Jika Outlook tidak menerima kata sandi Anda dan kata sandi yang benar telah dimasukkan, akun email tersebut mungkin mewajibkan keamanan tambahan. Show Akun Gmail, Yahoo, iCloud, Outlook.com, dan AOL menggunakan autentikasi dua faktor untuk membantu memastikan bahwa Anda merupakan pemilik akun dan ingin mengakses akun email Anda. Untuk menambahkan akun email ke Outlook, bergantung pada penyedia Anda, Anda mungkin memerlukan kata sandi aplikasi, juga dikenal sebagai kata sandi aplikasi. Kata sandi ini berbeda dari kata sandi akun email biasa. Salah satu cara untuk mengetahui apakah Anda memerlukan kata sandi aplikasi adalah jika Anda melihat pesan berikut: Autentikasi 2-faktor ditetapkan untuk akun Anda. Silakan masuk menggunakan kata sandi aplikasi. Langkah-langkah untuk mendapatkan kata sandi aplikasi berbeda untuk setiap penyedia email. Pilih penyedia dalam menu menurun untuk mendapatkan instruksi terkait.
Outlook 2019, Outlook 2021, Outlook untuk Microsoft 365 Dengan versi Outlook yang lebih baru, Anda bisa menambahkan akun Gmail Anda sebagai akun IMAP tanpa menyiapkan autentikasi dua faktor, dan Anda tidak memerlukan kata sandi aplikasi. Namun, untuk keamanan akun yang ditingkatkan, sebaiknya aktifkan autentikasi dua faktor untuk akun Gmail Anda. Tindakan ini akan menambahkan lapisan keamanan tambahan setelah memasukkan kata sandi dengan meminta Anda memasukkan kode dari telepon untuk mengautentikasi. Outlook 2016 dan versi yang lebih lama, atau jika menggunakan akun POP Jika menggunakan Outlook 2016 atau versi yang lebih lama, atau jika ingin menambahkan akun Gmail sebagai akun POP, Anda harus mengaktifkan autentikasi dua faktor dan membuat kata sandi aplikasi. Anda akan menggunakan kata sandi aplikasi sebagai pengganti kata sandi reguler untuk menambahkan akun ke Outlook. Untuk mengaktifkan otentikasi dua faktor dan mendapatkan kata sandi aplikasi, lakukan langkah-langkah berikut ini.
Jika Anda menggunakan autentikasi dua-faktor untuk Outlook.com, gunakan langkah-langkah berikut ini untuk membuat kata sandi aplikasi.
Seiring kemajuan dunia perindustrian, kepekaan masyarakat akan mutu dan keamanan suatu produk pun turut meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, sekitar tahun 1970-an, Dr. Bernard T. Loftus, Direktur Food and Drug Administration (FDA) memperkenalkan istilah ‘validasi’. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai masalah mutu yang timbul dan tidak terdeteksi oleh pengujian rutin di laboratorium. Selain istilah ‘validasi’, dikenal pula istilah ‘verifikasi metode’. Verifikasi metode merupakan suatu tindakan yang bermaksud membuktikan bahwa laboratorium uji tersebut mampu melakukan pengujian dengan hasil yang valid. Sementara itu, Jamilah M.Si (asesor ISO/IEC 17025:2017 di Komite Akreditasi Nasional), menjelaskan bahwa validasi dan verifikasi metode merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengkonfirmasi kesesuaian atau kecocokan metode analisis kimia, biologi maupun fisika, yang digunakan di laboratorium. Baca juga: Penjaminan mutu uji di laboratorium pengujian Pentingnya validasi dan verifikasi metode“Suatu metode harus diverifikasi dan divalidasi karena setiap laboratorium memiliki kondisi yang beragam. Keragaman tersebut dapat terjadi karena perbedaan sarana, kompetensi personel, peralatan, dan bahan kimia yang digunakan” tambah Jamilah. Umumnya metode validasi dan verifikasi dilakukan sebelum suatu metode (yang akan dirujuk) dipakai dalam kegiatan analisis rutin di laboratorium Uji. Selain itu, laboratorium pengujian yang telah terakreditasi memiliki kewajiban untuk melakukan proses validasi/verifikasi metode sebelum impelementasi metode (klausul 7.2 ISO/IEC 17025:2017). Proses validasi/verifikasi metode dapat dilakukan oleh personil laboratorium baik oleh analis, penyelia, ataupun tim teknis khusus yang kompeten. Hal tersebut harus dilakukan demi memperoleh hasil pengujian yang akurat dan maksimal sekaligus melakukan pengembangan metode pengujian. Tahap validasi dan verifikasi metode pengujianPada tahap perencanaan, penting untuk mencari tahu metode apa yang akan divalidasi. Diawali dengan menunjuk personil yang bertanggung jawab, proses dilanjutkan dengan identifikasi kebutuhan sumberdaya dan kriteria persyaratan pelanggan atau regulato (terkait unjuk kerja metode). Kemudian ditetapkan lingkup validasi, parameter analitik, dan kriteria batas keberterimaan, serta disusun pula draf metode. Terdapat beberapa parameter analitik validasi metode pengujian. Beberapa diantaranya adalah akurasi, presisi, rangkaian batas deteksi, linieritas dan range, robustness/ ruggedness, selektivitas/ spesifisitas, dan uncertainty. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan, meliputi pengumpulan data primer yang objektif di laboratorium dan asesmen sistematik terhadap kondisi yang berpengaruh pada hasil pengujian. Sementara itu, tahap pengolahan dan evaluasi data dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh terhadap toleransi penyimpangan, ketidakpastian, keputusan hasil internal, dan/atau komparasi hasil dari metode maupun data dari laboratorium lain yang telah divalidasi. Terakhir, pernyataan validitas metode dibuat dengan mencantumkan kesesuaian terhadap tujuan penggunaan dan persyaratan pelanggan dalam bentuk laporan atau dokumentasi hasil. Meskipun melalui tahapan yang tersistem, kendala saat melakukan validasi dan verifikasi metode tetap tidak dapat dipungkiri. Kendala tersebut dapat berasal dari keterbatasan alat dan bahan yang terdapat di laboratorium. Selain itu lama waktu untuk menguji serangkaian prosedur yang banyak dan panjang, serta kontaminasi silang berpotensi menghasilkan data yang bias. (Himasiera) Butuh pelatihan terkait laboratorium kalibrasi dan pengujian? klik tautan berikut: gambar: Mufid majnun |