Tanda laptop asus sudah terisi penuh

Secara umum laptop-laptop terbaru besutan ASUS sudah dilengkapi software untuk mengatur mode pengisian daya. Opsi pengaturan ini bisa Anda temukan di software bawaan laptop yang bernama MyASUS. Jika belum ada, Anda bisa mengunduhnya melalui Windows Store.

Tiga mode pengisian daya ini disesuaikan dengan profil penggunaan kebanyakan pengguna laptop. Karena setiap orang punya gaya dan kebiasaan sendiri-sendiri dalam menggunakan laptop termasuk saat melakukan charging. Ada yang setelah baterai penuh lalu charger dilepas. Ada juga yang percaya bahwa tidak apa-apa charger tidak dilepas setelah baterai penuh, karena arusnya akan “dihentikan” oleh laptop. Jadi mana yang benar dan bisa membuat baterai paling awet? Simak artikel ini sampai selesai.

Tanda laptop asus sudah terisi penuh
Contoh mode pengisian daya baterai di ASUS Zenbook

Untuk mengakomodasi hal-hal tersebut, ASUS menyediakan tiga mode pengisian daya di laptop mereka. Hal ini juga saya temui di laptop saya, dan sudah saya gunakan selama beberapa waktu.

Tiga mode tersebut adalah :

  1. Mode kapasitas penuh
  2. Mode seimbang (direkomendasikan)
  3. Mode masa pakai maksimal

Tiga mode pengisian daya baterai tersebut erat kaitannya dengan cycle count baterai. Setiap baterai punya ketahanan yang berbeda yang biasanya dilambangkan melalui jumlah maksimal cycle count baterai.

Mengenal Cycle Count (CC) Baterai di Laptop

Setiap baterai perangkat elektronik memiliki Cycle Count (CC), hanya saja tidak semua brand laptop menampikan CC baterai di laptop mereka. Apple menjadi salah satu brand yang menampilkan CC di lini MacBook mereka. Apa itu cycle count? Satu cycle count adalah saat Anda menggunakan seluruh power baterai kemudian melakukan charging sampai penuh. Dalam satu hari misalnya, saat Anda menggunakan hanya sampai 50% kemudian di charge sampai penuh itu belum dihitung sebagai 1 CC.

Seperti komponen elektronik pada umumnya. Baterai laptop juga memiliki masa pakai. Umumnya bisa bertahan 300 – 500 cycle count. Ada juga yang menawarkan ketahanan lebih dari itu, tergantung jenis laptop dan kualitas baterai yang digunakan. Yang pasti, barang dipakai ada masanya akan rusak bahkan sampai perlu diganti. Hal tersebut adalah wajar. Namun tidak ada salahnya untuk melakukan “perawatan” baterai dengan melakukan charging sesuai kebiasaan Anda menggunakan laptop. Harapannya supaya baterai menjadi lebih awet.

Tanda laptop asus sudah terisi penuh
Contoh Cycle Count Pada Macbook

Pada gambar di atas adalah contoh keterangan cycle count pada sebuah Macbook. Tertulis cycle count sebanyak 368 kali. Artinya sejak pertama kali dipakai, pengguna Macbook itu sudah menggunakan daya laptopnya secara penuh sebanyak 368 kali. Lalu fokus pada tulisan Full charge capacity (mAh), terlihat terjadi penurunan dari normalnya sekitar 5500 menjadi 3687 mAh. Hal ini adalah wajar karena setiap kali baterai dipakai kapasitas aslinya akan berkurang seiring waktu sehingga baterai makin boros.

Mode charging yang berbeda (dicharge namun tidak sampai penuh) bisa dilakukan untuk mengurangi laju pertambahan cycle count. Hal inilah yang disediakan oleh ASUS pada laptop-laptop terbaru mereka. Mari kita simak satu persatu.

1. Mode Kapasitas Penuh

Ini adalah mode bawaan setelah Anda membeli laptop. Menurut ASUS dengan memilih mode ini, laptop bisa dicharge hingga kapasitasnya 100 persen. Mode ini cocok untuk Anda yang sering menggunakan laptop di luar rumah ataupun berpindah lokasi. Saat digunakan di rumah, laptop bisa dicharge sampai penuh 100 persen supaya saat Anda bekerja laptop siap digunakan.

2. Mode Seimbang

Di dalam keterangan, ASUS menyampaikan mode seimbang digunakan dalam rapat ataupun konferensi. Dengan memilih mode ini, laptop hanya akan bisa dicharge hingga kapasitasnya 80 persen saja. Ya, benar.. hanya sampai 80 persen. Setelah sampai di 80 persen akan berhenti melakukan charge dan ketika dibawah 78 persen laptop akan dicharge lagi. Begitu seterusnya.

Saya sering menggunakan mode ini, karena merasa 80 persen baterai di laptop saya sudah cukup dibawa pergi ke kampus maupun perpustakaan tanpa takut kehabisan baterai. Baru kemudian di rumah laptop saya pakai sambil dicharge.

3. Mode Masa Pakai Maksimal

Mode ini cara kerjanya sama dengan mode seimbang. Hanya saja pengisian daya hanya bisa dilakukan sampai 60 persen. Laptop akan berhenti dicharge ketika mencapai 60 persen, dan melakukan charging lagi saat baterai di bawah 58 persen. Menurut saya, yang cukup sering membawa laptop ke luar rumah baterai 60 persen masih terlalu sedikit.

Namun jika Anda hanya menggunakan laptop di ruangan tanpa membawanya pergi, misalnya untuk kegiatan di kasir, mengetik di rumah, mode ini saya sarankan untuk memperpanjang masa pakai baterai.

Kesimpulan

Salut kepada brand-brand laptop yang sudah mulai menyediakan mode pengisian daya baterai untuk laptop mereka. Dengan fitur seperti ini pengguna bisa memilih profil charging sesuai kebiasaan dan kebutuhan mereka.

Jika Anda sering menggunakan laptop di luar rumah dan berpindah tempat maupun sedang melakukan travelling, pilih mode kapasitas penuh supaya baterai laptop bisa dicharge sampai 100 persen. Jika Anda sesekali membawa laptop ke luar rumah gunakan mode seimbang. Jika Anda hanya menggunakan laptop di rumah dan jarang membawanya keluar rumah pilih saja mode masa pakai maksimal.

Anda juga tidak perlu khawatir untuk bergonta-ganti mode, karena hal itu bisa dilakukan dengan mudah. Tinggal membuka software MyASUS dan pilih mode yang ingin dipilih. Misalnya Anda sedang menggunakan mode masa pakai maksimal dan ingin pergi membawa laptop, pindah ke mode kapasitas penuh supaya bisa dicharge sampai 100 persen.

Itulah cara memilih mode pengisian daya pada laptop ASUS, supaya umur pakai baterai bisa lebih panjang dan terhindar dari kejadian baterai ngedrop. Saya juga mengingatkan, saat bepergian tak ada salahnya membawa charger. Jaga-jaga siapa tahu Anda akan memakai laptop lebih lama di luar rumah.

Sebenarnya, mana yang lebih baik, jika baterai laptop sudah penuh 100%, apakah charger laptop harus dilepas dan hanya menggunakan baterai ataukah cukup aman untuk membiarkan colokan charger tetap tertancap? Mana yang lebih baik untuk baterai laptop anda?

Anda masih bisa menambahkan pertanyaan seputar baterai laptop seperti apakah laptop yang terus menerus di charge akan membuat baterainya cepat rusak karena kelebihan arus dan mengalami overheating?

Ketika anda menggunakan laptop dalam perjalanan, di kantor, cafe, atau tempat lain yang ketersediaan colokan listrik agak terbatas dan harus berbagi dengan pengguna lain, maka biasanya tidak akan ragu untuk hanya mengandalkan baterai laptop untuk menyalakannya. Baru setelah kapasitas baterai menurun sampai sekitar 20% kita akan mencari colokan listrik.

Berbeda lagi dengan ketika kita dirumah, kita bisa seharian membiarkan charger tertancap terus meskipun baterai laptop sudah penuh. Buat yang sering main game di laptop, sering melakukannya kan?

Khusus buat anda yang baterai laptopnya sudah bermasalah, silahkan baca Baterai Laptop Asus, Acer, Lenovo, Toshiba, Apple Paling Murah.

Mana yang lebih aman?

Jawabannya agak ribet. Karena tidak bisa dengan serta merta langsung dijawab “Tidak masalah terus di charger” atau “Jangan! Jangan terus di charge!”

Untuk menjawab dengan tepat, kita harus mempertimbangkan desain pendingin laptop, tipe baterai yang digunakan, dan juga charger yang digunakan.

Tanda laptop asus sudah terisi penuh
Jika Baterai Laptop Sudah 100%, Apakah Sebaiknya Charger Dilepas?

Ok, begini:

Yang membuat baterai laptop cepat rusak adalah panas – dan juga semua baterai. Jadi, kita bisa mengatakan kalau keduanya, melepas charger dari laptop ketika baterai sudah 100% atau tetap terus menancapkannya, tidak akan membuat banyak perbedaan berarti, alias sama saja.

Ketika baterai laptop sudah penuh 100%, maka laptop akan secara otomatis menggunakan tenaga listrik dari charger dan menghentikan proses pengisian baterai. Jadi anda tidak perlu khawatir akan terjadi pengisian berlebih.

Usia pakai baterai laptop biasanya berkisar antara 2 sampai 3 tahun untuk penggunaan normal. Jadi, jika baterai laptop anda sudah berumur 2 tahunan kemudian anda mulai merasa lebih cepat habis, maka itu adalah hal yang normal.

Dan ingat, penghitungan usia baterai laptop itu bukan dimulai sejak anda pertama kali menyalakan laptop setelah mengeluarkannya dari kardus, melainkan sejak pertama kali dia dibuat.

Jika baterai laptop anda sudah berjenis Li-Ion, maka upayakan untuk senantiasa menjaga kapasitasnya tetap di atas 80%, kecuali terpaksa sekali. Semakin sering baterai Li-Ion terpakai dayanya sampai sedikit sekali atau sama sekali habis, maka kemungkinan umur pakainya akan berkurang akan semakin besar. Silahkan baca lebih lanjut di http://en.wikipedia.org/wiki/Lithium-ion_battery

Jadi?

Kesimpulannya adalah anda bisa mencabut charger setelah baterai laptop sudah penuh 100%atau membiarkannya saja tetap tercolok. Dengan catatan laptop tidak digunakan untuk kegiatan komputasi yang berat yang mungkin akan membuat laptop menjadi panas, seperti bermain game 3D yang berat.

baca juga:

Ketika anda dirumah, atau di tempat yang memungkinkan anda mencolokkan charger dan hendak mengerjakan sesuatu yang relatif berat dan akan membuat laptop anda agak panas, jika mungkin, lepaskan baterai laptop anda dan simpan di tempat yang sejuk.

Jika anda hanya akan mengetik, mengerjakan laporan, browsing internet, atau menonton film dan main game yang ringan-ringan, tidak masalah untuk tetap mencolokkan charger.

Bagaimana? Jika anda punya pendapat lain atau pertanyaan seputar baterai laptop, jangan ragu untuk menuliskannya dengan berkomentar. Jangan lupa share dan like-nya ya….