Apa pengertian dan tujuan laporan laba rugi

Tahukah kamu bahwa keberhasilan suatu perusahaan itu dapat dilihat dari laporan laba ruginya?

Itu disebabkan karena laporan laba rugi memuat banyak elemen penting yang menggambarkan keberhasilan perusahaan, termasuk apa saja yang berhasil dicapai, apa saja yang gagal dicapai, besaran pencapaiannya, dan masih banyak lagi.

Kali ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai laporan laba rugi.

Simak selengkapnya.

Apa itu Laporan Laba Rugi?

Income Statement atau laporan laba rugi adalah sebuah laporan yang memuat semua pencapaian bisnis perusahaan dalam periode waktu tertentu.

Biasanya, akuntan membuat laporan keuangan setiap bulan. Jadi, periode waktunya adalah satu bulan, misal dari tanggal 1 s/d 31 Juli.

Kita tahu bahwa laporan laba rugi merupakan laporan keuangan.

Laporan ini meringkas hasil perniagaan atau ekonomi dari semua transaksi yang pernah perusahaan lakukan. Waktunya sendiri sesuai dengan periode yang ditentukan.

Apa saja yang tercantum dalam laporan laba rugi? Semuanya berhubungan dengan keuangan. Dimulai dari pendapatan melalui arus kas masuk, arus keluar atau beban, keuntungan, hingga kerugian.

Laba yang tercantum dalam laporan keuangan ini terdiri dari laba operasi, laba sebelum pajak, laba kotor, laba operasi berjalan, hingga laba bersih.

Dengan laporan ini, perusahaan dapat menilai apakah mereka merugi atau justru meraih keuntungan.

Fungsi Laporan Laba Rugi

Secara garis besar, kita sudah melihat bahwa laporan laba rugi ini bisa menilai keberhasilan suatu perusahaan. Entah itu merugi, atau mendapatkan keuntungan dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.

Tetapi kita bisa memperinci lagi fungsinyai. Sehingga, kita bisa melihat fungsinya secara detail yaitu sebagai berikut:

1. Informasi Keuangan

Pertama, menyajikan informasi untuk yang membutuhkan mengenai informasi keuangan perusahaan akan keuntungan dan kerugian. Informasi tersebut terkumpul pada saat perusahaan beroperasi dalam periode waktu tertentu.

2. Tren Perusahaan

Kedua, melihat tren perusahaan dalam kelompok waktu tertentu dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Tren ini menganalisis untung dan rugi perusahaan. 

Jadi, tren positif menunjukkan perusahaan memperoleh keuntungan. Sedangkan tren negatif menunjukkan perusahaan mengalami kerugian dalam menjalankan usahanya.

Tren ini sangat berguna untuk perusahaan dalam menjalankan usahanya.

3. Sumber Keuntungan dan Pengeluaran Terbesar

Ketiga, membantu pengusaha menganalisis sumber keuntungan terbesar yang perusahaan dapatkan. Selain itu, perusahaan juga dapat menemukan sumber yang memakan banyak biaya karena menyediakan informasi subtotal revenues dan expenses.

Bersama dengan revenues dan expenses, ada juga informasi yang tercantum dalam laporan keuangan yaitu total pajak. Dengan begitu, perusahaan bisa mengetahui berapa jumlah pajak yang harus mereka bayar.

4. Alat Bantu Mengukur Perkembangan dan Strategi Perusahaan

Keempat, informasi laba rugi dalam income statement dapat membantu akuntan dalam mengukur dan menganalisis perkembangan perusahaan.

Dengan pengukuran tersebut, pengusaha bisa membuat patokan untuk mengembangkan usahanya seperti meningkatkan keuntungan.

Selain itu, laporan laba rugi juga membantu perusahaan menganalisis strategi perusahaan. Misalnya, kita sebagai pengusaha dapat melihat apakah strategi yang perusahaan gunakan sudah sesuai dengan pendapatan yang kita harapkan atau justru sebaliknya.

Jika sebaliknya kita bisa mengganti strategi agar goal tercapai.

5. Evaluasi Kinerja Perusahaan dan Profil Untuk Calon Investor atau Kreditur

Kelima, dengan melihat laporan laba rugi, perusahaan bisa menilai kinerjanya selama periode yang ditentukan. Lalu, setelah akuntan kumpulkan, laporan tersebut bisa melihat kesuksesan perusahaan. 

Kinerja perusahaan menjadi salah satu faktor pendorong investor maupun kreditur untuk melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan.  Untuk itu mengapa laporan ini sangat penting bagi perusahaan karena bisa menjadi cerminan profil perusahaan.

Nah, itu dia kelima fungsi laporan laba rugi secara detail.

Perusahaan perlu membuatnya minimal setiap akhir bulan atau berdasarkan periode yang sudah disetujui berbagai pihak. Fungsi khusus tersebut muncul dari perhitungan yang berkala dan sesuai jadwal.

Siapa Saja yang Menggunakan Laporan Laba Rugi?

Seperti yang kita ketahui laporan keuangan ini biasa digunakan oleh perusahaan. Namun, dalam pembagiannya terdapat dua kelompok yaitu pengguna internal dan pengguna eksternal.

1. Pengguna Internal

Sebagai pengguna internal, biasanya pengguna menggunakan informasi dalam laporan laba rugi untuk menganalisis bisnis dan membuat keputusan. Pada umumnya, pengguna tersebut adalah manajemen perusahaan dan dewan direksi. 

Sebagai pihak internal di perusahaan, mereka bisa bertindak berdasarkan masalah apapun yang berhubungan dengan arus kas. Tak heran bila laporan keuangan ini menjadi tolak ukur dalam permasalahan keuangan perusahaan.

2. Pengguna Eksternal

Laporan laba rugi bagi pengguna eksternal biasanya berguna untuk memeriksa apakah perusahaan tersebut bisa menguntungkan di masa depan atau tidak. Kemudian, pengguna eksternal terdiri dari investor, pesaing, maupun kreditur.

Terutama untuk investor yang akan berinvestasi, sebelum berinvestasi mereka akan memeriksa laporan ini.

Selanjutnya, kreditor menggunakan laporan ini untuk melihat kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjamannya atau untuk mengambil pinjaman baru.

Pesaing biasanya menggunakan income statement untuk melihat keberhasilan bisnis.

Yang mana hal tersebut berguna bagi mereka untuk mengetahui bagian bisnis apa yang mengeluarkan sedikit uang ekstra di bisnis perusahaan tersebut.

Unsur-unsur Laporan Laba Rugi?

Unsur atau komponen penyusun laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Dengan kata lain, perhitungan laba rugi menguraikan unsur-unsur beban maupun penghasilan.

Unsur penyusun yang paling umum meliputi:

1. Pendapatan atau Penjualan

Pertama, unsur yang satu ini sudah pasti ada dalam laporan keuangan. Nilai ini muncul paling atas dalam pernyataan laporan yang mana berperan sebagai biaya kotor yang terkait dengan pembuatan barang yang perusahaan jual atau layanan yang disediakan.

Beberapa aliran pendapatan yang menambah garis pendapatan total biasanya terdapat di beberapa perusahaan.

2. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Selanjutnya ada HPP. HPP merupakan salah satu unsur penyusun yang menjumlahkan biaya langsung terkait dengan penjualan produk untuk menghasilkan pendapatan.

Biasanya perusahaan bisnis jasa akan menyebutnya sebagai Cost of Sales. Biaya langsung ini meliputi suku cadang, bahan, tenaga kerja, dan alokasi biaya lain seperti depresiasi.

3. Beban Pemasaran, Promosi, dan Periklanan

Tidak semua namun mayoritas bisnis memiliki pengeluaran terkait dengan penjualan barang atau jasa. Pengeluaran tersebut dapat berupa biaya pemasaran, promosi, dan periklanan yang kerap kali berada dalam satu kelompok karena serupa.

4. Beban Umum dan Administrasi (SG&A)

Kemudian selanjutnya, biaya SG&A. biaya yang ada pada SG&A biasanya berupa biaya tidak langsung namun termasuk bagian penjualan.

Contohnya adalah gaji dan upah, asuransi, sewa kantor, biaya perjalanan, dan kadang-kadang juga mencantumkan depresiasi dan amortisasi bersamaan dengan biaya operasional lainnya.

5. Beban Penyusutan (Depresiasi) dan Amortisasi

Selanjutnya ada unsur penyusun lainnya yaitu depresiasi dan amortisasi. Baik depresiasi maupun amortisasi adalah biaya non tunai.

Akuntan membuatnya untuk menyebarkan biaya aset modal seperti Properti, Pabrik, dan Peralatan atau yang biasa akuntan kenal sebagai PP&E.

6. Laba Kotor

Lalu, untuk menghitung laba kotor, kamu perlu mengurangi Pendapatan Penjualan dengan HPP atau Harga Pokok Penjualan. Hasilnya adalah laba kotor.

7. Bunga

Beban bunga dan pendapatan bunga biasa perusahaan pisahkan dalam laporan laba rugi. Hal tersebut disebabkan untuk melakukan penyesuaian perbedaan antara EBIT dan EBT. Yang mana beban bunga ini telah jadwal hutang tentukan.

8. EBITDA

EBITDA merupakan singkatan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Pada umumnya, EBITDA merupakan penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Hitungan EBITDA akuntan lakukan setelah mengurangi biaya SG&A dari laba kotor.

9. Pendapatan Operasional (EBIT)

Unsur penyusun yang satu ini mewakili apa yang sudah perusahaan dapatkan dari operasi bisnis reguler. Dengan kata lain, EBIT merupakan laba yang terhitung sebelum pendapatan dan biaya non-operasional, bunga, hingga pendapatan kurangi pajak.

EBIT merupakan singkatan dari Earnings Before Interest and Taxes.

10. Pendapatan Sebelum Pajak (EBT)

EBT atau Earning Before Tax adalah penghasilan sebelum pajak. Nilai ini merupakan hasil pendapatan operasional kurangi beban bunga.

Nilai EBT adalah subtotal terakhir sebelum sampai pada laba bersih.

11. Pendapatan Bersih

Nilai pendapatan bersih merupakan hasil EBT kurangi pajak pendapatan. Jumlahnya mengalir ke laba ditahan di neraca setelah dikurangi untuk setiap dividen.

12. Pajak Penghasilan

Pajak untuk penghasilan ini mengacu pada pajak relevan yang membebani EBT. Total dari beban pajak sendiri terdiri atas pajak kini dan pajak masa depan.

13. Biaya Lainnya

Terakhir, biaya lainnya menjadi komponen penyusun laporan laba rugi. Biaya lainnya ini termasuk pengeluaran unik khusus untuk perusahaan.

Contohnya, penelitian dan pengembangan (R&D), kompensasi berbasis saham (SBC), pemenuhan teknologi, biaya penurunan nilai, hingga dampak nilai tukar valuta asing.

Apa Saja Jenis dan Contoh Laporan Laba Rugi?

Setelah kita menyimak mulai dari pengertian hingga unsur penyusunnya, saatnya kita melihat jenis dan contoh laporan laba rugi. Ada dua jenis yaitu Single Step dan Multiple Step.

Berikut detail penjelasannya:

1. Single Step Income Statement

Jenis Single Step merupakan laporan keuangan perusahaan yang mana semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur operasional berada di awal laporan.

Kewajiban dan kerugian yang termasuk kategori operasional mengikuti di bawahnya.

Banyak perusahaan yang menggunakan jenis ini karena lebih mudah untuk kita baca secara ringkas. Dalam penyajian jenis Single Step kita perlu memperhatikan hal berikut:

  • Hasil pendapatan dari hasil penjualan wajib kita jumlahkan dan kelompokkan sendiri
  • Total akun beban kita jumlahkan dan kelompokkan sendiri
  • Jumlah pendapatan wajib dikurangi total beban
  • Selisih pendapatan dan beban merupakan keuntungan atau rugi perusahaan

Contoh dari Jenis Single Step:

PT. XXX XXX

Laporan Laba Rugi

01/07/2021 – 31/07/2021

Pendapatan
Penjualan Bersih Rp. 500.000.000
Pendapatan Bunga Rp. 3.000.000
Keuntungan Pelepasan Aset Tetap Rp. 1.000.000
Total Pendapatan Rp. 540.000.000
Pengeluaran
Harga Pokok Penjualan Rp. 315.000.000
Biaya Beban Operasional Rp. 117.000.000
Beban Bunga Rp. 1.500.000
Kerugian Akibat Kerusakan Rp. 310.000
Total Pengeluaran Rp. 433.810.000
Pendapatan Bersih Rp. 106.190.000

2. Multiple Step Income Statement

Laporan keuangan jenis multiple step ini memiliki detail yang lebih rinci mengenai transaksi keuangan di perusahaan. Kegiatan operasional dan non operasional dibedakan dalam laporan ini. 

Dalam laporan multiple step biasanya terdapat beberapa langkah dalam menentukan keuntungan bersih perusahaan. Bahkan, ada peraturan yaitu sebagai berikut:

  • Dalam akun pendapatan, pendapatan bisnis berbeda dengan pendapatan di luar bisnis.
  • Begitu pula dengan akun beban, beban bisnis berbeda berbeda dengan beban di luar bisnis.
  • Baik akun pendapatan maupun akun beban bisnis berada di bagian awal sedangkan pendapatan dan beban di luar bisnis berada di bagian selanjutnya.
  • Laporan jenis multiple step lebih memiliki pengelompokkan akun pendapatan dan beban secara terpisah.

Contoh dari Jenis Multiple Step:

PT. XXX XXX

Laporan Laba Rugi

01/07/2021 – 31/07/2021

Penjualan
Pendapatan Penjualan Rp. 500.000.000
Dikurangi: Penjualan Kembali dan Tunjangan Rp. 3.000.000
Diskon Penjualan Rp. 1.000.000
Penjualan Bersih Rp. 540.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 317.000.000
Laba Kotor Rp. 223.000.000
Beban Operasional
Beban Upah dan Gaji Rp. 65.000.000
Beban Utilitas Rp. 17.000.000
Beban Iklan Rp. 18.000.000
Beban Asuransi Rp. 3.000.000
Beban Depresiasi Rp. 7.000.000
Pengiriman Keluar Rp. 7.000.000
Total Biaya Operasional Rp. 117.000.000
Pendapatan dari Kegiatan Operasional Rp. 106.000.000
Pendapatan dari Keuntungan Lain
  Pendapatan Bunga Rp. 3.000.000
  Keuntungan Pelepasan Aset Rp. 1.000.000
Total Pendapatan dan Keuntungan Lain Rp. 4.000.000
Pengeluaran dan Keuntungan Lain
Beban Bunga Rp. 1.600.000
Kerugian Kerusakan Rp. 400.000
Total Pengeluaran dan Kerugian Lain Rp. 2.000.000
Pendapatan Bersih Rp. 108.000.000

Dapat kita lihat bahwa contoh laporan keuangan dengan jenis multiple step lebih rinci dan jelas. Tak heran bila pengguna internal lebih senang membaca laporan jenis ini.

Mengapa? Karena mereka bisa menentukan bagian mana yang ingin menjadi fokus utama.

Bagi para entrepreneur membuat laporan keuangan menjadi salah satu hal yang cukup penting. Kamu bisa menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft Excel atau Google Sheet untuk lebih spesifik dalam perhitungannya.

Bagaimana Cara Membuat Laporan Laba Rugi?

Setelah kamu melihat contoh, kini tiba saatnya untuk memperhatikan bagaimana cara membuatnya. Kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Memilih Periode Pelaporan

Sebagai langkah yang paling pertama perlu kamu lakukan adalah menentukan kurun waktu atau periode yang kamu butuhkan. Pada umumnya, perusahaan atau bisnis membuat laporan laba rugi secara tahunan, triwulan, maupun bulanan.

Jika perusahaan yang kamu miliki mendagangkan secara publik, artinya kamu wajib menyiapkan laporan keuangan setiap tahunan dan triwulan.

Jika hanya perusahaan atau bisnis kecil, kamu tidak perlu membuatnya kecuali kamu membutuhkannya.

Membuat laporan keuangan bulanan dapat membantumu dalam mengidentifikasi tren. Jadi, kamu bisa tahu kapan bisnismu mengalami tren positif dan negatif.

Informasi ini sangat berguna dalam membuat keputusan bisnis di perusahaan menjadi lebih menguntungkan.

2. Membuat Neraca Percobaan

Selanjutnya, kamu bisa membuat terlebih dahulu neraca percobaan. Ada beberapa software yang menyediakan neraca yang bisa kamu coba.

Neraca percobaan sendiri merupakan dokumen milik internal.

Isinya berupa saldo akhir di setiap akun yang tercantum pada buku besar untuk periode tertentu. Dengan begitu, kamu akan menemukan saldo akhir yang kamu butuhkan untuk membuat laporan laba rugi.

3. Menghitung Pendapatan

Setelah membuat neraca percobaan, kamu bisa mulai menghitung total pendapatan penjualan sesuai dengan periode yang kamu tentukan. Pendapatan sendiri meliputi semua hasil yang kamu peroleh meskipun belum semua sudah terbayar.

4. Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Selanjutnya, HPP atau Harga Pokok Penjualan meliputi biaya bahan, tenaga kerja langsung dan overhead yang kamu keluarkan untuk menyediakan barang atau jasa yang kamu jual.

Semua komponen penyusun HPP dapat kamu tambahkan di laporan saldo percobaan.

Setelah kamu tambahkan semuanya, kamu bisa membuat daftar total harga pokok penjualan atau HPP di laporan laba rugi. Letaknya tepat di bawah baris pendapatan.

5. Menghitung Laba Kotor (Gross Margin)

Kemudian, total pendapatan tadi bisa kamu kurangi dengan total harga pokok penjualan yang akan menghasilkan gross margin. Laba kotor atau gross margin sendiri adalah hitungan jumlah kotor yang kamu peroleh dari penjualan.

6. Menambahkan Biaya Operasional

Lalu, semua biaya operasional yang terdapat pada laporan neraca saldo dapat kamu tambahkan. Hasilnya bisa kamu masukan ke laporan laba rugi tepat di bawah baris laba kotor.

7. Menghitung Penghasilan

Selanjutnya, kamu perlu mengurangi laba kotor dengan biaya penjualan dan administrasi.

Hasil pengurangan ini akan menentukan nilai pendapatan yang kamu miliki sebelum pajak. Hasilnya dapat kamu taruh di bagian bawah laporan keuangan.

8. Menambahkan Pajak Penghasilan

Kemudian, pajak penghasilan dapat kamu temukan dengan mengalikan pajak negara yang berlaku dengan angka pendapatan sebelum pajak. Hasilnya dapat kamu taruh di bawah baris penghasilan sebelum pajak pada laporan laba dan rugi.

9. Menghitung Penghasilan Netto

Selanjutnya, pendapatan bersih dapat kamu temukan bila kamu mengurangi pendapatan sebelum pajak dengan pajak pendapatan. Angka terakhir ini berada di bagian paling bawah laporan laba rugi.

10. Menyelesaikan Laporan Laba Rugi

Terakhir, menyelesaikan laporan. Penyelesaian laporan keuangan ini sangatlah mudah.

Kamu perlu mencantumkan judul yang berisi nama laporan laba rugi, nama perusahaanmu, serta kurun waktu atau periode yang kamu tentukan.

Kamu juga bisa menambahkan detail mengenai bisnis kamu di laporan laba rugi.

Sudah Siap Membuat Laporan Laba Rugi?

Seperti yang sudah kita pahami, rupanya laporan laba rugi sangat penting bagi perusahaan dalam mengukur keberhasilannya. Kamu juga sudah membaca contoh laporan laba rugi di artikel ini. 

Dengan laporan laba rugi, kamu bisa memantau pengeluaran, pemasukan, keuntungan, dan kerugian dari bisnis kamu. Terlebih kamu bisa meningkatkan performa atau kinerja perusahaan kamu dengan membuat dan membaca laporan laba rugi.  

Tak hanya kamu sebagai pihak internal, pihak eksternal juga membutuhkan laporan keuangan perusahaan. Pihak investor, kreditor, pesaing bisa menjadikan laporan keuangan tersebut sebagai tolak ukur kepentingan mereka.

Pengeluaran dan pemasukan sangat berdampak pada kelangsungan bisnis yang kamu kelola.

Serta kamu juga bisa mengoptimalkan bisnismu karena kamu tahu bagaimana perkembangannya. Tak lupa, kamu bisa merekrut seorang akuntan untuk mengerjakan laporan laba rugi lebih detail.

Sebenarnya, membuat laporan laba rugi memang bukan perkara yang mudah. Namun, jika kamu memahami dengan baik walaupun tidak memiliki dasar akuntansi bukan berarti kamu tidak bisa membuatnya. 

Zaman yang penuh dengan perkembangan teknologi bisa memudahkan kamu meminimalisir kesalahan saat membuat laporan keuangan. Banyak perangkat lunak yang tersedia bertebaran di internet yang bisa kamu manfaatkan.