Teknik pengolahan makanan dengan pengawetan secara tradisional yaitu dengan cara

Jakarta -

Pengawetan makanan adalah upaya yang dilakukan guna mengawetkan makanan atau bahan makanan agar dapat disimpan lebih lama. Dengan begitu, makanan atau bahan yang diawetkan dapat digunakan dan dimakan kapanpun tanpa perlu dihabiskan sekaligus.

Awalnya, teknik pengawetan makanan hanya dapat dilakukan dengan cara-cara tradisional. Seiring berjalannya waktu, teknik pengawetan makan dapat dilakukan dengan cara modern dan dengan bantuan teknologi modern, sebagaimana tertulis dalam buku Terampil Berkreasi Keterampilan untuk Kelas VII SMP oleh Nanang Subarnas.

Teknik pengawetan tradisional merupakan cara mengawetkan makanan yang sudah dilakukan turun-temurun. Umumnya, teknik ini dilakukan dengan cara yang mudah dan sederhana serta memanfaatkan alat-alat yang sederhana pula.

Sementara itu, teknik pengawetan modern merupakan teknik pengawetan yang biasanya dilakukan di pabrik-pabrik besar. Teknik pengawetan modern dapat menjadikan makanan lebih berkualitas dan awet lebih lama.

Walaupun demikian, teknik pengawetan makanan tradisional tetap digunakan hingga saat ini karena tekniknya lebih sederhana. Teknik ini dapat dilakukan di mana saja dan dengan alat-alat seadanya.

Tujuan Pengawetan Makanan

Pengawetan makanan memiliki nilai penting bagi para pedagang makanan. Apabila makanan yang dijual memiliki keawetan yang lama, maka akan semakin besar keuntungan yang didapat. Sebab, makanan tersebut dapat dijual dalam waktu lama.

Adapun tujuan mengawetkan makanan sebagai berikut:

  • Membuang atau mengurangi kadar air yang terdapat pada makanan dengan cara menjemurnya
  • Mempertahankan kekeringan makanan dengan cara menyimpannya di tempat kedap udara
  • Mempertahankan kesegaran makanan dengan cara mendinginkannya di tempat dingin
  • Mencegah terjadinya pembusukan dengan cara memberinya ramuan atau bahan pengawet

Makanan atau bahan makanan yang melalui proses pengawetan sempurna akan memiliki rasa yang tetap enak walaupun sudah dibuat beberapa bulan sebelumnya. Semakin baik proses pengawetan makanan, maka akan semakin tahan lama dan tetap enak rasanya.

Teknik Pengawetan Makanan

Berikut beberapa teknik pengawetan makanan, seperti disebutkan dalam buku Bahan Ajar Kimia Pangan Konstruktivisme oleh A. Rachman Ibrahim dkk:

1. Pendinginan dan Pembekuan

Pendinginan adalah teknik pengawetan yang dilakukan dengan menyimpan makanan di atas suhu pembekuan bahan, yakni -2°C sampai 10°C. Umumnya, teknik pendinginan dapat mengawetkan makanan selama beberapa hari atau minggu, bergantung pada jenis makanan yang diawetkan.

Sementara itu, teknik pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan di tempat pembekuan dengan suhu 12°C sampai -24°C. Adapun teknik pembekuan yang lebih cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24°C sampai -40°C.

Berbeda dari pendinginan, pembekuan dapat mengawetkan makanan lebih lama, yakni bulanan bahkan tahunan. Namun perlu diketahui bahwa makanan juga dapat membusuk jika disimpan di tempat dengan suhu yang terlalu rendah.

Jika makanan yang diawetkan dengan cara dibekukan sewaktu-waktu dikeluarkan hingga mencair, maka bakteri pembusukannya akan kembali bekerja. Sebab, pengawetan makanan dengan suhu rendah tidak dapat membunuh mikroorganisme di dalam makanan tersebut.

2. Pemanasan

Tidak hanya pendinginan dan pembekuan, teknik pemanasan juga dapat dilakukan untuk mengawetkan dan mengolah makanan. Penggunaan suhu tinggi pada teknik pengawetan dapat dibedakan menjadi tiga, yakni blanching, pasteurisasi, dan sterilisasi.

Dalam industri pangan, terkadang ketiga teknik tersebut digunakan secara bersamaan agar saling mendukung tahap-tahap pengolahan. Namun, teknik pemanasan dapat dilakukan secara terpisah dalam industri rumah tangga atau konvensional. Teknik ini juga dapat dilakukan dalam kegiatan rumah tangga.

3. Pengeringan

Teknik pengawetan pengeringan dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Contoh teknik pengeringan adalah pembuatan ikan asin, penjemuran kerupuk, dan lain-lain.

Teknik pengeringan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari dan pengeringan dengan simulasi panas di bawah suhu terkendali di ruangan khusus yang disebut dengan dehidrasi.

Teknik dehidrasi biasanya digunakan pada makanan seperti daging dan ikan. Teknik ini juga dapat digunakan pada buah-buahan dan sayur-sayuran.

Produksi buah dan sayuran akan lebih ringan apabila dikeringkan karena kadar air berkurang menjadi 10-15%. Pengurangan kadar air ini menjadikan mikroorganisme terhambat dan tidak aktif. Namun, teknik pengeringan lebih lanjut tidak disarankan karena dapat membuat makanan menjadi rapuh.

4. Pengemasan

Pengemasan juga termasuk teknik pengawetan makanan yang dilakukan guna mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air, dan gangguan dari benda luar.

Dewasa ini, teknologi pengemasan modern sudah sangat maju dengan memanfaatkan berbagai macam alat, seperti karton, kayu, gelas, dan metal sebagai pembungkus primer. Ada juga jenis-jenis pengepakan seperti tetrapak, tetabrik, dan tetraking yang merupakan teknologi baru bagi produk cair yang dapat dikemas dengan keadaan aseptis steril.

5. Pengalengan

Teknik pengalengan merupakan cara pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan suhu sterilisasi (110oC-120oC). Tujuannya adalah menyelamatkan makanan dari proses pembusukan.

Makanan dikemas dalam kaleng secara hermetis, yakni penutupan yang sangat rapat sehingga tidak dapat ditembus mikroba, udara, air, dan benda asing. Salah satu jenis makanan yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah olahan ikan.

6. Fermentasi

Berbeda dari teknik pengawetan lainnya yang bertujuan menghambat atau membunuh mikroba, fermentasi justru bertujuan sebaliknya. Fermentasi dilakukan dengan memanfaatkan mikroba tertentu guna menghasilkan asam atau komponen lainnya agar menghambat mikroba perusak. Karenanya, proses fermentasi dilakukan tanpa oksigen.

Fermentasi juga dapat diartikan sebagai proses pemecah bahan organik oleh mikroorganisme untuk menghasilkan komponen yang diinginkan. Beberapa fungsi fermentasi adalah memperbaiki tekstur dan meningkatkan kualitas. Teknik ini umumnya tidak membutuhkan biaya yang besar.

7. Penggunaan bahan kimia

Teknik pengawetan makanan yang terakhir adalah pengawetan dengan bahan kimia. Contoh bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengawetkan makanan adalah cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan, in package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion, dan growth regulatory.

Bahan kimia dapat digunakan untuk melindungi buah dan sayuran dari ancaman kerusakan setelah panen. Karena itu, penggunaan bahan kimia juga dapat memperpanjang kesegarannya.

Simak Video "Berburu Sushi Kaki Lima Enak di Belakang Grand Indonesia"


[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

3 menit

Proses pengawetan makanan tidak hanya bisa dilakukan dengan bahan kimia, tapi bisa juga dengan cara alami. Berikut 99.co Indonesia hadirkan cara mengawetkan makanan yang tepat!

Sejak zaman dulu, pengawetan makanan telah banyak digunakan untuk meningkatkan ketahanan dan kualitas.

Selain itu, teknik pengawetan makanan pun perlu dilakukan untuk menghindari pembusukan dan memperpanjang waktu penyimpanan makanan.

Biasanya, kita melakukan pengawetan makanan dengan cara menyimpannya di dalam kulkas.

Padahal, menyimpan makanan di dalam kulkas hanya membuat makanan bertahan selama beberapa hari atau minggu saja, lo.

Jika kamu tertarik mengawetkan makanan secara bertahun-tahun, kamu memerlukan metode pengawetan lainnya, seperti pengalengan, pembekuan, dan lainnya.

Adapun penjelasan cara mengawetkan makanan secara lengkap bisa kamu simak dalam ulasan di bawah ini, ya!

8 Cara Mengawetkan Makanan agar Tahan Lama

1. Pengalengan

Teknik pengolahan makanan dengan pengawetan secara tradisional yaitu dengan cara

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa makanan yang dijual di dalam kaleng bisa tahan hingga bertahun-tahun walau disimpan di suhu ruangan?

Jawabannya adalah makanan tersebut memang sengaja diawetkan dengan cara menggabungkan teknik kimia dan fisika lewat pengalengan aluminium.

Dengan begitu, makanan yang akan dikalengkan sebelumnya akan ditambahkan dengan zat-zat pengawet.

2. Pengeringan

Pada zaman dahulu, nenek moyang kita sering menyimpan makanan dengan cara menjemur makanan hingga benar-benar kering.

Adapun metode pengawetan makanan tersebut dinamakan pengeringan.

Teknik ini berfokus pada prinsip bahwa mikroorganisme penyebab pembusukan makanan bisa berkembang dalam tempat yang lembap, basah, dan memiliki kadar air yang tinggi.

3. Pengasinan

Teknik pengolahan makanan dengan pengawetan secara tradisional yaitu dengan cara

Garam memiliki kandungan zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme bakteri penyebab pembusukan makanan.

Dengan begitu, banyak masyarakat yang menggunakan metode pengawetan ini untuk membuat ikan asin.

3. Penguburan

Mungkin, cara mengawetkan makanan secara alami yang satu ini terdengar sedikit seram bagi kamu.

Namun, teknik mengawetkan makanan ini sangat populer di Korea untuk membuat kimchi.

Awal pembuatannya adalah mempersiapkan tanah yang dipakai untuk mengubur kimchi dengan cara memberi garam pada tanah tersebut.

Selanjutnya kimchi yang sudah diberi bumbu dimasukkan ke dalam gentong dan dikubur hingga berbulan-bulan.

4. Fermentasi

Teknik pengolahan makanan dengan pengawetan secara tradisional yaitu dengan cara

Makanan yang diproses secara fermentasi biasanya jauh lebih awet dibanding makanan biasa, lo.

Fermentasi juga mengubah rasa dan aroma makanan maupun minuman menjadi terasa lebih nikmat.

Adapun beberapa jenis makanan yang melalui proses fermentasi adalah tape, yoghurt, bir, dan kecap.

5. Pengasaman

Kemudian, cara cara mengawetkan makanan selanjutnya adalah dengan metode pengasaman.

Metode ini dilakukan dengan menurunkan tingkat keasaman (pH) sehingga pertumbuhan bakteri penyebab pembusukan akan terhambat.

Untuk mengasamkan makanan secara alami biasanya menggunakan tomat.

Namun, untuk mengasamkan makanan dengan zat kimia biasanya memakai cuka atau asam sitrat.

6. Pemanisan

Teknik pengolahan makanan dengan pengawetan secara tradisional yaitu dengan cara

Cara mengawetkan makanan dengan metode pemanisan bisa kita temukan pada manisan buah.

Adapun langkah pengawetan makanan yang satu ini menggunakan media gula.

Makanan akan dicampur dengan zat yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi 40 persen untuk menurunkan mikroorganisme.

Selain manisan buah, makanan lain yang diawetkan dengan cara ini antara lain adalah susu, agar-agar, dan lain-lain.

7. Pengasapan

Teknik pengawetan makanan dengan cara pengasapan juga cukup populer.

Jenis makanan yang paling sering diawetkan dengan metode pengasapan adalah ikan.

Namun, daging sapi dan daging babi juga bisa diasap hingga menjadi bacon atau spek.

Dengan menggunakan metode ini, kamu bisa membuat makanan jadi awet hingga bertahun-tahun.

Selain itu, aroma asap yang masih melekat pada makanan justru membuat cita rasa makanan tersebut jadi semakin sedap.

8. Pendinginan

Teknik pengolahan makanan dengan pengawetan secara tradisional yaitu dengan cara

Cara mengawetkan makanan yang terakhir ini pastinya sering kamu lakukan.

Suhu dingin dari lemari es atau freezer dipercaya dapat membunuh bakteri yang dapat mempercepat pembusukan pada makanan.

Namun, untuk beberapa jenis bahan makanan, seperti daging atau ayam, bisa disimpan di freezer hingga berbulan-bulan jika kamu sudah menggunakan cara yang tepat.

Sementara itu, makanan jadi biasanya hanya bisa awet sampai 1-2 minggu jika disimpan di dalam freezer.

***

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu ya, Sahabat 99.

Jangan lupa pantau terus artikel menarik lainnya lewat Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari rumah dijual di Pasar Rebo?

Cek saja pilihannya hanya di 99.co/id.