bersama! Show 2. Apa yang kamu ketahui tentang pengertian homo economicus? 3. Bagaimana gambaran manusia ekonomi? 4. Sebutkan 3 macam sumber daya! 5. Sebutkan 6 faktor yang menyebabkan perbe- daan kebutuhan! III. Unjuk Kerja Wawancarailah orangtua kamu masing-ma- sing tentang bagaimana menggunakan air dalam memenuhi kebutuhan. Wawancara bertujuan untuk mengetahui apakah orangtuamu “boros” atau “hemat” dalam menggunakan air. Orangtuamu “boros” dalam menggunakan air jika memakai lebih dari 100 liter per hari. Se- mentara, kurang dari 100 liter adalah “hemat”. Perhatikan bahwa angka ini tidak akurat, tetapi ditentukan begitu saja untuk mengukur kemam- puanmu melakukan wawancara. Sebelum melakukan wawancara, kamu ha- rus terlebih dahulu menyusun pertanyaan-per- tanyaan yang akan diajukan. Pada subbab 3.2 ini, kita akan belajar tentang tindakan ekonomi, motif ekonomi, dan prinsip eko- nomi. Kisah Ubay Dillah di atas adalah salah satu contoh bagaimana orang melakukan tindakan atau kegiatan ekonomi yang didorong motif ekonomi tertentu dan dilandasi prinsip ekonomi. Setelah ka-mu membaca kisah Ubay Dillah di atas dan berdis-kusi dengan teman-temanmu apakah kamu sudah mempunyai gambaran yang dimaksud den- gan tin-dakan ekonomi, motif ekonomi, dan prinsip ekono-mi? Agar pemahaman kita lebih jelas, mari kita mempelajari tentang tindakan ekonomi, motif eko-nomi, dan prinsip ekonomi satu per satu. 3.2.1 Tindakan EkonomiPernahkan kamu menghitung berapa aktivi-tas yang kamu lakukan dalam satu hari? Banyak sekali bukan? Apakah semua kegiatan itu dapat disebut tindakan ekonomi? Tindakan-tindakan mana yang disebut tindakan ekonomi dan tindakan mana yang tidak termasuk tindakan ekonomi? Dari berbagai kegiatan yang dilakukan manu- sia, ada beberapa kegiatan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada orang yang bekerja sebagai petani, pedagang, guru, dok- ter, pengusaha, manajer, olahragawan, artis, dan Ada banyak kegiatan dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhannya. Ada orang yang bekerja memproduksi barang, seperti para pekerja, petani, pengrajin, seniman, dan sebagai-nya. Ada orang yang menjual jasanya, seperti dok-ter, guru, sopir, pilot, pramugari, perawat, guru, dan sebagainya. Salah satunya adalah Ubay Dillah. Ia adalah mantan preman pasar yang kini menjadi pedagang ikan air tawar. Simaklah kisahnya berikut ini!Pada awalnya Ubay Dillah adalah seorang pe- ngangguran dan preman pasar. Setelah menikah ia berubah. Ia berjuang untuk memperbaiki nasib den- gan berjualan ikan air tawar. Sebelum berjualan ikan air tawar, ia sempat bekerja sebagai kuli pang-gul di pasar Bata Putih, Kebayoran Lama. Ia bekerja sebagai kuli panggul karena mempunyai tanggung jawab menghidupi keluarga. Suatu hari, Ubay Dillah diberi modal berupa per- lengkapan dagang oleh H. Sidik. Ia mulai merintis menjual ikan di pasar Kebayoran Lama. Setelah me- lalui ketekunan dan kerja keras, serta kejujuran, Ubay bisa menjual ikan mas sebanyak 1.500 kg, lele 1.000 kg, dan ikan gurame hanya 100 kg karena pe-minat gurame kurang dan harganya memang luma-yan mahal. Kunci sukses Ubay dalam berdagang adalah bisa memberikan harga yang “bisa bersaing” dengan pedagang lain. Ia tidak mau mengambil untung be-sar, tetapi yang penting dagangannya lancar. Ikan gurame yang di tempat lain harganya Rp 21.000/kg, ia jual dengan harga Rp 20.000/kg. Lele yang di tempat lain harganya Rp 10.000/kg, ia jual dengan harga 9.000/kg. Ikan mas yang di tempat la- in harganya Rp 12.500/kg, ia jual dengan harga Rp 11.500/kg. “Harga jual saya selalu lebih murah de-ngan kisaran Rp 500 - Rp 1.000/kg,”cetus Ubay sedikit pro- mosi. Dengan harga yang berbeda dari peda-gang lain tersebut, maka otomatis Ubay lebih banyak memiliki pelanggan. Perbedaan harga seberapa pun besarnya, bagi masyarakat Indonesia masih men-jadi daya tarik tersendiri untuk memutuskan seseo-rang membeli atau tidak. Agar dapat menjual dengan harga miring, Ubay tidak segan mencari ikan sendiri di beberapa lokasi yang harga ikannya terbilang cukup murah. Dengan demikian, bila dijual lagi harganya bisa bersaing. Un- tuk itu, ia tak segan untuk pergi ke daerah Ban-dung untuk ikan mas, daerah Parung - Bogor untuk ikan lele, dan daerah Indramayu untuk ikan gurame. Ia pun bertemu langsung dengan petani ikan untuk bermitra mengingat permintaan ikan air tawar di Jakarta cukup tinggi. Dikutip dari: Peluang Usaha edisi Oktober - November 2006, hlm. 4-5. Diskusikan dalam sebuah kelompok kecil! 1. Apa saja kegiatan yang dilakukan Ubay Dillah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya? 2. Mengapa Ubay Dillah menjual ikannya lebih mu- rah dibandingkan harga ikan di tempat lain? Apa pengaruhnya terhadap pelanggan? 3. Bagaimana Ubay Dillah dapat menjual ikannya lebih murah dibanding pedagang lain tetapi ia masih mendapatkan keuntungan? 4. Apa yang mendorong Ubay Dillah bekerja ke-ras dari preman pasar menjadi kuli angkut ba-rang, dan kemudian menjadi pengusaha ikan air tawar? 5. Mengapa sering terjadi tawar-menawar antara pen- jual dan pembeli sebelum akhirnya terjadi transaksi jual beli? seba-gainya. Apa yang mereka lakukan itu disebut tin-dakan ekonomi. Jadi, tindakan ekonomi ialah tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya dengan memanfaatkan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang terbatas sebaik dan sehemat mungkin. Dari pelajaran terdahulu kamu telah menge- tahui bahwa di satu pihak manusia memerlukan berbagai macam kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya; tetapi di lain pihak sumber daya yang ada terbatas. Sumber daya yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka- ragam. Maka timbul persoalan bagi manusia untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan sumber-sumber daya yang terbatas tersebut. Sese- orang yang ingin keluar dari persoalan tersebut harus mencari suatu cara bertindak yang tepat. Misalnya mengingat bahwa biaya yang diperlukan untuk sekolahmu amat banyak (buku, pakaian, se- ragam, uang pangkal, SPP, uang sekolah, uang jajan, uang transport, dan sebagainya), maka jauh-jauh hari orang tuamu sudah menabung sebagian peng- hasilannya. Atau mungkin ibumu di rumah ikut membuka warung makanan atau kelontong untuk membantu menambah penghasilan keluarga. tang. Tindakan Irwan menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan berfoya- foya bukanlah tindakan ekonomi yang rasional. Mengapa? Karena tindakan ekonomi yang rasional selalu memperhatikan keseimbangan antara pen- dapatan dan pengeluaran. Irwan bertindak rasio-nal kalau ia memilih tempat makan yang sesuai dengan penghasilannya. Demikian juga dalam me-milih hiburan. Contoh lain tindakan ekonomi yang tidak rasi- onal dalam skala besar ialah tindakan menebang kayu di hutan dalam jumlah yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan kayu sebagai bahan memba- ngun rumah. Keadaan hutan menjadi rusak dan saat ini sangat menyedihkan. Berdasarkan data yang ada diketahui lahan hutan menciut dari 168 juta hektar menjadi 68 juta hektar selama 30 tahun. Ini berarti terjadi penebangan hutan sebesar 1,6 juta hektar per tahun. Akibat yang terjadi ialah se-ring terjadi ban- jir besar dan asap pembakaran yang mengganggu dan merusak kesehatan manu-sia. Tindakan seperti itu adalah contoh tindakan ekonomi yang tidak rasional. 3.2.2 Motif Ekonomi
Berbelanja di supermarket atau pasar modern pastinya berbeda ya, dengan berbelanja di pasar tradisional. Salah satu perbedaannya adalah adanya tindakan tawar menawar di pasar tradisional. Kalau kamu pernah diajak orang tuamu berbelanja di pasar tradisional, kamu pasti pernah melihat orang yang sedang melakukan tawar menawar, kan? Nah, tawar menawar merupakan suatu tindakan ekonomi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk menentukan harga suatu barang. Kenapa sih tawar menawar merupakan tindakan ekonomi? Ya, karena baik penjual maupun pembeli, sama-sama melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan tawar menawar, kedua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan dan bisa mencapai kesejahteraan. Masih bingung? Oke, penjelasannya gini, kalau kamu mau membeli suatu barang, pasti ingin harga barang tersebut sesuai dengan budget yang kamu miliki atau lebih murah dari harga aslinya, kan? Beda lagi ceritanya kalo kamu anak sultan. Hehehe. Nah, ketika harga barang tersebut tidak sesuai dengan keinginan kamu, kamu akan cenderung melakukan tawar menawar agar barang tersebut bisa menjadi lebih murah. Kalau penjualnya deal atau setuju dengan harga yang kamu inginkan, sisa uang untuk membeli barang tadi bisa digunakan untuk membeli kebutuhan yang lain dan kamu akan lebih hemat. Baca juga: Macam-Macam Sistem Ekonomi Pembeli jadi bisa mendapatkan harga yang lebih murah dengan kualitas yang sama sebagai keuntungan dari menawar harga barang. Begitu pun dengan penjual. Dalam menjual sesuatu, pasti penjual ingin mendapatkan keuntungan. Nah, sebelum menentukan harga terbaik, penjual harus melakukan riset harga di pasaran terlebih dahulu. Lalu, memperhitungkan harga modal biar nggak rugi. Ketika ada tindakan tawar-menawar, penjual menarik perhatian pembeli dengan memberikan harga yang murah, tapi penjual sebenarnya masih memperoleh keuntungan. Hal itu dilakukan agar pembeli tidak membeli barang dari pesaing, sehingga penjual bisa mendapatkan keuntungan lebih dengan banyaknya pelanggan yang ia miliki. Gimana, paham ya maksudnya? Tapi, jangan mentang-mentang kamu mau untung banyak, nawarnya nggak kira-kira, ya. Harganya 15.000, eh ditawar 5.000. Apa tidak kebangetan namanya? Penjual be lyke, “suka-suka lu, dah!” (Sumber: giphy.com) Nah, tindakan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa motif (dorongan), yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Kita akan bahas satu per satu mulai dari motif ekonomi dulu, ya. Motif EkonomiApa sih motif ekonomi itu? Kamu bisa lihat pengertiannya pada infografik berikut, ya! Contohnya begini, saat kamu memutuskan untuk makan dan sedang nggak ada makanan di rumah, pasti kamu akan dihadapkan oleh dua pilihan. Pertama, kamu memilih untuk masak makanan sendiri di rumah, atau kedua, kamu membeli makanan siap saji. Kalau tindakan yang kamu lakukan didasari dengan motif ekonomi, kamu pasti akan mempertimbangkan mana yang lebih hemat. Ternyata, membeli bahan baku mentah dan memasaknya di rumah akan lebih hemat karena bahan-bahannya dapat digunakan untuk beberapa hari kedepan, dibandingkan dengan membeli makanan siap saji. Nah, motif ekonomi bisa berasal dari diri sendiri (motif intrinsik) maupun dari luar (motif ekstrinsik). Contoh motif intrinsik adalah ketika kamu lapar/haus, maka kamu akan membeli makanan/minuman. Sementara itu, contoh motif ekstrinsik adalah ketika kamu membeli minuman bersoda karena kemakan iklan di televisi atau YouTube. Selain itu, motif seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi juga ada tiga macam, di antaranya sebagai berikut: Selanjutnya, kita bahas motif non-ekonomi, ya! Motif Non-EkonomiSuatu tindakan ekonomi apabila dilakukan berdasarkan motif ekonomi pasti akan mendapat hasil yang lebih banyak daripada pengeluaran yang dilakukan. Beda halnya dengan tindakan yang didasari dengan motif non-ekonomi. Orang yang melakukan tindakan ekonomi berdasarkan motif non-ekonomi biasanya nggak disertai dengan pertimbangan, cenderung tergesa-gesa, dan hanya mengikuti hawa nafsunya saja. Tujuannya bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan hanya ingin dipuji atau dianggap kaya. Contohnya, seseorang yang membeli mobil baru, padahal mobil lamanya masih bisa digunakan. Nah, ia membeli mobil tersebut bukan karena kebutuhan, melainkan karena ingin dianggap kaya oleh tetangga-tetangganya. Sampai di sini paham ya bedanya tindakan ekonomi yang dipengaruhi oleh motif ekonomi dan motif non-ekonomi? Prinsip EkonomiLalu, gimana sih caranya supaya kita bisa mengontrol diri kita saat melakukan tindakan ekonomi? Nah, setiap orang harus memiliki pedoman atau arahan dalam melakukan tindakan ekonomi yang disebut dengan prinsip ekonomi. Jadi, dengan adanya prinsip ekonomi ini, kita bisa memperhitungkan keuntungan dan kerugian saat melakukan tindakan ekonomi. Contohnya seperti kasus tawar menawar yang sudah dijelaskan di atas tadi. Oh iya, pernah nggak sih, ketika kamu pergi berbelanja bersama orang tuamu, kamu suka minta dibelikan sesuatu? Misalnya, mainan, baju, atau barang-barang yang sebenarnya nggak kamu butuhin banget. Hayoo ngaku? Hihihi. Kalau jawabanmu iya, kamu harus mulai stop melakukannya, ya! Biasanya, itu hanya keinginan yang muncul sesaat, alias lapar mata saja. Selain itu, kalau kamu suka membeli barang yang nggak terlalu kamu butuhin, hal itu berlawanan dengan ciri dari prinsip ekonomi, loh. Nah, kalau kita ingat bahasan tentang motif non-ekonomi tadi, berarti tindakan yang dipengaruhi oleh motif non-ekonomi pasti berlawanan dengan ciri-ciri prinsip ekonomi, ya. Oke, paham sampai di sini? Kesimpulannya, setiap orang pasti melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi ini dipengaruhi oleh berbagai motif (dorongan), bisa motif ekonomi, bisa juga motif non-ekonomi. Nah, prinsip ekonomi bertujuan untuk memberikan arahan agar tindakan ekonomi yang kita lakukan bisa mendapat hasil yang maksimal. Yaap, itu dia penjelasan mengenai konsep prinsip dan motif ekonomi serta hubungannya dengan tindakan ekonomi seseorang. Bagaimana? Seru kan belajar ekonomi! Setelah membaca artikel ini, kamu bisa uji kemampuanmu dengan mengisi soal-soal latihan di ruangbelajar, ada pembahasannya juga, lho! Yuk gabung sekarang juga!
Referensi: Alam S., (2016) Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Sumber foto: GIF orang mengunyah [Daring]. Tautan: https://giphy.com/gifs/mrw-someone-caramel-GjR6RPcURgiL6 (Diakses: 1 Desember 2020) Artikel telah diperbarui pada 4 Agustus 2021. |