20. pada tanggal 21 juni, matahariberada di belahan bumi utara. apayang akan terjadi di kutub utara?

Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan matahari terbit paling akhir di sejumlah provinsi di Indonesia pada 13-21 Juli 2022, yakni di Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

Selain itu, menurut peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang, fenomena astronomis yang sama juga akan dialami oleh Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua bagian tengah dan selatan seperti Timika, Tanah Merah/ Boven Digul dan Merauke.

"Secara umum, seluruh Indonesia akan mengalami matahari terbit paling awal sejak 28 Oktober-18 November, kecuali Banda Aceh yang mana matahari terbit lebih awal pada 24 Mei karena terletak di atas 4 derajat Lintang Utara," kata Andi dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi Edukasi Sains Antariksa BRIN di Jakarta, Selasa,

Sedangkan wilayah lainnya seperti sebagian besar Sumatera kecuali Bengkulu dan Lampung, dan sebagian besar Kalimantan kecuali Kalimantan Selatan, akan mengalami matahari terbit paling akhir antara 3-19 Februari 2022.

Fenomena serupa juga akan dialami oleh sebagian besar Sulawesi kecuali Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua bagian utara seperti Sorong, Jayapura dan Biak.

Matahari akan terbenam paling awal sejak 22-28 Mei 2022 untuk Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara juga Maluku bagian selatan seperti Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara dan Maluku Barat Daya.

Andi mengatakan Papua bagian selatan seperti Tanah Merah/Boven Digul dan Merauke juga akan mengalami fenomena tersebut.

Selain wilayah itu, seperti sebagian besar Sumatera kecuali Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara dan Maluku bagian utara seperti Pulau Buru, Pulau Seram, Ambon dan Bandanaira, matahari akan terbenam lebih awal sejak 23 Oktober-11 November 2022.

Matahari akan terbenam lebih awal pada periode itu juga akan dialami Papua bagian utara dan tengah seperti Timika, Jayapura, Biak, dan Sorong.

Matahari akan terbenam paling akhir sejak 26 Januari hingga 16 Februari 2022 untuk seluruh Indonesia kecuali yang terletak di atas lintang 3 derajat Lintang Utara (LU) seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Kalimantan Utara bagian utara yakni Tarakan dan Nunukan.

Di wilayah di atas lintang 3 derajat LU tersebut, matahari akan terbenam paling akhir sejak 17 hingga 20 Juli 2022.

Andi mengatakan ada tiga faktor yang dapat menyebabkan waktu terbit dan terbenamnya matahari menjadi lebih awal atau terlambat.

Faktor pertama adalah lintang geografis. Untuk belahan bumi selatan, matahari akan terbit lebih cepat saat solstis (titik balik matahari) Desember dan terbenam lebih lambat saat solstis Juni.

Solstis Desember adalah ketika Matahari berada paling Selatan terhadap ekuator langit. Sementara solstis Juni merupakan fenomena ketika matahari berada paling utara dari ekuator ketika tengah hari.

Sebaliknya, untuk belahan bumi utara, matahari akan terbit lebih cepat saat solstis Juni dan terbenam lebih lambat saat solstis Desember. Karena pada saat solstis Juni, belahan bumi utara dan kutub utara cenderung condong ke matahari, sementara belahan bumi selatan dan kutub selatan cenderung menjauhi matahari.

Sebaliknya, saat solstis Desember, belahan bumi selatan dan kutub selatan cenderung condong ke arah matahari, sementara belahan bumi utara dan kutub utara cenderung menjauhi matahari.

Faktor kedua adalah deklinasi matahari. Deklinasi merupakan sudut simpangan yang dibentuk antara ekliptika (bidang edar bumi) dengan ekuator. Saat solstis Juni, deklinasi matahari bernilai maksimum, sementara saat solstis Desember, deklinasi matahari bernilai minimum.

Faktor ketiga adalah perata waktu, yang merupakan selisih antara tengah hari sebenarnya dengan tengah hari rata-rata. Karena jam yang digunakan saat ini mengacu pada tengah hari rata-rata, maka jam berbasis bayangan matahari perlu dikoreksi menggunakan perata waktu.

Perata waktu disebabkan oleh bentuk orbit bumi yang tidak lingkaran sempurna melainkan elips dengan kelonjongan 1/60 dan juga deklinasi matahari.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung

Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah bergerak dari utara ke selatan dan kembali ke utara setiap tahunnya sebagai dampak dari revolusi bumi. Pada sekitar tanggal 21 Juni, Matahari akan berada di wilayah utara Bumi, yaitu sekitar 23,5°LU atau titik balik utara. Pada saat tersebut, wilayah Bumi belahan utara memasuki musim panas yang panjang dan akan mengalami waktu siang yang lebih panjang, sedangkan wilayah Bumi belahan selatan akan mengalami musim dingin dan waktu malam yang panjang. Hal tersebut juga berdampak pada kondisi di Indonesia yang akan dilewati angin monsun timur dari Australia akibat tekanan udara di Bumi belahan selatan lebih tinggi. 

Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah B.

Rabu, 22 Juni 2022 - 21:00 WIB

Musim panas secara resmi dimulai di belahan bumi utara hari ini, 21 Juni 2022, sekaligus menandai hari terpanjang dalam setahun atau Summer Solstice. Foto/ndtv

JUNEAU - Musim panas secara resmi dimulai di belahan bumi utara hari ini, 21 Juni 2022, sekaligus menandai hari terpanjang dalam setahun atau Summer Solstice. Untuk belahan Bumi Utara siang hari menjadi sangat panjang, sebaliknya pada belahan Bumi selatan seiang hari menjadi sangat pendek.Tahun ini, titik balik matahari musim panas secara resmi terjadi pada pukul 05:14 pagi, ketika matahari mencapai titik tepat di atas Tropic of Cancer (lintang 23,5 derajat utara). Selama titik balik matahari Juni (atau titik balik matahari musim panas), matahari mencapai titik tertinggi dan paling utara di langit.Selain hari terpanjang dalam setahun dan awal musim panas, titik balik matahari Juni juga terjadi pada saat belahan bumi utara miring ke arah matahari. Akibatnya, belahan Bumi utara menerima sinar matahari pada sudut paling langsung dalam setahun.

Baca juga; Titik Balik Matahari Musim Dingin, Bikin Siang Jadi Lebih Pendek di Utara Bumi

“Untuk menentukan berapa jam siang hari yang akan berlangsung selama titik balik matahari Juni, Anda dapat menggunakan Kalkulator Matahari Terbit dan Terbenam Almanak Petani,” kata Chris Vaughan, astronom amatir dengan Perangkat Lunak SkySafari dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Rabu (22/6/2022).Seperti biasa, ada dua sisi dari setiap cerita. Sementara belahan bumi utara menyambut hari yang lebih panjang dan suhu yang lebih hangat, titik balik matahari bulan Juni menandai awal musim dingin di belahan bumi selatan ketika matahari berada pada titik terendah di langit.Sepanjang bulan Juni, para pengamat bintang akan disuguhi "parade planet" yang langka, di mana kelima planet berbaris dalam urutan orbitnya dari matahari. Dari kiri ke kanan di langit tenggara, tampak Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus secara berurutan.

Baca juga; 6 Negara dengan Durasi Puasa Ramadhan Terlama, Nomor 5 Sempat Tembus 23 Jam

“Kesempatan terbaik untuk melihat feomena ini mungkin pada 24 Juni, karena Merkurius akan terbit sekitar satu jam sebelum matahari,” menurut siaran pers dari Sky&Telescope. Sepanjang Juni, bulan akan terus melakukan perjalanan melewati planet Bumi pada pagi hari. “Di China kuno, Titik Balik Matahari Musim Panas diamati dengan upacara untuk merayakan Bumi, feminitas, dan kekuatan 'yin'. Ini melengkapi Titik Balik Matahari Musim Dingin yang merayakan surga, maskulinitas, dan kekuatan 'yang',” tulis timeanddate.com.

Di Swedia, Denmark, Norwegia, dan Finlandia, Summer Solstice adalah waktu perayaan malam di tengah musim panas. Ini adalah waktu ketika negara-negara di dekat Kutub Utara menikmati Matahari Tengah Malam. Orang-orang menari di sekitar Maypoles dan api unggun. Rumah-rumah diterangi dan didekorasi dengan bunga violet dan vanili.

20. pada tanggal 21 juni, matahariberada di belahan bumi utara. apayang akan terjadi di kutub utara?

20. pada tanggal 21 juni, matahariberada di belahan bumi utara. apayang akan terjadi di kutub utara?
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/HEATH KNIGHT

Titik balik matahari atau Summer solstice di gurun utah

KOMPAS.com - Dalam waktu dekat akan ada fenomena astronomi tahunan yang disebut Titik Balik Matahari. Fenomena Titik Balik Matahari akan terjadi pada 21 Juni 2021.

Peneliti di Pussainsa LAPAN, Andi Pangerang, menjelaskan, ketika terjadi fenomena Titik Balik Matahari, Matahari akan berada di paling utara saat tengah hari.

"Tiga hari lagi, ada fenomena yang disebut sebagai Titik Balik Matahari atau Solstis, yakni ketika matahari berada paling utara saat tengah hari," ujar Andi kepada Kompas.com, Jumat (18/6/2021).

Dampaknya, kata dia, bagi belahan utara, siang akan menjadi lebih lama. Sedangkan di belahan Bumi selatan, siang akan menjadi lebih singkat.

Baca juga: Penjelasan Lapan soal Klaim Matahari Terbit dari Utara, Apakah Terjadi di Seluruh Indonesia?

Andi menjelaskan, Matahari memang memungkinkan untuk terbit sekaligus di utara ketika pengamat berada di sekitar lingkar kutub.

Bahkan, ada fenomena yang disebut sebagai Matahari Tengah Malam, yakni ketika matahari terbit sekaligus terbenam ketika tengah malam untuk lingkar kutub utara.

Andi mengatakan, hal itu akan terjadi pada Solstis 21 Juni mendatang. Sementara, untuk lingkar kutub selatan, terjadi pada Solstis 21 Desember 2021.

Matahari lebih tinggi

Dampak lain dari Solstis selain durasi siang hari adalah Matahari yang terlihat lebih tinggi.

"Kalau di lintang sedang (>23,5 derajat), Matahari akan lebih tinggi ketika transit/kulminasi. Sementara untuk sekitar ekuator, tergantung dari belahan bumi manakah masyarakat bertempat," kata Andi.

Dia mencontohkan, seperti yang terjadi di Sabang, Solstis Juni akan menyebabkan Matahari berada di ketinggian 72,5 derajat di arah utara.