Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar

Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar

Ilustrasi rumah di surga. /Pixabay/ejaugsburg

PortalJember.com – Memiliki rumah pribadi tentu menjadi impian banyak orang.

Ada yang menyisihkan penghasilannya selama bertahun-tahun agar impian memiliki rumah segera terwujud. Ada juga yang Allah beri rizki memiliki rumah dalam waktu singkat.

Seseorang yang Allah izinkan untuk memiliki rumah di dunia tentu akan merasa sangat bahagia. Apalagi jika hadiah rumah dari Allah tersebut tidak hanya didapatkan saat di dunia, tetapi juga di surga.

Baca Juga: Ini 7 Keutamaan Sedekah, Mulai dari Sebab Masuk Surga, Keberkahan Rezeki hingga Pahala Berlipat Ganda

Dikutip PortalJember.com dari Instagram KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym ada beberapa cara untuk mendapatkan hadiah rumah di surga.

“Dari Abu Umamah, ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salam bersabda, “Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat senda gurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik." Hr. Abu Daud.

>

Baca Juga: Bolehkah Posting Makanan di Media Sosial dan Apa Hukumnya? Syekh Ali Jaber Beri Penjelasan Ini

Seperti yang diketahui perkembangan media sosial saat ini membuat orang lebih bebas untuk berbicara atau berpendapat.

Perbedaan pendapat seharusnya adalah hal yang wajar. Namun terkadang emosi terpancing ketika menemukan yang tidak sepaham. Hingga menimbulkan perdebatan.

Perdebatan semacam ini jika terus dilakukan akan menimbulkan masalah bahkan perpecahan.

Sumber: Instagram journal.uml.ac.id

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

“Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik.” (HR. Abu Daud)

Prinsip dasar bertengkar adalah masing-masing merasa ‘Saya Benar dan Kamu Salah’. Masalahnya bukan tentang kebenarannya, tapi merasa kita benar dan merasa oranglain salah. Kalau sudah nafsu amarah yang main, kecenderungan yang dicari bukan kebenaran lagi, tapi kemenangan diri. Kita menjadi subjektif dan tidak terkendali sikap dan kata-kata.

Bahayanya berdebat adalah menjadi ajang saling menyakiti, mendzolimi dan sayangnya nafsu amarah tidak menjadikan kita puas dengan menyakiti. Jadi akan terus saling membakar. Maka menghindari perdebatan adalah menghindari perbuatan dzolim dari kedua belah pihak, menurunkan kemarahan supaya tenang dan jernih sehingga kita bisa bertukar pikiran, menyelesaikan masalah.

Ingat, jika ada perbedaan pendapat dan sudah mengarah pada pertengkaran, kita duluan yang harus berhenti. Jika kita membela kebenaran, maka niatnya harus benar, caranya harus benar. Dan di antara cara yang benar adalah menghindari perdebatan. Karena perdebatan yang hanya emosi tidak mencari solusi, tapi mencari kepuasan diri. Dan sayangnya nafsu amarah tidak pernah menjadikan kita puas.

Penting sekali kita mengenali dan mengendalikan diri. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bijaksana, yang bisa kita paksa adalah diri kita sendiri supaya belajar lebih matang, lebih bijaksana.

Berikut cara agar menjadi pribadi matang dan bijaksana:

1. Punya tekad mengendalikan diri 2. Minta tolong pada Allah supaya menjadi matang, bijaksana dan sabar 3. Cari ilmu menahan marah, manfaat menahan marah, buruknya ketika marah

4. Berlatih memperbaiki diri dengan ikhlas. Boleh jadi kita yang salah. Dan ini teguran dari Allah.

ALLAH Subhanahu wa ta'ala selalu memerintahkan setiap Muslim menjadi pribadi yang rendah hati atau tidak sombong. Dengan menjadi umat Islam yang demikian, niscaya Allah Ta'ala akan mengangkat derajatnya.

Ilmu yang dimiliki wajib dipraktikkan dengan sangat baik, tidak untuk diperlihatkan kepada orang lain. Kerendahan hati ini bisa mengubah seorang Muslim menjadi manusia yang lebih baik. Tujuannya untuk membentuk akhlak yang baik, bukan hanya teori.

Baca juga: Diberi Tumpukan Sampah, Ini Jawaban Bijak Nabi Muhammad 

"Kita tidak berbohong misalnya, hal itu betul-betul harus kita praktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari. (Tidak boleh berbohong, red) walau dalam bercanda," kata Ustadz Dr Khalid Basalamah, ulama lulusan Arab Saudi, dikutip dari akun Youtube-nya, Senin (10/8/2020).

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

"Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya." (HR Abu Dawud nomor 4990. Hasan)

Dalam hadis lainnya, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menjamin rumah di surga bagi mereka yang meninggalkan berkata dusta walaupun ketika bercanda. Nabi bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

"Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meningalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meningalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaknya." (HR Abu Dawud nomor 4800. Sahih)

Ustadz Khalid Basalamah mencontohkan, kalau sudah menyampaikan argumen kepada orang, lalu dibantah, lebih baik tinggalkan saja, jangan menghabiskan waktu berdebat. Tinggalkan perdebatan untuk mendapatkan keadaan lebih baik ke depannya.

Allah Subhanahu wa ta'ala akan bersama orang-orang yang memiliki akhlak baik, santun kepada orang, dermawan, mudah melangkah ke tempat baik. Allah Ta'ala akan berikan hamba-Nya itu nikmat yang melimpah. Dia akan merendah, bukan menganggap remah orang lain. Itu akhlak yang mulia.

Baca juga: Doa Mengalir atas Wafatnya Ayah Ustadz Khalid Basalamah karena Covid-19 

Hasan Basri Radhiyallahu anhu pernah ditanya, "Apa itu tawadhu?" Dijawablah merendah karena Allah Subhanahu wa ta'ala.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

"Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya." (HR Muslim nomor 2588)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Tawadhu itu seperti melihat seorang Muslim di depan lalu meyakinkan diri bahwa dia lebih baik. "Kalau dia lebih tua katakan, 'Oh dia orang lebih tua, amalnya paling banyak daripada saya. Kalau dia lebih mudah katakan, 'Oh dia lebih muda, dosanya lebih sedikit daripada saya.' Jadi kita merendah. Kita harus seperti padi, makin berisi makin tunduk," papar Ustadz Khalid Basalamah.

Jikalau memiliki barang-barang bagus, diperbolehkan menggunakan dan menikmatinya. Namun dengan syarat, tidak boleh pamer. Pakailah sesuai fungsinya, bukan untuk pamer kepada orang lain.

Baca juga: Ini Alasan Pentingnya Mengajarkan Tauhid pada Anak Sejak Dini 

Dalam Islam diperbolehkan menikmati barang bagus yang dimiliki. Sebagaimana hadis dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ

"Sesungguhnya Allah suka melihat tampaknya bekas nikmat Allah kepada hamba-Nya." (HR Tirmidzi nomor 2819 dan An-Nasai nomor 3605. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadis ini sahih)

Baca juga: Temukan Keindahan dan Ketenangan dalam Kajian Islam, Putra Yakin Jadi Mualaf 

"Jangan sombong. Jangan kita masuk ke zona yang merusak akhlak kita. Semakin merendah kita semakin baik kita dan insya Allah, Allah Subhanahu wa ta'ala akan mengangkat derajat orang yang merendahkan dirinya karena Allah Subhanahu wa ta'ala," jelas Ustadz Khalid Basalamah.

Semoga semua Muslim termasuk orang-orang yang memiliki akhlak yang baik dan disukai Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya. Amin ya Rabbal’alamin.

Wallahu a'lam bishawab.

Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar
Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar

wawan suyaka

Rasulullah saw. telah menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang mau meninggalkan perdebatan meskipun ia benar, sebagaimana terdapat dalam hadis berikut

عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِيْ رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِيْ وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ. رواه ابوداود.

Dari Abu Umamah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik.” (H.R. Abu Daud).

...Berikutnya