Pemuda Indonesia dilatih oleh Jepang /Collectie Troepenmuseum di www.rd.nl KABAR LUMAJANG - Penjajahan Jepang di Indonesia yang berlangsung antara tahun 1942 hingga 1945, sering digambarkan sebagai salah satu periode paling sulit dan keras dalam sejarah Indonesia. Berbeda dengan Belanda yang membentuk pemerintahan sipil Hindia Belanda (Nederlands Indie), Jepang membentuk pemerintahan pendudukan militer di Indonesia. Komposisinya pun terdiri atas tiga pemerintahan militer yang masing-masing dipimpin panglima militer. Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia jilid VI, masing-masing pemerintahan militer tersebut adalah Pemerintahan Militer Tentara Ke-25 untuk wilayah Sumatera dengan pusatnya di Bukittinggi. Adapun Pemerintahan Militer Tentara Ke-16 membawahi wilayah Jawa dan Madura, berpusat di Jakarta. Baca Juga: Penataran Angkatan Laut Indonesia Garap 3 Proyek Kapal Selam, Satu Telah Selesai Wilayah lain di Indonesia berada di bawah Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Armada Selatan Kedua) dengan cakupan Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku yang berpusat di Makassar. Sikap pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia pada banyak hal dipengaruhi oleh perkembangan Perang Dunia II di teater Pasifik, atau oleh pihak Jepang disebut sebagai Perang Asia Timur Raya. Pasca Jepang mengalami pukulan dari Sekutu pada Battle of Coral Sea (Mei 1942) dan Guadalcanal (Agustus 1942), Jepang mulai menyadari bahwa untuk mempertahankan wilayah pendudukannya di Asia mereka harus mendayagunakan penduduk setempat. Baca Juga: Jadwal Acara TVOne 6 Agustus 2020, Ada ABB Formula E Round 7 di Berlin Pada tahun 1943, Jepang mulai mengadakan pendidikan bagi pemuda di tiap-tiap syu (karesidenan). Para pemuda dikumpulkan dan diberi arahan yang tentu saja sifatnya propaganda. Tindakan ini adalah langkah awal untuk membentuk gerakan pemuda yang berada di bawah kontrol Jepang.
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Heiho (兵補) adalah pasukan tentara pembantu beranggotakan bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Heiho juga termasuk salah satu organisasi militer yang dibentuk jepang selain PETA dan Gyugun. Namun, para pemuda Indonesia yang tergabung dengan Heiho tidak pernah mendapat pangkat atau jabatan yang tinggi. Hal itu berbeda dengan pemuda yang tergabung dalam PETA atau Gyugun yang selalu diberi promosi kenaikan pangkat atau jabatan. Diskriminasi ini berlanjut ketika seluruh Heiho angkatan darat atau angkatan laut harus memberi hormat kepada warga Jepang, baik itu sipil maupun militer. Selain itu, kesenjangan juga terlihat dari perbedaan gaji, akomodasi, dan makanan dengan heitai yang disesuaikan dengan strata sosial anggota Heiho sendiri. Baca: Pembela Tanah Air (PETA) Seinendan (???) atau Korps Pemuda merupakan sebuah organisasi barisan pemuda yang dibentuk oleh tentara Jepang di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1943. (Wikimedia Commons via Kompas.com)Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 1 September 1939 Serangan Jerman ke Polandia Mengawali Perang Dunia II Dalam satu bulan, gaji seorang Heiho hanya 30,00 rupiah untuk bujangan dan 35,00 rupiah untuk anggota yang telah berumah tangga. Padahal harapan para pemuda atas perekrutan Heiho ini sebagai pijakan karier militer untuk meningkatkan strata sosial (digaji Jepang) serta supaya terhindar dari sistem Romusa (kerja paksa). Baca: Seinendan Pasukan ini dibentuk berdasarkan instruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggota pada 22 April 1943. Sendenbu mempropagandakan bahwa Heiho merupakan suatu kesempatan bagi para pemuda untuk berbakti kepada tanah air dan bangsa. Syarat menjadi anggota Heiho yaitu seorang pemuda yang memiliki usia 18-25 tahun, memiliki tinggi minimal 110 cm dan berat badan 45 kg, sehat jasmani dan rohani, berperilaku baik, dan berpendidikan minimal tamatan sekolah dasar. Para pemuda yang terpilih dijanjikan menjadi anggota Angkatan Darat dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Namun pada kenyataannya, Heiho malah membantu pekerjaan kasar militer pada satuan angkatan perang Jepang, misalnya membangun kubu, parit pertahanan, dan menjaga tahanan. Maka dari itu, Heiho juga disebut sebagai barisan tenaga pekerja yang tidak dilengkapi senjata kemiliteran. Senjata yang diberikan hanya satu taiken (sangkur) yang sudah menjadi bagian mutlak seragam yang dipakai. Para anggota Heiho diberi senjata ketika Jepang sudah terdesak oleh pasukan Sekutu. Mereka pun ikut berperang bersama para serdadu Jepang. Selain itu, Heiho justru turut diikutsertakan dalam berbagai medan Perang Pasifik yang sesungguhnya, seperti di Filipina, Thailand, Morotai, Rabaul (kini bagian dari Papua Nugini), Balikpapan, dan Burma. Lantaran masih kurangnya pelatihan, anggota Heiho lebih sering dijadikan tameng peluru atau martir bom bunuh diri ketika Jepang menyerah. Baca: Keibodan Baca: Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Setelah menerima pelatihan beberapa bulan, pasukan Heiho dianggap telah memiliki kemampuan militer yang lebih baik daripada pasukan PETA. Karena hal itu, pasukan Heiho banyak ditugaskan di unit-unit penangkis serangan udara, artileri lapangan, tank, mortir, dan transportasi. Perekrutan Heiho pada angkatan darat Jepang kemudian diikuti oleh perekrutan kempeiho bagi kempetai maupun keigun heiho bagi angkatan laut Jepang. Heiho tidak memiliki komandan dari bangsa Indonesia, melainkan berada di bawah komando tentara Jepang. Meski melihat potensi dan kemampuan para pemuda, Jepang masih meragukan kesetiaan rakyat Indonesia terhadap kepentingan Jepang. Latihan yang diberikan tidak berkaitan dengan organisasi maupun latihan teori kemiliteran, melainkan berkaitan dengan stamina fisik, seishin (semangat), dan keberanian yang tak kenal rasa sakit dan tidak takut mati. Di lingkungan Tentara ke-16 (Jawa-Madura), dibentuk seksi khusus (Tookubetsu Han) atau Bagian Intelijen yang disingkat Beppan. Para pemudanya dilatih dengan kemampuan intelijen yang dipimpin oleh Letanan Yanagawa. Pelatihan khusus ini akhirnya berkembang menjadi Seinen Dojo (Panti Pelatihan Pemuda) yang berpusat di Tangerang. Kurikulum Seinen Dojo diantaranya semangat, situasi dunia, sejarah perang, spionase, senam, gulat, sumo, renang, menembak, hingga lagu-lagu perang. Ada juga yang mendapat tugas memegang senjata antipesawat, tank, artileri, hingga mengemudi. Beberapa tokoh yang merupakan lulusan pertama Seinen Dojo yaitu Umar Wirahadikusumah, A Kemal Idris, RA Kosasih, dan Daan Mogot. Jelang akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho diperkirakan mencapai 42.000 orang (Jawa 24.873, Timor 2.504, dan 15.000 daerah lain) dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi di pulau Jawa. Heiho kemudian dibubarkan oleh PPKI, setelah Jepang menyerah pada Belanda, lalu sebagian anggotanya dipindahkan menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR). Baca: 17 AGUSTUS - Seri Sejarah Nasional: Badan Keamanan Rakyat (BKR) Baca: Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) (TribunnewsWiki.com/Septiarani) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhTolong ceritakan sejarah IslamPertanyaan saya :1. Kenapa ada banyak perbedaan agama, suku, dan bahasa? Semu … Urutkan bilangan-bilangan berikut dari yang terbesar!31; 40%; 2,5; 132025 Apa yang dilakukan para khalifah setelah mendapati para khafid mati di medan Perang Yamamah apa yang dimaksud dengan syirik apa yang dimaksud dengan baik Satuan passer pusaka merupakan satuan generasi ke? Setelah periode I berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang..., meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Sebutkan Kerajaan Gowa Tallo Sebutkan Kerajaan Gowa dan Tallo nulis Syairr tembang Dhandhanggula,pilihh salah satuu#Corona#sekolahann#lingkungan#kemerdekaan |