Untuk menentukan besarnya harga jual normal ditentukan dengan cara

Kesulitan menentukan harga jual untuk produk Anda? Pakai 7 metode ini saja.

Harga jual produk adalah salah satu hal krusial yang wajib Anda putuskan sebelum rilis produk ke pasar. Meski tampak mudah, jika Anda tidak menghitung harga dengan baik, bisnis Anda berpotensi gagal total. Tapi tenang, di bawah ini OCBC NISP punya 7 cara menentukan harga jual produk untuk Anda terapkan.

Bagi Anda yang bertanya-tanya bagaimana cara menentukan harga jual produk paling pas, jawabannya: bervariasi, tergantung tujuan bisnis Anda. Ada bisnis menetapkan strategi harga serendah-rendahnya saat produk baru dirilis, menurunkan harga sampai 50% karena pesaing melakukan hal serupa, atau strategi-strategi lain yang mungkin membuat Anda geleng kepala.

Bagaimanapun kondisinya, setiap keputusan bisnis membuatiliki alasan tersendiri, termasuk keputusan harga. Meski demikian, terdapat beberapa patokan penetapan harga yang tidak akan berubah, yaitu:

  • Biaya tetap (fixed cost)
    Biaya tetap dikeluarkan berapapun jumlah produksi, misalnya biaya sewa gedung, perawatan mesin, tagihan listrik, dan sebagainya.

  • Biaya variabel (variable cost)
    Biaya yang dikeluarkan sesuai jumlah produksi, misalnya biaya bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya.

  • Break Even Point (BEP)
    Harga pokok sebelum profit, terbentuk dari penjumlahan Fixed Cost dan Variable Cost.

Bagaimana cara menentukan harga jual produk dengan tepat dan sesuai strategi bisnis? Selain berdasarkan fixed cost, variable cost, dan BEP, ada beberapa cara menentukan harga jual produk yang dapat Anda terapkan ke bisnis, yaitu:

  1. Cost-Plus Pricing
    Cara menentukan harga jual produk yang pertama adalah dengan menggunakan Cost-Plus Pricing. Dalam metode ini, Anda tinggal menjumlahkan total biaya produksi per jumlah produk, setelah itu menambahkan margin profit sesuai keinginan.

    Rumus Cost-Plus Pricing adalah sebagai berikut:
    Price = [(Fixed Cost + Variable Cost)/Quantity] + [Profit Margin X (Fixed Cost + Variable Cost)/Quantity]

    Sebagai contoh, Anda memproduksi 100 jam tangan dengan total biaya sewa tempat Rp2 juta, biaya listrik Rp500 ribu, biaya tenaga kerja Rp10 juta, biaya bahan baku Rp20 juta, dan biaya pemasaran Rp5 juta. Jika Anda ingin mendapat profit 10% tiap pcs produk, maka harga jualnya:

    Total biaya = Rp37,500,000
    Margin profit = 10% X Rp37,500,000 = Rp3,750,000

    Total Price = Rp37,500,000 + Rp3,750,000 = Rp41,250,000

    Price/Product= Rp41,250,000/100 = Rp412,500

    Jadi, harga jual jam tangan Anda adalah sebesar Rp412,500/produk.

  2. Mark-Up Pricing
    Cara menentukan harga jual produk yang kedua adalah dengan memakai metode Mark-Up Pricing. Berbeda dengan Cost-Plus, di metode ini Anda menentukan harga jual terlebih dulu, baru setelah itu menghitung margin profitnya.

    Berikut rumus Mark-Up Pricing:
    Profit = (Price X Quantity) - (Total Cost)

    Bagaimana cara menentukan jual produk dengan Mark-Up Pricing? Simak simulasi perhitungan berikut ini:

    Anda memproduksi 300 jam tangan yang dihargai Rp150 ribu/pcs produk. Setelah ditotal, Anda ternyata mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp30 juta. Maka jumlah profit yang Anda dapat adalah:

    Profit = (Rp150,000 X 300) - (Rp30,000,000) = Rp45,000,000 - Rp30,000,000 = Rp15,000,000

    Maka, total jumlah profit dari 300 jam tangan Anda adalah Rp15.000.000, atau 50% dari total biaya produksi.

  3. Breakeven Pricing
    Metode satu ini paling sering dipakai perusahaan-perusahaan baru yang belum fokus menghasilkan laba. Sama seperti namanya, dalam metode ini, harga ditentukan hanya berdasarkan pada biaya saja.

    Rumus Breakeven Pricing:
    Price = (Fixed Cost + Variable Cost)/Quantity

    Contoh, Anda memproduksi 100 jam tangan dengan fixed cost Rp15 juta dan variable cost sebesar Rp50 ribu/pcs produk. Jika metode penentuan harga menggunakan Breakeven Method, maka harga jualnya:

    Price = = [Rp15,000,000 + (Rp50,000 X 100 pcs produk)]/100 = (Rp15,000,000 + Rp5,000,000)/100 = Rp20,000,000/100

    = Rp200,000

    Dengan demikian, harga jual jam tangan Anda adalah Rp200 ribu/produk.

  4. Keystone Method
    Keystone Method adalah cara menentukan harga jual produk paling banyak digunakan di dunia ritel. Hal ini dilakukan agar pebisnis lebih fleksibel dalam membuat strategi diskon dan menjaga agar tidak mengalami kerugian. Beberapa industri yang kemungkinan harganya ditentukan dari Keystone Method misalnya usaha snack dan makanan instan.

    Tidak ada rumus persis untuk Keystone Method. Anda hanya perlu menaikkan harga produk menggunakan initial markup 50% - 100% dari biaya produksi. Misalnya Anda memproduksi jam tangan dengan biaya produksi Rp100 ribu/produk. Maka harga yang bisa Anda tetapkan adalah Rp150 ribu sampai Rp200 ribu/produk.

  5. MSRP (Manufacturer Suggested Retail Price)
    Jika tidak ingin pusing, Anda bisa mencoba cara menentukan harga jual produk dengan MSRP. Manufacturer Suggested Retail Price adalah harga pokok yang ditetapkan asosiasi pebisnis dalam satu industri sama/setara. Dalam bahasa Indonesia, MSRP juga disebut Harga Eceran Tertinggi (HET).

    Masalahnya, setiap pebisnis menginginkan keuntungan maksimal. Oleh karena itu, pastikan biaya produksi Anda lebih rendah dari MSRP. Semakin rendah biaya dibanding MSRP, akan semakin baik. Supaya lebih paham, simak kasus berikut:

    Anda memproduksi sabun dengan MSRP Rp10,000/pcs produk. Biaya total produksi 200 sabun adalah Rp2,5 juta. Maka biaya produksi per pcs-nya adalah Rp2,5 juta/200 = Rp12,500/pcs (sebelum profit). Ini artinya, Anda perlu menurunkan biaya produksi agar tidak merugi.

  6. Market-Based Pricing
    Market-Based Pricing mirip dengan MSRP. Akan tetapi, harga dalam metode market-based tidak ditentukan berdasarkan kesepakatan, melainkan terbentuk secara alami di pasar. Metode Market-Based Pricing dapat Anda terapkan jika Anda menjual produk dengan banyak pesaing. Saat menggunakan metode ini, Anda tidak perlu pusing menghitung harga sendiri, cukup mengikuti harga umum di pasar.

  7. Value Based Pricing
    Bagaimana cara menentukan harga jual produk dengan kualitas dan nilai estetika tinggi? Anda dapat mencoba metode Value-Based Pricing, metode penentuan harga berdasarkan nilai produk. Cara menentukan harga jual produk satu ini dapat diterapkan jika produk Anda memiliki nilai khas yang tidak dimiliki produk lain, misalnya karya seni, mobil, dan perhiasan.

Demikian cara menentukan harga jual produk dan tips-tips lain yang dapat Anda pertimbangkan dalam proses penentuan harga. Sekarang sudah tidak perlu bingung bertanya-tanya bagaimana cara menentukan harga jual lagi! Jangan lupa segera terapkan ke bisnis sekarang juga dan rilis produk Anda ke pasar!

Hi, guys! Pernah gak elo bertanya-tanya, “Kenapa ya, kok ada produk yang harganya mahal, ada juga yang murah, bahkan murahnya kebangetan!?”. Nah, hal ini bisa terjadi karena ada cara & rumus menentukan harga jual pada suatu produk.

Perlu elo tau kalo penentuan harga jual produk tidak diputuskan seenaknya lho. Yuk, kita bahas cara & rumus menentukan harga jual.

Ada beberapa pertimbangan dari para pedagang sehingga mereka menemukan rumus harga jual yang pastinya masih menguntungkan.

Indikator yang harus dipertimbangkan untuk memperoleh rumus menentukan harga jual antara lain adalah biaya-biaya yang muncul selama proses produksi. Tapi apakah hanya biaya produksi aja?

Nah, melalui artikel ini, gue akan membahas secara rinci mulai dari pengertian, cara mencari harga jual hingga faktor apa saja yang menentukan harga jual produk tersebut. Simak sampai selesai ya!

Apa Itu Harga Jual?

Sebelum membahas mengenai cara mencari harga jual, elo harus memahami dulu apa pengertian dari harga jual.

Seringkali elo mendengar istilah ‘harga jual’. Setelah itu, mungkin elo akan langsung berpikir bahwa itu adalah harga yang ditawarkan oleh perusahaan atau pedagang setelah melakukan perhitungan di dalamnya. 

Hmmm.. apakah seperti itu definisi dari harga jual? 

Menurut Mulyadi, dalam buku Akuntansi Biaya tahun 2005, pengertian harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen, dan diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi, serta laba yang diharapkan.

Berarti dari definisi ini elo udah bisa tau kalau harga jual diperoleh dari hasil biaya produksi + biaya non-produksi + laba yang diharapkan.

Untuk menentukan besarnya harga jual normal ditentukan dengan cara
Ilustrasi Pedagang Menentukan Harga Sembako di Pasar (Dok. Pixabay)

Yap, penentuan harga jual sangat penting bagi perusahaan, karena dari situlah dapat ditentukan laba yang akan diperolehnya.

Meski terlihat mudah, nyatanya penentuan harga jual gak semudah itu lho. Terdapat dua tantangan yang harus dihadapi, antara lain:

  • Pertama, harga jual yang terlalu murah akan menjual produk atau jasa lebih banyak. Namun, keuntungan yang akan dihasilkan tidak lebih banyak, bahkan bisa rugi lho
  • Kedua, harga jual yang terlalu mahal, akan membuat produk atau jasa yang terjual sedikit, bahkan tidak ada. Pelanggan tidak merasa rela untuk mengeluarkan uang hanya untuk produk mahal yang perusahaan keluarkan.
    Terlebih jika kompetitor perusahaan tersebut menjual produk atau jasa yang sama dengan harga jauh lebih rendah. Hal ini juga bisa membuat perusahaan rugi.

Biasanya kedua hal ini terjadi karena kesalahan perhitungan harga pokok penjualan (HPP). Atau perusahaan kurang pandai dalam melakukan riset supplier, sehingga mendapatkan bahan pokok yang mahal. Itulah mengapa elo harus paham cara & rumus menentukan harga jual.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual

Saat melakukan perhitungan harga jual, kamu juga harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini:

1. Faktor Biaya

Faktor yang satu ini merupakan dasar perhitungan dalam menentukan harga jual produk atau jasa.

2. Faktor Bukan Biaya

Faktor ini berasal dari eksternal perusahaan, sehingga lebih sulit untuk dikendalikan. Kamu bisa lihat faktor-faktor non biaya berikut ini:

  • Keadaan ekonomi suatu negara. Contohnya inflasi dan deflasi negara.
  • Permintaan dan penawaran pasar. Ketika jumlah barang yang ada di pasaran meningkat seiring dengan permintaan atau keinginan pembeli, maka akan terjadi keseimbangan di dalamnya. Namun, ketika permintaan dan penawaran tersebut tidak seimbang, maka akan berpengaruh terhadap harga jual produk atau jasa.
  • Elastisitas permintaan. Ini merupakan kepekaan perubahan permintaan terhadap perubahan biaya.
  • Tipe pasar. Hal ini juga berpengaruh terhadap harga jual. Ada tipe pasar sempurna, dimana terdapat banyak pembeli dan penjual dalam satu pasar. Pasar oligopoli, dimana dalam suatu pasar terdapat beberapa penjual yang dominan. Monopoli, di dalam suatu pasar hanya ada satu penjual. Dan, monopolistik, di dalam satu pasar terdapat banyak penjual dengan corak yang berbeda. Maka, harga jual di masing-masing tipe pasar tersebut tentu akan berbeda juga.
  • Citra masyarakat terhadap produk. Coba kamu bedakan antara barang dengan brand/merk terkenal dengan yang tanpa brand. Meskipun bahan dan bentuk produknya sama, tapi kedua harga jual produk tersebut berbeda, kan?
  • Campur tangan dan pengawasan pemerintah. Adanya pengawasan pemerintah, bisa membuat harga jual berubah.
  • Tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan begitu, harga jual biasanya akan lebih rendah.

Untuk menentukan besarnya harga jual normal ditentukan dengan cara

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapanmu sekarang juga!

Untuk menentukan besarnya harga jual normal ditentukan dengan cara

Untuk menentukan besarnya harga jual normal ditentukan dengan cara

Untuk menentukan besarnya harga jual normal ditentukan dengan cara

Cara Mencari Harga Jual

Untuk menentukan harga jual, ada beberapa rumus harga jual yang bisa digunakan.

Setidaknya ada lima cara & rumus menentukan harga jual yang bisa digunakan, tergantung pada indikator apa yang mempengaruhi harga jual.

Nah, gue udah rangkum nih supaya gak bingung, berikut merupakan rumus menghitung penentuan harga jual produk yaitu: Margin pricing, markup pricing, bundling, MSRP dan Value Based Pricing.

Lebih lengkapnya mengenai masing-masing rumus menentukan harga jual ini bisa langsung elo baca di bawah ya:

1. Margin Pricing

Cara mencari harga jual yang pertama adalah dengan cara margin pricing. Memang gak asing lagi ya istilah harga margin ini.

Caranya, pertama elo harus menentukan terlebih dahulu harga jualnya untuk menentukan margin. Jadi, elo harus tau dulu perkiraan harga jual yang diinginkan.

Berikut ini adalah rumus mencari harga jual menggunakan margin pricing:

Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan)/Harga Jual

Dari situlah bisa ditentukan apakah harga jual tersebut terlalu murah atau mahal. Sehingga, tetap bisa bersaing secara baik dengan kompetitor.

Nah, supaya lebih paham, coba elo perhatikan contoh soal penentuan harga jual menggunakan margin pricing yang satu ini:

  1. Elo akan menjual suatu produk olahan makanan dengan perkiraan harga jualnya Rp35.000 untuk setiap boxnya. Biaya yang elo butuhkan untuk membuat produk tersebut sebesar Rp27.000. Dengan demikian, margin yang akan elo dapatkan yaitu:

Margin = (35.000 – 27.000)/35.000.

Margin = 0,23 atau 23%.

2. Markup Pricing

Harga markup atau mark up pricing adalah salah satu cara mencari harga jual yang digunakan untuk menentukan dan menghitung harga jual dengan menambahkan keuntungan langsung dari harga belinya. 

Cara ini memang bisa dikatakan lebih sederhana, karena hanya menambahkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. 

Yap, metode inilah yang paling sering digunakan oleh pelaku bisnis atau perusahaan.

Berikut ini adalah rumus mencari harga jual menggunakan mark up:

Harga jual = Modal + (Modal x Persentase Margin)

Nah, supaya lebih paham, coba elo perhatikan contoh soal penentuan harga jual menggunakan rumus mark up yang satu ini:

  1. Elo akan menjual sebuah produk baju dengan harga awal adalah Rp160.000. Kemudian, baju tersebut akan dijual lagi dengan keuntungan yang ingin diperoleh sebesar 20%. 

Berarti harga akhir yang harus diberikan adalah…
Harga jual = Modal + (Modal x Persentase Margin)

       = Rp160.000 + (Rp160.000 x 20%)

       = Rp160.000 + (32.000)
      = Rp192.000

3. Bundling

Elo mungkin sedikit asing dengan istilah ini, kan? Kalau pakai istilah grosir, lebih mudah dipahami, betul atau betul? Cara bundling atau harga keystone ini biasa digunakan untuk menentukan dan menghitung harga jual produk dengan jumlah dua kali lipat harga grosir atau perolehan produknya. 

Kekurangan dari cara ini memang akan menghasilkan keuntungan yang lebih sedikit, karena sistemnya kuantitas barang, jadi tinggal dikalikan aja keuntungannya. Tapi, kelebihannya adalah bisa menjual produk lebih banyak.

Contohnya harga satu blouse di toko online seharga Rp150.000 per satuannya. Nah, ada paket bundling beli 3 blouse dengan hanya membayar Rp400.000. 

Dari kedua harga tersebut, pembeli akan lebih tertarik dengan paket bundling, karena bisa untung Rp50.000. Begitulah kira-kira, guys.

4. Manufacturing Suggested Retail Price (MSRP)

MSRP merupakan penentuan harga yang dianjurkan oleh pemilik merek. Dengan menggunakan cara mencari harga jual yang satu ini juga akan ditentukan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Artinya siapapun orang yang menjual kembali produk dari pemilik merek berpedoman pada harga yang tercantum pada HET. Jika pun ingin menaikkan harga tidak boleh jauh di atas HET. 

Tujuan dilakukan MSRP ini untuk apa sih

Tujuannya supaya bisa menstabilkan harga pasar, sehingga antara penjual yang satu dengan lainnya gak sampai mengalami perang harga. Biasanya hal ini terjadi pada produk mobil/motor dan obat-obatan.

5. Value Based Pricing

Terakhir, ada rumus menentukan harga jual dengan Value Based Pricing (VBP).

Tapi yang perlu elo ingat adalah gak semua produk bisa menggunakan cara ini, guys. 

Biasanya, produk yang menggunakan cara VBP ditentukan dengan riset dan terlebih dahulu kepada market mereka. 

Perusahaan akan bertanya kepada marketnya, kira-kira berapa sih harga yang pantas untuk produknya. 

Nah, dari hasil riset inilah yang nantinya akan dijadikan patokan dalam menentukan dan menghitung harga jual oleh perusahaan.

Cara lainnya yaitu dengan memberikan harga tinggi sekaligus. Orang-orang pasti akan rela mengeluarkan banyak uang untuk produk yang memiliki kualitas tinggi, didukung dengan teknologi, kelangkaan, dan popularitas brand dan produknya. 

Contohnya mudahnya adalah barang lelang, barang limited edition, barang langka. 

Nah, supaya ngetes apakah elo paham dengan materi cara mencari harga jual, kira-kira kalau disuruh tuliskan rumus untuk menentukan harga jual produk, ada apa aja sih?

Dari 5 cara untuk menentukan harga produk, sebagai produsen kecil ada 2 cara yang bisa elo gunakan yaitu dengan rumus margin pricing dan markup pricing. 

  • Rumus margin pricing adalah Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan)/Harga Jual.
  • Rumus markup pricing adalah Harga jual = Modal + (Modal x Persentase Margin)

Sedangkan cara bundling tidak memiliki rumus yang pasti karena sebenarnya tergantung pada tujuan produsen. Karena bundling tidak memiliki keuntungan yang terlalu besar namun secara kuantitas penjualan bertambah. 

Sedangkan harga jual dengan cara Manufacturing Suggested Retail Price (MSRP) dan Value Based Pricing (VBP) biasanya digunakan oleh perusahaan/produsen/brand besar karena banyak indikator yang menjadi pertimbangan selain biaya produksi + biaya non-produksi + laba yang diharapkan. 

Itu dia cara mencari harga jual. Kalau elo jadi pengusaha kira-kira bakal lebih tertarik menggunakan cara yang mana nih, guys?

Semuanya bagus kok untuk menentukan dan menghitung harga jual, tergantung kebutuhan dari perusahaan aja. Semoga penjelasan ini bermanfaat ya buat elo. Have a nice day!

Untuk menentukan besarnya harga jual normal ditentukan dengan cara

Baca Juga Artikel Lainnya

Materi Ekonomi Tentang Inflasi

Materi Ekonomi Tentang Indeks Harga

Kenapa Emas dan Perak Dihargai Lebih Mahal daripada Logam Lain?

Originally Published: April 13, 2021
Update by: Sabrina Mulia Rhamadanty