Tokoh dalam sosiologi yang dikenal sebagai Bapak sosiologi adalah

Tokoh dalam sosiologi yang dikenal sebagai Bapak sosiologi adalah

Tokoh dalam sosiologi yang dikenal sebagai Bapak sosiologi adalah
Lihat Foto

britannica.com

Auguste Comte sebagai Bapak Sosiologi Dunia

KOMPAS.com - Auguste Comte dinobatkan sebagai Bapak Sosiologi. Berkat teori dan pengetahuannya, sosiologi bisa menjadi ilmu yang lepas dari ilmu filsafat.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Auguste Comte lahir pada 19 Januari 1798 di Montpellier, Perancis dan meninggal dunia pada 5 September 1857 di Paris.

Ia dinobatkan sebagai Bapak Sosiologi Dunia karena dari Comte, kata-kata sosiologi pertama kali digunakan. 

Masa hidup Auguste Comte

Ayah Comte, Louis Comte merupakan seorang pejabat pajak dan ibunya, Rosalie Boyer merupakan seseorang yang sangat taat agama.

Comte termasuk seseorang yang dewasa sebelum waktunya. Pasalnya di usia dini dia harus ikut menentang republikanisme dan skeptisisme yang terjadi di Perancis.

Baca juga: Biografi Pangeran Diponegoro, Pemimpin Perang Jawa

Comte kemudian masuk sekolah pada 1814 di Paris. Sekolah tersebut dulunya untuk melatih insinyur militer namun kemudian diubah menjadi sekolah umum untuk pengetahuan umum.

Hanya bertahan dua tahun, Comte harus berpindah sekolah pada 1816. Di sana tempat baru Comte mendapatkan ilmu pengetahuan matematika dan jurnalistik.

Comte juga menghabiskan waktu dengan membaca buku filsafat dan sejarah. Dirinya sangat tertarik dengan para pemikiran beberapa tatanan dalam sejarah manusia.

Di Paris, Comte mendapatkan seorang teman yaitu Henri de Saint Simon. Seorang reformis sosial Perancis dan salah satu pendiri sosialisme.

Comte dan Saint Simon memiliki pemikiran yang sama. Bahkan beberapa artikel dari Comte diterbitkan oleh Saint Simon.

Seiring berjalannya waktu, Comte merasa berbeda tujuan terlebih mengenai sudut pandang dan latar belakang ilmiah.

Baca juga: Biografi Thomas Alva Edison, Si Penemu Lampu

Akhirnya Comte memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan Saint Simon.

Tahun 1826 Comte mulai melakukan pengenalan ilmu sistem filsafat positif. Bahkan pada 1828 hingga 1829 dirinya berhasil mempublikasikan filosofi positif pada sebuah buku yang berjudul Cours de Filsafatie Positif.

Dari tahun 1832 hingga 1842 Comte merupakan seorang pengajar dan penguji di beberapa sekolah.

Namun pada tahun-tahun terakhir dirinya bertengkar dengan pihak sekolah dan harus kehilangan pekerjaannya.

Comte menikahi Caroline Massin pada 1825 namun pernikahan itu kandas di tahun 1842. Kehidupan Comte kemudian didukung penuh oleh murid-muridnya di Perancis.

Comte menghabiskan waktunya dengan menyusun beberapa karya besar lainnya. Bahkan dirinya menyelesaikan formula sosiologinya.

Baca juga: Biografi Alexander Graham Bell, Penemu Telepon

Seluruh karyanya menekankan moralitas dan kemajuan moral sebagai pengetahuan dan upaya manusia. Sekaligus memberikan penjelasan tentang pemerintahan atau organisasi politik yang diperlukan.

Tulisannya kemudian diteliti dan disebarkan secara luas di seluruh Eropa. Banyak intelektual yang kemudian menerjemahkan dan mengumumkan karyanya.

Comte meninggal dunia karena penyakit kanker yang dideritanya pada tahun 1857.

Dilingkungannya, Comte terkenal dengan pribadi yang keras kepala dan egois. Namun hal itu diseimbangkan dengan semangatnya untuk kesejahteraan manusia melalui ide-ide pemikirannya.

Dia mengabdikan dirinya tanpa lelah untuk menyebarkan dan mengenalkan paham-pahamnyan dalam upaya meningkatkan masyarakat.

Pemikiran Comte

Bagi Comte pengembangan pengetahuan manusia baik perseorangan maupun secara keseluruhan, melalui tiga zaman.

Baca juga: Sejarah Gereja Katedral, Gereja Katolik Pertama di Batavia

Baginya perkembangan menurut tiga zaman ini merupakan hukum yang tetap.

Zaman ini manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala tersebut.

Di sini orang-orang percaya bahwa mereka berada pada tingkatan yang lebih tinggi dari pada makhluk-makhluk insan biasa.

Pada zaman teologis ini dibagi menjadi tiga, yaitu animisme, politeisme, dan monoteisme.

Pada zaman ini manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari tahap teologis. Sifat yang khas adalah kekuatan yang tadinya bersifat adi kodrati, diganti dengan kekuatan yang memiliki pengertian abstrak, yang diintegrasikan dengan alam.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Aceh 2004

Ini dianggap Comte sebagai zaman tertinggi dari kehidupan manusia. Pada zaman ini, manusia membatasi diri dalam penyelidikannya pada fakta-fakta yang ada.

Atas dasar observassi dan menggunakan rasionya, manusia berusaha menteapkan relasi atau hubungan persamaan sesuai urutan yang terdapat antara fakta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Auguste Comte (Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; 19 Januari 1798 – 5 September 1857)[1] adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal karena memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme, Comte membangun dasar yang digunakan oleh akademisi saat ini yaitu pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial sebagai sarana dalam memperoleh kebenaran. Comte juga merupakan Tokoh yang pertama menciptakan istilah sosiologi, sehingga ia mendapat julukan sebagai Bapak Sosiologi Dunia.

Tokoh dalam sosiologi yang dikenal sebagai Bapak sosiologi adalah
Isidore Auguste Marie François Xavier ComteLahir(1798-01-19)19 Januari 1798
Montpellier, PrancisMeninggal5 September 1857(1857-09-05) (umur 59)
Paris, PrancisKebangsaanPrancisSuami/istriCaroline Massin (m. 1825–1842)EraFilsafat abad ke-19

Gagasan penting

Positivisme

Dipengaruhi

  • Francis Bacon, Jean-Baptiste Say, David Hume, Marquis de Condorcet, Jean-Jacques Rousseau, Henri de Saint-Simon, Marie François Xavier Bichat

Memengaruhi

  • Émile Littré, Karl Marx, John Stuart Mill, Herbert Spencer, Émile Durkheim, Charles Maurras, Alfred Espinas, Frederic Harrison, Harriet Martineau

Comte lahir di Montpellier,[1] sebuah kota kecil di bagian barat daya dari negara Prancis. Setelah bersekolah disana, ia melanjutkan pendidikannya di École Polytechnique di Paris. École Polytechnique saat itu terkenal dengan kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun 1816, politeknik tersebut ditutup untuk re-organisasi. Comte pun meninggalkan École dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier.

Tak lama kemudian, ia melihat sebuah perbedaan yang mencolok antara agama Katolik yang ia anut dengan pemikiran keluarga monarki yang berkuasa sehingga ia terpaksa meninggalkan Paris. Kemudian pada bulan Agustus 1817 dia menjadi murid sekaligus sekretaris dari Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang kemudian membawa Comte masuk ke dalam lingkungan intelek. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon karena lagi-lagi ia merasa ada ketidakcocokan dalam hubungannya.

Saat itu, Comte mengetahui apa yang ia harus lakukan selanjutnya: meneliti tentang filosofi positivisme. Rencananya ini kemudian dipublikasikan dengan nama Plan de travaux scientifiques nécessaires pour réorganiser la société (1822) (Indonesia: Rencana studi ilmiah untuk pengaturan kembali masyarakat). Tetapi ia gagal mendapatkan posisi akademis sehingga menghambat penelitiannya. Kehidupan dan penelitiannya kemudian mulai bergantung pada sponsor dan bantuan finansial dari beberapa temannya.

Ia kemudian menikahi seorang wanita bernama Caroline Massin. Comte dikenal arogan, kejam dan mudah marah sehingga pada tahun 1826 dia dibawa ke sebuah rumah sakit jiwa, tetapi ia kabur sebelum sembuh. Kemudian setelah kondisinya distabilkan oleh Massin, dan ia mengerjakan kembali apa yang dulu direncanakannya. Namun sayangnya, ia bercerai dengan Massin pada tahun 1842 karena alasan yang belum diketahui. Saat-saat di antara pengerjaan kembali rencananya sampai pada perceraiannya, ia mempublikasikan bukunya yang berjudul Le Cours de Philosophie Positivistic.

Pada tahun 1844, Comte menjalin kasih dengan Clotilde de Vaux, dalam hubungan yang tetap platonis. Setelah Clotilde wafat, kisah cinta ini menjadi quasi-religius. Tak lama setelahnya, Comte menerbitkan bukunya yang berjudul Système de politique positive (1851 - 1854).

Comte wafat di Paris pada tanggal 5 September 1857 dan dimakamkan di Cimetière du Père Lachaise.

Salah satu sumbangan pemikirannya terhadap sosiologi adalah tentang hukum kemajuan kebudayaan masyarakat yang dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Zaman teologis adalah zaman di mana masyarakatnya mempunyai kepercayaan magis, percaya pada roh, jimat serta agama, dunia bergerak menuju alam baka, menuju kepemujaan terhadap nenek moyang, menuju ke sebuah dunia dimana orang mati mengatur orang hidup. Zaman metafisika yaitu masa masyarakat dimana pemikiran manusia masih terbelenggu oleh konsep filosofis yang abstrak dan universal. Zaman positivis yaitu masa dimana segala penjelasan gejala sosial maupun alam dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah).[2]

  1. ^ a b   Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Comte, Auguste". Encyclopædia Britannica. 6 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 814–822. 
  2. ^ Atik Catur Budiati (2009). Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA (PDF). Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 6. ISBN 978-979-068-219-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-11-03. 

 

Artikel bertopik ilmuwan ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Auguste_Comte&oldid=21473633"