Surat dalam alquran yang menjelaskan tentang sahabat

Sambungan artikel PERTAMA

3. Shadiq

Kelak orang-orang yang tersesat meratapi nasibnya pada hari Kiamat; “Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa. Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa’at seorangpun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab.” (Surah asy-Syu’ara [26]: 99-101).

Kata shadiq berasal dari kata shidq yang berarti kejujuran. Orang yang jujur adalah teman sejati. Seseorang yang berkawan tanpa ada motif atau niat tertentu. Ia tak akan meninggalkan kawannya hanya karena ia jatuh miskin, misalnya. Saat temannya tersesat, ia justru tampil sebagai pengingat yang lembut. Mengajak agar kembali ke jalan yang lurus. Tipe kawan seperti ini niscaya kekal selamanya, di dunia dan di akhirat.

4. Shahib

Shahib adalah seseorang yang menyertai kawannya dalam keseharian. Ia bisa jadi tetangga, rekan kuliah, atau teman seperjalanan. Seorang shahib adalah yang bersikap baik kepada Anda. Stay in touch. Punya perhatian agar kawannya senantiasa berbuat baik. Allah menyebut Nabi Muhammad di hadapan Quraisy dengan sebutan shahib.

وَمَا صَاحِبُكُم بِمَجْنُونٍ

“…Dan tidaklah temanmu (Muhammad) adalah orang yang gila.” (Surah at-Takwir [81]: 22).

5. Walijah

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تُتْرَكُواْ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّهُ الَّذِينَ جَاهَدُواْ مِنكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُواْ مِن دُونِ اللّهِ وَلاَ رَسُولِهِ وَلاَ الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Surah at-Taubah [9]: 16).

Kata ini hanya muncul sekali di dalam al-Qur’an. Berasal dari kata kerja “walaja” yang bermakna “memasukinya”. Walijah ialah orang yang benar-benar masuk ke dalam kehidupan pribadi Anda. Seorang terpercaya dalam urusan pribadi sekalipun. Allah melarang orang beriman memiliki jenis hubungan seperti ini dengan orang kafir.

6. Bithanah

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لاَ يَأْلُونَكُمْ خَبَالاً وَدُّواْ مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاء مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (Surah Ali Imran [3]: 118).

Allah mengisyaratkan berbagi rahasia itu boleh kepada jenis kawan seperti ini. Tapi tidak kepada orang kafir. Kata “bathn” sendiri berarti perut, rongga tubuh manusia yang paling dalam.

7. Khadzul

لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً

“Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari peringatan (al-Quran) ketika ia telah datang kepadaku dan adalah syaitan itu teman yang berkhianat kepada manusia. (Surah al-Furqan [25]: 29)

Ini adalah jenis pertemanan yang fana, penuh kepalsuan. Mereka mengaku sebagai kawan yang paling setia. Nyatanya, ia berpaling ketika ia dibutuhkan. Setan digelari khadzulkarena telah berjanji menjadi teman setia manusia. Ia menjadikan kemaksiatan tampak indah di depan mata. Tapi ia hanya berdusta semata memperdaya syahwat manusia.

8. Khadn

فَانكِحُوهُنَّ بِإِذْنِ أَهْلِهِنَّ وَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ مُحْصَنَاتٍ غَيْرَ مُسَافِحَاتٍ وَلاَ مُتَّخِذَاتِ أَخْدَانٍ فَإِذَا أُحْصِنَّ فَإِنْ أَتَيْنَ بِفَاحِشَةٍ فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا عَلَى الْمُحْصَنَاتِ مِنَ الْعَذَابِ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ مِنْكُمْ وَأَن تَصْبِرُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“…Karena itu nikahilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita-wanita yang mengambil laki-laki hanya sebagai teman mainnya.” (Surah an-Nisa [4]: 25).

Perkawanan jenis ini termasuk yang dilarang dalam syariat Islam. Allah memerintahkan laki-laki yang beriman untuk menikahi wanita-wanita yang suci dan bukan wanita pengumbar nafsu yang kerjanya hanya memamerkan aurat dan tipu daya terhadap lelaki. Ironisnya, tak sedikit para remaja Muslim terjebak dalam jenis pertemanan ini. Berbagai macam istilah melekat. Sebut saja misalnya, “pacaran Islami” atau “teman tapi mesra”.

9. Qarin

Qarana berarti “menghubungkan”. Qarin adalah teman yang selalu jalan keluar bareng dengan kawannya. Dia memiliki selera yang sama. Boleh jadi ia juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu bersama Anda. Menyukai olahraga yang sama atau menikmati siaran TV yang sama.
Dalam surga kelak, seseorang akan mengingat qarin-nya ketika di dunia.

قَالَ قَائِلٌ مِّنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ

“…Berkatalah salah seorang di antara mereka; “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman” (Surah ash-Shaffat [37]: 51).

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلَالٍ عَلَى الْأَرَائِكِ مُتَّكِؤُونَ
لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ

“…Ia berkata (pula); “Demi Allah, Sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku, jikalau bukan karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka). (Surah Yasin [36]: 56-57).

10. Khalil

Kata “khilal” berarti “menyambung” atau “terus-menerus”. Berarti khalil adalah seseorang yang terus-menerus menyokong kawannya. Posisinya sangat dekat dan menjadikan kawannya merasa bahagia selalu. Tiadanya, menjadikan diri memendam rindu dan selalu memikirkan tentangnya. Inilah pujian sempurna dari Allah kepada Nabi Ibrahim.

وَمَنْ أَحْسَنُ دِيناً مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لله وَهُوَ مُحْسِنٌ واتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفاً وَاتَّخَذَ اللّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً

“…Dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya.” (Surah an-Nisa [4]: 125).

Alhasil, dengan adanya pembagian jenis kawan di atas, sesungguhnya menyisakan pertanyaan selanjutnya. Seperti apa jenis perkawanan kita selama ini? Adakah diri ini termasuk kawan yang terpuji atau justru sebaliknya?*

Rep: Karina Chaffinch
Editor: -

AGAMA islam telah mengingatkan kita soal bagaimana berteman. Saking pentingnya seorang teman, ada banyak ayat Al-Quran tentang teman yang buruk, karena walau bagaimanapun, teman dengan sifat demikian, akan membawa kita menjadi seperti dia, atau minimal terpengaruh.

Dalam surat Al-Kahfi ayat 28 misalnya, Allah memerintahkan kita untuk berteman akrab dengan orang-orang yang ahli ibadah dan senantiasa menjaga ketaatannya kepada allah serta berpaling dari orang yang lalai dan hanya memperuntutkan hawa nafsunya semata.

Rasulullah juga sudah memberikan rambu-rambu untuk selektif dalam memilih teman, “Seseorang itu berada di atas agama temannya. Maka hendaklah salah seorang dari kamu memperhatikan dengan siapa ia berteman” (HR. Tirmidzi). Dua dalil tersebut cukup kiranya menjadi dasar untuk berhati-hati dalam memilih teman. Karena sangat dimungkinkan seseorang terpengaruh oleh akhlak dari teman dekatnya.

Didalam Al-Quran ada sejumlah ayat tentang teman yang buruk yang dapat dijadikan pengingat untuk berhati-hati dalam berteman. Dikutip dari halaman Mutiaraislam, berikut ayat-ayat tersebut.

Ayat Al-Quran Tentang Teman yang Buruk: Q.S Al-Furqan: 27-29

Surat dalam alquran yang menjelaskan tentang sahabat
Ilustrasi. foto: unsplash

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا * يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا * لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

“Dan ingatlah pada hari (ketika) orang-orang dzalim menggigit dua jarinya (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai, sekiranya dulu aku mengambil jalan bersama Rasul. (27) Wahai, celakalah aku, sekiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku), (28) sungguh dia telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”

Ayat Al-Quran Tentang Teman yang Buruk: Q.S As-Shaffat: 50-57

فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ * قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ * يَقُولُ أَإِنَّكَ لَمِنَ الْمُصَدِّقِينَ * أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَدِينُونَ * قَالَ هَلْ أَنْتُمْ مُطَّلِعُونَ * فَاطَّلَعَ فَرَآهُ فِي سَوَاءِ الْجَحِيمِ * قَالَ تَاللَّهِ إِنْ كِدْتَ لَتُرْدِينِ * وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّي لَكُنْتُ مِنَ الْمُحْضَرِينَ

“Lalu mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bercakap-cakap. (50) Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya dahulu (di dunia) aku pernah mempunyai seorang teman, (51) yang berkata, “Apakah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang membenarkan (hari kebangkitan)? (52) Apabila kita telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?” (53) Dia berkata, “Maukah kamu meninjau (temanku itu)?” (54) Maka dia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu berada di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala. (55) Dia berkata, “Demi Allah, engkau hampir saja mencelakakanku, (56) dan sekiranya bukan karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka).” (57)”

BACA JUGA: Berikut Ayat-ayat Al-Quran yang Berkaitan dengan Rezeki, Disarankan Dibaca Saat Shalat Dhuha

Ayat Al-Quran Tentang Teman yang Buruk: Q.S Fusshilat: 25

وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُمْ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ

“Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman (setan) yang memuji-muji apa saja yang ada di hadapan dan di belakang mereka, dan tetaplah atas mereka putusan azab bersama umat-umat terdahulu sebelum mereka dari (golongan) jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi.”

Ayat Al-Quran Tentang Teman yang Buruk: Q.S Fusshilat: 29

Surat dalam alquran yang menjelaskan tentang sahabat
Ilustrasi. foto: unsplash

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا رَبَّنَا أَرِنَا اللَّذَيْنِ أَضَلَّانَا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ نَجْعَلْهُمَا تَحْتَ أَقْدَامِنَا لِيَكُونَا مِنَ الْأَسْفَلِينَ

“Dan orang-orang yang kafir berkata, “Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua golongan yang telah menyesatkan kami, yaitu (golongan) jin dan manusia, agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami agar kedua golongan itu menjadi yang paling bawah (hina).”

Ayat Al-Quran Tentang Teman yang Buruk: Q.S Qaf: 23-28

وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ * أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ * مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ * الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ * قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ * قَالَ لَا تَخْتَصِمُوا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُمْ بِالْوَعِيدِ

“Dan (malaikat) yang menyertainya berkata, “Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.” (23) (Allah berfirman), “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka Jahanam semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, (24) yang sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas dan bersikap ragu-ragu, (25) yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain, maka lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras.” (26) (Setan) yang menyertainya berkata (pula), “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (27) (Allah) berfirman, “Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, dan sungguh dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu”. (28)”

BACA JUGA: Berikut 8 Motivasi Ayat Al-Quran

Ayat Al-Quran Tentang Teman yang Buruk: Q.S Al-Mujadalah: 22

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu adalah bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah Allah tanamkan keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.”[]

SUMBER: MUTIARAISLAM | TAFSIRALQURAN