Substansia grisea merupakan bagian otak yang tersusun dari

Substansia grisea merupakan bagian otak yang tersusun dari

Perbedaan substansi putih (alba) dan substansi kelabu (grisea) antara otak dan sumsum tulang belakang adalah letak atau posisinya. Pada otak, substansi grisea terletak di korteks (bagian luar) dan substansi alba terletak di medula (bagian dalam). Hal ini berkebalikan dengan letak substansi gelap dan substansi terang di sumsum tulang belakang. Yaitu bagian luar atau tepi adalah substansi alba, sedangkan bagian dalamnya adalah substansi grisea.

Pembahasan

Otak dan sumsum tulang belakang merupakan bagian dari sistem saraf pusat pada manusia. Sistem saraf pusat dilindungi oleh selaput meninges. Selaput ini terdiri dari lapisan durameter (luar) yang melekat pada tengkorak, arachnoid (tengah), dan piameter (dalam) yang merupakan lapisan tipis dan mengandung banyak sel darah.  

Pelajari lebih lanjut tentang saraf pada manusia di: brainly.co.id/tugas/18815162.

Otak terdiri dari bagian-bagian yaitu:

1. Otak Besar  

  • Berfungsi dalam mengatur hampir mayoritas kegiatan/aktivitas tubuh yang disadari, kecerdasan, intelektual, penalaran dan lain-lain.  
  • Otak besar atau serebrum adalah bagian yang paling besar dan menonjol dari otak. Terdiri dari 2 belahan yaitu belahan kiri dan kanan dimana tiap belahan sebagian besar untuk mengatur kinerja bagian tubuh yang berlawanan.
  • Serebrum secara struktur terdiri dari 2 lapisan, yaitu:

1. Korteks (bagian luar)

Merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu disebut substansi grissea atau grey matter. Bagian ini mengandung banyak badan sel saraf. Sel saraf ini saling berhubungan satu sama lain membentuk seperti untaian rantai sehingga informasi yang diterima oleh satu sel saraf dapat diteruskan melalui komunikasinya dengan sel saraf lain.

2. Medula (bagian dalam)

Merupakan lapisan berwarna putih disebut dengan substansi alba. Mengandung banyak neurit/akson dan dendrit.

Pelajari lebih lanjut tentang bagian-bagian sel saraf di: brainly.co.id/tugas/3712083.  

  • Otak besar mempunyai 4 lobus yaitu:

1. Lobus frontalis

Terletak dibagian depan serebrum. Berfungsi untuk pengendali gerak otot rangka dan proses intelektual.

2. Lobus oksipitalis

Terletak di bagian belakang sebagai pusat penglihatan.

3. Lobus temporalis

Terletak di bawah lobus parietak tepatnya bagian sisi otak besar. Berfungsi sebagai pusat pendengaran, penciuman dan pengecap.

4. Lobus parietalis

Terletak di belakang lobus frotal berada di sisi atas, berperan dalam pengaturan perubahan kulit dan otot.

2. Otak kecil atau serebelum

  • Berfungsi sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
  • Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

3. Sumsum lanjutan atau medulla oblongata

  • Berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan.
  • Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum lanjutan pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

4. Sumsum tulang belakang  atau medulla spinalis

  • Berperan dalam menghantarkan impuls dari dan ke otak serta mengendalikan mekanisme gerak refleks.  
  • Gerak refleks merupakan gerak spontan yang tidak disadari. Contohnya adalah gerak tangan menghindar saat tertusuk duri.  
  • Adapun urutan jalannya rangsang secara umum adalah sebagai berikut:  rangsang -> reseptor -> saraf sensorik -> pusat saraf -> saraf motorik -> efektor -> tanggapan

Pelajari lebih lanjut tentang mekanisme gerak biasa dan contohya di: brainly.co.id/tugas/1066260.  

Detil jawaban

Kelas: 3 SMP

Mapel: Biologi

Bab: Sistem koordinasi pada manusia

Kode: -

#AyoBelajar

Masing-masing bagian sumsum tulang belakang, yaitu servikal, toraks, lumbal, dan sakral, memiliki akar saraf yang muncul di kanan dan kirinya. Akar-akar saraf ini terdiri akar saraf ventral (anterior) yang mengandung neuron motorik, serta akar saraf dorsal (posterior) yang mengandung neuron sensorik.

Kedua macam akar saraf tersebut bersatu dan membentuk saraf tulang belakang. Terdapat 31 pasang saraf tulang belakang yang terbagi ke dalam lima bagian, yaitu delapan pasang saraf di bagian servikal (leher), 12 pasang saraf di toraks (dada), lima pasang saraf di lumbal (perut), lima pasang saraf di sakral (panggul), serta 1 pasang saraf lagi di yang berada di ruas tulang ekor (koksigeal).

Saraf-saraf tulang belakang inilah yang kemudian menghubungkan sumsum tulang belakang dengan berbagai bagian di tubuh, serta menghantarkan impuls ke dan dari otak melalui medula spinalis ke lokasi tubuh tertentu.

Fungsi sumsum tulang belakang

Apa saja fungsi medula spinalis?

Medula spinalis memiliki tiga fungsi penting dalam mengontrol dan mengoordinasikan tubuh manusia. Ketiga fungsi sumsum tulang belakang tersebut adalah:

Salah satu fungsi dari medula spinalis adalah mengumpulkan dan membawa sinyal atau informasi sensorik yang diterima dari anggota tubuh atau organ indera ke otak. Sinyal atau informasi tersebut bisa berupa sensasi sentuhan, tekanan, suhu (panas atau dingin), dan rasa nyeri. Informasi ini kemudian akan diproses oleh otak untuk memberi respons.

Selain ke otak, medula spinalis juga berfungsi membawa sinyal atau informasi dari otak ke otot atau organ tubuh tertentu. Informasi ini bisa disampaikan ke otot tangan, lengan, jari, tungkai, kaki, atau bagian tubuh lainnya untuk mengontrol gerak (motorik). Misalnya, ketika Anda ingin berjalan, sumsum tulang belakang membawa informasi dari otak ke otot kaki dan memerintahkannya untuk melangkah secara berulang.

Selain itu, sinyal atau informasi juga bisa dibawa ke jantung, paru-paru, atau organ tubuh lainnya untuk menjalankan fungsi otonom, seperti mengontrol detak jantung, bernapas, tekanan darah, dan lain sebagainya.

Medula spinalis juga berperan dalam mengontrol gerakan-gerakan refleks pada tubuh manusia. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau pintas, yaitu tanpa diolah terlebih dahulu oleh otak.

Salah satu contohnya adalah gerak refleks pada lutut yang tiba-tiba tersentak saat diketuk di titik tertentu. Dilansir dari laman Arizona State University, pada gerak refleks lutut, neuron sensorik secara langsung terhubung ke neuron motorik di medulla spinalis, tanpa diproses terlebih dahulu di otak. Oleh karena itu, proses ini memberikan respon yang lebih cepat dari gerak motorik pada umumnya.

Penyakit sumsum tulang belakang

Penyakit atau gangguan sumsum tulang belakang adalah kondisi yang menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang. Kondisi atau penyakit tersebut bisa beragam. Beberapa dari penyakit atau gangguan pada medula spinalis adalah:

Cedera tulang belakang adalah kerusakan pada bagian mana pun dari medula spinalis atau saraf di ujung kanal tulang belakang (cauda equina). Kondisi ini dapat terjadi karena kejadian traumatis, seperti kecelakaan atau jatuh, yang merusak tulang belakang (patah tulang belakang), ligamen, cakram tulang belakang, atau sumsum tulang itu sendiri.

Namun, cedera tulang belakang juga bisa terjadi karena penyakit tertentu, seperti kanker, arthritis (radang sendi), osteoporosis, dan peradangan di medula spinalis. Kondisi ini dapat menimbulkan perubahan permanen pada kekuatan, sensasi, dan fungsi tubuh lainnya di bawah lokasi cedera.

Stenosis tulang belakang (spinal stenosis) terjadi ketika pertumbuhan tulang atau jaringan yang berlebihan mempersempit ruas tulang belakang, hingga dapat memengaruhi akar saraf. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala terkait sistem saraf, seperti mati rasa hingga kelumpuhan di area tungkai dan kaki.

Multiple sclerosis adalah penyakit yang berpotensi melumpuhkan sistem saraf pusat, yaitu otak dan medula spinalis. Pada penderita multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuhnya menyerang selaput pelindung saraf (mielin) hingga menyebabkan masalah komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan permanen atau kemunduran saraf.

Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit sistem saraf yang memengaruhi sel-sel saraf di otak dan medula spinalis. Penyakit ini dapat melemahkan hingga menghancurkan neuron motorik tubuh sehingga menyebabkan hilangnya kontrol otot, seperti kesulitan berjalan atau bicara.

Apa saja ciri-ciri atau gejala penyakit sumsum tulang belakang?

Kerusakan pada medula spinalis dapat menimbulkan berbagai gejala, termasuk yang terkait dengan sistem saraf. Gejala ini bisa dirasakan di sekitar area tulang belakang, tetapi juga dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya, seperti lengan dan tungkai kaki.

Beberapa gejala atau ciri-ciri yang mungkin timbul akibat penyakit atau gangguan sumsum tulang belakang adalah:

  • Nyeri atau sakit punggung.
  • Kejang otot yang tidak terkontrol.
  • Kelemahan, mati rasa, atau bahkan kelumpuhan anggota tubuh.
  • Perubahan refleks tubuh.
  • Kehilangan kontrol saluran kemih atau usus.

Jika Anda mengalami gejala atau ciri-ciri tersebut, terutama jika berulang dan tak kunjung sembuh, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memberikan diagnosis dan perawatan yang tepat sesuai kondisi Anda.