Varises merupakan jenis penyakit yang terjadi tubuh bagian

Geng Sehat pasti sudah tidak asing lagi mendengar istilah varies. Varises umumnya terlihat di kaki, baik area tungkai ataupun paha. Varises terlihat seperti urat yang menonjol dan berkelok-kelok berwarna biru atau ungu tua. Varises merupakan pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah vena yang terjadi akibat penumpukan darah. Mengapa bisa terjadi penumpukan darah di pembuluh darah vena?

Pembuluh darah vena merupakan salah satu dari 3 tipe pembuluh darah pada manusia, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Pembuluh darah vena berfungsi mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Di dalam pembuluh vena, terdapat katup yang berfungsi sebagai pintu 1 arah agar darah yang sudah melewati katup tidak dapat kembali lagi.

Jika katup ini mengalami kelemahan atau kerusakan, darah dapat mengalir kembali dan terjadilah penumpukan darah di pembuluh vena. Penumpukan darah inilah yang menyebabkan pembuluh vena melebar, sehingga terjadilah varises.

Pembuluh vena tidak terdapat di bagian kaki saja, tetapi juga di bagian tubuh lainnya. Karenanya, varises juga bisa terjadi di bagian tubuh selain kaki, yakni di kerongkongan (esofagus), usus, anus, skrotum (buah zakar), vagina, rahim, dan panggul.

Yuk, kita kenali satu per satu mengenai varises ini, Gengs!

Varises ini terjadi di area esofagus atau dikenal juga dengan istilah kerongkongan. Kondisi ini terjadi karena meningkatnya tekanan di dalam vena porta. Vena porta adalah pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah dari organ pencernaan, seperti lambung, esofagus, limpa, pankreas, dan usus, ke hati.

Penderita penyakit hati seperti sirosis (pengerasan hati) berisiko mengalami varises tipe ini. Pecahnya varises ini dapat mengancam nyawa penderita dengan gejala muntah darah atau buang air besar (BAB) berdarah, serta tekanan darah menurun yang bisa berakibat syok. Karenanya, penting bagi penderita sirosis untuk berkonsultasi ke dokter mengenai risiko varises esofagus dan cara mengurangi risiko pecahnya varises.

Penderita sirosis juga berisiko mengalami varises usus. Tekanan yang tinggi membuat aliran darah vena dari usus tidak bisa kembali dengan baik, sehingga terjadi pelebaran vena pada lapisan usus. Gejala utama yang dialami adalah BAB disertai darah atau dikenal dengan istilah melena, nyeri perut, dan kurang darah (anemia).

Varises ini lebih dikenal sebagai wasir atau ambeien. Varises disebabkan oleh tekanan yang tinggi akibat pelebaran vena di dalam pleksus hemorroidalis (pembuluh darah pada anus), yang kemudian menimbulkan pembengkakan lapisan mukosa pada lubang anus.

Tekanan yang tinggi dapat disebabkan oleh kebiasaan atau hal-hal berikut :                 

  1. Konstipasi (sembelit).
  2. Kebiasaan mengejan saat BAB.
  3. Melahirkan.
  4. Kebiasaan duduk dalam waktu yang lama.
  5. Usia lanjut.

Gejala utama yang dialami penderita adalah buang air besar disertai darah segar.

Varises skrotum dalam istilah medis dikenal sebagai varikokel. Varises terjadi di daerah skrotum (buah zakar), yakni terjadi pembengkakan pada pembuluh vena di daerah skrotum. Gejala yang dialami oleh penderita antara lain rasa tidak nyaman pada skrotum, nyeri pada saat melakukan aktivitas lama, bengkak pada skrotum, dan seiring waktu akan terlihat urat menonjol pada skrotum.

Data menunjukkan sekitar 10% ibu hamil mengalami varises jenis ini. Umumnya, ini dialami pada trimester ke-3 kehamilan, saat pembuluh darah bagian bawah melebar. Pelebaran terjadi seiring dengan perkembangan janin. Risikonya sendiri meningkat seiring dengan menurunnya kecepatan aliran darah di daerah bawah tubuh.

Gejala yang dialami berupa tekanan dan pembengkakan di daerah kemaluan (vagina) atau sela paha. Namun, Mums tidak perlu khawatir karena varises vagina tidak berpengaruh terhadap proses persalinan normal.

Saat kehamilan terjadi, peningkatan volume darah dan tekanan balik pembuluh vena menyebabkan vena melebar sampai tekanan melebihi elastisitas pembuluh darah. Alhasil, terbentuklah varises. Selain itu, varises rahim dipengaruhi juga oleh perubahan hormonal pada saat hamil, yang memengaruhi sifat pembuluh darah.

Gejala yang umum dialami antara lain rasa nyeri di perut atau tidak nyaman di daerah perut bawah serta muncul keluhan nyeri atau seperti terbakar, terlebih saat berhubungan seksual, mengejan, atau berolahraga.

Dikenal juga dengan istilah sindrom kemacetan panggul, yang mana yang disertai dengan rasa nyeri berdenyut di area panggul. Varises tipe ini umumnya tidak terlihat secara kasat mata karena vena-vena yang melebar berada di dalam rongga panggul.

Penderita umumnya mengalami rasa sakit di bagian perut saat haid serta mengalami ketidaknyamanan saat atau setelah berhubungan seks. Bahkan, penderita bisa juga merasakan rasa sakit yang tajam saat mengubah postur tubuh, berjalan, atau saat mengangkat benda berat.

Hampir 30% orang dewasa mengalami varises tipe ini. Faktor-faktor yang berperan ialah kelebihan berat badan, usia lanjut, serta melakukan aktivitas yang mengharuskan berdiri dalam waktu lama. Karena varises ini terlihat secara kasat mata, secara estetika ini dapat memperburuk penampilan. Selain itu, penderita juga sering mengalami nyeri, terutama setelah berdiri atau duduk lama dan kram kaki.

Nah Geng Sehat, ternyata varises bisa terjadi di beberapa bagian dari tubuh kita. Varises bisa diobati dengan langkah awal, yaitu diagnosis dini. Jika mengalami gejala-gejala yang mengarah varises, sebaiknya Geng Sehat konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat guna mencegah varises bertambah berat.   

1. Maruyama and Yokosuka Pathophysiology of Portal Hypertension and Esophageal Varices.  Int J Hepatol. 2012. p.1-7.

2. Gavrilov. Vulvar varicosities: diagnosis, treatment, and prevention. Int J Womens Health. 2017. Vol. 9. p.463–475.

4. Understanding Varicose Veins -- the Basics.

5. K. Matsuo. Uterine varices during pregnancy. American Journal Obstetric and Gynecology.  2007. Vol. 197.  p.112. e1

  • # Pelebaran pembuluh darah vena (Varises)

Varises merupakan jenis penyakit yang terjadi tubuh bagian

Varises merupakan jenis penyakit yang terjadi tubuh bagian
Lihat Foto

Shutterstock

/Ilustrasi

KOMPAS – Varises adalah gangguan pembuluh darah vena yang paling sering terjadi di area tungkai, terutama betis.

Selain bisa menyebabkan rasa sakit atau keadaan yang sangat tidak nyaman, varises tidak bisa dipungkiri terkadang dapat mengganggu penampilan fisik sebab tidak enak dipandang mata maupun untuk diraba.

Melansir Mayo Clinic, penyebab varises pada dasarnya adalah karena berkurangnya elastisitas dinding pembuluh darah vena sehingga menjadi melemah dan tidak mampu mengalirkan darah ke jantung sebagaimana semestinya.

Baca juga: Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2

Seperti diketahui, aliran darah dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi sehingga pembuluh darah seharusnya kuat. Demikian juga dengan dinamisasi otot di sekelilingnya.

Sayangnya, kadang kala vena tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk mendorong muatan darah sampai ke atas, apalagi jika terjadi kerusakan atau melemahnya katup-katup vena, maka akan terjadi varises.

Darah yang seharusnya ke atas menuju jantung malah kembali turun ke bawah, sehingga membuat vena melebar dan darah mengeras di pembuluh darah vena.

Kondisi ini pun membuat vena menonjol dan tampak berkelok-kelok di permukaan kulit.

Terdapat sejumlah faktor yang dapat membuat tekanan tinggi pada dinding pembuluh vega sehingga bisa meregang atau kehilangan elastisitas dan katup di dalamnya melemah.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab varises:

1. Duduk terlalu lama

Melansir Healh Line, duduk terlalu lama dapat menyebabkan darah menggenang di kaki. Kondisi ini dapat menyebabkan varises.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Asam Urat yang Harus Diwaspadai

Dalam kasus yang jarang terjadi, varises dapat juga menyebabkan kondisi yang lebih serius, seperti pembekuan darah.

2. Kebiasaan pangku kaki saat duduk

Kebiasaan pangku kaki saat duduk juga bisa menjadi penyebab varises. Hal itu dikarenakan, posisi duduk tersebut dapat menghambat darah yang akan dibawa ke jantung.

Kebiasaan pangku kaki dengan cara menumpukan paha pada lutut ini bisa membuat pembuluh darah vena tertekan sehingga darah menumpuk di sekitar vena dan terjadi varises.

3. Berdiri terlalu lama

Varises merupakan jenis penyakit yang terjadi tubuh bagian

Varises merupakan jenis penyakit yang terjadi tubuh bagian
Lihat Foto

Ilustrasi penyakit pembuluh darah

Serupa dengan duduk terlalu lama, kebiasaan berdiri terlalu lama juga dapat menyebabkan darah di pembuluh vena bagian kaki sulit mengalir ke jantung.

4. Penggunaan high heels

Pemakaian sepatu hak tinggi membuat kaki menopang bobot tubuh pada satu bagian saja, yakni tumit.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Asam Urat yang Harus Diwaspadai

Ketika ini terjadi, gerakan otot tumit menjadi pasif, sehingga kerja pembuluh darah vena terpengaruh.

Apabila katup pada pembuluh darah vena sampai mengalami malfungsi karena pemakaian high heels ini, darah yang seharusnya dialirkan ke atas menunju jantung malah kembali turun ke bawah.

Alhasil, terjadi pelebaran vena dan darah mengeras di pembuluh darah vena hingg muncul benjolan varises.

5. Sering pakai celana ketat

Celana kekat dapat memberi terlalu banyak tekanan pada berbagai area tubuh dan menyempitkan aliran darah pemicu terjadinya varises.

6. Merokok

Melansir Medical News Today, kebiasaan merokok dapat membuat pembuluh darah menjadi kaku, menyempit, dan tidak elastis lagi sehingga memicu terjadinya varises.

Baca juga: 3 Jenis Rokok Elektrik dan Bahayanya bagi Saluran Pernapasan

7. Diabetes dan kolesterol tinggi

Diabetes dan kolesterol tinggi juga dapat membuat pembuluh darah jadi tidak elastis lagi sehingga bisa menjadi pemicu varises.

8. Obesitas

Obesitas atau kegemukan dapat memberikan tekanan ekstra pada pembuluh darah.

Kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh darah vena membengkak dan menimbulkan gangguan.

9. Kehamilan

Pada wanita, varises bisa terjadi karena kehamilan.

Hal itu dikarenakan, selama kehamilan, pertumbuhan janin dapat memberi tekanan pada pembuluh darah di kaki.

10. Trauma kaki

Trauma langsung pada vena yang merusak katup dapat melemahkan kemampan pembuluh darah untuk memindahkan darah kembali ke jantung.

Baca juga: Benarkah Rokok Elektrik Tak Berbahaya bagi Perokok Pasif?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.