Apa perbedaan gerakan kedua dan gerakan ketiga pada Tari perang

Suku Melayu memiliki kebudayaan dan kesenian seperti seni tari, seni musik, seni rupa, seni drama, dan jenis seni lainnya. Suku Melayu yang tinggal di pesisir Sumatera Timur memiliki tarian sakral, tari perang, dan tari pergaulan.

Tarian tersebut berfungsi sebagai sarana upacara adat, upacara agama, sarana pergaulan, dan tontonan. Salah satu tarian populer Melayu adalah tari Serampang dua belas. Tarian ini dilakukan secara berpasangan dan diciptakan dari gerak-gerik tari pergaulan. Tarian ini berkembang dari masyarakat dan kalangan istana.

Tari Serampang Dua Belas berasal dari Sumatera Utara. Tarian ini diciptakan oleh salah satu guru seni bernama Guru Sauti. Serampang 12 dikenal masyarakat semenjak tahun 1950-an. Tarian ini termasuk kreasi baru yang mewakili suku Melayu.

Tarian ini berkembang pada masa kesultanan Serdang. Mengutip dari kemdikbud.go.id, nama tari Serampang 12 berasal dari gerak tarian yang berjumlah 12. Makna Tari Serampang Dua Belas merupakan penggambaran kisah cinta pasangan.

Tarian ini menceritakan tentang dua anak manusia yang saling mencintai. Kemudian diakhiri dengan pernikahan yang direstui kedua orang tua. Serampang dua belasi dilakukan secara berpasangan oleh lelaki dan perempuan. Gerakan tarian menceritakan proses bertemuan pasangan tersebut.

Gerakan tersebut menceritakan pertemuan pertama, cinta meresap, memendam cinta, menggila mabuk kepayang, isyarat tanda cinta, balasan isyarat, menduga, masih belum percaya, jawaban, pinang meminang, mengantar pengantin, dan pertemuan kasih.

Advertising

Advertising

Baca Juga

Tari Serampang 12 memiliki properti berupa musik pendukung, pakaian penari, dan sapu tangan. Awalnya lagu pengiring tarian adalah pulau Sari. Lagu ini diciptakan untuk mencocokkan tempo gaya, suasana, dan gerakan. Mengutip dari jurnal “Serampang XII: Tari kreasi yang Mentradisi pada Masyarakat Melayu Pesisir Sumatera Timur” yang ditulis Nurwani, berikut penjelasan mengenai properti tari Serampang 12.

Alat musik yang digunakan untuk properti tari Serampang 12 adalah gendang ronggeng, biola, akordion, dan tetawak. Gendang ronggeng dimainkan dengan pola ritmis dari irama rentak dasar secara konstan. Sedangkan gendang yang satu dimainkan memakai variasi ritmis, tetapi tidak lepas dari pola ritme rentak dasar.

Biola yang dipakai untuk pembawa melodi, sehingga tidak mempengaruhi pertunjukan. Akordion berfungsi seperti biola yaitu pembawa melodi. Sementara itu tetawak merupakan alat musik yang bentuknya mirip gong. Tetawak adalah alat musik yang terbuat dari logam seperti perunggu, besi, dan tembaga. Kini tetawak jarang ditemui karena fungsinya digantikan gendang ronggeng.

Suku Melayu menganut agama Islam kuat yang mempengaruhi adat istiadat, termasuk cara berpakaian. Penari Serampang 12 untuk wanita memakai baju kebaya panjang, kain songket, dan selendang. Bagian selendang ini diselempangkan di bahu atau diikatkan di pinggang. Bagian rambut disanggul memakai peniti berangkai tiga (kerunsang).

Penari perempuan juga memakai aksesoris seperti anting-anting, kalung, gelang, dan bunga sanggul. Penari bisa memakai alas kaki berupa sepatu atau tanpa memakai sepatu.

Sementara itu penari laki-laki mengenakan telung belanga, kopiah (peci), alas kaki, dan kain samping.
Ada juga sapu tangan yang berguna untuk kombinasi pakaian adat dan media untuk gerakan penutup tari.

Pola Lantai Tari Serampang Dua Belas

Pola lantai berhubungan dengan gerakan tarian dan mengatur jarak antara para penari. Pola lantai tari Serampang 12 adalah pola lantai horizontal atau mendatar.

Mengutip dari perpustakaan.id, pola lantai horizontal melambangkan hubungan antar sesama manusia. PAda dasarnya manusia membutuhkan bantuan satu sama lain. Ada 12 ragam gerakan tarian yang menceritakan tahapan proses pencarian jodoh sampai pernikahan. Berikut penjelasannya:

  1. Merupakan tari permulaan dimana penari melonjak ke kanan dan menurut ukuran dan tempo lagu. Penari menghadap ke depan seolah memandang berkeliling.
  2. Tari berjalan yang artinya langkah-langkah penari berjalan sesuai ketukan lagu. Bagian ini disebut cinta meresap.
  3. Tarian ini menceritakan tentang maju mundur dorongan perasaan. Perasaan itu terhenti karena keadaan baik dari diri sendiri atau keadaan sekitar.
  4. Adegan selanjutnya adalah menggila mabuk kepayang. Gerakan tari ini melenggak lenggok terhuyung seperti orang mabuk.
  5. Ragam tarian ini artinya berbagai isyarat tanda cinta. Pemuda semakin mabuk cinta sampai mengikuti si gadis yang berjalan pergi
  6. Ragam tarian ini dibuat gerakan melonjak yang terhenti. Gerakan tarian ini bisa berganti-ganti sampai cerita ketetapan hati yang dirasakan. Adegan ini digambarkan gerak berjalan seirama.
  7. Cerita selanjutnya tentang janji diikat dan dipadu, erat dan kokoh, tidak dapat digugat siapapun
  8. Setelah diikat dan dipadu, kedua pasangan bergembira menghibur diri. Cerita berlanjut ke janji diikat dan dipadu
  9. Cerita berlanjut dengan janji yang diikat sehidup semati dari kedua belah pihak. Gerakan tari dilakukan melonjak sebagai simbol menunggu jawaban. Gerakan tari menggambarkan upaya pasangan untuk meminta restu pada orang tua, supaya menerima pasangan mereka

    Baca Juga

  10. Gerakan ini menggambarkan penari saling mendatangi sebagai simbol proses pernikahan. Masing-masing penari mendapat restu dari orang tua.
  11. Gerakan jalan beraneka cara yang menceritakan proses mengantar pengantin ke pelaminan. Gerakan tari dilakukan dengan nuansa ceria untuk rasa syukur menyatunya pasangan
  12. Gerakan tarian yang dilakukan memakai sapu tangan. Sapu tangan menjadi simbol menyatunya kedua pasangan dalam pernikahan.

Apa perbedaan gerakan kedua dan gerakan ketiga pada Tari perang

Apa perbedaan gerakan kedua dan gerakan ketiga pada Tari perang
Lihat Foto

wikipedia.org/ Yuriandrian85

Tari Merak Dalam acara Iwung Kalbu yang di selenggarakan di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, pada Tanggal 28 September 2018.

KOMPAS.com - Tari Merak merupakan salah satu tarian tradisional asal Jawa Barat. Tarian ini sering ditampilkan saat pertunjukan, festival, ataupun acara formal lainnya. Diperkirakan tari merak sudah ada dan mulai berkembang sejak tahun 1950-an.

Menurut Muryanto dalam buku Mengenal Seni Tari Indonesia (2019), tari merak menceritakan kisah kehidupan burung merak ketika mengembangkan sayapnya. Tidak hanya itu, seni tari ini juga menggambarkan berbagai tingkah laku merak jantan untuk menarik hati merak betina.

Seni tari ini bisa dibawakan secara tunggal, namun juga bisa secara berpasangan atau berkelompok. Umumnya properti yang dipakai berupa kain yang menyerupai sayap merak, selendang, mahkota mirip kepala burung merak, serta asesoris tambahan lainnya.

Baca juga: Mengenal Tari Indang, Sumatera Barat

Gerakan tari merak

Mengutip dari jurnal Gerak dan Rasa dalam Tari Merak Jawa Barat (2020) karya Venny Agustin Hidayat, tari merak mempunyai lima gerakan dasar, yakni:

  1. Kaki digerakkan seperti sedang mengais tanah, sambil menggeleng-gelengkan kepala layaknya burung merak. Posisi tangan diletakkan di samping tubuh dan jari memegang sayap (kain) merak. Beberapa kali tangan bisa diayunkan ke depan dan belakang.
  2. Bahu digerakkan ke depan dan belakang. Ketika melakukannya posisi tubuh jongkok dan kedua tangan diletakkan di kaki bagian atas.
  3. Gerakkan tubuh ke depan dan belakang, sambil memperhatikan tempo lagu. Jika lagu cepat, tubuh digerakkan lebih cepat, ketika melambat tubuh juga ikut melambat.
  4. Sayap (kain) direntangkan seperti sedang membuka sayap merak. Dilakukan bersamaan dengan mengangkat kedua tumit kaki dan berjalan dua kali langkah.
  5. Masih dalam posisi berjalan dengan mengangkat tumit, angkat tangan kanan ke atas, sedangkan tangan kiri diluruskan ke bawah. Lakukan secara bergantian dengan mengangkat tangan kiri ke atas dan tangan kanan di bawah.

Baca juga: Tari Jepen, Kesenian Khas Kalimantan Timur

Pola lantai merupakan gerak tari yang dilakukan untuk membentuk formasi. Kata lainnya, pola lantai menjadi panduan bagi penari untuk bergerak dan berpindah posisi.

Tari merak mempunyai sejumlah formasi yang sering digunakan oleh para penarinya. Pola lantai tari merak adalah:

Melansir dari buku Pendidikan Seni Tari (2018) karya Taat Kurnita Yeniningsih, pola lantai melingkar jadi salah satu bagian dari pola lantai garis lengkung. Dalam tarian merak, pola lantai ini dilakukan secara melingkar dan menghadap ke arah luar.

Selain menggunakan pola lantai melingkar, tari merak juga memakai pola lantai horizontal, yakni dengan membentuk formasi lurus ke samping kanan atau kiri.

Pola lantai lainnya yang sering digunakan dalam tari merak adalah diagonal. Dalam pola lantai ini, penari akan bergerak dan membentuk formasi secara melintang dari sudut kiri bawah ke kanan atas, dan sebaliknya. Biasanya pola lantai ini dilakukan secara berhadapan.

Baca juga: Tari Putri Bekhusek, Simbol Kemakmuran Sumatera Selatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya