Who tentang bantuan hidup dasar

Banyak orang yang mengalami henti jantung di rumah, tempat bekerja atau tempat umum tidak tertolong jiwanya karena tidak mendapatkan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dari seseorang. Henti jantung merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, oleh karena itu kelangsungan hidup tergantung pada adanya RJP yang segera dari siapapun. Jika dilakukan dalam beberap menit pertama, dapat dua atau tiga kali meningkatkan angka kelangsungan hidup seseorang. Studi oleh American Heart Association (AHA) tahun 2010 melaporkan bahwa orang dewasa yang menerima RJP dengan jenis kompresi saja dari seseorang, lebih bertahan daripada yang tidak menerima RJP jenis apapun. Studi lainnya juga memperlihatkan bahwa angka keselamatan dari orang dewasa yang henti jantung dan ditolong oleh seseorang yang bukan tenaga kesehatan hasilnya mirip, baik yang jenis Hands-Only CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) maupun CPR konvensional. Oleh karena itu, masyarakat perlu diajarkan bagaimana mengenali seseorang henti jantung dan bagaimana melakukan pertolongan Hands-Only CPR, sehingga akan banyak jiwa manusia yang tertolong. Fakultas Keperawatan UPH melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pengenalan dan pembelajaran mengenai pertolongan pada korban henti nafas dan jantung di masyarakat melalui pelatihan Bantuan Hidup Dasar atau RJP dengan jenis kompresi saja. Kegiatan ini sudah dilakukan dengan melatih 367 orang di area sekitar Karawaci dan Tangerang Selatan. Peserta merasakan manfaat dari kegiatan PKM ini dan mengharapkan kegiatan ini diadakan secara periodik sehingga materi dan tehnik RJP tetap dimiliki oleh peserta.

Keywords: Hands-Only CPR, henti jantung, Resusitasi Jantung Paru

2018-04-23 0 comments usr_kecbanyumanik

PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR  (BHD) BAGI MASYARAKAT WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK

Rabu tanggal 18 April 2018 lalu, telah dilaksanakan Pelatihan Bantuan HIdup Dasar (BHD) bagi wilayah Kecamatan Banyumanik. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Kantor Kecamatan Banyumanik Jl. Prof. Soedarto, SH kerjasaman antara Rumah Sakit Banyumanik dengan Kecamatan Banyumanik. Kegiatan ini dibuka oleh Camat Banyumanik, Bp. Drs. Sigit Suroso.

Pengertian BHD adalah Pertolongan pertama yang dilakukan pada korban henti jantung atau henti napas sebelum ditangani oleh tenaga medis atau rumah sakit.

Tahapan BHD :

SAFETY -> PERIKSA RESPON -> PANGGIL BANTUAN, BAWA AED -> LIHAT PERNAFASAN -> 30 PIJAT DATA -> 2 PERNAFASAN BUATAN -> RESPON SPONTAN ? ->

LIHAT PERGERAKAN DADA : JIKA ADA BERARTI POSISI MANTAP , JIKA TIDAK ADA MAKA BERIKAN BANTUAN NAFAS SETIAP 10-12 x/mnt

DANGER

Ketika kita menemukan korban, pastikan :

  1. AMAN DIRI (penolong)
  2. AMAN KORBAN
  3. AMAN LINGKUNGAN

RESPONSE

Cek Kesadaran :

Teriak “bangun pak/bu” atau buka mata pak/bu

  1. Tepuk Bahu
  2. Rangsang Nyeri

Bila Tidak Ada Respon :

Shout For help (Minta bantuan)

Tetap Bersama Korban -> Teriak Minta Tolong

Tetap bersama korban, gunakan handphone untuk panggil bantuan, aktifkan speaker untuk berkomunikasi dan mendengarkan instruksi tenaga kesehatan.

Atau

Jika sendirian tanpa handphone, berteriak meminta tolong dan  ambil AED (jika dapat tersedia segera) sebelum memulai RJP

CIRCULATION

Lakukan kompresi dada dengan ketentuan :

Korban telentang di atas permukaan yang kerasa dan datar

  1. Penolong berlutut di samping kanan korban
  2. Letakkan tumit telapak tangan pada pertengahan dada dengan telapak tangan di tumpuk dengan jari ditautkan

(Posisi tangan pada lower half of sternum)

  1. Perbandingan antara kompresi dada dan bantuan nafas 30:2
  2. Lakukan kompresi (Kedalaman 5-6 cm ke dalam dada)
  3. Kecepatan 100x/menit
  4. Dilakukan selama 5 siklus

BREATHING

Beri nafas buatn 2x

Dengan Volume tidal, dengan teknik :

  1. Mouth to mouth (mulut ke mulut)
  2. Mouth to Barrier Device (Mulut dengan penghalang/tisu/kain)
  3. Mouth to nose (mulut dengan hidung)
  4. Mouth to Stoma (mulut dengan lubang yang dibuat untuk memasukkan alat bantu nafas yang dilakukan oleh tenaga medis yang berkompeten)
  5. Bag Valve Mask (Masker bertekanan)

EVALUASI

Evaluasi dilakukan tiap 2 menit

  1. Jika napas (-)  dan nadi (-) à kompresi dan ventilasi 30:2
  2. Jika napas (-) dan nadi (+) à Ventilasi 10 kali/menit
  3. Jika napas (+) dan nadi (+) à beri recovery position

Kapan pijat jantung dihentikan ?


1.  Pasien sudah ada yang respon

2. Datang tim yang lebih ahli (advance)

3. Penolong kelelahan

4. Terdapat tanda kematian yang jelas

5. Do not Resuscitate/DNR (keluarga menolak untuk dilakukan tindakan resusitasi)

(cam by cgr/article by RS Banyumanik)

RUMAH SAKIT BANYUMANIK 

JL.BINA REMAJA NO.61 SEMARANG

TLP. 024.7471519

TLP PENDAFTARAN. 024.7461296

FAX. 024.7642181

Web. www.rsbanyumanik.com

Email.

sms center. 085200444664 (saran & keluhan)

1. Menilai TIngkat Kesadaran Korban

     Tepuk/ goyang/ cubit bahu dan panggil namanya, jika tidak ada jawaban & tidak buka mata,serta tangan kaki tidak gerak -> disebut Tidak Sadar

2. Panggil Bantuan

    Orang terdekat -> teriak minta tolong

3. Cek Nadi (<10 detik) -> Jika Korban Tak Sadar

    a. Dewasa : Arteri Karotis

    b. Anak : Arteri Brakhialis

4. Lakukan Kompresi (Penekanan Dada) 30 kali

5. Bersihkan jalan napas.

     Buka mulut korban -> untuk melihat adanya sumbatan -> teknik Cross Finger  ->  bersihkan sumbatan jika terlihat ->teknik Swipe Finger

6. Buka jalan napas/ tengadahkan kepala

     Teknik head tilt chin lift (Non trauma) atau Jaw Trust (Trauma Leher)

7. Berikan ventilasi/ bantuan napas -> 2 kali tiupan

8. Ulangi lagi kompresi 30 kali : Bantuan napas 2 kali hingga 5 siklus atau 2 menit

    1 siklus -> 30 kompresi dada : 2 ventilasi

9. Lakukan evaluasi -> setelah/ setiap 5 siklus atau 2 menit

     a. Jika nadi tidak teraba

          Lanjutkan kompresi dan ventilasi 5 siklus/ 2 menit

     b. Jika nadi teraba

          Lanjutkan cek pernapasan -> beri bantuan napas (20x/ 2 menit) jika napas tidak ada/ belum adekuat -> lakukan re-evaluasi (nadi dan napas setelah 20x ventilasi/ 2 menit)

10. Atur posisi sisi mantab jika nadi korban sudah ada dan napas adekuat

       ( frekuensi napas > 12 kali/ menit)

Oleh dr. Ni Made Erna P

Who tentang bantuan hidup dasar

Kejadian henti napas dan henti jantung dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, serta dapat menimpa siapa saja. Bila seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka otak dan jantung akan mengalami kematian dalm waktu 4-10 menit. Sehingga sangat penting kita memahami cara melakukan Bantuan Hidup Dasar yang tepat.

Bantuan Hidup Dasar  adalah serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiac arrest).

Bantuan hidup dasar harus bisa dilakukan oleh seluruh civitas hospitalia.

Tujuan dari melakukan Bantuan Hidup dasar adalah:

  • Mencegah berhentinya pernafasan
  • Mencegah berhentinya sirkulasi atau
  • Memberikan bantuan external terhadap

 sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang

 mengalami henti jantung atau henti nafas

 melalui resusitasi jantung paru ( RJP)

Bantuan Hidup Dasar diusahakan dilakukan secepat mungkin karena jika terjadi keterlambatan 1 menit, kemungkinan berhasil mencegah kematian adalah 98%. Terlambat 3 menit, kemungkinannya menurun sampai 50%. Dan jika terlambat sampai 10 menit, hanya ada 1% kemungkinan dapat menyelamatkan korban henti jantung dan henti napas.

Selain harus cepat memulai resusitasi jantung paru (RJP), sangat penting juga bagi kita untuk memahami cara           melakukan resusitasi jantung paru yang berkualitas.

Syarat RJP dikatakan berkualitas adalah :

  1. Kompresi di titik tengah dada dengan siklus 30:2 (30x kompresi, 2x napas buatan)
  2. Kedalaman kompresi sekitar 5-6 cm
  3. Kecepatan kompresi 100-120x/menit
  4. Beri kesempatan dada untuk mengembang sempurna stelah kompresi
  5. Interupsi minimal Bebaskan jalan napas dengan posisi head tilt, chin lift (dahi didongakkan, dagu ditahan), atau posisi jaw thrust(menahan tulang rahang) apabila curiga ada trauma leher.
  6. Berikan ventilasi secara adekuat.
  7. Jika alat defibrillator sudah datang, segera lakukan cek irama dan kejut jantung jika memungkinkan.

RSP Respira secara rutin melaksanakan pelatihan BHD untuk seluruh karyawan dan pekerja di lingkungan rumah sakit. Dengan tujuan agar seluruh jajaran karyawan dan pekerja mampu melakukan pertolongan segera apabila menemukan kejadian henti jantung dan atau henti napas di lingkungan rumah sakit maupun di luar rumah sakit.

Who tentang bantuan hidup dasar

Oleh sebab itu peserta tidak hanya terbatas pada petugas medis, akan tetapi melibatkan seluruh karyawan baik medis dan non medis, serta pekerja di lingkungan rumah sakit (juru parkir, satpam, petugas kebersihan, bagian laundry, bagian dapur)  Pada acara ini seluruh peserta diajarkan cara melakukan resusitasi jantung paru yang berkualitas.

Langkah-langkah RJP

D  Danger yaitu pastikan keamanan penolong, pasien, lingkungan

R  Respon,cek kesadaran/respon korban, kemudian .

S   Shout, yaitu minta tolong,

C  Circulation lakukan kompresi segera

A  Airway adalah membebaskan jalan napas

B  Breathing. Yaitu memberikan pernapasan buatan

Who tentang bantuan hidup dasar