macam-macam usaha di Indonesia, ada pertanian hingga perdagangan.
Bobo.id - Manusia perlu melakukan sebuah usaha untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Biasanya mereka melakukan suatu pekerjaan tertentu. Kemudian, mendapat balas jasa berupa uang ataupun barang. Nah, ada banyak macam-macam usaha yang bisa dilakukan. Apakah teman-teman tahu macam-macamnya? Yuk, simak! Berikut ini akan dibahas macam-macam usaha yang bisa ditemukan di Indonesia antara lain: Baca Juga: Contoh-Contoh Usaha di Bidang Jasa Pariwisata, Materi Kelas 5 SD Tema 2 1. Pertanian Usaha pertanian paling banyak ditemukan di desa. Karena di sana terdapat lahan yang sangat luas. Usaha pertanian itu meliputi bidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan. a. Bidang Pertanian Dalam perkembangannya, ada dua jenis pertanian yaitu petani sawah dan petani perkebunan. Keduanya, menanam jenis tanaman yang berbeda. Petani sawah cenderung menanam padi, buah-buahan, sayur-mayur, dan tanaman palawija. Sedangkan petani perkebunan menanam cengkih, karet, coklat, kelapa sawit, kopi, tembakau, dan karet. Page 2
Rabu, 29 September 2021 | 08:00 WIB
macam-macam usaha di Indonesia, ada pertanian hingga perdagangan.
b. Bidang Peternakan Usaha peternakan harus memiliki lahan yang luas. Ada banyak jenis hewan yang bisa diternak antara lain ayam, kambing, sapi, lele, dan sebagainya. c. Bidang Perikanan Usaha ini banyak ditemukan di daerah pantai atau laut. Biasanya pelaku usaha ini dikenal dengan sebutan nelayan. Baca Juga: Materi Kelas 5 Tema 9: Contoh Usaha Ekonomi yang Dikelola Sendiri dan Kelompok 2. Industri Usaha industri adalah usaha yang kegiatannya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Di Indonesia, usaha industri terbagi menjadi dua jenis, yaitu industri besar dan industri kecil. Industri besar adalah industri yang biasanya menggunakan peralatan, tenaga kerja, dan modal yang besar. Sedangkan industri kecil adalah industri yang menggunakan alat-alat yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan modal yang relatif kecil. Page 3
Page 4
macam-macam usaha di Indonesia, ada pertanian hingga perdagangan.
Bobo.id - Manusia perlu melakukan sebuah usaha untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Biasanya mereka melakukan suatu pekerjaan tertentu. Kemudian, mendapat balas jasa berupa uang ataupun barang. Nah, ada banyak macam-macam usaha yang bisa dilakukan. Apakah teman-teman tahu macam-macamnya? Yuk, simak! Berikut ini akan dibahas macam-macam usaha yang bisa ditemukan di Indonesia antara lain: Baca Juga: Contoh-Contoh Usaha di Bidang Jasa Pariwisata, Materi Kelas 5 SD Tema 2 1. Pertanian Usaha pertanian paling banyak ditemukan di desa. Karena di sana terdapat lahan yang sangat luas. Usaha pertanian itu meliputi bidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan. a. Bidang Pertanian Dalam perkembangannya, ada dua jenis pertanian yaitu petani sawah dan petani perkebunan. Keduanya, menanam jenis tanaman yang berbeda. Petani sawah cenderung menanam padi, buah-buahan, sayur-mayur, dan tanaman palawija. Sedangkan petani perkebunan menanam cengkih, karet, coklat, kelapa sawit, kopi, tembakau, dan karet. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.[1] Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran untuk membedakannya dengan usaha ladang dan hortikultura sayur mayur dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah masih disebut usaha perkebunan. Tanaman yang ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama, antara kurang dari setahun hingga tahunan.
Perkebunan dibedakan dari agroforestri dan silvikultur (budidaya hutan) karena sifat intensifnya. Dalam perkebunan pemeliharaan memegang peranan penting; sementara dalam agroforestri dan silvikultur, tanaman cenderung dibiarkan untuk tumbuh sesuai kondisi alam. Karena sifatnya intensif, perkebunan hampir selalu menerapkan cara budidaya monokultur, kecuali untuk komoditas tertentu, seperti lada dan vanili. Penciri sekunder, yang tidak selalu berlaku, adalah adanya instalasi pengolahan atau pengemasan terhadap hasil panen dari lahan perkebunan itu, sebelum produknya dipasarkan. Perkebunan dibedakan dari usaha tani pekarangan terutama karena skala usaha dan pasar produknya. Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan tergantung volume komoditas yang dihasilkan. Namun, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya. Kepemilikan lahan bukan merupakan syarat mutlak dalam perkebunan, sehingga untuk beberapa komoditas berkembang sistem sewa-menyewa lahan atau sistem pembagian usaha, seperti Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Sejarah perkebunan di banyak negara kerap terkait dengan sejarah penjajahan/kolonialisme dan pembentukan suatu negara, termasuk di Indonesia. Perkebunan dapat mengusahakan tanaman keras/industri seperti kakao, kelapa, dan teh, kelapa sawit, lada, kopi, atau tanaman hortikultura seperti pisang, anggur, dan anggrek. Dalam pengertian di Indonesia, "perkebunan" mencakup plantation atau orchard. Perkebunan tropika dan subtropikaDi daerah tropika dan subtropika, perkebunan mencakup komoditas tanaman semusim maupun tahunan. Berikut adalah daftar komoditas (tidak lengkap) perkebunan, menurut produknya. Tanaman industri semusimTanaman semusim adalah tanaman yang hanya mampu tumbuh selama semusim pada tahun tersebut, atau tanaman tahunan yang biasa dipanen cepat sebelum musim berakhir. Jenis tanaman perkebunan semusim tidaklah sebanyak tanaman perkebunan tahunan. Contoh tanaman industri semusim yaitu:
Tanaman industri tahunanTanaman tahunan adalah tanaman yang mampu tumbuh lebih dari dua tahun.[2] Tanaman industri tahunan umumnya merujuk pada tanaman berkayu keras untuk membedakannya dengan semak dan rerumputan yang sebenarnya juga bisa dikatakan tanaman tahunan.[3] Tanaman indutri tahunan mampu dipanen beberapa kali sebelum akhirnya mengalami penurunan hasil dan tidak lagi produktif secara ekonomi, yang kemudian ditebang. Contoh tanaman industri tahunan yaitu:
Terdapat pula produk tanaman industri tahunan lain yang ditanam dengan skala kecil dan kurang intensif, tetapi dikumpulkan lalu diolah sebagai produk perkebunan. Komoditas ini biasanya merupakan "perkebunan rakyat" dan perbedaannya dengan usaha tani pekarangan menjadi kabur. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Tanaman hortikultura
Perkebunan subtropika dan iklim sedangPerkebunan di kawasan ini kebanyakan tergolong sebagai orchard, bukan plantation. Selain itu, tidak ada yang merupakan tanaman semusim, karena yang semusim biasa digolongkan sebagai tanaman ladang (field crop), seperti tembakau dan kapas; bahkan juga meskipun ia menghasilkan produk yang mirip dengan perkebunan di kawasan tropika, seperti gula yang dihasilkan dari bit gula untuk daerah beriklim sedang, sementara untuk daerah tropika dihasilkan dari tebu. Contoh lainnya adalah minyak masak yang dihasilkan dari ladang kanola atau bunga matahari di daerah beriklim sedang, sementara untuk kawasan tropika kebanyakan dihasilkan dari kelapa sawit dan kelapa. Komoditas perkebunan yang dihasilkan kawasan ini kebanyakan buah-buahan, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Dalam peristilahan di Amerika Serikat, pertanaman pinus atau tumbuhan runjung lainnya, serta pertanaman untuk produksi kayu dan kertas digolongkan sebagai "perkebunan" (plantation), tetapi di Indonesia hal semacam itu digolongkan ke dalam usaha tani kehutanan atau silvikultur, dan awam menyebut lahannya sebagai "hutan", seperti "hutan jati" atau "hutan pinus".
|