Tindakan apa dari produsen kertas yang berdampak pada kerusakan sumber daya alam dan lingkungan

Senin, 12 Nopember 2018

Sumber: Republika (12/11/2018)


JAKARTA— Kementerian Perindustrian memacu industri pulp dan kertas untuk meningkatkan teknologi dalam menghasilkan produk. Salah satunya meminta pada pelaku industri untuk menerapkan pengolahan yang ramah lingkungan. Hal itu penting sehingga lingkungan tetap terjaga, meski bahan baku industri ini mayoritas dihasilkan dari alam.


Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur mengatakan, proses pembuatan pulp dan kertas harus mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. "Mereka harus mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fimgsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat," ujar Ngakan melalui siaran pers, Ahad (11/11).


Ngakan menuturkan, inovasi dalam teknologi, khususnya yang ramah terhadap lingkungan. sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0. Selain itu, produk yang dihasilkan dengan cara tersebut bisa lebih mudah mastik ke pasar global. Ini kemudian berdampak pada peningkatan daya saing produk pulp dan kertas.


Menurut dia, sampai saat ini sudah ada 84 perusahaan pulp dan kertas di dalam negeri. Indonesia pun berada di peringkat kesembilan untuk produsen pulp terbesar di dunia. Di Asia, Indonesia hanya kalah oleh Cina, Jepang, dan India. Sedangkan, dalam memproduksi kertas. Indonesia berhasil duduk di posisi keenam.


Berdasarkan kebijakan industri nasional, industri pulp dan kertas merupakan salah satu sektor yang mendapatkan prioritas dalam pengembangannya. Bahan baku yang melimpah menjadikan Indonesia memiliki potensi sebagai pemain besar dalam industri ini. Sebab, tidak banyak negara yang memiliki sumber daya alam. Bahkan, tak sedikit negara yang membeli kayu dari Indonesia untuk masuk industri serupa.


Pulp dan keitas menjadi salah satu industri yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Berdasarkan kinerja ekspornya, industri kertas berhasil menduduki peringkat pertama dan industri pulp peringkat ketiga untuk ekspor produk kehutanan selama tahun 2011-2017.


Pada,2017, kedua industri tersebut menyumbang-devisa negara sebesar 5,8 miliar dolar AS. Nilai itu berasal dari kegiatan ekspor pulp sebesar 2,2 miliar dolar AS ke beberapa negara tujuan utama, yaitu Cina, Korea, India, Bangladesh, dan Jepang. Kemudian, hal itu ditunjang ekspor kertas sebesar 3,6 miliar dolar AS ke negara Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, dan Cina.


"Industri pulp dan kertas mampu menyerap 260 ribu tenaga keija langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tidak langsung. Industri ini tergolong sektor padat karya dan berorientasi ekspor sehingga wajib didorong perkembangannya," ujar Ngakan.


Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam menyebut industri ini memang memiliki kapasitas untuk tumbuh, bahkan menjadi salah satu industri pulp dan kertas terbesar di .dunia. Berdasarkan kinerja ekspornya, industri kertas berhasil menduduki peringkat pertama dan industri pulp peringkat ketiga untuk ekspor ^produk kehutanan terbesar pada tahun 2011-2017.


Permintaan yang banyak atas produk pulp dan kertas, lanjut Aryan, membuat industri ini mampu berkontribusi banyak pada negara dalam menghasilkan devisa. "Industri pulp dan kertas Indonesia merupakan salah satu industri yang mempunyai peranan penting bagi perekonomian," ujarnya.


Share:

Tindakan apa dari produsen kertas yang berdampak pada kerusakan sumber daya alam dan lingkungan
Tindakan apa dari produsen kertas yang berdampak pada kerusakan sumber daya alam dan lingkungan


Kertas merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia yang semakin maju dan berkembang. Tidak heran industri kertas Indonesia dan dunia mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Kebutuhan kertas semakin bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk dunia. Meningkatnya produksi kertas ini tentu diimbangi dengan besarnya permintaan konsumen terhadap kertas.

Awal Peradaban literasi media penulisan menggunakan pohon, dinding gua, batu, tulang, kulit dan lain-lain. Kertas pertama kali dipakai pada peradaban Mesir Kuno sebagai media tulis menulis, yang awalnya berasal dari rumput papyrus, lalu dikembangkan oleh peradaban Cina dengan bahan dari pohon bamboo, lalu dari kulit kayu, batang gandum dan lain-lain. Dan dunia modern sekarang menggunakan batang pohon sebagai bahan utama kertas. Bahan kertas merupakan kebutuhan mendasar manusia, baik untuk administrasi kantor maupun kebutuhan administrasi publik. Walaupun di kehidupan modern sudah ada bahan pengganti selain kertas, seperti plastik ataupun aplikasi berbasis elektronik tetapi kertas tetap menjadi pilhan utama.

Banyaknya konsumsi kertas tentu juga akan mempengaruhi tingkat penebangan pohon. Tidak dapat dipungkiri tingginya kebutuhan kertas juga harus diimbangi dengan ketersediaan bahan baku yang mencukupi. Rencana pemerintah untuk mengembangkan Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk menyediakan bahan baku industri kertas belum dapat mengatasi kelangkaan bahan baku, sehingga perusahaan industri skala besar yang berupaya memperoleh bahan baku dari pasar gelap (illegal logging) yang berasal dari hutan alam sangat berpotensi merusak hutan (Manurung dan Sukaria, 2000). 

Pada kehidupan birokrasi di Indonesia penggunaan kertas ini sangat besar dan cukup banyak menghabiskan anggaran.  Di kantor-kantor kertas mempunyai peran yang besar. Walaupun sekarang segalanya serba digital, kantor-kantor masih bergantung pada kertas. Kertas tetap digunakan untuk mencetak dokumen, mencatat memo, dan membungkus surat. Namun, timbul beberapa masalah. Masalah yang paling sering muncul adalah pemborosan kertas dan anggaran.

Hal yang sering terlupakan bahwa pembiayaan alat tulis terutama kertas sangatlah besar terutama di kantor-kantor baik pemerintah maupun swasta. Sebuah kantor pemerintah bisa saja dalam satu tahun menghabiskan sekitar 500 (lima ratus) rim kertas setahun. Karena itu, penghematan kertas mutlak dilakukan oleh PNS di semua level. Penghematan cara sederhana dapat dilakukan seperti dengan menggunakannya secara maksimal, mengubah formatnya, dan mendaur ulangnya.

Beberapa hal yang bisa diterapkan dalam penghematan kertas di kantor adalah: 


  • Reduce (kurangi pemakaian kertas) 
Mengurangi pemakaian kertas dengan prinsip: Teliti = print less
Lebih teliti sebelum mencetak/print dokumen, karena keakurasian akan sangat berdampak pada penggunaan kertas. Sebagai alternatif, bisa juga  menggunakan email untuk mengirimkan soft copy dokumen terlebih dulu bila masih dalam bentuk draft atau bisa juga dengan mengirimkan undangan dalam bentuk email atau SMS untuk mengurangi produksi sampah kertas.  
  • Reuse (menggunakan kembali) 

Ada baiknya untuk tetap menggunakan kertas yang belum tercetak sisinya sebagai konsep/draft penulisan. Kalau perlu draft diperbaiki sebagai dokumen resmi yang tidak kategori penting, missal : Surat Undangan.


Untuk dokumen yang terlanjur dicetak, terutama yang hanya menggunakan satu sisi kertas, jangan langsung dibuang. Kumpulkan dan simpan di satu tempat, kemudian berikan penanda “Kertas Reuse” lalu kertas pun siap digunakan kembali untuk  mencetak dokumen yang masih draft atau untuk corat-coret usulan konsep.
Konsep print bolak-balik (both side printing) juga menjadi hal sederhana yang efektif mengurangi penggunaan kertas di kantor. Apalagi bila hanya akan mencetak dokumen untuk kalangan internal kantor. Bukan hanya menghemat kertas, tapi juga akan menghemat kapasitas penyimpanan dokumen di kantor. Karena lembaran-lembaran kertas yang tebal bisa dikurangi hingga setengahnya.  Kertas-kertas yang sudah tidak dipakai lebih baik didaur ulang. Sejumlah kantor kini sudah menerapkan daur ulang kertas. Jadi, kertas-kertas itu dipilah dan diolah kembali menjadi kertas baru yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.

Selain hemat, memberdayakan kertas bekas adalah tindakan ramah lingkungan. Sampah kertas bisa diminimalkan karena masih bisa digunakan kembali. Dan tentunya, tindakan ini akan berdampak pada pemanasan global jika dilakukan secara besar-besaran.  

Upaya yang harus dilakukan adalah melakukan tindakan nyata untuk meminimalisasi penggunaan kertas dalam kehidupan kita.  Mengurangi penggunaan kertas di kantor merupakan salah satu langkah konkret untuk mewujudkan green officeAwalnya, kebijakan sederhana ini mungkin terasa sulit dilakukan, tapi dengan edukasi yang bertahap, penanaman kesadaran, contoh dan pembiasaan,  maka upaya penghematan kertas akan berjalan lancar, kebutuhan kantor akan kertas semakin efektif karena tidak lagi ada pemborosan penggunaan dan secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam menjaga keberlangsungan bahan baku kertas agar tidak cepat habis. 

Jadi perlu pembudayaan penghematan kertas yang disuarakan dan dicontohkan pimpinan administrasi tinggi. Sehingga semua anggota organisasi mengikuti dan konsisten melakukan penghematan kertas.  Dengan begitu, hasil akhirnya adalah sampah dari bahan kertas dari berbagai aktivitas pemerintah tidak banyak, dan secara tidak langsung berperan dalam meminimalisasi ancaman lingkungan hidup yang diakibatkan oleh penebangan pohon untuk kebutuhan pembuatan kertas. Selain itu, meski kecil dirasakan, upaya tersebut bisa dianggap turut serta menjaga lingkungan dan mengurangi pemanasan global karena hutan pun akan aman saat bahan baku kertas tak lagi mendesak untuk dicari. 

                                                                            Drs. Zauhar Arif, M.Si  (Sekretaris DLH)


                                                                            Januari 2020 

                                                                             Disusun dari berbagai sumber. 

  Share