Apa makna lambang kata pita hitam dalam puisi karangan bunga

Taufik Ismail adalah seorang sastrawan yang dilahirkan di Bukittinggi dan dibesarkan di Pekalongan. Saat peristiwa demonstrasi mahasiswa pada tahun 1966 untuk menentang orde lama, Taufik menuliskan sebuah puisi yang berjudul “Karangan Bunga” yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang menjadi korban saat berdemonstrasi.
Karangan Bunga

Tiga anak kecil

Dalam langkah malu-malu

Datang ke Salemba

Sore itu

Ini dari kami bertiga

Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka

Bagi kakak yang di tembak mati siang tadi

(Taufiq Ismail, Tirani, 1966)

Makna

Makna adalah arti sesungguhnya dari kata-kata atau kalimat dalam puisi. Karna puisi biasanya menggunakan makna kias atau tidak sebenarnya.

Pada bait pertama ada kalimat Tiga anak kecil dalam langkah malu-malu datang ke Salemba sore itu. Jadi, ada tiga orang anak kecil yang datang ke Salemba pada sore hari. Salemba adalah nama daerah di Jakarta, tempat demonstrasi itu terjadi. Dalam langkah malu-malu disini bukan makna sebenarnya, dalam langkah malu-malu maksudnya adalah dalam langkah pelan yang menggambarkan kedukaan mereka atas peristiwa yang terjadi.

Pada bait dua, baris satu dan dua, ada kalimat Ini dari kami bertiga pita hitam pada karangan bunga. Jadi, ketiga anak tadi membawa karangan bunga yang menggambarkan rasa duka cita mereka. Kedukaan yang mendalam dilambangkan dengan pita hitam pada karangan bunga. Karna warna hitam adalah lambang rasa duka, dan karangan bunga adalah lambang kematian, karna biasanya karangan bunga diberikan ketika acara pemakaman. Jadi, bisa disimpulkan bahwa ada yang meninggal dalam peristiwa itu. Hal itu diperkuat dengan baris ketiga dan keempat, bait kedua pada puisi.

Sebab kami ikut berduka bagi kakak yang ditembak mati siang tadi. Kalimat pada baris ketiga dan keempat menunjukkan bahwa ada mahasiswa yang meninggal dalam peristiwa itu. Dan ketiga anak tadi menunjukkan rasa dukanya. Kakak yang ditembak mati maksudnya adalah mahasiswa yang ikut demonstrasi, yang meninggal dalam peristiwa itu. Demonstran meninggal karna luka tembak dari aparat keamanan yang mengawal jalannya demonstrasi. Bisa juga digambarkan sebagai korban dari para penguasa pada saat itu, karna demonstrasi mengkritik kekuasaan pada masa itu, yaitu orde lama. Siang tadi menunjukkan waktu terjadinya peristiwa itu.

Amanat atau Pesan

Amanat atau pesan adalah nilai-nilai yang terkandung dalam puisi yang dapat dipetik oleh pembaca.

Pada puisi “Karangan Bunga”, amanat atau pesan yang dapat diambil adalah tiga anak kecil mewakili golongan manusia lemah, yang sebenarnya tidak tau apa-apa tentang peristiwa demonstrasi itu. Tetapi mereka bertiga sudah mampu menyatakan duka cita terhadap gugurnya mahasiswa yang ditembak mati oleh penguasa pada waktu itu. Karena itu ketiga anak kecil membawa karangan bunga dalam langkah malu-malu sebagai tanda kedukaan yang dilambangkan dengan “pita hitam pada karangan bunga”. Semua pernyataan pada puisi bermakna kias dan melambangkan suatu maksud yang hendak dikemukakan oleh penyair. Yakni, kedukaan yang mendalam karena gugurnya pahlawan.

Latar

Latar ialah piranti wacana yang menjelaskan perihal tempat, waktu, keadaan social, keadaan cultural, peristiwa, sejarah dan sebagainya yang menempatkan puisi ke dalam matra tertentu. Puisi sebagai perwujudan kepekaan penyair dalam membaca lingkungan sekitarnya tak dapat dilepaskan dari matra ruang, waktu, zaman, sejarah, dan sebagainya.

Pada puisi “Karangan Bunga”, pada bait pertama jelas disebutkan bahwa latar tempat pada puisi itu adalah di Salemba. Tiga anak kecil dalam langkah malu-malu datang ke Salemba sore itu. Kata sore itu pada puisi belum tentu bermakna sebenarnya. Jadi latar waktu pada puisi itu belum tentu sore hari. Sore itu, bisa juga diartikan waktu seusai atau setelah peristiwa demonstrasi itu berlangsung. Artinya demonstrasi telah selesai dan tak ada lagi mahasiswa atau demonstran disana, pada saat itulah ketiga anak itu datang.

Ini dari kami bertiga pita hitam pada karangan bunga. Kalimat ini menggambarkan latar suasana duka. Terlihat dari kalimat pita hitam pada karangan bunga. Pita berwarna hitam merupakan gambaran suasana duka dan karangan bunga merupakan lambang kematian.

Sebab kami ikut berduka bagi kakak yang ditembak mati siang tadi. Pada kalimat ini terdapat latar waktu. Siang tadi, merupakan latar waktu terjadinya demonstrasi. Dan kakak yang ditembak mati menggambarkan mahasiswa yang mati tertembak.

Karangan Bunga

Karya : Taufik Ismail

Tiga anak kecil

Dalam langkah malu-malu

Datang ke salemba

Sore itu

Ini dari kami bertiga

Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka

Bagi kakak yang ditembak mati

Siang tadi

Salemba

Alma Mater, janganlah bersedih

Bila arakan ini bergerak perlahan

Menuju pemakaman

Siang ini

Anakmu yang berani

Telah tersungkur ke bumi

Ketika melawan tirani

          Makna Puisi

Puisi ini menggambarkan tiga orang yang datang ke Salemba pada suatu sore dengan malu-malu, merasa sungkan, merasa sedih. Mereka datang dengan membawa karangan bunga yang berpita hitam untuk diserahkan sebagai tanda turut berduka cita. “Karangan bunga berpita hitam” merupakan simbol kedukaan. Mereka berduka karena pahlawan mereka yang rela berkorban dan akhirnya meninggal pada saat demonstrasi.

Namun mereka bertekad untuk tidak terus larut dalam kesedihan. Mereka harus lebih semangat lagi untuk melanjutkan pengorbanan pahlawan yang telah gugur. Mereka iring-iringan bersama dengan warga Salemba mengantarkan si pahlawan ke tempat peristirahatannya (bait ketiga). Kemudian bait keempat merupakan suara hati orang-orang yang bersedih atas kematian pahlawannya. Salah seorang anak bangsa yang pemberani telah gugur pada saat demonstrasi melawan penguasa yang bertindak sekehendak hatinya (sewenang-wenang).


Page 2

Apa makna lambang kata pita hitam dalam puisi karangan bunga

We’ve detected that JavaScript is disabled in this browser. Please enable JavaScript or switch to a supported browser to continue using twitter.com. You can see a list of supported browsers in our Help Center.

Help Center

Artikel kali ini akan membahas tentang sebuah puisi berjudul "Karangan Bunga" karya Taufik Ismail. Puisi Karangan Bunga Taufik ismail merupakan salah satu karya sastra ciptaan Taufik Ismail yang cukup populer. Terlepas dari kepopuleran yang dimiliki Puisi Karangan Bunga, Taufik ismail juga menyisipkan beberapa pesan moral yang bisa dipetik dalam Puisi Karangan Bunga untuk para pendengarnya.

Isi bahasan artikel diarahkan untuk membahas tentang Makna Puisi Karangan Bunga Taufik Ismail. Analisis makna puisi karangan bunga bertujuan untuk mengetahui apa Maksud Puisi Karangan Bunga Taufik Ismail.

Apa makna lambang kata pita hitam dalam puisi karangan bunga

Maksud puisi karangan bunga karya taufik ismail dapat kita identifikasi melalui bentuk Tipografi Penulisan Puisi Karangan Bunga, Latar Belakang Puisi Karangan Bunga, serta melalui Makna Simbolik Pita Hitam Dalam Karangan Bunga.

1. Puisi Karangan Bunga Karya Taufik Ismail

Karangan Bunga

Tiga anak kecil

Dalam langkah malu-malu

Datang ke salemba

Sore itu.

“Ini dari kami bertiga

Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka

Bagi kakak yang ditembak mati

Siang tadi.”

2. Maksud Puisi Karangan Bunga

Secara singkat, maksud puisi karangan bunga adalah untuk mengigatkan kepada kita semua untuk menghormati serta mengenang perjuangan dan jasa para pahlawan yang telah berkorban demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Makna puisi karangan bunga tersbut dapat diketahui setalah mengidentifikasi puisi karangan bunga secara mendalam. Maksud puisi karangan bunga dapat diidentifikasi setelah membedah tipografi, latar belakang, dan makna simboliknya. berikut uraian makna puisi Karangan Bunga karya Taufik Ismail.

2.1 Tipografi Penulisan Puisi Karangan Bunga

Dari tipografi puisi karangan bunga, nampak jelas bahwa bentuk karangan di atas adalah puisi. Tema yang diungkapkan juga menunjukan struktur tematik puisi, karena tulisan di atas tidak menunjukan uraian yang berkesenimbungan seperti di dalam prosa. 

Baris-baris yang diciptakan bukan kesatuan sintaktik, namun baris-baris yang intens (terkonsetrasikan). Setelah membaca puisi tersebut, akan timbul pertanyaan dalam hati kita, yakni: mengapa bunga, ini arti harfiah ataukah arti lambang?

Kata-kata: anak kecil, malu-malu, salemba, sore, ditembak mati, siang tadi, dan sebagainya, apakah menunjukan makna lugas ataukah makna kias?

Secara keseluruhan struktur tematik sebuah puisi Nampak dalam karya atas. Ciri-ciri khas puisi dalam struktur tematiknya kita dapati dalam penempatan makna kata-katanya yang disamping menampilkan makna lugas dapat diurut makna kias atau makna lambangnya.

2.2 Latar Belakang Puisi Karangan Bunga

Puisi di atas membicarakan peristiwa demontrasi mahasiswa pada tahun 1966 menentang Orde Lama. Tiga anak kecil memawakili golongan manusia lemah yang masih suci dan murni hatinya, yang sebenarnya belum tahu apa-apa tentang peristiwa demonstrasi itu.

Walau hanya menyebutkan anak kecil yang belum tahu apa-apa dan hanya berjumlah tiga orang. Namun, mereka bertiga sudah mampu nyatakan duka cita terhadap gugurnya mahasiswa yang ditembak mati oleh penguasa pada waktu itu. Karenanya ketiga anak kecil itu membawa karangan bunga dengan langkah malu-malu.

a. Latar tempat

Puisi ini mengambil lokasi di Kampus UI Salemba, yang merupakan basis mahasiswa dalam mencanangkan aksi demonstrasinya menuntut Presiden Soekarno

b. Latar waktu

Ada dua latar waktu yang tersurat dalam puisi ini. Yang pertama adalah waktu sore hari dimana semua orang telah berkumpul di Salemba untuk berkabung, berduka atas meninggalnya Alm. Arief Rahman Hakim. Yang kedua adalah latar waktu di siang hari saat terjadi penembakan oleh pasukan Tjakrabirawa.

c. Latar suasana

Jelas tergambar suasana sedih dan berkabung dalam puisi ini. Suasana ini semakin jelas saat tiga anak kecil ini memberikan karangan bunga yang berpita hitam dan saat disebutkan bahwa ‘kakak’ tersebut mati ditembak

2.3 Makna Simbolik Puisi Karangan Bunga

Cukup banyak simbolisme yang digunakan di dalam puisi ini meskipun puisi ini tidak terlalu panjang. Dari judul saja ‘Karangan Bunga’ sudah menggambarkan duka yang terjadi dibalik penulisan puisi ini. Beberpa makna simbolik lainnya yang digunakan Taufik ismali dalam puisi karangan bunga yaitu simbol Pita Hitam dalam Karangan Bunga dan simbol tiga anak kecil membawa karangan bunga ke Salemba.

a. Pita Hitam dalam Karangan Bunga

Tanda kedukaan dilambangkan dengan “pita hitam pada karangan bunga”. Penggambaran suasana kedukaan melalui tiga anak kecil lebih menyentuh hati pembaca puisi karangan bunga. ‘Pita hitam pada karangan bunga’ mewakili suasana duka yang ada.

Seperti yang kita telah ketahui, saat seseorang meninggal pasti akan banyak karangan bunga duka cita yang diantar ke kediaman orang yang meninggal tersebut. Warna ‘hitam’ disini sengaja dipilih untuk mewakili kesedihan yang ada, sebab warna hitam merupakan simbol warna universal yang mewakili kesedihan, kehilangan, dan kepedihan.

b. Tiga Anak Kecil

Berikutnya adalah penggunaan subyek ‘Tiga anak kecil’ yang digunakan untuk mewakili pihak-pihak tak bersalah dan tak tahu-menahu akan apa yang diketahui oleh mahasiswa-mahasiswa pendemo ini. Akan tetapi ‘tiga anak kecil’ ini mengerti tragedi apa yang sedang terjadi, yaitu penembakan. Kata ‘malu-malu’ yang digunakan pun semakin menegaskan kenaifan dan kepolosan anak-anak tersebut.

Di sisi lain, pembaca tentu tidak akan percaya bahwa suasana yang dilukiskan dalam puisi karangan bunga itu menggambarkan kenyataan. Sebab di tengah-tengah demonstrasi mahasiswa saat itu tidak mungkin ada “tiga anak kecil membawa karangan bunga ke Salemba”. Jadi semua pernyataan ini bermakna kias dan melambangkan sesuatu maksud yang hendak dikemukakan oleh penyair.

c. Kakak

Alm. Arief Rahman Hakim disebut sebagai ‘Kakak’ di dalam puisi ini seakan-akan Arief adalah kakak kandung mereka sendiri. Hal ini menggambarkan kedekatan emosional anak-anak tersebut dengan Arief, bahwa apa yang dilakukan Arief adalah tindakan yang lumrah dilakukan seorang kakak untuk melindungi adik-adiknya dari kesengsaraan yang mereka alami.

d. Siang Tadi

Terakhir adalah simbol ‘siang tadi’ yang mewakili kejadian yang terjadi di siang hari sebelumnya, yaitu insiden penembakan mahasiswa oleh pasukan Tjakrabirawa di Istana Presiden. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peristiwa ini terjadi karena adanya demonstrasi mahasiswa yang menuntut Tritura.