa laki-laki. Keterampilan al- Kalam dan al-Kitabah adalah dua keterampilan dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa dalam mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa asing. Meski demikian, hasil penelitian awal yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa dalam keterampilan al-Kalam dan al-Kitabah masih rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peningkatan nilai rata-rata dari siklus pertama adalah 68,2% menjadi 72,7% untuk nilai al-Kalam, dan 77,3% menjadi 81,8% untuk nilai al-Kitabah. Disamping itu siswa kelihatan aktif dan bersemangat dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan TPS. Pencapaian nilai tersebut diperoleh setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas dengan melalui proses 4 langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus satu dan dua masing-masing terdiri dari tiga pertemuan. Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa instrumen yaitu lembar observasi, catatan lapangan, kuisioner dan penilaian akhir siswa. Berdasarkan hasil penelitian, saran ditujukan kepada para guru bahasa Arab yang mempunyai masalah yang sama agar mengimplementasikan kedua model pembelajaran STAD dan TPS untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab terutama dalam keterampilan al-Kalam dan al-Kitabah, untuk peneliti yang akan datang dianjurkan untuk mengadakan penelitian secara mendalam untuk meningkatkan hasil belajar siswa.KATA KUNCI: Student Teams Achievement Divison, Think Pair Share, Keterampilan Berbicara dan Menulis

Read more

Article

Full-text available

March 2012 · Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuiadakah perbedaan pemahaman siswa yang dikenai modelpembelajaran aktif menggunakan metode make a-match dansiswa yang dikenai model pembelajaran aktif menggunakanmetode index card match pada siswa kelas X SMA InstitutIndonsia Semarang tahun ajaran 2010/2011.Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas Xdari X1 sampai X8 SMA Institut ... [Show full abstract] Indonsia Semarang tahun ajaran2010/2011 . Dengan teknik cluster random sampling terpilih duakelas sebagai sampel yaitu kelas X2 sebagai kelas kontrol dankelas X4 sebagai kelas eksperimen.Berdasarkan hasil perhitungan anava satu jalur diperolehFhitung= 7,18 dan Ftabel= 7,11. Hal tersebut menunjukkan bahwaFhitung >Ftabel maka Ho ditolak. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa model pembelajaran aktif menggunakanmetode make a-match lebih berpengaruh terhadap pemahamansiswa pada pokok bahasan suhu dan kalor kelas X semester 2SMA Institut Indonsia Semarang dibandingkan dengan yangmenggunakan model pembelajaran aktif menggunakan metodeindex card match. Untuk itu Pembelajaran aktif menggunakanmetode make a-match perlu terus diterapkan dan dikembangkanpada materi yang lain agar penguasaan pemahaman siswaterhadap materi lebih meningkat.?é?áKata kunci: Pembelajaran aktif, pemahaman konsep, make amatch,index card match.

View full-text

Article

Full-text available

December 2018 · Basastra

  • Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?
    Beslina Afriani Siagian

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bremasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Itu sebabnya, salah satu karakteristik kurikulum 2013 didasarkan pada keseimbangan aspek sikap, ... [Show full abstract] pengetahuan, dan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan level pertanyaan pada Kurikulum 2013 dengan model evaluasi taksonomi SOLO (The Structure of the Observed Learning Outcome). Taksonomi tersebut berbeda dengan taksonomi Bloom karena hanya menggolongkan level pertanyaan menjadi empat tingkatan, yakni pertanyaan unistruktural, pertanyaan multistruktural, pertanyaan relasional, dan pertanyaan abstrak diperluas. Data diperoleh dari Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X dan dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa level pertanyaan pada buku teks Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas X SMA Edisi Revisi 2014 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada pada level multistruktural (43,17%) yang mengarah pada level relasional (36,35%). Berarti pemerintah melalui Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk dapat memiliki dan menggunakan informasi-informasi serta menghubungkan informasi tersebut agar dapat menyelesaikan persoalan. Siswa harus bisa berpikir secara multifungsi agar mampu memecahkan masalah dengan baik dan benar.

View full-text

Apa tujuan kerjasama guru bimbingan dan konseling di sekolah?