Spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium

oleh

Alit Adi Sanjaya


Secara ilmiah fungi berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari dua sel induknya (Pelczar, et al., 1986).  Spora seksual yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora seksual yang dapat dihasilkan, yaitu sebagai berikut (Pleczar, et al., 1986 dan Tortora, et al., 2003).

1.      Konidiospora atau konidium

Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium. Konidium yang besar bersel banyak disebut makrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.

2.      Sporangiospora

Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantong yang disebut sporangium di ujung hifa khusus (sporangiosfor). Alpanospora ialah sporangiospora nonmotil. Zoospora ialah sporangiospora yang motil, motilitasnya disebabkan oleh adanya flagelum.

3.      Oidium atau artrospora

Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.

4.      Klamidiospora

Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten dengan keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatik.

5.      Blastospora

Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blatospra.

Spora seksual. Yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus terbentuk lebih jarang dan jumlahnya yang lebih sedikit dibandingkan dengan spora aseksual dan terbentuk dalam keadaan tertentu. Ada beberapa tipe spora seksual yaitu sebagaia berikut.

1.      Askospora

Sopra bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantong yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.

2.      Basidiospora

Spora bersel satu ini terbentu diatas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.

3.      Zigospora

Zigospora adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.

4.      Oospora

Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium. Pembuahan telur, atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium dapat ada satu atau beberapa oosfer. 

Daftar pustaka tidak dicantumkan.


Page 2

Fungi atau jamur merupakan kelompok organisme eukariot, kebanyakan multiseluler namun ada yang uniseluler dengan ciri khas yaitu talusnya berupa benang-benang hifa yang membentuk miselium dan memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organik secara langsung (bersifat heterotrof). Jamur tersebar luas di alam, kebanyakan hidup bebas di darat dan di air.

Spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium

Bersama bakteri, fungi merupakan organisme utama dalam penghancuran bahan organik, dengan demikian organisme ini memegang peranan amat penting dalam nutrisi tumbuhan hidup. Jamur dimanfaatkan dalam makanan, ilmu kedokteran, dan proses-proses industri. Organisme ini juga menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan.

Menurut pendapat para mikologiwan, fungi merupakan sekelompok makhluk hidup tersendiri yang menduduki regnum sama dengan Plantae dan Animalia. Jamur bukan tumbuhan bukan pula binatang. Hifa mengandung nukleus dan sitoplasma, dapat dipisah-pisahkan oleh dinding sekat (septum) menjadi sel-sel atau segmen, maka hifa itu dinamai hifa berseptum (septat). Jika tidak dipisahkan oleh septum, hifa seperti tabung bersambungan disebut aseptat.

Ciri-ciri jamur adalah:

 Tidak memiliki klorofil.

 Tubuhnya terdiri dari filamen atau benang bercabang-cabang yang disebut hifa.

 Benang hifa berkumpul membentuk suatu anyaman masa atau gumpalan yang disebut miselium.

 Cara hidupnya bersifat heterotrof, baik parasit ataupun saprofit.

Jamur dapat tumbuh subur pada lingkungan yang sudah tersedia makanan (zat organik), suhu, kelembaban yang sesuai, pH kurang dari 7, dan lingkungan yang beroksigen walaupun kebutuhan oksigennya rendah. Sebagaimana dijumpai pada alga, reproduksi jamur dilakukan dengan pembentukan spora secara seksual dan aseksual. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari macam-macam spora aseksual dan seksual jamur atau fungi. Berikut ini penjelasannya.

Jenis-Jenis Spora Aseksual Fungi (Jamur)

Reproduksi aseksual yang paling sederhana adalah dengan fragmentasi talus. Fragmen-fragmen talus yang terpisah dapat tumbuh menjadi jamur yang utuh. Jamur uniseluler berkembang biak dengan membelah diri. Semua jamur dapat membentuk tunas atau kuncup.

Kuncup berkembang dari permukaan hifa. Sel pada hifa tersebut kemudian mengalami pembelahan nukleus, satu nukleus mengisi kuncup dan nukleus yang lain tetap berada di dalam sel semula. Dalam satu hifa dapat dibentuk lebih dari satu kuncup sekaligus. Kuncup dapat segera melepaskan diri dari hifa induk dan tumbuh membentuk jamur baru.

Perkembangbiakan aseksual pada jamur yang paling utama adalah dengan membentuk spora aseksual haploid (sering disebut mitospora yaitu spora yang dihasilkan dari pembelahan mitosis). Sebuah jamur dapat menghasilkan hingga lebih dari 12 milyar spora pada setiap badan buahnya, bahkan jamur yang lebih besar dapat mencapai ratusan milyar. Perhatikan gambar bentuk-bentuk spora aseksual jamur berikut ini.

Spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium
Macam-Macam Bentuk Spora Aseksual Jamur

Spora merupakan alat penyebaran yang utama pada jamur. Spora aseksual terdiri dari beberapa jenis yaitu seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

No.

Spora Aseksual

Keterangan

1.

Konidiospora

Kondiospora atau konidium adalah spora yang dibentuk di ujung atau sisi suatu hifa. Konidium kecil bersel satu disebut mikrokonidia, sedangkan konidium yang besar dan bersel banyak disebut makrokonidia.

2.

Sporangiospora

Dibentuk di dalam kantong yang disebut sporangium yang terletak pada ujung hifa khusus yang disebut sprangiosfor. Sporangiospora ada yang dapat bergerak menggunakan flagella disebut zoospora dan ada pula yang tidak dapat bergerak (nonmotil) disebut aplanospora.

3.

Arthrospora

Arthrospora disebut juga oidium merupakan spora yang terbentuk pada sel-sel hifa yang terputus.

4.

Klamidospora

Merupakan spora bersel satu dan berdinding tebal yang dibentuk ketika keadaan lingkungan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan jamur. Spora ini sangat tahan (resisten) terhadap lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan dan paparan bahan kimia.

5.

Blastospora

Merupakan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler yaitu khamir.

Perkembangbiakan seksual pada jamur melalui beberapa tahap yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis. Jamur tidak mempunyai alat kelamin jantan dan betina, yang ada adalah hifa (+) dan hifa (). Plasmogami merupakan proses terjadinya fusi dari dua protoplas dari sel-sel hifa (+) dan () yang bersesuaian. Plasmogami dapat terjadi melalui konjugasi, isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, dan somatogami.

Setelah plasmogami, dihasilkan sebuah sel yang mempunyai dua nukleus (dikarion) karena nukleus dari kedua sel tidak langsung bergabung. Pada beberapa jamur periode dikarion ini berlangsung cukup lama. Dua nukleus itu kemudian mengalami kariogami (penyatuan nukleus) menghasilkan sel dengan nukleus diploid yang disebut zigot.

Spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium
Macam-Macam Bentuk Spora Seksual Jamur

Setelah terjadi kariogami, zigot yang terbentuk segera melakukan pembelahan meiosis menghasilkan spora-spora seksual yang haploid (spora seksual sering disebut meiospora). Beberapa jenis spora seksual adalah sebagai berikut.

No.

Spora Seksual

Keterangan

1.

Askospora

Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang dinamakan askus. Dalam setiap askus terdapat askospora.

2.

Basidiospora

Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.

3.

Zygospora

Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-ujung dua hifa yang serasi yang dinamakan gametangia.

4.

Oospora

Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahan (oosfer) dan akan menghasilkan oospora.

Spora yang dihasilkan apabila jatuh pada lingkungan yang sesuai akan tumbuh membentuk hifa, kemudian bercabangcabang membentuk miselium. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih tahan (adaptif) terhadap kondisi lingkungan.

Klasifikasi Fungi (Jamur)

Saat ini telah dikenal lebih dari 60.000 jenis jamur. Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksinya menjadi tiga divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Berikut ini tabel ciri-ciri divisi pada jamur (Campbell, 1998: 576).

No.

Divisi

Ciri-Ciri

1.

Zygomycota

Tidak bersepta, spora seksual dengan zigospora, dan spora aseksual dengan sporangiospora. Contohnya, Rhizopus.

2.

Ascomycota

Bersepta, spora seksual dengan askospora, dan spora aseksual dengan konidiospora. Contohnya, Saccharomyces.

4.

Basidiomycota

Bersepta, spora seksual dengan basidiospora, dan umumnya tidak memiliki spora aseksual. Contohnya, Auricularia.