Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya saing komoditas ekspor adalah

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/187/SET.M.EKON.3/4/2022

Tarik Minat Investor, Pemerintah Tingkatkan Daya Saing Komoditas Ekspor

Jakarta, 7 April 2022

Melandainya kasus pandemi di Indonesia menjadi berita baik dan mendukung upaya penguatan pemulihan ekonomi nasional yang terus dilakukan oleh Pemerintah. Meski terdapat beberapa tantangan global yang masih terjadi, berbagai leading indicator perekonomian nasional terus menunjukkan tren perbaikan ekonomi yang signifikan dan berada di jalur yang positif.

Salah satu peningkatan indikator ekonomi nasional ditunjukkan dengan Neraca Perdagangan Indonesia yang tetap surplus dalam kurun waktu 22 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus ini disebabkan adanya faktor kenaikan harga komoditas ekspor seperti batubara, CPO, dan nikel. Kenaikan harga komoditas tersebut diproyeksikan menjadi peluang yang baik bagi Neraca Perdagangan Indonesia di tahun 2022.

“Meningkatnya neraca perdagangan ini menjadikan ekonomi nasional semakin pulih sehingga diharapkan mampu menarik minat investor,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Webinar Indonesia Data and Economic (IDE) Katadata 2022 yang diselenggarakan oleh Katadata dan Tropical Forest Alliance, Kamis (6/04).

Kredibilitas Indonesia bagi investor pada tahun 2021 semakin membaik dan terlihat dari peningkatan realisasi investasi pada Q4 tahun 2021 sebesar 15,2% (yoy) serta terlampauinya target investasi yang direncanakan Badan Koordinasi Penanaman Modal sebesar Rp858,5 triliun dengan capaian sebesar Rp901,02 triliun.

Selain adanya peningkatan indikator ekonomi dan kredibilitas yang baik bagi investor, Indonesia saat ini juga tengah diuntungkan dengan adanya momentum Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Peran Indonesia dalam Presidensi G20 ini diproyeksikan mampu memberi peluang bagi Indonesia dalam memimpin proses pemulihan ekonomi global melalui tiga prioritas utama yaitu kesehatan, digitalisasi ekonomi, dan transisi energi.

Menko Airlangga juga menjelaskan tentang peran Presidensi G20 Indonesia dalam membantu Pemerintah mengembangkan perdagangan global. Pengembangan dilakukan dengan berbagai dukungan diantaranya yakni promosi industri sawit berkelanjutan melalui strategi hilirisasi. Hilirisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah suatu barang atau komoditas dengan mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

“Dengan adanya hilirisasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing komoditas ekspor di tingkat global dan memperkuat industri manufaktur dalam negeri,” jelas Menko Airlangga.

Dukungan lain yang diberikan Pemerintah untuk meningkatkan daya saing komoditas adalah dengan mengembangkan Kawasan Berikat Hortikultura Berbasis Ekspor. Kawasan Berikat tersebut merupakan kombinasi dari penyediaan modal dan teknologi oleh perusahaan serta lahan dan tenaga kerja oleh petani. Kombinasi ini dilakukan agar kualitas komoditas yang dihasilkan dapat lebih jauh berdaya saing sehingga mampu menembus pasar internasional.

“Disamping meningkatkan daya saing, Pemerintah juga berupaya meningkatkan ekspor komoditas global melalui pemberian fasilitas promosi perdagangan dan investasi serta sosialiasi penggunaan Local Currency Settlement. Insentif lain juga diberikan Pemerintah dalam bentuk perpanjangan batas waktu Pengajuan Pembebasan Sanksi Penangguhan Ekspor sebagai respon Pemerintah dalam mengurangi dampak yang dirasakan eksportir akibat pandemi,” pungkas Menko Airlangga. (dft/ltg/fsr)

***

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id Twitter, Instagram, Facebook, Tiktok, & Youtube: @PerekonomianRI Email:

LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia

· 1 menit baca

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya saing komoditas ekspor adalah
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution (ketiga dari kiri), Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani, serta Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan (kanan) hadir sebagai narasumber dalam diskusi panel Outlook Perekonomian Indonesia 2019 di Jakarta, Selasa (8/1/2019). Diskusi panel yang mengusung tema ”Meningkatkan Daya Saing untuk Mendorong Ekspor” ini dipandu wartawan senior Suryopratomo.

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyiapkan lima kebijakan utama untuk meningkatkan daya saing ekspor dalam jangka pendek. Tahun ini, kebijakan difokuskan pada penyederhanaan prosedur untuk mengurangi biaya ekspor dan pemilihan komoditas unggulan.

Kebijakan peningkatan daya saing ekspor itu terdiri dari perbaikan iklim usaha melalui sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik (online single submission/OSS), fasilitas insentif perpajakan, program vokasi, penyederhanaan prosedur untuk mengurangi biaya ekspor, dan pemilihan komoditas unggulan.

carilah benda hasil kebudayaan dari jaman prasejarah, diantaranya sebagai berikut:a. jaman paleotikunb. jaman mesolitikumc. jaman neolitikund. jaman m … egalitikume. jaman perungguminimal 3 bennda setiap jaman nya​

jelaskan yang dimangsud dengan pegunungan​

Selain pegawai Negeri pak Ahmad juga mendirikan sebuah tokoh dan menjual berbagai bahan pokok.kegiatan pak Ahmad yang menyediakan berbagai bahan pokok … di sebut sebagai..​

Bartholomeus diaz berhasil melakukan perjalanan sampai di .....

6. Perhatikan nama benua berikut: 1. Australia 2 Eropa 3 Asia 4 Amerika 5 Afrika Yang manakah benua tersempit dan terluas ?​

Bagaimana mazhab empirisme menentang mazhab rasionalisme?

bagaimana asal mula terbentuknya minyak bumi?​

Hal yang termasuk dampak interaksi desa dan kota terhadap desa adalah .....

Negara-negara fasis lebih mengutamakan kepentingan negara dan sebaliknya kurang mempertahankan ?

Negara asean seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei darussalam memiliki iklim yang sama karena …..