Akibat kurang tidur pada anak

Akibat kurang tidur pada anak
Jarang berolahraga dan terlalu banyak asupan junk food bisa menjadi biang keladi terjadinya obesitas anak. Tapi, tahukah Anda, jumlah waktu tidur si kecil juga bisa mempengaruhi bobot tubuhnya.

Menurut penelitian dalam Archives of Disease in Childhood, mengungkapkan anak-anak yang mengalami kurang tidur dari jumlah yang telah direkomendasikan pada usia dua tahun, umumnya bisa mengidap obesitas pada usia 7 tahun.

Mengapa kurang tidur bikin gemuk? Salah satu alasannya, rasa lelah dapat meningkatkan hormon peningkat selera makan, yang bisa membuat si kecil makan banyak, ujar Shahrad taheri. M.D., penulis dan salah seorang peneliti.

Untuk memastikan buah hati Anda mendapatkan waktu tidur yang dibutuhkannya:
- Biasakan dia untuk tidur dan bangun pada waktu yang ditentukan. Hal ini juga berlaku di akhir pekan.

- Ciptakan trik untuk mengajak si kecil tidur, seperti mandi air hangat atau membacakan dongeng sebelum tidur.

- Batasi asupan minuman yang mengandung kafein, terutama sebelum tidur.

- Buat suasana kamar tidurnya agak gelap dan tenang di malam hari, yang artinya televisi dimatikan.

- Ajak dia untuk berolahraga (anak aktif cenderung bisa tidur lebih baik)- tapi

jangan lakukan sesaat sebelum naik ke atas temat tidur.

- Pastikan ia memiliki cukup istirahat, apalagi stres bisa memicu masalah tidur.

Cukupkah waktu tidur si kecil?
- Bayi    0-1 tahun -> waktu tidur: 14-15 jam

- Batita -> waktu tidur: 12-14 jam

- Usia preschool -> waktu tidur: 11-13 jam

- Usia sekolah -> waktu tidur:    10-11 jam



Tidur merupakan hal yang penting bagi semua orang, terutama anak. Saat tidur, terjadi pembaruan sel-sel dalam tubuh, hormon yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak diproduksi, serta daya tahan tubuh diperbaiki. Sebagian besar anak berusia sekolah dasar membutuhkan tidur selama sekitar 9-10 jam, pada anak yang lebih kecil umumnya memerlukan tidur sebanyak 11-14 jam sehari. Namun demikian, jumlah tidur yang dibutuhkan bervariasi tergantung aktivitas dan kondisi dari masing-masing anak.

Dampak jangka pendek yang langsung dapat terlihat keesokan harinya adalah anak terlihat tidak bugar dan lebih sulit berkonsentrasi di sekolah. Pada bayi dan anak balita, kurang tidur menyebabkan anak kurang bersemangat, menjadi rewel, dan lebih mudah ngambek keesokan harinya. Tidak hanya itu, ternyata anak kurang tidur berdampak pada berat badan dan masa depannya.

Artikel Lainnya: Bahaya Jangka Pendek dan Panjang Kurang Tidur pada Anak

Studi yang dilakukan di berbagai negara mengungkapkan adanya hubungan antara durasi tidur dengan risiko obesitas pada anak. Semakin sedikit durasi tidur di malam hari, semakin tinggi peluang obesitas pada anak. Salah satu studi yang dilakukan di Australia menemukan bahwa sebagian besar anak balita yang kurang tidur akan mengalami obesitas saat usia sekolah dasar. Hal serupa juga diungkapkan oleh American Academy of Pediatric, bahwa anak yang kurang tidur berisiko mengalami obesitas saat dewasa.

Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya adalah hormon leptin. Jika seorang anak kurang tidur, hormon yang seharusnya dihasilkan saat tidur ini akan menjadi kurang jumlahnya di dalam darah. Padahal hormon ini berfungsi untuk menimbulkan rasa kenyang. Karena jumlah hormon leptin yang kurang dari normal, anak tidak merasa kenyang dan cenderung mencari makanan yang tinggi lemak. Inilah salah satu penyebab mengapa kurang tidur akan memicu obesitas.

Tidak hanya sampai di situ, masa depan anak juga bisa dipengaruhi. Mengapa? Karena obesitas pada anak telah terbukti meningkatkan peluang terjadinya penyakit hipertensi, diabetes melitus, dan jantung koroner saat dewasa. Oleh sebab itu, meskipun terlihat sepele, kurang tidur dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan anak hingga ia dewasa nanti.

Mulai sekarang, biasakan anak Anda untuk memiliki waktu tidur yang cukup dan teratur demi kesehatan serta masa depannya.

Dijelaskan oleh Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, terus-menerus kekurangan tidur dapat menyebabkan masalah jangka panjang pada anak.   

“Terdapat hubungan antara gangguan tidur dan pemrosesan emosi maladaptif di masa kanak-kanak,” tutur Gracia.

Melansir Parenting Science, terdapat sebuah penelitian pada 50 remaja usia 14–17 tahun yang mengharuskan mereka mengurangi waktu tidur sekitar 2,5 jam setiap malam.

Partisipan ditemukan mengalami peningkatan iritabilitas dan ketegangan. Beberapa partisipan bahkan dilaporkan memiliki tingkat kemarahan, kebencian, dan dendam yang lebih tinggi.

Artikel Lainnya: Cara Tepat Melatih Kedisiplinan Anak Depresi

Selain itu, partisipan juga mengalami kesulitan mengatur diri sendiri. Hal ini membuatnya lebih rentan mengalami ledakan emosi dan respons berlebih terhadap pemicu kecil.

Senada dengan itu, Gracia menambahkan bahwa kekurangan tidur kronis pada anak-anak tidak hanya mengganggu emosi dan mood. Kondisi tersebut turut memicu peningkatan risiko stres atau depresi.

Waspadai gejala kurang tidur pada anak. Segera upayakan untuk diperbaiki, agar si kecil terhindar dari dampak buruk yang telah disebutkan.

Jika Anda kesulitan mengatasi kurang tidur pada si kecil, tak ada salahnya untuk bekerja sama dengan tenaga profesional, seperti psikolog.

Anda pun bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan psikolog melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/AYU)

Referensi:

WebMD. Diakses 2021. Sleep Problems in Children

Better Health. Diakses 2021. Sleep deprivation

Parenting Science. Diakses 2021. Signs of sleep deprivation in children and teens

Wawancara Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog

Apa akibatnya jika anak kurang tidur?

Dampak kurang tidur bisa mengganggu pertumbuhan tulang sehingga anak memiliki postur tinggi di bawah rata-rata. Bagi balita, kondisi ini bisa mengganggu hormon pertumbuhan dan regenerasi sel-sel tubuhnya. Ujung-ujungnya, mereka mudah sakit karena menurunnya kualitas sistem imun.

Bagaimana ciri ciri orang yang kurang tidur?

Berikut ini adalah ciri-ciri kurang tidur yang mungkin terjadi..
Mudah lupa. Selain berguna untuk meningkatkan energi tubuh, tidur juga berperan dalam proses belajar. ... .
2. Rentan sakit. ... .
Mengalami depresi. ... .
Kulit kusam dan berjerawat. ... .
Gangguan pada mata. ... .
6. Berat badan naik..

Apakah bahaya kalau kurang tidur?

Dalam jangka panjang, kurang tidur bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Bahkan, kurang tidur bisa memicu depresi dan penurunan sistem imun.