Yang tidak tercantum dalam dokumen Design brief adalah

Bagi Anda yang berkecimpung di dunia campaign, Anda pasti pernah mendengar istilah yang disebut dengan creative brief atau ringkasan kreatif. Singkatnya, creative brief adalah dokumen yang digunakan oleh para profesional sebagai langkah awal membuat suatu proyek kreatif.

Dokumen ini berfungsi mengkomunikasikan nilai, visi, tujuan, dan hasil akhir yang diharapkan dari sebuah proyek kreatif. Karena itu, pembuatan dan penyusunannya tidak boleh dilakukan secara asal dan sembarangan.

Artikel berikut ini akan menguraikan langkah membuat creative brief secara efektif beserta tips-tipsnya. Namun sebelum itu, mari pahami lebih lanjut mengenai apa itu creative brief dan kegunaannya.

Apa Itu Creative Brief?

Creative brief adalah dokumen singkat yang digunakan untuk menguraikan strategi dan detail seperti tujuan, sasaran, persyaratan, pesan, demografi, serta informasi penting lainnya di dalam sebuah proyek kreatif.

Dokumen yang umumnya tersusun dari 1-2 halaman ini juga dapat dianalogikan sebagai peta atau pedoman bagi tim kreatif agar bisa mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Pembuatan creative brief antar proyek pun bisa jadi berbeda karena tidak ada pendekatan pasti dalam perancangannya. Namun umumnya, elemen umum yang terdapat dalam creative brief adalah:

  • Pernyataan merek atau proyek
  • Latar belakang dan tujuan proyek
  • Tantangan yang harus dilalui
  • Target audiens
  • Kompetitor
  • Nilai perusahaan dan posisinya di pasar
  • Saluran komunikasi tempat kampanye akan dijalankan

Baca juga: Data Mart: Suatu Pasar Database Agar Lebih Mudah Mengakses Data

Fungsi dan Manfaat Creative Brief

Pada dasarnya, fungsi dan manfaat utama creative brief adalah membantu kelancaran sebuah proyek dan memberi kemudahan bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Di mana semua ide, desain, hingga implementasi dapat terlihat secara langsung, termasuk penjelasan terkait metrik yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja.

Creative brief juga dapat menyelaraskan ekspektasi di antara pihak pemangku kepentingan dan klien, serta mengkonsolidasikan semua upaya sejak awal sehingga proyek dapat dihasilkan lebih cepat namun tetap memberikan hasil yang baik.

Baca juga: Risk Appetite: Pengertian dan Manfaatnya Bagi Perusahaan

Tips dan Cara Membuat Creative Brief

Setelah mengetahui hal dasar apa saja yang umumnya tercantum dalam creative brief, berikut ini tips dan cara menyusunnya.

1. Tulis Latar Belakang Brand atau Proyek

Latar belakang brand dan proyek adalah penentu tone brief yang akan disusun. Pada bagian ini, akan terlihat visi, misi, motivasi, serta tujuan proyek.

Untuk memulainya, Anda bisa menulis kurang lebih dua kalimat yang merangkum misi brand. Setelahnya, lanjutkan dengan latar belakang mengapa proyek ini dijalankan.

2. Masukkan Tantangan dan Tujuan Proyek

Tahap kedua dari pembuatan creative brief adalah menulis paragraf berisi tantangan yang ingin dipecahkan melalui proyek tersebut dan bagaimana proyek tersebut menjadi solusi pemecahannya. Usahakan untuk menulis solusi dari permasalahan yang mungkin terjadi secara mendetail.

Adapun jika klien atau perusahaan belum mengidentifikasi tantangan utama, Anda bisa menuliskan sasaran yang ingin dicapai dan mengapa hal tersebut dapat menguntungkan perusahaan.

3. Deskripsikan Target Audiens

Penting adanya bagi tim untuk mengetahui siapa yang menjadi target audiens dari proyek. Anda bisa membuat rincian demografi target audiens yang mencakup usia, jenis kelamin, geografi, hingga faktor seperti motivasi pelanggan.

Anda juga bisa mengambil segmentasi audiens dengan mengidentifikasi audiens primer dan sekunder. Hal ini akan memberi tim Anda lebih banyak kebebasan dalam mengekplorasi ide-ide kreatif.

Baca juga: Onboarding Karyawan, Hal Ini yang Harus Dipahami

4. Kenali Kompetitor

Mengenali dan mengetahui kompetitor adalah hal yang penting untuk dilakukan dalam dunia bisnis, termasuk dalam penyusunan creative brief. Di mana data terkait kompetitor bisa digunakan oleh tim Anda untuk melihat kelemahan kompetitor, serta peluang dan keunggulan dari produk atau usaha Anda.

5. Buat Rencana Distribusi Creative Brief

Tahap terakhir dari penyusunan creative brief adalah membuat daftar kanal atau platform yang akan digunakan untuk mengumumkan dan melaksanakan proyek tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proyek atau campaign tersampaikan dengan baik. Anda juga bisa sekaligus menguraikan jadwal pelaksanaan, materi konten promosi, serta gaya atau pesan apa yang ingin ditekankan.

Agar tepat sasaran, Anda perlu memahami target audiens dan lokasi paling tepat untuk memaksimalkan peluncuran protek. Jika targetnya adalah anak muda, maka akan lebih baik mempromosikannya di media sosial dibanding di media cetak.

Baca juga: Contoh Budaya Organisasi yang Ada Di Sekitar Kita

Penutup

Creative brief adalah dokumen singkat yang mengkomunikasikan strategi dan detail sebuah proyek kreatif. Keberadaan dokumen ini membantu proyek agar dapat berjalan secara efektif dan efisien, serta menyelaraskan ekspektasi setiap pihak yang terlibat di dalamnya.

Mengingat pentingnya peran dokumen tersebut, tim proyek harus memastikan penyusunan dan pembuatan creative brief dilakukan sebagaimana mestinya serta sesuai dengan tujuan proyek. Elemen yang tercantum di dalamnya pun sebenarnya bisa berbeda sesuai dengan kebutuhan.

Beberapa perusahaan bahkan menguraikan elemen tambahan seperti detail anggaran untuk mengetahui secara pasti berapa dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tersebut. Untuk mempermudah pengelolaan anggaran dan pembuatan laporan keuangan, perusahaan bisa menggunakan software akuntansi dan bisnis seperti Accurate Online.

Accurate Online merupakan software berbasis cloud dengan pengalaman lebih dari 20 tahun yang menyediakan lebih dari 200 jenis laporan akuntansi dan bisnis. Berbagai fitur dan keunggulan tersedia secara lengkap, mudah untuk digunakan, dan bisa diakses kapan saja serta di mana saja.

Jika tertarik untuk mencobanya, silahkan klik tautan gambar di bawah ini dan nikmati Accurate Online secara gratis selama 30 hari.

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 8 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 12 to 18 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 22 to 35 are not shown in this preview.

Yang tidak tercantum dalam dokumen Design brief adalah
Ilustrasi. (Foto: Pexels)

Jakarta, MNEWS.co.id –  Desain brief adalah bentuk gambaran awal suatu proyek yang merupakan kesepakatan antara desainer dengan klien, agar desain yang dihasilkan sesuai dengan harapan klien. Pada tahap awal, klien harus memberikan materi yang jelas agar desainer dapat memahami apa yang dibutuhkan. 

Desain brief dapat membantu desainer untuk mengetahui segala informasi mengenai bisnis klien, sehingga hasilnya pun mampu menjadi identitas yang kuat dan tepat bagi bisnis tersebut. Design brief yang menyeluruh dan mengartikulasikan adalah bagian penting dari proses desain. Ini membantu mengembangkan kepercayaan dan pemahaman antara klien dan perancang dan berfungsi sebagai titik acuan penting bagi kedua belah pihak. Desainer juga harus memberikan beberapa masukan kepada klien, agar klien bisa menjelaskan setiap informasi yang dibutuhkan secara tepat.

Faiz Rabbani, Graphic Designer Dampu Design,  menjelaskan ada tiga hal penting yang harus digunakan dalam membuat desain brief yaitu nama produk, cerita produk, dan untuk siapa target produk tersebut. Nama yang digunakan harus menggambarkan produk yang dimiliki dan mudah diingat oleh konsumen. “Biasanya pelaku usaha selalu menggunakan keluarga dalam menamakan produk, misalkan nama anak, suami, istri atau singkatan. Seharusnya itu dijadikan opsi terakhir,” kata Faiz dalam Workshop “Penguatan Desain Kemasan yang Berdaya Saing Global” yang diadakan oleh Politeknik Negeri Jakarta bekerja sama dengan Komunitas Sahabat UMKM di  Jakarta Creative Hub, Selasa (10/9/19).

Yang tidak tercantum dalam dokumen Design brief adalah
Faiz Rabbani dalam Workshop Penguatan Desain Kemasan yang Berdaya Saing Global di Jakarta Creative Hub, Selasa (10/9/19) (Foto : Dok. MNEWS)

Selanjutnya menceritakan produk secara detail kepada desainer agar produk lebih mudah dipahami, dan diskusikan semua materi yang ingin disampaikan. Terakhir adalah pemilik bisnis harus menjelaskan secara spesifik siapa target yang akan dituju. “Para desainer harus bisa menjadi pendengar yang baik saat mendengarkan klien, agar hasil yang didapatkan sesuai dengan harapan si klien,” ujar Faiz.

Creative brief, yaitu tahapan yang mempertemukan pelaku bisnis dengan desainer. Para desainer bisa mempersiapkan beberapa dokumen untuk diberikan kepada pelaku usaha dengan menyalurkan ide kreatif yang ada. Ringkasan tersebut juga mengharuskan akuisisi data riset pasar tentang kondisi persaingan serta persepsi dari konsumen. Tahap terakhir adalah client brief, yaitu pelaku UMKM dengan desainer mendiskusikan lebih detail tentang brief yang diberikan.

“Dalam tahap client brief, pelaku usaha tidak boleh “terserah” saat desainer menanyakan seperti apa desain yang diharapkan. Pelaku harus menjelaskan dengan baik. Karena pelaku usaha dengan produk merupakan satu komponen yang berkesinambungan,” kata Faiz.