Adegan yang menggambarkan suatu permasalahan yang menuntun pada keterbukaan konflik disebut

Adegan yang menggambarkan suatu permasalahan yang menuntun pada keterbukaan konflik disebut

Squad, apakah kalian pernah melihat sebuah pementasan drama? Dalam pementasan sebuah drama diperlukan naskah agar para tokoh dapat mendalami perannya dengan baik. Namun, sebenarnya apa saja yang terdapat dalam sebuah naskah atau teks drama? Apakah hanya dialog antar tokoh atau terdapat hal lain yang mendukungnya?  Yuk, kita cari tahu!

Pertama-tama mari kita kenali apa itu naskah drama. Naskah drama merupakan sebuah teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah lalu (akting) yang dipentaskan. Jadi, drama juga dapat diartikan sebagai karya seni yang dipentaskan.

Struktur Teks Drama

1. Prolog, merupakan bagian pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara.

2. Dialog, merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematikan hidup yang dihadapi, dan cara manusia dalam menyikapi persoalan hidupnya.

3. Epilog, merupakan bagian akhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau bagian yang menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita.

Adegan yang menggambarkan suatu permasalahan yang menuntun pada keterbukaan konflik disebut
Pertunjukan drama (Sumber: wordpress.com)

Unsur-Unsur Drama

  • Alur, merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, penyelesaian.
  • Penokohan, merupakan cara pengarang menggambarkan karakter tokoh. Dalam sebuah pementasan drama, tokohlah yang mengambarkan secara langsung naskah drama. Tokoh terbagi dua berdasarkan perannya, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama. Sedangkan tokoh pembantu merupakan tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita.
  • Dialog, dalam sebuah dialog terdapat tiga elemen yaitu:

- Tokoh yaitu pelaku yang mempunyai peran lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis dan antagonis.

- Wawancang  adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.  

- Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh.

  • Latar, adalah keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar dalam drama dinyatakan dalam petunjuk pementasan. Bagian itu disebut dengan kramagung. Latar juga dapat dinyatakan melalui pecakapan para tokohnya.
  • Bahasa, merupakan media komunikasi antartokoh. Bahasa juga bisa menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.

Jika drama akan dipentaskan, unsurnya akan bertambah yaitu sarana pementasan seperti panggung, kostum, pencahayaan, dan tata suara.

Adegan yang menggambarkan suatu permasalahan yang menuntun pada keterbukaan konflik disebut

Kaidah Kebahasaan Drama

  • Berupa dialog
  • Menggunakan tanda petik pada dialog
  • Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia, -nya)
  • Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog (aku, saya, kami, kita, kamu)
  • Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian)
  • Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa (menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, berisitrahat)
  • Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami)
  • Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana (ramai, bersih, baik, gagah, kuat)

Setelah membaca pembahasan mengenai drama dan naskah drama tadi, tentu kalian sudah semakin paham ‘kan Squad? Yuk, mantapkan lagi pemahaman kalian di ruangbelajar. Video belajar beranimasi, latihan soal dengan pembahasannya, serta rangkuman berbentuk infografis akan membantu kalian membuat #BelajarJadiMudah.

Adegan yang menggambarkan suatu permasalahan yang menuntun pada keterbukaan konflik disebut

tirto.id - Secara bahasa, drama berasal dari bahasa Yunani "dram" atau "draomai" yang artinya adalah bergerak. Kata yang berdekatan dengannya adalah "drau" yang maknanya melakukan sesuatu atau beraksi (action). Penggunaan kata "drau" ini masih sering dipakai ketika aktor atau aktris akan melakukan drama, sutradara biasanya memberi aba-aba: Action!

Filsuf kuno Yunani, Aristoteles menyatakan drama adalah representasi dari suatu perbuatan (a representation of an action). Dalam drama, harus ada lakon atau pementasan (a play) yang mengisahkan suatu cerita dengan simbol atau sandi tertentu.

Semakin menarik konflik cerita dan alur yang tak tertebak, drama yang dipentaskan kian disukai penonton. Cerita yang mudah ditebak umumnya kurang menarik dan jarang disukai orang.

Sementara itu, dari segi istilah, ada sejumlah rumusan pengertian drama yang disampaikan oleh para ahli bidang ini. Misalnya, Hasanuddin WS dalam Drama Karya dalam Dua Dimensi (2009: 2) menjelaskan bahwa pengertian drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan.

Dalam rumusan pengertian di atas, aspek drama sebagai seni pertunjukan lebih dominan daripada sastra. Namun, Hasanuddin menekankan bahwa sebaiknya drama dipandang punya 2 dimensi karakteristik yaitu sastra sekaligus seni pertunjukan.

Adapun Wiyanto lewat buku Terampil Bermain Drama (2012:31-32) menerangkan, bahwa dalam pemaknaan yang sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia di masyarakat yang lantas diproyeksikan ke atas panggung (dipentaskan). Selain itu, drama juga dapat dianggap sebagai karya sastra yang fleksibel, dan memiliki keunikan tersendiri.

Ketika naskah drama belum dipentaskan, ia termasuk bagian dari karya kesusasteraan. Namun, saat dipentaskan di panggung, ia menjadi bagian dari seni pertunjukan (performing arts). Lebih lanjut lagi, pertunjukan drama pun menjadi cabang seni tersendiri, yaitu seni drama.

Pementasan drama merupakan pertunjukan seni yang kompleks. Sebab, ia menggabungkan pelbagai cabang seni menjadi satu, yaitu seni sastra (naskah drama), seni musik (musik pengiring), seni peran dan terkadang juga seni tari.

Karena itu, gedung pertunjukan drama merupakan area berkumpulnya para seniman, mulai dari sastrawan, aktor, komponis, hingga pelukis. Para seniman tersebut bahu-membahu mengkreasikan seni drama yang dapat dinikmati estetikanya oleh penonton.

Apa Saja Struktur Drama?

Struktur drama adalah unsur-unsur pembentuk karya lakon tersebut. Struktur ini merupakan suatu kesatuan dari bagian-bagian yang utuh. Apabila salah satu bagian berubah atau dihilangkan, unsur struktur lainnya juga harus berubah.

Berikut ini penjelasan terkait struktur drama, sebagaimana dikutip dari buku Prosa Fiksi dan Drama (2021) yang ditulis Nanda Saputra, dkk.

1. Babak

Babak dalam drama adalah suatu kisah kecil yang menggambarkan suatu kejadian tertentu. Cerita dalam drama biasanya mengandung beberapa babak yang saling berkaitan satu sama lain.

Dalam karya prosa, ada istilah episode atau bab tertentu sebagai pembagian cerita. Babak adalah istilah potongan-potongan cerita dalam karya drama.

2. Adegan

Unsur yang lebih kecil dari babak adalah adegan. Dalam suatu babak, terdapat sejumlah adegan yang harus diperankan tokoh (aktor atau aktris).

Adegan dalam drama ditentukan dari bagian babak dalam cerita. Apabila kisah kejadiannya berubah, maka adegannya akan bergeser ke adegan selanjutnya.

Contohnya, dalam suatu adegan, suatu tokoh berdialog dengan tokoh lain. Adegan ini tuntas. Cerita akan memasuki babak selanjutnya ketika ada tokoh lain yang datang bergabung.

3. Dialog

Dialog adalah percakapan antartokoh dalam drama. Terdapat dua unsur dialog yang harus terpenuhi dalam drama, yaitu unsur pendukung gerak dan unsur penajaman realitas.

Pertama, dialog dalam drama harus mendukung gerak dan adegan tokoh dalam cerita tersebut.

Kedua, unsur penajaman realitas artinya dialog yang dilakukan di suatu pentas harus lebih tajam dan tertib sesuai dengan jalan cerita, serta tidak seperti dialog sehari-hari.

Dialog dalam drama juga memiliki struktur tersendiri, yaitu orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi, sebagaimana dikutip dari Unsur Intrinsik Drama (2020) yang ditulis Sutji Harijanti.

4. Prolog

Bagian pembuka drama dikenal dengan istilah prolog. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua naskah drama memiliki prolog. Jikapun ada, umumnya prolog berisi kata-kata pembuka, pengantar, atau latar belakang cerita.

Dalam drama tradisional, prolog disampaikan oleh dalang atau tokoh-tokoh tertentu.

5. Epilog

Epilog adalah bagian penutup drama. Biasanya, ia adalah kesimpulan atau pesan yang diperoleh dari cerita drama.

Kendati kurang disukai penonton, epilog lazimnya tetap hadir untuk memberikan simpulan akhir terkait nilai drama tersebut.

Baca juga artikel terkait DRAMA atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/add)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates