Tulislah 3 sikap yang baik apabila kita menjumpai teman yang memiliki perbedaan sifat dengan kita

Tulislah 3 sikap yang baik apabila kita menjumpai teman yang memiliki perbedaan sifat dengan kita

Hai adik-adik kelas 3 SD, berikut ini Osnipa akan membahas materi mengenai Keberagaman sifat teman-teman di sekolah. Pembahasan akan fokus kepada sifat yang dimiliki teman-teman kelas dan cara menghadapi perbedaan sifat teman tersebut. Semoga bermanfaat.

Keberagaman Sifat Teman-Teman di Sekolah

Sifat adalah ciri khas yang ada pada sesuatu atau ada dalam diri seseorang yang membedakannya dengan orang lain.

Setiap orang memiliki sifat atau karakter yang berbeda dan tidak bisa dipaksa untuk memiliki sifat dan karakter yang sama.

Contoh sifat:

  1. Siti memiliki sifat lembut dan sabar
  2. Udin memiliki sifat periang dan lucu

Siti dan udin memiliki sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Di sekolah, kita akan menemukan banyak keberagaman sifat teman. Misalnya kita memiliki teman yang periang dan selalu ceria. Perbedaan itu harus kita sikapi dengan bijak agar tetap terjalin rasa persatuan diantara teman.

Berikut ini contoh sikap yang perlu diterapkan dalam menyikapi perbedaan agar tetap terjalin persatuan diantara teman-teman.

  1. Saling menghargai dan menghormati
  2. Saling membantu dan menyayangi
  3. Mau bekerjasama dan berteman dengan siapa saja
  4. Saling bersikap toleran dalam perbedaan
  5. Melestarikan keberagaman budaya bersama teman. Misalnya menggunakna pakaian dan kain tradisional pada acara tertentu.

Cara Menghadapi Perbedaan Sifat Teman Kelas

Nah, sekarang tuliskan 5 nama temanmu di sekolah serta sifat yang dimiliki dari masing-masing. Kemudian ceritakan caramu menghadapi perbedaan sifat teman-temanmu tersebut agar tetap rukun!

Pembahasan:

Sifat teman sekelas:(1) Bobi sifatnya pemarah(2) Budi sifatnya penyabar(3) Anto sifatnya lucu(4) Nina sifatnya mau menang sendiri(5) Jono sifatnya pemaluCara menghadapi perbedaan sifat teman-teman tersebut agar tetap rukun:(1) Saya selalu menghargai teman-teman saya.(2) Saya bekerjasama dan berteman sama semuanya.

(3) Saya berusaha saling membantu jika ada teman yang mengalami kesulitan.

Demikian pembahasan mengenai Cara Menghadapi Perbedaan Sifat Teman Kelas 3 SD. Semoga bermanfaat.

Pembahasan soal-soal yang terdapat dalam Buku Matematika Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka

Pembahasan soal yang terdapat dalam Buku Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka

UNS‘Solidarity in Diversity’ was appointed as the theme of the Sebelas Maret Islamic Festival (SIFT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta in 2020. The webinar entitled ‘Islam, Tasamuh, and Plurality’ was also held as one of the SIFT webinar series by Jamaah Nurul Huda Islamic Student Activity Unit (JN-UKMI) UNS, Saturday (26/9/2020).

Present as a speaker, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed. who is a lecturer at the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training (FITK) of UIN Syarif Hidayatullah, discussing tolerance in addressing diversity. Prof. Mu’ti explained that in responding to diversity, ‘tasamuh’ or tolerance is needed. Namely attitudes and behaviors that recognize and respect differences in both religious aspects and various other aspects of life.

“The word tasamuh, he added, is not found in the Koran. However, the attitudes and behavior of tasamuh are Islamic teachings and values ​​which are affirmed in several suras. Among other things, QS. Al-Kafirun (109): 1-6 and QS. Al-An’am (6): 107-108, “explained Prof. Mu’ti who is also a member of the Indonesia United Council of Religion and Pluralism.

Furthermore, Prof. Mu’ti also described the five attitudes and behaviors of tasamuh. First, understand and realize the differences between humans with one another. This includes understanding the points of difference and similarities and their causes.

After understanding these differences, the next attitude is to respect differences as a belief and personal choice. To act not to criticize, blame, demean, disbelieve, or impose one’s will on other people or parties.

“If we see differences more often as a product, not a process, it will create fanaticism. We are different, yes, but don’t vilify or criticize other groups. It is also not allowed for those of different religions. It is better to race with good, not evil and sentiments that end up criticizing others,” he added.

The third attitude is to accept the existence of different friends, while maintaining and maintaining personal or group beliefs and identities. Accepting this existence, can also be shown by providing opportunities, accommodating, and facilitating others to be able to carry out their beliefs and maintain their identity.

Because being different does not mean disagreeing, a priori, and not caring about other people or parties. Being different does not mean independent ”. This Tasamuh also encourages to help and foster love between humans. During, said Prof. Mu’ti, the origin of which is creed is not mixed.

This is in line with what Prof. emphasized. Mu’ti then, namely the importance of the process of knowing and associating with friends from various backgrounds. Where in the association, still apply a tolerant attitude to create peace. However, of course by not loosening self-confidence and covering up our identity.

“Tell us who we are. There is no need to hide each other’s beliefs. It is precisely this plurality that encourages us to show our beliefs. There are limits where we can be together, there are limits where we are different,” explained Prof. Mu’ti.

In his material, Prof. Mu’ti also explained that plurality is characterized by physical, intellectual, and religious differences that occur due to natural, scientific, and amaliah causes. Natural factors, he added, are factors that follow God’s law in various processes and events in the universe.

For example, people with different ethnicities, languages, nations, and other natural differences are evidence of God’s power. These variations show the existence of humans from one another. 
Meanwhile, scientific factors are related to intellectual processes, including the ijtihad method. In this case, humans differ in terms of religion, madhzab, strategy, and religious manhaj.

“Then, the amaliah factor relates to the context, orientation, and strategy of the struggle as well as personal matters,” added Prof. Mu’ti.

On this occasion, Prof. Kuncoro Diharjo as Vice Chancellor for Student Affairs and Alumni UNS to open the webinar. In his speech, Prof. Kuncoro thanked all those who have been willing to help and join SIFT UNS this year and invited the audience to always instill a sense of togetherness in differences. UNS Public Relations

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Tulislah 3 sikap yang baik apabila kita menjumpai teman yang memiliki perbedaan sifat dengan kita

Tulislah 3 sikap yang baik apabila kita menjumpai teman yang memiliki perbedaan sifat dengan kita
Lihat Foto

FREEPIK/PRESSFOTO

Ilustrasi anak-anak bermain dan tertawa di taman bermain.

KOMPAS.com – Isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) bukan tak mungkin akan ditemui anak selama ia berinteraksi bersama keluarga maupun teman-temannya.

Di era digital saat ini, kian banyak dijumpai tontonan-tontonan yang memperlihatkan berita hoak yang berbau SARA maupun sikap yang melanggar norma, merendahkan ras atau agama, serta perilaku buruk lainnya.

Padahal, sejatinya manusia dilahirkan berbeda-beda, mulai dari bentuk wajah, rambut, warna kulit.

Saat anak-anak tumbuh semakin besar, bahkan saat ia berada di jenjang sekolah dasar, anak akan lebih banyak mendapati lebih banyak perbedaan, mulai dari perbedaan suku dan bangsa, sosial ekonomi, hingga agama.

Baca juga: Berapa Usia Ideal Anak Belajar Bahasa Inggris?

Mengajarkan anak untuk mengenal ragam perbedaan dan menghormatinya, dapat menjadi bekal agar ia memiliki kemampuan komunikasi, sosialisasi, berkolaborasi dengan banyak orang, serta kepercayaan diri.

Pasalnya, sikap tak menghargai perbedaan dan keragaman bisa terjadi pada anak-anak, mengingat Indonesia merupakan negara yang penuh keberagaman.

Merangkum laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua dan guru untuk melatih anak menghormati perbedaan dan keragaman dalam lingkungan, antara lain:

Baca juga: Pendaftaran SMP Gratis Cendekia Baznas Dibuka, Bebas Biaya Hidup

1. Bersosialisasi dengan lingkungan

Beri kebebasan kepada anak untuk berteman dengan siapapun tanpa memandang agama, suku maupun ras.

Ajak anak bersosialisasi dengan lingkungan di rumah dengan cara mengundang anak-anak di sekitar rumah untuk bermain ke rumah, atau biarkan anak untuk berkunjung ke rumah tetangga. Ini akan sangat baik untuk perkembangan sosial anak.

2. Bacakan cerita tentang perbedaan dan keragaman

Di era digital yang bebas di media online banyak dijumpai tontonan-tontonan yang memperlihatkan berita hoak yang berbau SARA maupun sikap yang melanggar norma, merendahkan ras atau agama, serta perilaku buruk lainnya.