Anak tidak mau makan dan muntah

Ketika makan, anak malah mual dan muntah terus-menerus. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka pemenuhan kebutuhan gizi anak dapat terhambat. Baca penyebab dan solusinya di sini.

Muntah adalah keluhan yang sering ditemui pada anak-anak, dan dapat terjadi bersama dengan diare atau nyeri perut. Muntah bisa muncul sementara, tapi juga bisa berulang-ulang pada waktu yang lama. 

Tentunya apabila terus-menerus terjadi, terutama setelah makan, anak memiliki risiko mengalami masalah pada gizinya. 

Muntah bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit. Karena itu, apabila anak sering muntah setelah makan, orang tua perlu memeriksakan anak ke dokter untuk mencari penyebab utamanya. 

Berikut adalah sejumlah penyebab anak muntah setelah makan yang perlu diketahui orang tua:  

1. Alergi Makanan

Anak tidak mau makan dan muntah

Alergi makanan bisa menimbulkan reaksi pada berbagai macam sistem organ, misalnya gatal-gatal pada kulit atau hidung berair pada sistem pernapasan atas. Pada sistem pencernaan, alergi bisa berupa muntah berulang setiap kali. 

Selain muntah, gejala alergi pada perut juga bisa berupa mual, nyeri perut, atau diare. 

Perlu diingat, bahwa bahan alergen tidak selalu berasal dari komponen utama suatu makanan, misalnya susu, telur, kacang, dll, tetapi juga pemanis dan pewarna buatan. 

Artikel Lainnya: Anak Sering Muntah Hanya pada Malam Hari? Ini Penyebabnya

2. Infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan dapat menyebabkan gangguan fungsi lambung dan usus sehingga memicu muntah, terutama setelah makan. 

Infeksi ini ada yang bersifat sementara lalu dapat sembuh dengan sendirinya, misalnya infeksi virus Rota yang menyebabkan anak muntaber. 

Namun, ada juga infeksi yang bersifat lama dan membutuhkan pengobatan yang lebih rumit, contohnya infeksi bakteri lambung yang bernama Helicobacter pylori dan infeksi bakteri TBC pada usus. 

3. Dispepsia Fungsional

Anak tidak mau makan dan muntah

Gangguan fungsi lambung tanpa kelainan anatomi pada lambung disebut dengan dispepsia fungsional. 

Gangguan fungsi lambung ini bisa berupa meningkatnya asam lambung, pengosongan lambung yang terlampau lambat karena gerakan lambung terganggu, atau saraf di lambung terlalu sensitif apabila lambung terisi makanan. 

Kondisi ini kemudian bisa menimbulkan muntah pada anak, terutama setelah makan. Selain itu, biasanya ada gejala nyeri perut, perut kembung, dan mual. 

Artikel Lainnya: Jenis Muntah Anak dan Solusi untuk Menanganinya

4. GERD

GERD atau gastroesophageal reflux diseasebisa menjadi penyebab anak sering muntah setelah makan. Ini merupakan kondisi ketika isi lambung naik kembali ke kerongkongan. 

Pada anak-anak atau orang dewasa yang mengalami GERD, kondisi ini bisa berlangsung lama dan parah sehingga membuat berat badan sulit bertambah. 

Pada orang yang normal, cincin penutup lambung akan selalu tertutup. Tetapi pada kondisi GERD, cincin penutup ini longgar sehingga makanan dan asam lambung kerap naik kembali ke atas. 

Hal tersebut menyebabkan rasa panas di dada, rasa asam di mulut, dan muntah terutama setelah makan (yang biasanya tidak didahului rasa mual). 

5. Kondisi yang Menyebabkan Peradangan pada Saluran Pencernaan

Anak tidak mau makan dan muntah

Penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan mulai dari kerongkongan hingga usus besar bisa memicu muntah setelah makan. 

Peradangan pada kerongkongan bisa disebabkan oleh gangguan atau penyakit tertentu. Misalnya eosinophilic esophagitis, yang menimbulkan keluhan sulit menelan dan muntah pada anak setelah makan.

Pada lambung, usus halus, dan usus besar, peradangan dapat diakibatkan oleh berbagai macam penyakit yang bisa menimbulkan luka pada usus. Hal ini juga dapat mencetuskan keluhan sering muntah. 

Artikel Lainnya: Jangan Panik, Ini Cara Tepat Menangani Anak yang Muntah

6. Masalah pada Sistem Saraf dan Perilaku

Masalah pada sistem saraf yang bisa menimbulkan keluhan muntah berulang, misalnya saja cyclic vomiting syndrome (CVS). Kondisi ini jarang ditemukan dan sering tidak terdiagnosis. 

Kondisi ini ditandai dengan suatu masa penderita muntah terus-menerus selama beberapa jam sampai beberapa hari, kemudian diikuti periode tanpa keluhan, tapi kemudian kambuh kembali. 

CVS paling sering ditemukan pada anak-anak kecil, walaupun anak besar dan orang dewasa juga bisa mengalaminya. 

Penyebab CVS belum diketahui pasti, tetapi diperkirakan melibatkan otak dan sistem saraf pada pencernaan. Kambuhnya CVS ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jenis makanan tertentu. 

Lebih lanjut, masalah perilaku yang bisa memicu muntah pada anak setelah makan adalah rumination syndrome. Suatu sindrom yang juga jarang ditemukan, tetapi bisa terjadi pada anak-anak. 

Pada rumination syndrome ini, makanan yang sudah berada di lambung dibawa kembali ke mulut untuk kemudian ditelan kembali, dikunyah kembali, atau dimuntahkan. 

Bedanya dengan GERD, makanan ini masih terasa seperti makanan sebelumnya dan tidak terasa atau berbau seperti muntah. 

Penyebab rumination syndrome ini belum diketahui pasti, tapi diperkirakan karena kebiasaan yang tidak disadari oleh penderita untuk menghentakkan otot diafragmanya. 

Jika anak sering sekali muntah setelah makan, maka orang tua tidak perlu ragu untuk mengunjungi dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan yang diperlukan agar kondisi anak dapat segera tertangani dengan tepat.

Bila punya pertanyaan seputar kesehatan anak, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi secara mudah dan gratis dengan dokter. Mari #JagaSehatmu dan keluarga selalu!

[RS]

Anak Sering Muntah

Kenapa anak tiba tiba muntah dan tidak mau makan?

Turunnya nafsu makan, perut kembung, mual, dan muntah pada anak bisa menandakan saluran pencernaannya yang bermasalah, misalnya karena infeksi, alergi makanan, obstruksi usus, intoleransi atau malabsorpsi karbohidrat, dispepsia, tumor jinak atau ganas, dan sebagainya.

Setelah anak muntah sebaiknya minum apa?

Memberikan air putih adalah hal yang penting dilakukan sebagai cara mengatasi muntah pada anak. Ketika anak muntah, terlebih jika disertai dengan diare, makanan dan cairan akan banyak keluar dari tubuhnya. Kedua kondisi tersebut dapat memicu dehidrasi pada anak. Jadi, setelah anak muntah sebaiknya minum air putih.

Apa yang harus dilakukan jika anak tidak mau makan?

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Susah Makan?.
Berikan makanan dalam porsi kecil namun sering..
Sajikan makanan dengan tampilan menarik..
Buat jadwal atau waktu makan yang teratur..
Variasikan makanan sekreatif mungkin..
Variasikan makanan dengan rasa yang beragam..
Memberi camilan sehat..

Apa penyebab anak muntah tapi tidak demam?

Terkadang, gejala muntah tersebut tidak disertai dengan demam. Jika hal ini terjadi, Anda harus lebih mewaspadainya. Sebab, gejala tersebut bisa jadi pertanda adanya masalah serius pada kesehatan anak. Hal ini bisa mengindikasikan masalah pencernaan, alergi makanan, flu perut, diare, dan lain-lain.