Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

Kemajuan teknologi semakin memudahkan pekerjaan seorang filmmaker. Seorang pembuat film pemula tidak harus mengikuti pelatihan secara fisik untuk berdiskusi perihal teknik videografi. Mereka bisa belajar otodidak melalui internet dan channel media sosial dari filmmaker senior.

Salah satu aspek yang perlu diketahui adalah teknik lighting. Saat membuat film, cahaya menjadi elemen signifikan yang harus diberi perhatian. Perbedaan arah dan kedalaman cahaya akan mempengaruhi tekstur dan mood yang ingin dibangun.

Selain memanfaatkan cahaya matahari, seorang filmmaker juga bisa memilih untuk melakukan perekaman film di studio. Bahkan shooting film mega-blockbuster seperti The Avengers saja kebanyakan diambil di studio. Kemudian, dilakukan editing untuk menciptakan nuansa latar seperti yang diinginkan.

Setidaknya, ada tiga teknik lighting dasar dalam pengambilan film yang perlu diketahui seorang filmmaker pemula.

1. Key Light

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut
Sumber: dpreview.com

Sebenarnya, ketiga teknik lighting ini saling melengkapi dan tidak berdiri sendiri. Meski tidak menutup kemungkinan ada unsur yang dihilangkan untuk mood tertentu yang sengaja ingin dibangun.

Key light adalah unsur cahaya utama dan dominan dalam pengambilan video. Pencahayaan ini dilakukan dari arah depan samping obyek dan memiliki intensitas cahaya paling terang dibandingkan dua lighting lain.

Jika pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan, maka cahaya matahari dianggap sebagai key light karena brightness-nya secara natural paling kuat. Sehingga informasi arah mata angin akan sangat berguna dalam perencanaan adegan.

Tugas lanjutan seorang filmmaker adalah memastikan kesiapan dua lighting lain demi terciptanya keseimbangan gambar.

Baca juga: 12 Komposisi Foto Agar Lebih Menarik

2. Fill Light

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut
Sumber: digital-photography-school.com

Fill light diatur untuk datang di bagian berlawanan dari arah key light. Jika key light datang dari arah kanan, maka fill light diletakkan di sebelah kiri obyek.

Fill light harus lebih redup dari key light, karena fungsi utamanya hanyalah untuk menghilangkan gelap bayangan yang disebabkan oleh key light. Untuk shooting di outdoor, pastikan memiliki fill light yang terang untuk mengimbangi intensitas cahaya matahari cukup kuat.

Tidak adanya fill light menimbulkan bayangan yang tercipta di satu sisi obyek, dinamakan chiaroscuro. Tapi, beberapa adegan sengaja membiarkan chiaruscuro ini tetap ada, karena bisa membangun efek misterius dan dramatis.

Setelah memastikan dua lighting dari arah depan ini, kini saatnya mengatur lighting ketiga, yakni back light.

3. Back Light

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut
Sumber: movie-techniques.weebly.com

Back light ditembak dari arah belakang obyek untuk mempertegas ruang tiga dimensi dalam layar video. Sehingga, akan tercipta efek cahaya di lekuk tubuh obyek, sedangkan area lain tetap hitam.

Back light berbeda dengan background light yang menerangi elemen di latar belakang, seperti pemandangan. Terkadang seorang filmmaker sengaja membuat back light yang terang untuk menunjukkan sifat aktor protagonis dan suci.

Selain itu, back light juga berfungsi untuk memisahkan obyek dan latar belakang. Dalam pertunjukan teater, back light kerap digunakan untuk menimbulkan efek tiga dimensi pada aktor di atas panggung. Hal ini berbeda dengan lighting dari depan yang memberikan efek terang dua dimensi.

4. Butterfly Lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut
Sumber: dpmag.com

Butterfly lighting ditempatkan tepat dari arah atas dan langsung berpusat ke wajah si obyek. Penempatan cahaya ini akan menghasilkan bayangan kecil di bawah hidung obyek yang mirip bentuk kupu-kupu. Butterfly lighting juga biasa dinamakan paramount lighting, mengacu pada style fotografi artis Hollywood yang glamor.

Butterfly lighting biasa dipakai dalam dunia fashion. Teknik pencahayaan ini cocok digunakan untuk wanita dengan wajah ramping dan tulang pipi tinggi, karena akan menghasilkan efek wajah yang lebih bulat.

Efek cahaya yang kurang membuat butterfly lighting tidak cocok digunakan untuk model pria, kecuali si model memiliki sisi feminim. Butterfly lighting biasa digunakan untuk model wanita, terlebih teknik ini menimbulkan kesan glamor.

5. Chiaruscuro Lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut
Sumber: studiobinder.com

Chiaroscuro berasal dari bahasa Italia, chiaro berarti terang dan oscuro berarti gelap. Jika digabungkan, chiaroscuro lighting menandakan efek yang terjadi pada frame saat kita menggabungkan terang dan gelap pada sebuah obyek.

Dalam dunia sinematografi, chiaroscuro lighting jamak digunakan untuk film hitam putih, dimana di film ini terdapat gelap dan terang yang sangat kontras. Cahaya umumnya hanya memperlihatkan satu sisi wajah aktor, sekaligus menggelapkan sisi lainnya, untuk mendapat efek tiga dimensi utuh.

Karena menghasilkan sebagian wajah aktor yang gelap, teknik chiaroscuro lighting cocok digunakan untuk film thriller dan horor. Bagaimanapun juga, banyak filmmaker non-horor yang sesekali menggunakan tipe lighting ini untuk menciptakan efek misterius dan suspense.

Baca juga: 5 Macam Angle Fotografi

Untuk lebih jelasnya, komposisi tiga lighting bisa diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut
Sumber: presscdn-pagely.net

Pengetahuan tentang lighting ini sangat berguna bagi seorang filmmaker, mengingat cahaya adalah elemen penting dalam aspek visual. Selamat mencoba dan berkarya!

Tayang 04 Jan 2022 - Dibaca 10 mnt

Dalam sinematografi atau perfilman, terdapat berbagai teknik pencahayaan atau lighting.

Pencahayaan atau lighting dalam film berperan penting supaya sebuah scene dapat terlihat di mata audiens dengan jelas.

Tak hanya itu, pencahayaan pun dapat membantu menggambarkan mood dan atmosfer yang ada dalam sebuah scene.

Tentunya, beragam teknik ini digunakan tergantung situasi yang ingin ditampilkan. Supaya tidak penasaran, yuk, simak penjelasan dari Glints berikut ini!

Teknik Pencahayaan dalam Film

1. Natural lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© IMDB

Mengutip dari No Film School, natural lighting adalah sebuah teknik pencahayaan yang tidak memerlukan lampu untuk mempraktikkannya.

Natural lighting menggunakan cahaya yang sudah tersedia secara alami di lokasi shooting.

Sehingga, cahaya dari natural lighting juga sangat tergantung pada kondisi dan waktu di lokasi.

Karena itu, ada baiknya kamu melakukan survei lokasi dan mempertimbangkan waktu sebelum serta saat proses shooting.

2. Key lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© reeldealfilmschool.wordpress.com

Biasanya, lampu yang digunakan dalam key lighting adalah lampu dengan pancaran cahaya terkuat.

Key lighting, atau sering disebut sebagai cahaya utama, digunakan untuk menonjolkan sebuah scene atau objek di dalamnya.

Ketika pemasangan pun, key lighting adalah set yang pertama dipasang.

Meskipun disebut sebagai cahaya utama, bukan berarti pancaran cahaya selalu mengarah pada subjek atau objek.

Kamu bisa memasang key lighting di mana saja, tergantung dari efek dan mood yang ingin ditampilkan dalam sebuah scene.

Gunakan key lighting jika kamu ingin menarik perhatian audiens terhadap subjek atau membuatnya lebih stand-out dibandingkan objek lain.

Namun, perlu diingat untuk tidak memasang key light di dekat kamera karena akan membuat cahaya tersebar dan tidak berfokus pada subjek.

3. Fill lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© Audiobuzz

Fill lighting adalah teknik pencahayaan untuk mengisi dan menghilangkan kegelapan juga bayangan yang diciptakan dari key lighting.

Cahaya dari fill lighting tidak secerah cahaya milik key lighting. Selain itu, pemasangannya pun biasanya di arah yang berlawanan dari key light, sehingga dapat menambah dimensi dalam scene.

Karena tujuannya untuk menghilangkan bayangan, ada baiknya kamu memasang lampu fill sedikit lebih jauh dari key light untuk membuat cahaya yang lebih soft.

Selain menghilangkan bayangan, fill lighting juga bisa digunakan untuk menambah exposure dan menurunkan kontras dalam scene. Sehingga, audiens bisa melihat scene lebih jelas.

4. Backlighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© No Film School

Backlighting adalah teknik lighting yang digunakan untuk membuat three-dimensional scene, sehingga biasanya dipasang paling terakhir dalam three point lighting setup.

Pencahayaan ini juga dihadapkan ke subjek, tapi dipasang di bagian belakang dan posisinya lebih tinggi untuk memisahkan subjek dari background-nya.

Kamu bisa menggunakan backlighting untuk membuat sebuah siluet dalam scene dan juga menghasilkan halo effect.

5. Side lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© Movie Techniques

Side lighting adalah cahaya yang masuk ke sebuah frame dari samping untuk meng-highlight seseorang atau objek di dalamnya.

Teknik pencahayaan ini biasanya digunakan untuk membawa mood dan drama dalam sebuah scene, terutama di film noir.

Untuk menggunakannya, kamu memerlukan pencahayaan besar untuk menghasilkan kontras yang kuat, low-key lighting yang menunjukkan tekstur, dan memberi aksen pada kontur subjek.

Ketika menggunakan side lighting dengan fill lighting, ada baiknya kamu menurunkan intensitas fill lighting supaya menjaga kesan dramatis dalam scene.

6. Practical light

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© Audiobuzz

Practical light adalah teknik lighting yang menggunakan sumber cahaya seperti lampu atau lilin.

Pencahayaan ini biasanya ditambahkan oleh set designer untuk menghasilkan scene yang sinematik pada malam hari.

Meskipun begitu, pencahayaan dari practical light tidak cukup untuk menerangkan subjek.

Sehingga, biasanya sumber cahaya tersebut akan dipasang dimmer untuk mengatur intensitas cahaya.

Kamu bisa menggunakan practical light apabila aktor harus berinteraksi dengan sumber cahaya, seperti menggunakan lampu tidur yang harus digunakan dalam scene.

7. Hard lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© No Film School

Hard lighting adalah teknik pencahayaan yang digunakan untuk membuat highlight dan bayangan.

Teknik ini digunakan untuk menarik perhatian di frame, terutama ke subjek atau area dalam scene. Kamu pun bisa membuat siluet menggunakan hard lighting.

Efek dari pencahayaan ini juga memberikan kesan yang lebih intens.

Hard lighting bisa dibuat menggunakan pancaran cahaya langsung dari lampu atau sinar matahari.

8. Soft lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© No Film School

Soft lighting adalah teknik lighting yang umumnya digunakan untuk alasan estetika dan situasional, seperti membuat efek dramatis, mengganti cahaya yang masuk dari luar, dan sebagainya.

Teknik ini juga digunakan untuk mengurangi bayangan yang muncul dari sumber cahaya lain.

Selain itu, soft lighting juga berfungsi sebagai beautification karena dapat membuat kerutan wajah atau noda di kulit tidak terlalu terlihat.

9. Bounce lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© Video Collective

Bounce lighting adalah teknik pencahayaan yang menggunakan objek berwarna putih, seperti whiteboard atau white card, untuk memantulkan cahaya dari lampu.

Teknik ini memungkinkanmu untuk memfokuskan cahaya ke subjek tanpa memancarkannya secara langsung.

Menggunakan bounce light juga memungkinkanmu untuk menyebarkan cahaya ke set dengan rata.

Apabila digunakan dengan benar, bounce light bisa digunakan untuk membuat soft light, fill light, side light, atau bahkan backlight.

10. High key

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© Videomaker

High key adalah teknik lighting yang hampir tidak menggunakan rasio pencahayaan di dalam scene. 

Sehingga, hasil dari teknik ini adalah scene yang sangat terang dan hampir tidak ada bayangan secara visual.

Teknik ini biasanya digunakan untuk mengatur mood dan tone dalam sebuah scene.

11. Low key

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© filmstro.com

Sedangkan, low key adalah teknik pencahayaan yang berkebalikan dari high key.

Dalam teknik ini, kamu hanya menggunakan satu sumber cahaya key light saja dan menghasilkan scene yang dipenuhi oleh bayangan.

Hasilnya adalah gambar yang sangat kontras dan juga mood yang penuh misteri atau mencekam.

12. Motivated lighting

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© Audiobuzz

Mengutip dari Adorama, motivated lighting adalah teknik lighting yang digunakan untuk meniru natural lighting, seperti sinar cahaya matahari, cahaya bulan, atau lampu jalanan di malam hari.

Supaya cahaya yang dihasilkan terlihat natural, kamu bisa menggunakan filter atau gel berwarna untuk meniru sumber cahaya tersebut.

13. Ambient light

Yang biasa menjadi pengatur cahaya saat syuting disebut

© No Film School

Ambient light adalah cahaya yang sudah ada di lokasi shooting. Contohnya adalah cahaya dari matahari, sinar bulan, atau lampu jalanan.

Kamu bisa menggunakan ambient lighting ketika ingin menyinari subjek tanpa mengkhawatirkan gaya spesifik atau kualitas dari cahaya.

Karena, ambient lighting adalah cahaya yang menyinari seluruh lingkungan dalam scene.

Baca Juga: Mengenal Sinematografer dan Perannya dalam Proses Pembuatan Film

Nah, itulah beberapa hal mengenai teknik pencahayaan atau lighting yang perlu kamu ketahui.

Teknik yang benar sangatlah penting untuk membuat sebuah scene terlihat natural dan mirip dengan dunia nyata, dan tentunya sangat penting dalam sinematografi dan film.

Jika kamu ingin tahu lebih banyak seputar sinematografi atau film, kunjungi Glints Blog, yuk!

Ada beragam artikel yang membahas seputar film dan sinematografi, sehingga bisa menambah wawasanmu, lho.

Menarik bukan? Yuk, perluas wawasanmu seputar sinematografi dan film di sini!