Apa pendapat abdul syani tentang proses terbentuknya kelompok sosial

oleh : Tunggul Setyomuryantono

Apa pendapat abdul syani tentang proses terbentuknya kelompok sosial

Proses terbentuknya kelompok sosial

Dalam buku Sosiologi Skematika, Teori , dan Terapan (Abdulsyani 2002 : 102) Menurut Soerjono Sokeanto, bahwa himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memenuhi persyaratan tertentu, antara lain:

  1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan
  2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya dalam kelompok itu
  3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama , tujuan yang sama , ideologi politik yang sama dan lain-lain. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama misalnya, dapat pula menjadi faktor pengikat/pemersatu ;
  4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku. Emile Durkheim memandnag kelompok manusia dari dua segi, yaitu segi mekanik dan segi organisatorik fungsional. Menurutnya bentuk mekanik merupakan bentuk yang naluriah yang ditentukan oleh pengaruh ikatan geografik, biogenetik , dan keturunan lebih lanjut. Ikatan kelompok ini hanya mencapai taraf solidaritas mekanik. Berbeda dengan ikatan organisatorik fungsional yang merupakan hasil dari kesadaran manusia/keinginan yang rasional. Ferdinand Tonnies menyebut bentuk yang pertama dengan istilag Gemeinshaft dan bentuk yang kedua disebut dengan istilah Geselschaff.

Terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya manusia yang selalu ingin hidup bersama ;

itulah sebabnya maka dalam masyarakat manusia dapat dipersamakan dengan masyarakat binatang. Manusia sejak dilahirkan di dunia ini sudah mempunyai kecenderungan atas dasar dorongan nalurinya secara biologis untuk hidup berkelompok. Namun dalam perkembangan selanjutnya manusia hidup tidak hanya sekadar membutuhkan hidup secara biologis belaka, akan tetapi manusia mempunyai kehendak dan kepentingan yang tak terbatas. Atas dasar kehendak dan kepentingan yang tak tertulis itu maka dalam usaha untuk memenuhinya senantiasa tidak cukup untuk dapat dilakukan sendiri, melainkan harus dilakukan bersama agar di dalam proses usahanya dalam mencapai tujuannya itu dapat bekerjasama dan berpikir bersama.

Sekurang-kurangnya manusia hidup bersama berusaha untuk mempertahankan hidupnya, sehingga sebagian besar kebutuhan yang terletak di luar dirinya itu dapat lebih mudah dicapai dengan bekerjasama. Anderson dan Parker, menekankan bahwa kelompok adalah kesatuan dari dua atau lebih individu, yang mengalami interaksi psikologik satu sama lain. Dijelaskan pula bahwa komunikasi merupakan salah satu faktor pembentuk kelompok, yaitu karena melalui komunikasilah orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Komunikasi dan interaksi selanjutnya mengakibatkan terbentuknya norma sosial dan gaya hidup anggota kelompok , yaitu standar sikap dan tingkah laku yang ditentukan oleh kelompok. Penilaian individu terhadap hubungan dengan anggota kelompok yang lainnya erat kaitannya dengan moral.

Ada dua pokok yang dimiliki manusia sehinngga Ia terdorong untuk hidup berkelompok , yaitu :

  1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia-manusia lain di sekitarnya
  2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya.

Proses hidup manusia dalam kedua hasrat itu tidak selamanya akan dialami dengan kemudahan, justru kesulitan dan tantangan yang akan banyak ditemui. Manusia harus dapat menggunakan akal dan perasaannya yang sehat, baik dalam usaha memenuhi kebutuhan jasmaniahnya, maupun usaha memenuhi kebutuhan rohaninya.Secara kodrati, memang perlu diakui bahwa manusia dalam hidupnya tidak boleh tidak, ia harus bermasyarakat , jika tidak manusia tidak akan dapat hidup dengan wajar, bahkan mungkin bisa sakit jiwa atau mati. Mengapa demikian ? oleh karena manusia lahir harus melalui proses belajar dan tidak serta merta mampu berusaha sendiri dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya.

Menurut Tedy Heryansyah, kelompok itu tidak dengan sendirinya terjadi. Dalam proses pembentukannya sendiri, pembentukan kelompok umumnya diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhan individu-individu yang terlibat. Proses selanjutnya didasarkan pada hal-hal berikut:

Pembagian peran yang adil dan berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Hal ini dapat memicu anggota lain untuk berbagi informasi dan ilmu pengetahuan agar bisa saling memotivasi diri untuk terus mengembangkan kemampuan.

Interaksi adalah syarat utama dalam pembentukan kelompok, karena dengan interaksi terjadi proses transfer ilmu dan informasi. Hubungan antar individu pun jadi semakin akrab dengan seringnya interaksi dan berbagi susah-senang bersama dalam keseharian.

Kelompok terbentuk karena masing-masing individunya memiliki dorongan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses berlangsungnya kegiatan dalam kelompok. Dengan begitu, masalah apapun kelompok dapat diselesaikan dengan lebih efesien dan efektif.

Masing-masing individu dalam kelompok perlu menyamakan persepsi bersama secara garis besar terhadap hal-hal yang penting dalam kelompok tersebut. Tujuannya untuk meminimalisir konflik antar. individu dalam kelompok.

Kebebasan adalah bagian penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini mencakup kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, dan pendapat dalam kelompok. Meskipun begitu, kebebasan harus tetap berada dalam norma dan aturan yang disepakati kelompok.

Heryansyah,Tedy. 2017 . Faktor Pendorong dan Proses Terbentuknya Kelompok Sosial. Sosiologi Kelas XI. Ruang guru. https://blog.ruangguru.com/faktor-pendorong-dan-proses-terbentuknya-kelompok-sosial diakses pada 8 April 2019.

Abdulsyani . 2002 . Sosiologi skematika, Teori , dan Terapan . Bumi Aksara . Jakarta

Lihat semua pos dari Tunggul Setyomuryantono

Apa pendapat abdul syani tentang proses terbentuknya kelompok sosial

Pembentukan Kelompok Sosial Secara sosiologis pengertian kelompok sosial adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. Disamping itu terdapat beberapa definisi dari para ahli mengenai kelompok sosial. Menurut Josep S Roucek dan Roland S Warren kelompok sosial adalah suatu kelompok yang meliputi dua atau lebih manusia, yang diantara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara keseluruhan.

 Proses Terbentuknya Kelompok Sosial

Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Ada dua hasrat pokok manusia sehingga ia terdorong untuk hidup berkelompok, yaitu:

  • Hasrat untuk bersatu dengan manusia lain di sekitarnya
  • Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya

Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial

Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan. Ada kesamaan faktor yang dimiliki anggota-anggota kelompok itu sehingga hubungan antara mereka bartambah erat. Faktor-faktor kesamaan tersebut, antara lain

  • Persamaan nasib
  • Persamaan kepentingan
  • Persamaan tujuan
  • Persamaan ideologi politik
  • Persamaan musuh

Macam-Macam Kelompok Sosial

In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama. Pada masyarakat primitif yang masih terbelakang kehidupannya biasanya akan mendasarkan diri pada keluarga yang akan menentukan kelompok sendiri dan kelompok luar seseorang. Jika ada dua orang yang saling tidak kenal berjumpa maka hal pertama yang mereka lakukan a

dalah mencari hubungan antara keduanya. Jika mereka dapat menemukan adanya hubungan keluarga maka keduanya pun akan bersahabat karena keduanya merupakan anggota dari kelompok yang sama. Namun, jika mereka tidak dapat menemukan adanya kesamaan hubungan antaa keluarga maka mereka adalah musuh sehingga merekapun bereaksi.

Pada masyarakat modern, setiap orang mempunyai banyak kelompok sehingga mungkin saja saling tumpang tindih dengan kelompok luarnya. Siswa lama selalu memperlakukan siswa baru sebagai kelompok luar, tetapi ketika berada di dalam gedung olahraga mereka pun bersatu untuk mendukung tim sekolah kesayangannya.

  1. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)

Menurut Charles Horton Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi.. Oleh karena itu hubungan sosial di dalam kelompok primer berisfat informal (tidak resmi), akrab, personal, dan total yang mencakup berbagai aspek pengalaman hidup seseorang. Di dalam kelompok primer, seperti: keluarga, klan, atau sejumlah sahabat, hubungan sosial cenderung bersifat santai. Para anggota kelompok saling tertarik satu sama lainnya sebagai suatu pribadi.

Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian).

3.Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)

Konsep paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesellschaft) dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies. Pengertian paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Secara umum ciri-ciri paguyuban adalah:

  • Intimate, yaitu hubungan yang bersifat menyeluruh dan mesra
  • Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi
  • Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”

Di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe paguyuban berikut.

  • Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu gemeinschaft atau paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan.
  • Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong. Misalnya kelompok arisan, rukun tetangga.
  • Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), yaitu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan ideologi yang sama. Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.

Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) adalah ikatan lahir yan

g bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin. Bentuk  gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan sebagainya.

4.Formal Group dan Informal Group

Menurut Soerjono Soekanto, formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Misalnya, sekolah terdiri atas beberapa bagian, seperti kepala sekolah, guru, siswa, orang tua murid, bagian tata usaha dan lingkungan sekitarnya. Organisasi seperti itu dinamakan birokrasi.

Sedangkan pengertian informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali. Misalnya klik (clique), yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik tersebut ditandai dengan adanya pertemuan-pertemuan timbal balik antaranggota yang biasanya hanya “antarakita” saja.

5.Membership Group dan Reference Group

Mengutip pendapat Robert K Merton, bahwa membership group adalah suatu kelompok sosial, di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas fisik yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan keadaanMisalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi anggota TNI, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki lembaga pendidikan militer. Namun, ia bertingkah laku layaknya seorang perwira TNI meskipun dia bukan anggota TNI.

Sumber

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi 2:Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Esis Erlangga

Yad Mulyadi dkk. 2013. Sosiologi SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Murdiyatmoko, Janu. 2008. Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung: Grafindo Media Pratama